“Sebenarnya ada sesuatu yang selama ini mengganjal di hatiku, tapi aku selalu takut untuk menanyakannya,” jawab Hanna yang kini mulai memberanikan hatinya, agar bertanya tentang apa yang ingin Ia ketahui selama ini.“Katakan saja Hanna, aku pasti akan mengatakan apa yang aku tahu kepadamu.”Hanna tersenyum, lalu ia mengatur nafasnya. “Aku sempat melihat anda menggenggam sebuah foto beberapa waktu lalu, dan foto itu terlihat seperti foto ayahku saat dia masih muda. Bagaimana anda bisa memilikinya?” tanya Hanna.Mbah Ruti terdiam seperti Kehilangan kata-kata. “Apa kamu yakin jika itu adalah foto ayahmu sewaktu muda?” tanya mbah Ruti.Hanna terdiam karena ia pun tak pasti, saat itu ia melihat hanya sekilas dan tak jelas foto tersebut.“Hanna sebaiknya kita fokus menyelesaikan masalah Kelvin terlebih dahulu.”“Kenapa mbah Ruti tidak mau menjelaskan itu padaku?” tanya Hanna.“Karena aku belum siap menceritakan padamu.”Jawaban Mbah Ruti membuat Hana curiga tentang dugaannya selama ini. Nam
Ada hal yang membuat Kelvin sangat terkejut. Saat lelang sedang berjalan, kehadiran mbah Ruti, Hanna, dan Clayton. Keberadaan mereka membuatnya benar-benar ingin pingsan.‘Bagaimana bisa aku menjual sesuatu yang sangat berharga di hadapan orang yang pernah aku khianati? Apakah mereka datang untuk menertawakanku?’ batinnya.Namun meski demikian, semua itu terus berjalan hingga akhirnya mba Ruti mengangkat tangannya dan memberi harga villa tersebut langsung di angka 200 miliar.Angka yang memang terbilang cukup fantastis membuat tidak ada lagi orang yang berani menawar. Mereka tahu itu adalah harga yang paling tinggi dan sulit untuk dipertahankan. Sedangkan mereka pun tahu, jika masih banyak Villa mewah lainnya yang lebih murah dibanding Villa tersebut.“Aku rasa nyonya Trihapsari tidak tahu harga sesungguhnya dia memberi harga yang terlalu mahal,” ucap salah satu orang yang tak jauh dari Hanna. Mereka semua tentu tahu siapa wanita yang bersama Hanna.Sementara Hanna sendiri tidak tahu
Kelvin sudah bersiap. Ia akan datang ke perusahaan Bratayuda hari ini. Haris menatap Kelvin yang sudah berdiri dengan pakaiannya yang rapi.“Anda akan kesana hari ini?” tanya Haris.“Seperti yang disampaikan Nyonya Trihapsari kemarin, aku akan datang menemuinya di kantornya.” ucap Kelvin pada Haris.“Apa akan mengantarmu,” ucap Haris.“Tidak perlu. Dia bilang hanya kita berdua yang akan membahas masalah ini,” ucap Kelvin.“Sepertinya aku mulai tidak boleh mengerti apapun yang terjadi pada mantan bosku ini.”“Ayolah Haris, ini bukan kemauanku,” ucap Kelvin kembali.“Baiklah aku akan tetap mengantarmu dan menunggu di lobby. Tenang saja aku hanya akan mengantarmu sampai perusahaan dan tak akan ikut masuk,” ucap Haris. Bagaimanapun juga ia akan merasa bosan dirumah, karena tidak ada yang bisa ia kerjakan.“Oke.”Mereka pun berlalu menuju perusahaan mbah Ruti, atau yang mereka kenal sebagai Nyonya Trihapsari Bratayuda. Perjalanan tak terlalu lama hingga akhirnya mereka sampai. Kelvin pun m
“Apa yang kau takutkan?” tannya mbah Ruti. “Aku takut mengecewakan anda, nyonya. aku takut gagal memegang amanah dan aku takut tidak bisa membahagiakan Hanna,” jawaab Kelvin.“Hidupmu terlalu penuh ketakutan. Kamu belum berusaha untuk melakukan hal tersebut, tapi kamu sudah mengatakan tidak bisa mengatakannya. Apa kamu seorang pria?’ ucap mbah Ruti penuh keseriusan.“Mungkinkah aku sanggup?” tanya Kelvin kembali.“Tanyakan pada hatimu. Jika hatimu selalu penuh keraguan maka semuanya akan gagal, tapi jika hatimu penuh keyakinan maka percayalah, jika usahamu tidak akan membohongi hasil,” sahut mbah Ruti.Kelvin terdiam. Ini adalah kesempatan untuknya agar bisa keluar dari masalah besarnya. Namun Ia juga memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah mendapat uang tersebut. Ia bisa saja mencicil hutang-hutangnya pada mbah Ruti suatu saat nanti, dengan cara bekerja. Setidaknya otaknya masih bisa dipakai dalam masalah bisnis. Tapi masalahnya, membahagiakan Hanna apa dia mampu? Hanya itu ya
“Katakan padaku cara apa yang kamu miliki, agar aku bisa mendapatkan Hanna kembali, meluluhkan hatinya, dan membuat ia memaafkanku?” tanya Kelvin.“Emm, sebenarnya aku tidak terlalu yakin dengan cara ini, tapi yang jelas ini adalah satu-satu kelemahannya,” jawab Haris.“Bisakah kau katakan saja apa solusimu? jangan membuat aku penasaran dan marah padamu.” Sepertinya Kelvin tidak sabar untuk mengetahui ide Haris tersebut. “Anak anda, Clayton,” jawab Haris.“Clayton…?” tanya Kelvin seakan tidak mengerti apa yang dimaksud Harris.“Benar, Clayton adalah kelemahan juga kekuatan nona Hanna. Anda hanya harus membuat Clayton benar-benar tidak bisa ditinggalkan anda, Harus membuatnya tau bahwa anda sangat menyayanginya.Dan anda juga harus bisa membuat anak anda tidak bisa sedetikpun jauh dari anda. Aku yakin dengan demikian perlahan nona Hanna akan membuka hatinya kembali kepada anda.” jelas Haris.Kelvin pun terdiam sejenak, iya mencerna setiap ucapan Haris di dalam pikiran dan hatinya. Lal
Mbah Ruti tersenyum ke arah Kelvin, “Aku mengenalmu sejak Ayahmu masih ada di dunia ini, hanya saja kita tidak pernah bertemu. Tapi kepemimpinanmu sudah aku lihat sejak berkembangnya perusahaanmu itu. Jadi kamu tahu kan, jika aku tidak akan mengambil keputusan begitu saja tanpa aku mengetahui latar belakang dirimu, dan tanpa aku tahu resiko yang akan aku ambil.”Kelvin sekarang sangat paham jika mbah Ruti benar-benar tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Dia akan selalu memikirkan terlebih dahulu dan memastikan semua keputusan yang diambil adalah keputusan yang paling baik.“Terima kasih karena telah mempercayaiku, aku akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan ini,” ucap Kelvin.“Aku tidak hanya mengharapkan kamu melakukan yang terbaik hanya untuk perusahaan ini. Tentunya kamu masih ingat apa yang aku katakan kemarin bukan?” ucap mbah Ruti.Kelvin terdiam sejenak mencoba mengingat apa yang dimaksud mbah Ruti, lalu ia pun mengangguk. “Aku mengerti, tapi itu adalah hal pribad
Kelvin pun menatap ke arah mbah Ruti. Ia memberanikan diri untuk mengatakannya.“Aku tahu salah satu cabang perusahaan Bratayuda, tengah membutuhkan seorang manajer, karena manajer di kantor cabang tersebut telah dipecat. Jika anda mengizinkan, aku menyarankan anda agar Haris bisa bekerja di sana,” jelas Kelvin.Mbah Ruti terdiam sejenak mempertimbangkan saran Kelvin. “Apa dia benar-benar bisa bekerja di bidang itu?” tanya Mbah Ruti.“Aku rasa dia memilih otak yang cerdas. Sebelumnya dia selalu membantuku menyelesaikan setiap pekerjaan di perusahaanku dulu. Aku rasa dia bisa menangani kantor cabang tersebut,” ucap Kevin.“Kalau begitu ajak dia datang kemari besok bersamamu untuk menemuiku,” ucap mbah Ruti.“Maaf nyonya, sebenarnya dia ada di sini. Ia berada di bawah dengan para sopir lainnya,” jelas Kelvin.“Apa kamu menjadikannya sebagai supir pribadimu? orang yang selama ini membantumu dalam banyak hal, menjadi orang kepercayaanmu dulu, dan sekarang kamu jadikan seorang sopir?” tany
itu adalah anak mbah Ruti, Arumi. Dia benar-benar cantik. Hanna terus memindai wajahnya. ‘Benarkah aku mirip dengannya? sehingga mbah Ruti menganggap aku sebagai anaknya dan sangat baik padaku,’ batin Hanna. Ia pun mencari akun sosial media yang digunakan Arumi.Tidak ada, sepertinya wanita ini tidak menyukai social media sehingga tidak ada akun sosial media yang ia miliki. Atau mungkin karena memang akun sosial media yang ia miliki di privasi, sehingga tidak bisa ditemukan sembarang orang.Hanna terus menggulir dan mencari informasi tentang Arumi, namun ia tetap tak menemukan informasi tentang anak mbah Ruti tersebut.“Sepertinya dia tidak suka main sosial media,” gumam Hanna. Hanna kembali mencari sesuatu di internet, tpi kali ini bukan orang lain, melainkan tentang dirinya sendiri. Hanna menyerah, ia pun hanya asal mengetik. Dari nama ayahnya, hingga nama panggilan saat ia masih kecil. Namun siapa sangka keisengan jarinya membuat ia menemukan sesuatu yang tak pernah ia ketahui.S
Hana menyunggingkan senyuman kecil. “Tinggal duduk saja kenapa aku harus menyuruhnya? Bukankah selama ini kamu selalu melakukan apapun tanpa aku tahu, apalagi izin dariku?” ucap Hanna yang bernada sebuah sindiran.“Sepertinya aku adalah orang yang paling buruk di hidupmu, hingga penyesalan dan apapun yang terjadi padaku saat ini tidak bisa membuatmu bisa memaafkan aku,” sahut kelvin yang langsung duduk dan menatap ke arah Hanna.“Kalau kamu sadar, maka itu lebih baik,” ucap Hana yang kembali menatap ke layar laptopnya.Hanna melirik ke arah Kelvin yang dia menatapnya. Ia pun tak mau memperdulikan hal tersebut, dan terus fokus ke layar laptop.“Jika kamu datang kemari hanya untuk menatapku, maka pergilah. Kamu hanya mengganggu konsentrasiku untuk bekerja,” ucap Hanna tanpa menoleh ke arah Kelvin sedikitpun.“Sebenarnya Ada hal penting yang ingin aku katakan padamu,” ucap Kelvin, tapi Hanna tetap tak menoleh ke arahnya.Lalu Kelvin pun mengambil sesuatu dari saku jasnya. “Aku ingin mela
Di atas sana Hanna menatap ke bawah, dengan air mata yang mengalir. “Kenapa kalian membuat aku menjadi sejahat ini? aku tidak bisa memaafkan kalian dengan mudah, itu juga karena ulah kalian sebelumnya,” gumam Hanna. Ia pun kembali menutup tirai jendelanya.Hanna berbaring di kamarnya, sementara Beni mengajak sang ibu untuk segera pulang. ”Ayo kita pulang, bu,” ucap Beni.Namun Martha menolaknya. “Aku tidak akan pulang sebelum Hanna memaafkanku,” ucapnya. “Bu dengarkan aku, Hanna tidak akan semudah itu memaafkan kita, apalagi dulu ibu mengusirnya saat dia sedang mengandung. Bahkan hanya selang satu hari setelah paman meninggal. Itu sangat menyakitkan untuknya, bu,” ucap Beni mengingatkan sang ibu.Mungkin saat ini Beni sangat berharap jika Hanna bisa memaafkan ibunya, tapi ia juga tak bisa memaksa Hanna untuk memaafkan ibunya. Ia sangat tahu bagaimana rasanya menjadi Hanna.Meski ia sempat marah kepada sang ibu, dan ibunya tidak pernah mau mendengar apa yang ia katakan hingga tetap me
“Hai Hanna?” ucap Beni sambil melambaikan tangannya ke arah Hanna.Sementara Hanna menatap ke arah wanita yang berdiri di samping Beni. Wanita tersebut tersenyum, dan saat itu juga Hanna memalingkan wajahnya.“Apa dia ibu Beni?” tanya mbah Ruti pada Hanna.Hanna menatap ke aah mbah Ruti, lalu mengangguk pelan. “Sebaiknya kita temui mereka, bagaimana pun mereka adalah tamu di rumah ini,” ucap mbah Ruti yang langsung menggandeng tangan Hanna. Mbah Ruti pun mengajak Hanna menemui Beni dan ibunya.“Hanna, apa kabar?” tanya Martha, ibu Beni pada Hanna.Hanna tak menjawab sapaan Martha, ia mengingat jelas bagaimana dia mengusirnya dan sang ayah, waktu malam hari itu hingga ayahnya meninggal sebelum meninggalkan rumahnya.“Baik, lebih baik dari waktu kau usir aku dan ayahku,” jawab Hanna dengan nada dinginnya.“Maafkan aku, aku benar-benar menyesal waktu itu mengusir kalian, aku selalu merasa bersalah dan aku selalu mencarimu, tapi tidak pernah menemukanmu,” ucap Marta.Hanna pun menyungging
Kelvin tidak mau hal yang sama seperti hari kemarin terulang. Ia sangat tahu jika Hanna tidak menginginkan kehadirannya, apalagi berada dalam satu mobil bersamanya.“Terima kasih nyonya, tapi saya masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” sahut Kelvin.“Baiklah kalau begitu. Kami pergi dulu,” ucap mbah Ruti.Kelvin menganngguk, lalu menatap kepergian Hana dan mbah Ruti yang berjalan berdampingan dengan Haannnaa. Kelvin menghalang nafasnya, lalu kembali masuk ke kantor.Kelvin menyandarkan tubuhnya di kursi, sambil menatap langit biru lewat jendela kantornya. “Aku tidak akan menyimpan harapan besar lagi padamu, Hanna. Aku hanya akan berusaha semampuku untuk mendapatkanmu kembali, dan jika hatimu masih sekeras batu, maka aku tidak akan memaksa,” gumam Kelvin.Setelah mengambil bunga tabur pda Abi, mereka pun langsung menuju pemakaman yang tidak terlalu jauh dari kantor tersebut. Jarak pemakaman dan kantor yang lumayan dekat, membuat mereka tak perlu terlalu memakan waktu untuk sampa
Mbah Ruti menyandarkan tubuhnya di kursi. lalu menetap Kelvin. “Jika dia memilih pria lain, maka aku harap kamu masih bisa berada di sini. Aku mempercayaimu untuk memegang perusahaan ini, karena aku tahu Hanna tidak mempunyai kemampuan itu,” sahut mbah Ruti.Kelvin pun terkekeh mendengar jawaban mbah Ruti. “Bagaimana mungkin saya bertahan di sini, sedangkan suatu saat cucu menantu anda mungkin akan lebih pandai dan lebih bijaksana memimpin perusahaan ini, daripada saya,” jawab Kelvin.Mbah Ruti menggelengkan kepalanya. “Mungkin dia mampu, dan dia lebih pandai darimu, tapi mungkin aku tidak bisa dengan mudah mempercayai darinya,” sahut mbah Ruti, membuat Kelvin terdiam sejenak.“Sudahlah, aku harus ke ruanganku. Aku yakin banyak hal yang menungguku di sana,” ucap mbah Ruti sambil berdiri, lalu melangkah pergi.Sementara Kelvin hanya menatap kepergian wanita yang tua yang berharap banyak padanya itu, hingga ia menghilang di balik pintu ruangannya.“Jika Hanna tidak bisa kembali padaku,
Hana melangkah mendekat ke arah Kelvin, lalu duduk di sebelah mbah Ruti. “Lain kali tanya saja langsung padaku, biar aku jelaskan sejelas-jelasnya apa yang ingin kamu tahu. Tidak perlu kamu bertanya pada orang lain, apalagi mbah Ruti yang tidak tahu siapa itu tante Marta, dan siapa itu Benny,” imbuhan.Nada bicara Hanna yang masih dingin membuat Kelvin merasa canggung. “Maafkan aku Hanna, jika aku mencari tahu tentangmu lewat orang lain. Aku akui, aku salah,” sahut Kelvin.Mbah Ruti menoleh ke arah Hanna, lalu menepuk tangannya. “Hanna ajaklah Kelvin untuk makan malam di sini. Hari sudah sore, aku yakin dia pasti sudah lapar setelah melakukan pekerjaan di kantor,” ucap mbah Ruti.Mbah Ruti pun menatap ke arah Kelvin sejenak, lalu kembali menatap ke arah mbah Ruti. “Jangan mengajaknya makan malam disini, aku takut jika pelayan di rumahnya sudah memasak, dan masakannya akan mubazir jika dia tidak kembali untuk makan malam,” jawab Hanna.Kelvin pun menyembunyikan senyum, ia sangat paham
Kelvin turun dari mobil, tatapannya menatap ke arah pria yang saat ini masih berbicara dengan santainya bersama Hanna.Ia menutup pintu mobil, lalu melangkah menghampiri Hanna. Ada raut kekesalan di wajahnya yang ia tahan.Hanna dan pria tersebut pun menoleh ke arah Kelvin. “Siapa dia Hanna?” tanya Kelvin. Bisa terdengar dengan jelas nada suaranya yang sangat dingin.“Hai, aku Beni,” ucap pria bernama Beni, memperkenalkan diri sebelum Hanna menjawab pertanyaan Kelvin. Ia mengulurkan tangannya ke arah Kelvin dengan senyuman yang terukir di bibirnya.“Oh,” sahut Kelvin singkat membuat Beny semakin tersenyum, atau mungkin menahan tawanya karena melihat respon Kelvin yang menurutnya aneh..Kelvin pun seperti terpaksa menerima jabatan tangan dari Beni, lalu ia menoleh ke arah Hanna. “Sepertinya kau terlihat sangat bahagia sekarang,” ucapnya. Ia menatap Hanna dan Beny bergantian. “Nikmati waktu kalian, aku akan masuk ke dalam. Maaf sudah mengganggu,” imbuh kelvin yang langsung melangkah ma
Sepertinya Hanna pun mulai tahu apa maksud Reza memanggil kakak iparnya datang ke restoran tempat ia bekerja. “Apa kau berniat mendekatkanku dengan kakak iparmu itu?” ucap Hana langsung pada intinya membuat Reza terbelalak.‘Ya Tuhan, bagaimana mereka tahu? padahal tidak ada yang mengatakan pada mereka tentang rencanaku. Apa aku yang melakukannya terlalu terang-terangan?’ batin Reza.“Oke, kamu diam itu berarti jawaban dari pertanyaanku adalah benar, bukan begitu?” ucap Hanna kembali.“Maafkan aku bu Hanna, aku hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk Anda dan kakakku. Aku pikir kalian sama-sama membutuhkan teman hidup yang baru.” sahut Reza merasa tidak enak.Hanna memutar kedua bola matanya. “Sepertinya aku pun akan mengatakan hal yang sama seperti kakak iparmu itu. Dengar Reza, hati seseorang tidak mungkin dengan mudahnya berubah untuk berpindah ke lain hati, apalagi hati yang pernah tersakiti. Aku harap kisahku dan kisah kakak iparmu yang tak bisa memiliki keluarga kecil yang ba
Arka pun menoleh ke arah Hanna. “Saya permisi, mari,” ucap Arka dengan senyuman yang menunjukan kesopanannya.Hanna pun tersenyum kecil, lalu menatap kepergian Arka. Setelah pintu tertutup dan memastikan Arka sudah pergi, Reza pun mendekat ke arah istrinya. Mengusap rambutnya, lalu memberikan kecupan di kening sang istri.“Kamu sudah dengar sendiri kan dari Bu Hanna, jika aku adalah tipe orang yang setia. Mulai sekarang jangan terlalu berprasangka buruk, dan cepatlah puli,” ucap Reza sambil membelai kepala sang istri.Amalia pun mengangguk. “Maafkan aku yang terlalu kuatir, tapi aku seperti itu karena aku tidak mau kehilanganmu,” ucap Amelia“Aku mengerti sayang. Terima kasih sudah takut kehilanganku, aku tahu kau sangat menyayangiku,” ucap Reza.Pemandangan di depan mata Hanna tersebut membuat Hanna merasa iri. Pemandangan yang belum Hanna rasakan. Kasih sayang dan perhatian penuh dari seorang suami.“Aku akan pulang karena ini sudah sore, aku takut Clayton menungguku di rumah,” uca