Aisah pun ikut menoleh ke arah mobil di belakangnya. Ia pun tahu betul siapa wanita yang berada dalam mobil tersebut.Hanna langsung turun menghampiri Rebecca, tentu saja hal tersebut membuat Rebecca terkejut. "Sial, ternyata si wanita sialan itu yang menghalangi jalanku," ucap Rebecca. Ia pun turun dari mobilnya.Braaagggg….Rebecca membanting pintu mobilnya, kalau melangkah menghampiri Hanna dengan kemarahannya. "Apa kamu anggap jalan ini hanya milikmu, hah! Beraninya kamu menghalangi jalanku!" pekik Rebecca.Hanna menghentikan langkahnya, menatap Rebecca dengan tatapan penuh amarah. "Aku tidak menghalangi jalanmu, nona Rebecca yang terhormat dan amat licik," sahut Hanna. Rebecca menyunggingkan senyumannya. "Aku memang licik, dan kelicikanku berhasil menyingkirkan kamu dari rumah itu," jawabnya dengan bangga."Kamu memang bisa menyingkirkan aku dari sana, hingga membuat aku terpisah dengan anakku. Tapi kamu lupa jika hukum karma itu ada, aku yakin kebusukanmu akan menghancurkan den
"Aku pikir kamu tidak akan datang," ucap Kelvin sambil menyunggingkan senyumannya."Kamu memintaku kemari. Katakan apa yang harus aku lakukan agar aku bisa membawa Clayton bersamaku?" tanya Hanna langsung pada tujuannya."Aku tidak akan mengizinkan Clayton pergi bersamamu, aku hanya akan mengizinkan kamu bertemu dengannya," ucap Kelvin. Ia mengambil dua map biru di sampingnya, lalu meletakkannya di meja. "Cukup kamu tanda tangani ini semua, maka kamu akan aku pertemuan dengan Clayton," imbuhnya.Hanna menatap ke arah map tersebut, ia mengambilnya dan membukanya. Yang pertama ia buka adalah dokumen surat cerai, hanna pun tersenyum melihatnya. "Aku akan dengan senang hati menandatangani ini," ucapnya.Hanna mengambil pena dan tanpa pikir panjang langsung menandatanganinya. "Apa kamu juga meminta Rebecca untuk melakukan hal ini?" tanya Hanna."Itu bukan urusanmu, jadi jangan tanya hal yang tak ada urusannya denganmu," jawab Kelvin dingin.Hanna menyunggingkan senyum. "Ya, itu bukan urusa
"Clay mau ikut mama, nggak mau sama papa. Papa jahat," teriak Clayton pada Kelvin.Kelvin menatap Clayton. "Maka katakan pada ibumu agar tidak membuang waktuku, jika kamu masih ingin bersama ibumu hari ini," ucapnya."Kelvin, aku mohon. Biarkan Clayton bersamaku. Bukankah harta ini yang kamu inginkan?" "Aku tidak suka penawaran, dan kita sudah sepakat sebelumnya. Kamu menandatangani surat kuasa ini, mala aku mempertemukanmu bersama Clayton. Aku sudah mempertemukan kalian, jadi giliran memenuhi kesepakatan ini," ucap Kelvin."Kenapa kamu masih menahan Clayton, bukankah kamu hanya mementingkan harta orang tuamu ini?" ucap Hanna."Clayton tetap disini, karena itu adalah keinginan mama yang tidak bisa kamu tawar. Apa kamu mengerti? Lagi pula kamu bisa menemuinya lagi bukan?" jawab Kelvin.Hanna pun langsung mengambil pena dan menandatanganinya. "Puas?" tanya Hanna dengan tatapan tajamnya.Kelvin mengambil map tersebut, lalu ia melihatnya lagi. "Aku beri waktu kamu dua jam bersamanya, set
Kelvin yang sudah berada di kantor hanya memutar penanya tanpa bisa fokus bekerja. 'Sepertinya aku terlalu tega pada Hanna. Tapi itu satu-satunya cara agar membuat ia mengerti, jika kesalahannya tak bisa dimaafkan. Bagaimana bisa kepercayaan mama yang sudah diberikan padanya, ia hancurkan begitu saja,' batin Kelvin.Kelvin mengusap wajahnya kasar. Ada sedikit penyesalan karena ia menyadari apa yang ia lakukan terlalu berlebihan. Namun meski demikian, rasa marah ya terhadap Hanna mengalahkan simpatinya.Semenatara Clayton terus menunggu Hanna di depan pintu rumah. Ia menatap gerbang Villa setiap saat, bahkan ia tak mau makan sampai Hanna datang."Nak Clayton, makanlah dulu. Kalau nggak makan nanti Clayton bisa sakit," bujuk Rena.Clayton menggeleng pelan. "Kenapa mama belum datang juga? Bukankah mama sudah janji akan datang lagi hari ini menemui Clayton?" ucap Clayton tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu gerbang."Mungkin jalan macet, jadi mama Clayton telat datang," ucap Rena. '
Rebecca Membawa mobilnya menuju kantor Kelvin. 'Sebentar lagi jam kerja selesai, ini waktu yang tepat untuk menemuinya. Aku bisa mengajaknya pergi setelah jam kerjanya selesai,' batin Rebecca. Ia pun turun dari mobil, melangkah dengan penuh percaya diri melewati lobi perusahaan. Rebecca tak memperdulikan ucapan para karyawan yang berbisik tentang keburukannya. Baginya itu bukan hal penting, dan ia hanya fokus pada tujuannya saat ini. Menemui Kelbin, merayunya, dan berusaha mendapatkan simpatinya agar bersedia memaafkannya.Rebecca menutup telinganya rapat-rapat setiap kali ada yang mengatakan jika dirinya yang tak tahu malu dan masih berani datang menemui Kelvin, ia pun mengabaikan tatapan sinis mereka.Tapi tidak dengan seorang karyawan yang berada satu lift dengannya saat ini. Karyawan yang sejak dulu tak pernah menyukainya."Aku pikir kamu sudah tidak berani datang lagi ke tempat ini, setelah membuat geger waktu itu. Untung saja istri pertama tuan Kelvin berhati besar mengklarifik
Rebecca tersenyum melihat kegelisahan di wajah Kelvin. Ia yakin jika Kelvin tengah bimbang dengan keputusannya.'Aku yakin kamu akan memaafkan aku, dan kembali ke pelukanku. Kamu tak bisa hidup tanpamu, Kelvin,' batin Rebecca.Kelvin mengambil kembali map di meja, ia melihatnya dan kembali meletakkannya di meja, lalu mendorongnya perlahan."Tandatangani saja, aku sudah memikirkannya dan sebaiknya memang hubungan kita cukup sampai disini," ucap Kelvin.Tentu saja ucapan Kelvin membuat Rebecca terbelalak. "Vin, coba kamu pikirkan lagi. Kamu akan menyesal, kamu hanya—""Tanda tangan saja, dan jangan banyak bicara," ucap Kelvin dingin."Vin—"Braakkk….Kelvin menggebrak meja sekuat tenaga hingga membuat Rebecca melonjak kaget. "Sudah aku katakan cukup tanda tangan saja dan jangan banyak bicara. Kamu tahu jika aku bukan orang yang mudah memberikan kesempatan! Jadi tanda tangani saja, atau segera pergi dari sini!" ucap Kelvin bernada tinggi. "Aku tidak akan mau kamu ceraikan, Vin. Aku mas
Rena langsung membersihkan darah di mulut Clayton dengan panik. "Clay, kamu kenapa seperti ini?" "Sus, Clay pengen sama mama," ucap Clayton semakin lemah. "Nanti sus cari mama ya, yang penting Clayton harus sehat," sahut Rena. Namun sayangnya Clayton langsung ambruk di pelukannya. "Clay!" pekik Rena.Rena berusaha menepuk pipi Clayton agar sadar, tapi usahanya tak membuahkan hasil, lalu ia pun menggendongnya dan membawanya keluar kamar sambil berteriak. "Haris! Dios! Tolong Clayton! Cepatlah!"Haris dan Dios yang tengah menikmati waktu istirahat dikagetkan oleh suara teriakan Rena yang di iringi tangisan, mereka pun bergegas menghampirinya. "Ya Tuhan, apa yang terjadi pada Clayton?" tanya Haris panik."Kenapa dia sampai seperti ini?" Dios pun tak kalah panik."Jangan banyak tanya, cepat kita bawa kerumah sakit," ucap Rena."Biar aku yang menggendongnya," ucap Dios. Ia tahu Rena kesulitan menggendong tubuh Clayton, meski tubuh anak tersebut sudah kecil dan berat badannya menurun dras
[Tuan Kelvin, dimana anda sekarang. Tuan muda Clayton di rawat di rumah sakit, ia menderita penyakit yang mematikan dan harus segera ditangani. Kami membutuhkan anda.]Kelvin pun terbelalak membaca isi pesan tersebut. Ia segera membasuh mukanya dan bergegas ke rumah sakit.Sementara Rena masih setia berada di samping Clayton. Ia terus menggenggam tangan Clayton, hingga akhirnya Clayton sadar dan Rena lah orang pertama yang Clayton lihat."Sus, mama Clay mana? Kenapa dia nggak datang juga?" tanya Clayton. Suara lirihnya terdengar menyayat hati."Sabar ya sayang," ucap Rena dengan mata berkaca-kaca.Braakkkkk….Pintu kamar terbuka secara cepat, semua orang di dalam ruangan tersebut menoleh ke arah pintu. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Kelvin."Clayton sakit," jawab Rena. Ia terlihat menjawab dengan terpaksa.Kelvin tak peduli dengan nada bicara Rena, ia menghampiri Clayton dan membelai kepalanya. "Papa minta maaf karena baru menemanimu," ucapnya.Clayton hanya diam tak merespon ucap