Home / Romansa / Playdate / Jalan Restu

Share

Jalan Restu

Author: nura0484
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Gracia mana?”

Jadwal tampil Lily bersama dengan Gracia, tawaran yang datang dimana harus duet dengan rekan anggotanya. Bahagia? Tentu, siapa yang tidak senang bertemu dengan temannya ditambah mereka jarang bertemu.

“LILY!” suara teriakan Gracia mengalihkan perhatian banyak orang yang ada dalam ruangan.

“Nggak nyasar kamu?” goda Lily yang mendapatkan pukulan dari Gracia dan suara tawa mendominasi ruangan “Berdua sama Kak Anas aja?” Lily menatap Anas yang duduk disamping Merry.

“Kita jodohin mereka gimana?” Gracia berbisik di telinga Lily, tapi sayangnya dengan suara keras.

“Nggak usah aneh-aneh.” Anas menatap tajam Gracia yang hanya tertawa tanpa dosa.

“Ly, ada mama dan adiknya Gema.”

Lily menatap Merry dengan tatapan tanda tanya, Gracia memberikan kode yang hanya dijawab dengan mengangkat bahu. Gema sama sekali tidak memberitahukan rencana mereka berdua, mencoba mengingat isi chatnya dengan Dian dan seket
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Playdate   Sedikit Terbuka

    “Dian bilang mama diam aja selama perjalanan pulang.”Lily menatap bingung dengan informasi yang Gema berikan setelah kegiatan panas mereka, menarik penyatuan mereka dan berbaring disamping Lily sambil menatap langit kamar. Napas yang tidak teratur terdengar sangat jelas, mereka dua hari melalui malam-malam panas dan menghabiskan waktu bersama, semua itu karena Gema yang jadwal kerjanya di pagi hari.“Terus apa artinya?” tanya Lily setelah sudah berhasil menetralkan napasnya.“Pintu restu terbuka,” jawab Gema dengan senyum lebarnya menatap Lily “Dian bilang kamu mau tampil podcastnya sultan itu, aku boleh ikut?” Lily memicingkan matanya “Penasaran aja rumahnya kaya gimana.”“Aku podcast sama Ben, tahu?” Gema menggelengkan kepala “Mereka maunya sama Fransiska atau Bang Dinan, kamu tahu sendiri kalau mereka berdua itu sulit diajak tampil begituan.”“Memang kenapa?” tanya Gema penasaran yang hanya dijawab dengan mengangkat bahunya.

  • Playdate   Kedatangan Tiba-tiba

    “Siapa yang datang?” Lily menatap pesan yang barusan dibaca, pesan dari resepsionis dibawah dan menunggu foto yang akan dikirim “Astaga! Kenapa Gema nggak bilang?” Beranjak dari ranjang, masuk kedalam kamar mandi menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan tamu yang sedang menunggu dibawah. Lily sudah memberitahukan untuk menunggu di ruangan yang biasa dipakai untuk menunggu, menatap penampilannya dan saat keluar mematikan kondisi ruangan bersih atau tidak. Lily tidak lupa memberitahukan Gema tentang tamu yang datang menemuinya, jadwal kerja Gema yang pagi pastinya bisa datang beberapa jam lagi.Mengirim pesan pada resepsionis agar diberi akses untuk naik ke lantainya, menarik dan menghembuskan napas panjangnya sebelum akhirnya keluar dari unitnya dan pandangan pertama yang menyapa dirinya adalah suami Larissa yang mengangkat alisnya.“Bang Dinan buruan pergi kenapa?” Lily mengatakan dengan tatapan kesal.“Kamu nungguin siapa sampai keluar?”

  • Playdate   Ijin Masuk

    “Kenapa bisa masuk?” Dian menatap Gema penuh selidik yang sudah berada dalam apartemen Lily.“Kepo banget.” Gema mengacak rambut Dian pelan “Pertanyaanku kenapa pada kesini mendadak? Nggak kasih kabar juga, kalau kasih kabar setidaknya Lily bisa bukain akses buat bisa masuk kesini.” mengalihkan pandangan kearah orang tuanya.“Memang nggak boleh?” tanya Fiona dengan nada kesalnya “Kalian mau melakukan sesuatu?” memicingkan matanya dengan tatapan selidik.“Pa, ada apa memang?” Gema mengalihkan pada papanya, Anton.“Mama kamu mau tahu gimana kondisi tempat tinggal Lily, kehidupan Lily sebenarnya, dia punya pria rahasia nggak.” Anton menjawab santai, cubitan diberikan pada pinggang tapi tidak dihiraukan.“Papa kenapa bilang sih?” Fiona menatap kesal pada suaminya “Mama mau lihat gimana kehidupannya di apartemen.”“Kalau mau kesini itu bilang dulu, siapa tahu Lily nggak ada disini.” Gema memberikan pengertian pada kedua or

  • Playdate   Melepas Rindu

    “Podcast si sultan itu?” Lily menceritakan pertemuan dengan sang sultan pada Fransiska, mereka baru bisa bertemu lebih dari seminggu setelah tampil di acara bersama Gracia yang juga mengundang mamanya Gema. Lily dan Gracia bisa saja langsung cerita pada lainnya, tapi merasa tidak tepat waktunya karena Fransiska sedang liburan.“Kalian mau datang?” tanya Yena lembut.“Aku nggak karena nggak tahu bahas apaan,” jawab Lily langsung yang diangguki Yena.“Kalian nolak bukan karena aku, kan?” tanya Fransiska penasaran dan memastikan.“Nggaklah, lagian agenda aku masih banyak.” Gracia menjawab langsung pertanyaan Fransiska “Aku sama kaya Lily nggak tahu mau bahas apa, tapi kalau dia undang kita berenam gimana?” Fransiska menggelengkan kepalanya “Nggak mungkin, dia tahu Mas Leo pasti mikir dulu buat ijinin aku. Pembicaraan kita selama podcast harus jelas, selama ini mereka bicara nggak jelas disana asal laku aja.”

  • Playdate   Menemani Kerja

    “Jadwal kalian kosong? Kalian beda fokus disini?” Lily mengajak Gema ke agency, kedatangan mereka berdua tidak akan menarik banyak orang karena menggunakan penyamaran berupa masker. Gema sudah sangat memahami kerjaan Lily jadi saat diminta menggunakan masker pastinya harus digunakan, mereka belum membuka hubungan depan publik.“Bella lebih suka dance, Larissa mana aja yang penting dia luang, tapi kalau ada Bella pastinya milih kesana. Mereka berdua itu nggak kepisahkan, walaupun sudah menikah.” “Hubungan kalian unik, aku masih suka iri lihat hubungan kalian. Mona juga bilang kalau kalian itu bukan menganggap partner kerja lagi melainkan saudara, awalnya aku nggak percaya tapi lihat sendiri bagaimana sikap kalian baru percaya. Aku bahkan harus menahan rasa cemburu sama cowok-cowok itu yang bisa dekat sama kamu,” ucap Gema sambil menggelengkan kepalanya “Nanti nggak ada yang masuk kesini?”Lily menggelengkan kepalanya “Ini ruangnku, sedang

  • Playdate   Kencan?

    “Kita akan kemana? Kamu yakin?” Gema mengajak kencan, waktu menerima ajakan itu sama sekali tidak berpikir aneh dan sayangnya sekarang Lily berpikir aneh-aneh. Ketakutan hubungan mereka terbuka, bukan takut fans tidak menyukai dirinya tapi Gema yang akan menjadi bulanan. Gema yang selalu rendah diri dengan pekerjaannya dan sekarang Lily akan menghadapi itu, Lily tidak mau mereka menyerang pekerjaan Gema. “Kamu mikir apaan? Mumpung kamu belum sibuk, kalau sudah begitu waktu kita akan semakin berkurang.” Gema memberikan alasan masuk akal. “Kamu yakin kencan diluar? Selama ini kita kencannya di apartemen.” Lily mengatakan apa yang ada didalam pikirannya. “Kamu malu?” Lily langsung menggelengkan kepalanya “Baguslah kalau nggak malu, kita berangkat sekarang.” “Kita memang mau kemana sih?” tanya Lily penasaran. “Kejutan!” Gema mengatakan dengan ekspresi bahagia dan Lily mendengus pelan “Aku udah ijin Mbak Merry kok.”

  • Playdate   Curhat Rumah

    “Loh...bukannya persiapan album? Kenapa ada disini?” Lily memutar bola matanya malas mendengar kalimat kakaknya, Surya. Memutuskan pulang ke rumah untuk bercerita pada mamanya, lebih tepatnya adalah mendapatkan solusi atas permasalahannya dengan mama Gema, bukan masalah yang bagaimana melainkan restu. Mamanya pasti tahu bagaimana menghadapi calon mertua, sebenarnya bisa saja tanya sama keempat temannya yang sudah menikah hanya saja mereka tidak mengalami hal persis dirinya.“Memang persiapan makanya makan diatur sudah.” Lily memilih menjawab pertanyaan Surya tentang persiapan album “Abang kenapa disini? Nggak kerja?” Lily memicingkan matanya.Surya mendorong kepala Lily pelan “Lihat tanggalan, libur ini. Gema nggak libur? Piket?”Lily menatap tanggalan yang dipasang dekat dapur dan benar tanggal merah, Gema memang semalam kirim pesan kalau shift pagi atau bisa dikatakan piket. Pekerjaannya tidak jauh berbeda yang bekerja di pelayanan, har

  • Playdate   Peringatan

    “Mbak Lily? Masuk, mbak.” Dian membuka pintu sebagai tanda agar Lily masuk kedalam rumah, seketika mengambil barang yang dibawa Lily dengan langsung membawanya masuk semakin dalam. Barang-barang yang dibawa hanya kotak makan buatan sang mama tercinta, masuk semakin dalam dan tidak mendapati sang nyonya rumah alias mamanya Gema. “Tante kemana?” Lily menatap Dian yang meletakkan barangnya diatas meja. “Ketemu mama? Bentar aku panggilin dulu.” Mengikuti langkah Dian menuju salah satu ruang, ruang yang tampaknya sebagai kamar dari pemilik rumah. Pintu terbuka tidak lama kemudian menampilkan sang nyonya rumah atau mamanya Gema melangkah kearahnya dengan tatapan bingung, Lily berdiri dan mencium punggung tangannya. “Libur?” tanya Fiona langsung yang diangguki Lily “Gema mana?” “Gema di kantornya,” jawab Lily yang kali ini Fransiska menganggukkan kepalanya. “Mbak Lily kesini ngapain?” tanya Dian yang sudah duduk d

Latest chapter

  • Playdate   Hamil

    “Ada apa kesini?” “Lily pengen makanannya mama.” Fiona mengerutkan kening mendengar jawaban Gema “Makanan apa?” “Apapun yang mama masak.” Gema menatap Lily yang hanya diam “Memang mau apa, sayang?”Lily menatap Gema sedikit malu “Mas yang masak dibantuin mama, aku lagi pengen ayam goreng mentega.”Gema menghembuskan napas panjang “Bukannya aku pernah buatin? Kenapa harus ke mama?” Lily mengerucutkan bibirnya mendengar suara Gema “Ya tahu, mas buat ayam mentega terus mama...” Lily menatap tidak enak pada Fiona “Mama buatin sop merah.” Lily langsung menundukkan kepalanya setelah mengatakan keinginannya depan sang mertua.“Kamu ke kamar aku buat istirahat.” Gema memberikan perintah yang diangguki Lily.Melangkahkan kakinya menuju kamar Gema, kamar yang menemani Gema pada saat muda sampai sekarang. Kamar itu juga yang menjadi saksi pernikahan mereka sekarang, membuka pintu kamar yang tidak banya

  • Playdate   Tidak Cukupkah?

    “Kamu yakin ketemu sama dia? Gema harus temani kamu.” “Aku memang harus ketemu dia, menyelesaikan semuanya.” “Apa nggak ada cara lain? Gracia bilang apa yang dilakukan terakhir itu sudah menakutkan, ditambah kita pernah melihat bagaimana istrinya.” Fransiska kembali mencegah keinginan Lily.“Kami khawatir sama kamu, Ly.” Yena melanjutkan kalimat Fransiska.“Kak, restoran ini punya Mas Leo. Aku yakin sudah disiapkan dengan baik sama Mas Leo, walaupun aku nggak yakin dia akan bersikap baik tapi setidaknya aku berada di tempat aman. Apalagi ruangan itu sudah disiapkan sama Mas Leo, kalian juga bisa melihat dan mendengar pembicaraan kita.” Lily menatap mereka satu per satu.“Gema akan ikut menonton?” Fransiska menatap Gema yang menganggukkan kepalanya “Bagaimana kalau sampai ada....” Fransiska tidak bisa melanjutkan kalimatnya.“Aku sudah persiapkan semuanya jadi nggak perlu khawatir.” Gema menatap mereka berlima satu p

  • Playdate   Rasa Khawatir

    “Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia muncul lagi?” Lily meremas kedua tangannya mendapatkan pertanyaan dari papanya, tidak hanya orang tuanya tapi juga orang tua Gema. Gosip tersebut tampaknya tidak berhenti, agency sendiri sudah mengeluarkan klarifikasi saat media dan orang-orang tahu siapa yang dimaksud. Awalnya mereka juga tidak peduli, kedua orang tua mereka juga sudah bertanya dan sudah dijelaskan sesuai versi mereka, tapi tampaknya gosip semakin meluas.“Kamu bilang kalau nggak akan sebesar ini.” Edi membuka suaranya.Lily hanya menundukkan kepalanya mendengar suara papanya Gema yang selama ini lebih banyak diam, seketika terkejut saat Gema menggenggam tangannya. Mengangkat kepalanya dengan menatap Gema yang menatap lurus kearah kedua orang tua mereka berdua, perasaannya seketika menjadi sedikit tenang.“Kami memilih diam, membiarkan agency yang menyelesaikan semuanya.” Gema membuka suaranya.“Memang kalian nggak mau

  • Playdate   Gosip Besar

    Public figure yang berprofesi sebagai penyanyi dikabarkan sudah menikah dengan petugas pemadam kebakaran. Apa maksud dari pernikahan beda profesi ini? Apa hanya untuk sementara atau memang ada cinta didalamnya?Seseorang mengatakan jika penyanyi berinisial “L” ini cinta mati sama mantan tunangannya, bahkan mereka membuat perjanjian agar mantan tunangannya menunggu dirinya janda, sama seperti penyanyi itu yang menunggu sang mantan sampai duda.Petugas pemadam kebakaran yang beruntung atau buntung menikah dengan penyanyi berinisial “L”Mempermainkan pernikahan, mereka memang layak bersama. Kasihan pasangan mereka yang harus merasakan permainan itu.Istri mantan tunangan penyanyi “L” mengatakan jika suaminya menyebut nama penyanyi itu saat mereka bercinta.Hembusan napas panjang dikeluarkan Lily setelah membaca beberapa gosip yang dikatakan Fransiska, semua yang dibaca hanya satu menarik perhatian Lily mengenai janda da

  • Playdate   Momen Bersama

    “Aku sama sekali nggak sadar, keadaan kantor gimana?” “Nggak ada apa-apa, mungkin kita memang sibuk sama keadaan sekitar ditambah beberapa panggilan darurat sampai-sampai nggak hirauin begituan.”“Memang nggak ada...”“Nggak ada, sayang. Kalau ada pasti aku cerita.” Gema menenangkan Lily dengan mencubit hidungnya pelan “Kapan kita tinggal di rumah sendiri?”“Aku sampai lupa.” Lily menatap tidak enak.Gema menggelengkan kepala, membuka ponsel melihat jadwal kerja mereka berdua “Aku kalau ninggalin kamu sendirian jelas nggak tega.” “Ada satpam disana, nggak usah takut. Kalau nggak dipaksa kapan lagi kita keluar dari zona nyaman?” Gema menganggukkan kepalanya “Semua keperluan sudah disana juga, lagian rumah juga setiap saat dibersihkan. Kita juga sudah buat selamatan, tinggal masuk saja jadi aku balikin ke kamu.” Lily menyandarkan kepalanya menatap apa yang dilihat Gema, Merry selalu memberikan

  • Playdate   Udang Dibalik

    “Mama memang ada acara apa?” “Aku juga nggak tahu, memang nggak bilang waktu hubungi?” Lily menggelengkan kepalanya “Mama nggak lagi macem-macem, kan?” “Kenapa baru kepikiran ya?” Gema terdiam dengan tetap fokus pada keadaan jalan “Lihat nanti saja kalau di rumah ramai kita langsung pulang.” Mengikuti apa yang dikatakan Gema adalah jalan aman, Lily tidak terlalu paham dengan karakter mertuanya tapi Gema pastinya paham. Mereka memilih membahas hal-hal lainnya, ditinggal selama hampir seminggu membuat mereka merasakan rindu satu sama lain.“Padahal waktu sebelum menikah nggak begini amat,” ucap Gema sambil tersenyum.“Bedalah, mas. Hawanya juga beda.” Lily memberikan alasan.Gema menganggukkan kepalanya “Beda yang halal dan nggak.”“Rasa khawatir lebih besar, kalau dulu mah bodo amat walaupun tetap khawatir juga. Diperparah kalau mas sama sekali nggak hubungi, udah pikiran aneh-aneh langsung da

  • Playdate   MDR

    “Gini ya rasanya kalau sudah menikah terus harus pisah karena pekerjaan.” Gema tertawa mendengar kalimat yang keluar dari bibir Lily, tugas yang didapatnya secara mendadak dari pusat karena ada bencana di sudut ibukota. Tugasnya tidak terlalu jauh tapi kemungkinan selesai mungkin memakan waktu lama, mereka harus kesana karena adanya kecelakaan.“Udah, aku berangkat.” Gema mencium bibir Lily lembut “Jangan nakal.”Lily hanya mengerucutkan bibirnya mendengar nasehat Gema, mengantarkan Gema sampai depan pintu dan menutupnya ketika Gema sudah masuk kedalam lift. Hembusan napas panjang dikeluarkannya setiap Gema berangkat kerja, pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan resiko besar.Sebenarnya bisa saja Lily ikut, tapi pekerjaannya sedang menunggu. Keputusannya pada saat itu menerima tawaran menjadi juri membuat dirinya harus sibuk, sebenarnya bukan hanya dirinya tapi juga ketiga temannya. Ketiga temannya yang menerima pastinya Gracia, Larissa da

  • Playdate   Tawaran Juri

    “Jadi juri?” “Ya, kalian sudah mampu lakuin itu.”“Nggak deh, mbak. Kejadian Bella dulu masih membekas, acara begituan penuh dengan sandiwara. Pemenangnya sudah pasti ditentukan siapa, walaupun jelek tapi menghasilkan bisa jadi bagian dari mereka.” Lily menolak permintaan Merry.“Namanya acara televisi, Ly. Punya suara bagus tapi dia nggak menjual buat apa, agency nanti juga rugi kalau mau naikin dia.” Merry memberikan gambaran dunia entertainment.“Agency bisa kasih modal dengan permak dia jadi keren, mbak. Apapun bisa dilakukan dengan uang, kita dulu juga dekil banget waktu tampil pertama kali tapi perlahan kita pelajari tentang dunia kecantikan.” Bella membuka suaranya yang diangguki Lily.“Kalian menolak tawaran ini?” tanya Merry sekali lagi.“Ya.” Lily menjawab langsung.“Aku mau coba, mbak.” Larissa membuka suaranya yang membuat semua menatap kearahnya “Kita nggak mungkin begini terus dengan prinsip

  • Playdate   Pamer Mantu

    “Mama itu pengen kasih tahu teman-teman kalau punya mantu penyanyi.”“Ya nggak harus datang ke acara begitu, ma.” “Kamu itu apa-apa nggak boleh, udah kaya managernya Lily aja. Masa mama minta sesuatu yang mudah nggak bisa kamu penuhi? Kemarin nikah juga sederhana, nikah sama public figure masa sederhana begitu...kamu nggak ada budget apa?” Gema mengusap kasar wajahnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir mamanya, belaian di punggung membuat dirinya sedikit tenang. Menatap Lily yang tersenyum tipis sudah cukup memberikan energi pada dirinya, menghadapi mamanya memang membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi.“Ma, aku nggak mau ada gosip aneh-aneh.” Gema membuka suaranya lagi.“Gosip apaan? Mama ajak ke acara arisan yang otomatis hanya orang-orang dekat saja, lagian mereka nggak akan mungkin aneh-aneh.” “Nggak mungkin, satu aja upload foto di media sosial udah bisa bikin heboh. Ah...aku nggak tahu gimana caranya

DMCA.com Protection Status