Beranda / Romansa / Playboy Insyaf / Judul 3 Gebetan Baru

Share

Judul 3 Gebetan Baru

Penulis: Waiz Cute Channel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 3

*Bahagianya hati, saat cinta menemukan jalannya*

****

Di sebuah Cafe, dengan furniture bergaya minimalis di tengah suasana alam yang super asri dan hijau, sangat cocok untuk memanjakan mata. Tampak dua insan sedang bercengkrama, seraya duduk di bangku bagian pojok, sedikit berjauhan dengan tempat duduk lainnya.

"Ver...!" Sahut Fatih, dengan tatapan lembut. Menatap dalam-dalam mata indah Gadis yang duduk di depannya.

"I...iya. Kak!" jawab Vera, sedikit terbata. Hatinya merasa tak karuan dipandangi selembut itu, oleh Laki-laki tampan di hadapannya. Hingga pandangan keduanya beradu beberapa saat, sebelum Fatih meneruskan kata-katanya.

"Ver...! Tau gak?" Tanya Fatih, masih dengan tatapan lembut penuh arti, namun kalimatnya tak berlanjut. Membuat Vera tambah tidak karuan, apalagi baru kali ini Fatih terlihat serius.

"Ahhh...gimana ngomongnya ya?" Fatih seakan berbicara pada dirinya sendiri dan menunjukan sedikit bingung, padahal hanya trik saja, agar lawan bicaranya menjadi tambah penasaran. Hem...

Namun benar saja, melihat gerak gerik yang di tunjukan oleh Fatih, membuat Vera tak sabar menunggu kalimat berikutnya meluncur dari lisan Laki-laki itu.

Andai boleh menebak, sebenarnya di hati kecil Vera ada sedikit keyakinan, bahwa apa yang akan diungkapkan oleh Fatih, adalah tentang perasaannya. Keyakinan itu muncul, karena, dari beberapa kali bertemu dengan Fatih, pemuda itu seolah memberikan perhatian khusus padanya. Seperti minta tukar nomor handphone, lantas setelah itu sering berbalas pesan.

Bahkan pernah sekali waktu, Fatih menitip salam lewat Hendra temannya, yang kebetulan tetanggaan dengan Vera.

"Kakak! Iihhh ada apa? Kenapa jadi kaku gini sih? Tadi aja, ketawa ketiwi tanpa beban. Ada apa? Ngomong aja terus terang" ujar Vera seakan membuka jalan, agar pemuda tampan itu tak sungkan untuk berkata yang sejujurnya.

"Begini Ver! Tapi jangan marah ya?" tukas Fatih dengan mimik serius.

"Loh! Kok marah? Memangnya kenapa harus marah? Ngomong aja belum!" tukas Vera sedikit merengut terlihat seolah kesal, karena Fatih tak juga terus terang dan malah betele-tele.

"Tapi, janji ya! Jangan marah" tukas Fatih.

"Hem..."

"Gak marah, ya?"

"Iiihhh...gak!" Vera tampak makin dongkol dengan sikap Fatih yang tak juga meneruskan ucapannya.

"Yakin?"

"Yakin! Kakak"

"Kecuali kalau Kakak perkosa ayam tetangga, baru Vera marah. Karena malu-maluin, ganteng-ganteng kok perkosa ayam, hahaha" saking kesalnya dengan kekakuan Fatih. Vera malah bergurau, membuat wajah pemuda itu memerah, karena keseriusannya malah di balas candaan.

"Hem, kurang asem nih! Cewe." Bathin Fatih, seraya berusaha mengendalikan diri dan tetap tenang agar tak terpancing keadaan. Lantas pemuda itu menghela nafas dalam, sebelum meneruskan pembicaraanya.

"Terus terang Ver, sejak lama kakak memendam rasa pada Vera. Hanya saja tidak berani mengungkapkannya, baru kali ini Kakak berusaha menguatkan hati, untuk Jujur" terang Fatih dengan nada serius, seraya memandang wajah gadis depannya lekat-lekat.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, seketika dada Vera berdegup kencang, kalimat yang diungkapkan Fatih membuat hatinya melambung, tapi itu tak berlangsung lama. Karena perasaan bahagia itu bercampur dengan rasa takut.

Sejatinya Vera tahu bahwa pemuda itu sudah mempunyai pacar. Namun jujur, hatinya tak dapat di bohongi, jika ia pun sudah sejak lama memendam rasa yang sama.

"Mmmhhh..." Vera menundukan kepalanya seraya berusaha menenangkan diri.

"Ver! Kok diam?" tanya Fatih dengan raut wajah tampak cemas.

"Bukannya, Kakak sudah punya pacar?" tanya Vera dengan perlahan mengangkat kepalanya, seraya menatap lekat wajah Fatih.

"Waktu pertama kita berjumpa, Kakak sudah menggandeng cewe, siapa namanya Kak? Kak Anita ya? Kalau gak salah!" lanjut Vera balik bertanya.

"Kok Vera tau nama pacar Kakak? Ya, Anita namanya," terang Fatih.

"Tapi...,"

"Tapi apa Kak?" tanya Vera tampak penasaran.

"Tapi sudah lama putus" ujar Fatih dengan mimik wajah meyakinkan.

"Ahhh, masa sih?, Kak!" tanya Vera seolah terlihat tak percaya.

"Iya, sudah putus. Bubar!!!" Tandas Fatih meyakinkan gadis itu.

"Oh...berarti, Vera buat pelarian?" Gadis berparas cantik itu berargumen, ingin memastikan jika pemuda di hadapannya tidak main-main.

"Tidak begitu juga, Kakak memang sejak lama memendam rasa ini pada Vera. Dulu tidak berani mengungkapkan karena masih ada Anita. Sekarang sudah lama putus dengannya," terang Fatih.

"Dan itu pun tak cukup menjadi alasan Kakak untuk  berani mengungkapkan, walau kita sering kali ketemu. Maaf ya, kalau keterus terangan Kakak kali ini malah membuat Vera tersinggung" tukas Fatih seolah tampak merasa bersalah.

"Hem, tersinggung bagaimana Kak?" tanya Vera seakan terus memainkan perasaan Fatih, sebelum ia memberi jawaban baik yang sangat ditunggu pemuda tampan di hadapannya.

"Ya, tersinggung tiba-tiba Kakak ungkapkan rasa ini pada Vera, padahal sudah hampir tiga bulan kita tidak ada kontak. Sedangkan baru kali sekarang kita ketemu lagi," ujar Fatih memberi jawaban diplomatis.

"Ahhh, tidak juga" jawab Vera terlihat lebih tenang.

"Lantas Vera harus bagaimana?" lanjutnya malah balik bertanya.

Terang saja berada di situasi ini cukup membuat Fatih jemu, karena Vera tidak langsung pada jawaban inti. Yang ada malah terkesan bertele-tele.

"Ribet amat nih cewe" bathin Fatih.

"Kak! Kok diam?" tanya Vera sambil mengernyitkan dahi.

Jelas saja keadan ini membuat Fatih mulai terkikis kesabarannya, lantas pemuda itu bereaksi.

"Ya sudah! Gini aja, Vera mau gak jadi pacar Kakak!" tegas Fatih sambil tangannya meraih jemari gadis cantik itu seraya digenggamnya erat.

"Emmhh" Vera terdiam dengan raut wajah tersipu.

"Mau gak!" tanya Fatih lagi, seraya makin erat genggaman tangannya.

"Ma...mau!"

"Yes!!! Terimakasih sayang" ucap Fatih, terlihat bersemangat dan senang, mendapat jawaban baik dari Vera.

"Hehehe" Vera tertawa kecil tampak rona kebahagiaan menghiasi wajahnya.

Tangan Fatih memegang erat jemari Vera, panah cintanya sudah mengenai jantung hati gadis cantik yang selama ini di dekatinya. Lega sudah rasanya hati Fatih.

<span;>Sungguh! Hari yang sangat penuh warna dan menguras emosi bagi pemuda beralis tebal itu. Bagaimana tidak, baru tadi pagi ditinggal dua gadis sekaligus, namun di sore hari sudah mendapatkan penggantinya.

"Kita pulang yuk! Sudah sore, nanti orangtua Vera nyariin" ajak Fatih saat ini perasaannya sudah tenang, karena tak butuh waktu lama telah berhasil meluluhkan hati gadis yang sekian lama diincarnya.

"Iya Kak, gak kerasa, ya, sudah sore aja" tukas Vera seraya berkemas.

"Kok, masih panggil Kakak, sih!" protes Fatih. "Sayang dong panggilnya, kan sudah jadian hehehe" lanjutnya dengan terkekeh.

"Hem...Iya, sayang, yuk! Kita pulang,"

"Nah gitu, dong!" pungkas Fatih dan langsung menggandeng tangan gebetan barunya itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
beuuh jangan mau sama Fatih Ver!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Playboy Insyaf   Judul 4 Siasat Sang Gadis

    Bab 4 *Betapa keinginan ini menyiksa, rasa hati yang telah lama tertaut pada satu hati, namun lisan tak kuasa untuk mengutarakannya* *** "Assalamu'alaikum, Rud! Lo di mana?" tanya Fatih pada Rudi, sahabatnya melalui sambungan telepon. "Waalaikumsalam, gue lagi di rumah" "Gue kerumah lu, ya!" "Ya udah, kesini aja!" "Oke! Gue jalan sekarang, nih! Assalamu'alaikum" pungkas Fatih, seraya menutup teleponnya. "Waalaikumsalam." *** "Telepon dari siapa Kak?" tanya Anggi pada Rudi, Kakaknya. "Iiihh, pengin tau aja! Nguping ya? dasar bocil!" dengus Rudi pada adiknya, yang sedang duduk tak jauh di ruang tengah rumah sambil memainkan gawai. "Diiihh, sebal deh! Aku, kan, sudah mau lulus SMA, masa masih dipanggil bocil aja! Kakak tuh! Kakek Sugiono, hahaha" seloroh Anggi sambil terbahak.

  • Playboy Insyaf   Judul 5 Godaan Adik Sahabat

    Bab 5 *Cinta datang karena terbiasa, keinginan memiliki adalah fase selanjutnya, seraya bersama mengukir asa mewarnai semesta* *** "O, ya, Kak! Mau minum apa?" tanya Anggi. "Gak usah repot-repot Nggi, nanti juga kalau Kakak haus ambil sendiri" jawab Fatih dengan santainya. "Hem... oke deh! Kak," tukas Anggi seraya duduk di dekat Fatih yang sedang Asyik dengan gawainya. "Kak!" sahut Anggi, lembut. "Iya, Nggi!" jawab Fatih seraya meletakan benda pipih di tangannya. "Ajarin Aku dong! Bahasa inggris" pinta Anggi mulai membuka percakapan. "Yaaa, Nggi! Zaman sekarang mah gampang belajar bahasa, tinggal buka translate di handphone, bisa belajar sendiri" "Yeee, Anggi, kan! Mau diajarinnya sama Kakak!" tukas gadis berambut panjang itu dengan manja. "Boleh! tapi pakai handphone aja ya!" cetus Fatih. "Asyiiikkk, mulai

  • Playboy Insyaf   Judul 6 Mantan dan Pacar Barunya

    Bab 6 *Saat keangkuhan tak lagi dapat bersuara, di hadapan sang pangeran cinta* *** "Assalamu'alaikum, sayang! Sedang di mana?" tanya Fatih pada Vera, melalui sambungan telepon. "Waalaikumsalam, sedang di rumah, Yang" "Ada waktu gak? Kita jalan yuk!" ajak Fatih. "Ayo! Kapan?" "Sekarang ya! Aku jemput sekalian," "Hem, tapi Aku mau antar mama dulu ke pasar, maklum Ibu-ibu hehe" "Lama gak?" "Ya gak tau! Namanya juga Ibu-ibu kalau belanja, gak tentu, bisa lama, bisa sebentar, hehe" tukas Vera seraya tertawa kecil. "Bagaimana kalau kita ketemuan di tempat biasa? Nanti sepulang dari antar Mama, kamu naik ojek online, Aku tunggu di sana!" "Oh, ya, udin hehe," "Deal, ya?" "Iya!" "Sip! Assalamu'alaikum" pungkas Fatih seraya mengakhiri percakapan.

  • Playboy Insyaf   Judul 7 Gadis Pilihan Mama

    Bab 7 *** Usai mengantarkan Vera kembali kerumahnya, Fatih langsung memacu si kuda besi untuk pulang. Jalanan di saat sore hari lumayan ramai, motor besar dengan ciri khas cat warna hijau yang di tungganginya terus melaju membelah jalan. Hari ini hatinya sangat bahagia, selain sudah bertemu dengan Vera, pemuda itu pun merasa puas, karena telah membuat Linda, mantan pacarnya kesal. Walau keduanya bertemu sudah menggandeng pacar masing-masing, namun paling tidak, Fatih dapat menunjukan bahwa ia dengan waktu singkat bisa mendapatkan gebetan baru lagi. "Fatih dilawan! Hahaha" gumamnya berbangga diri, seraya terus memacu kendaraannya. *** "Assalamu'alaikum," ucap Fatih memberi salam, sesaat sampai kerumahnya. "Waalaikumsalam," jawab Bu Mirna yang tampak sedang duduk di teras rumah. Lantas Fatih menghampiri wanita setengah baya itu seraya mencium tangannya dengan penuh takzim.

  • Playboy Insyaf   Judul 8 Asa Cinta Mama

    Bab 8 "Nak! Ke sini deh! Sebentar," sahut bu Mirna dari dalam rumah. Memanggil Fatih yang nampak asyik dengan benda pipih di tangannya, sedang duduk di teras. Pemuda itu langsung menutup layar ponsel, lantas menghampiri mamanya. "Apa Ma? Ada yang perlu dibanting? Hehe," tanya Fatih diiringi canda khasnya. "Minta tolong banting ini kerumah bu Lena ya!" pinta bu Mirna seraya turut bergurau. "Hah! Kok dibanting Ma? Rusak dong! Hahaha," "Ahh, udah! Jangan bercanda melulu. Minta tolong ya! Kemarin Mama sudah janji mau kasih ini ke tante Lena" tukas Bu Mirna sambil menyodorkan sesuatu yang sudah dibungkus rapi. "Ini apa Ma, isinya?" "Ahh, gak usah tahu, pokoknya anterin! Mumpung masih pagi," "Harus tau dong Ma! Jangan-jangan isinya b*m! Hahaha" "Uhhh, dasar!" "Tapi, Fatih, kan, gak tahu Rumah tante Lena yang sekarang!" "Ihhh, bany

  • Playboy Insyaf   Judul 9 Diuber Janda

    Fatih memarkirkan kuda besinya di garasi, hatinya masih diliputi dengan rasa tak menentu. Sepulang dari rumah tante Marlena dan melihat Indri diantar pulang oleh seorang lelaki, membuatnya tak bersemangat lagi untuk kembali ke sana. Tampak pak Budi, Ayahnya, sedang bersantai di teras dengan ditemani bu Mirna. Keduanya sedang asyik berbincang. Sekilas terdengar namanya dan Indri disebut-sebut. "Assalamu'alaikum," ucap Fatih seraya menghampiri kedua orang tuanya dan menciumi tangan mereka dengan penuh takzim. "Waalaikumsalam," "Cieee, yang baru pulang apel" seloroh pak Budi. "Apel? Apel kesiapa? Yeee, Bapak sotoy!" Fatih menyeringai. "Itu! tadi, kata Mama. Fatih berkunjung kerumah calon mertua. Hehe," "Mama juga, nih! Ngerjain Fatih, ya? Pasti, kan, antar barang ke rumah tante Lena, cuma akal-akalan saja? Hem..." Fatih merengut. "Hehe..." bu Mirna hanya tertawa kecil, mendengar protes dari anak tunggalnya i

  • Playboy Insyaf   Judul 10 Pria Berselimut

    Bab 10 Setelah rapi berpakaian seraya mematikan alunan musik dari speaker aktif di kamarnya, Fatih beranjak keluar setengah berlari seperti sedang diburu waktu. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia mendengar ada suara wanita muda yang sedang berbincang di teras, dengan kedua orangtuanya. Pemuda itu pun melongok dari balik tirai jendela. "Astagfirullahal'adziim"ucap Fatih, seketika hatinya tak karuan. Baru saja ia akan pergi untuk menghindari agar tidak sampai bertemu dengan Sarah. Tiba-tiba, perempuan itu sudah ada di rumahnya. "Waduh! Harus gimana ini?" gumamnya seraya menarik diri perlahan, untuk kembali ke kamarnya. "Bahaya, bisa diomelin mama sama ayah, nih! Gue," batinnya seraya memutar otak untuk dapat keluar dari rumah. "Kalau aku temui yang ada malah berabe, tapi kalau tidak ditemui, Sarah sudah terlanjur ketemu Mama sama Ayah," Fatih nampak bingung. "Duh! Rudi, kenapa juga, sih! Lu kasih alama

  • Playboy Insyaf   Judul 11 Pelukan Hangat Sang Janda

    Bab 11 "Fatih, aku kangen. Kenapa kamu tiba-tiba hilang kontak? Diblokir, ya, nomor aku?" tanya Sarah, perlahan wanita itu memepetkan tubuhnya sambil meraih jemari Fatih dan digenggamnya erat. Aroma wangi parfum Victoria Secretmenguar dari tubuh seksinya, memenuhi indra penciuman pemuda berhidung mancung tersebut. Sungguh! Wanita itu merasakan rindu yang teramat dalam. Hatinya sudah terpikat kuat oleh sang pemuda tampan tersebut. Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Fatih seketika merasakan hangat menjalar pada setiap inci tubuhnya. Sungguh kerinduan sang janda pada pemuda berbibir seksi itu menghantarkan rasa yang tak biasa. Namun pria muda itu hanya bisa terdiam menahan hasrat dan lantas menghela nafas dalam-dalam untuk menetralkan suasana. Sebelum akhirnya meluncur kata-kata dari lisannya. "Sar! Maafkan, aku. Bukan maksud menghindar, bukan pula tak ingin lagi menjalin kedekatan dengan kamu. Tapi.

Bab terbaru

  • Playboy Insyaf   Judul 18 Asa Cita Cinta Naura (Kilas Balik)

    Sepekan setelah kepergian Uminya, hidup Naura masih terasa sangat hampa, kehilangan sosok malaikat tak bersayap yang semasa hidupnya dihabiskan dengan mengabdi pada keluarga, berbakti pada suami, mendidik dan membesarkan Naura, putri satu-satunya. Beliaulah Madrasah pertama dalam hidup Naura, darinya gadis itu belajar banyak hal. Masih terbayang nyata dalam ingatan Naura saat ia kecil dulu, setiap malam Umi membacakan kisah-kisah orang saleh dan mengajarkan banyak doa-doa sampai gadis itu terlelap. Begitu pun saat Naura beranjak remaja, sebelum matanya terpejam, Uminya selalu memberi wejangan dengan nasihat-nasihat. Setiap sepertiga malam terakhir Naura diajarkan untuk senantiasa qiyamulail sampai waktu subuh menjelang, hingga dua rakaat terakhir Umi masih melaksanakan Ibadah rutinnya, sebelum akhirnya masuk rumah sakit dan sampai kembali ke pangkuan_Nya. "Masya Allah, Umi, semoga Allah menempatkanmu di Jannah_Nya. Aamiin" ucap Naura seraya

  • Playboy Insyaf   Judul 17 Kehilangan (Kilas Balik)

    Sudah beberapa hari ini Fatih tak terlihat masuk sekolah, sehingga menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Naura. "Kenapa ya? Ke mana dia...?" Tiba-tiba Naura merindukan sosok Fatih. Mau bertanya pada teman sekelasnya, tapi ia malu. Ada rasa yang bergelora dalam dada gadis itu, terlukis bias asa dalam hatinya, antara rindu dan menjaga marwah bergumul saling mengalahkan. "Aahh, Fatih..." batin sang gadis, ia merindukan tatapan lembut remaja tampan itu. "Yaaahhh...! Kehilangan tempat nyontek, gue!" ujar seorang siswa dari kelas 3F yang sedang kumpul di kantin. Tanpa sengaja terdengar oleh Naura yang kebetulan sedang lewat dekat kerumunan mereka. Seketika gadis itu menghentikan langkah dan memasang telinga untuk mendengar lanjutan kalimat dari sekumpulan murid laki-laki kelas 3F tersebut. "Jangan-jangan mereka sedang membicarakan Fatih?" batin Naura seraya meletakan bokongnya di kursi yang tak begitu jauh d

  • Playboy Insyaf   Judul 16 Naura Ainunnisa (Romansa Belia Fatih dan Naura)

    Kilas Balik Pagi-pagi sekali Naura sudah mengakrabkan diri dengan cermin di kamar. Mengatur gaya seraya memantas-mantas diri dengan pakaian yang dikenakannya. Maklum saja, pagi ini adalah hari yang istimewa. Setelah, menanggalkan seragam putih-merah, kini saatnya ia mengenakan seragam putih-biru sebagai seragam barunya. Sebagai cucu dari pendiri Pesantren, Naura dituntut untuk hidup selayaknya santriwati dan senantiasa menjaga marwah keluarga. Oleh karena itu, sedari kecil sudah terbiasa dengan kehidupan yang agamis. Jenjang pendidikannya pun tak jauh-jauh dari yang berbasis agama. Pendidikan dasar Naura di Madrasah Ibtidaiyah, lantas saat ini, ia akan melanjutkan jenjang ke Madrasah Tsanawiyah. "Nak! Kamu sudah mulai beranjak remaja dan memasuki masa puber. Jaga diri, jaga sikap, jaga akhlaq serta tinggkah laku. Jangan biarkan mata binal lelaki memandangmu. Tutuplah aurat dengan sempurna!" Pesan uminya semalam, se

  • Playboy Insyaf   Judul 15 Melepas Satu Hilang Dua

    Bab 15"Ver! Ke sini dulu deh, sebentar." panggil Reni pada Vera, adik sepupunya. "Ada apa, Kak?" tanya Vera seraya menghampiri kakak sepupunya itu. "Kamu punya pacar?" tanya Reni, pada gadis cantik berkulit kuning langsat itu. "Hem, punya!" "Yang ini, bukan?" tanya Reni sambil menyodorkan foto di layar ponselnya. "Astagfirullahal'adziim..." ucap Vera, sekujur tubuhnya langsung lemas, melihat gambar yang ditunjukan oleh kakak sepupunya tersebut. Tampak di layar alat komunikasi itu, seorang pria sedang menyuapi wanita di depannya, berikut tertera waktu dan tempatnya. Vera menangis sesunggukan, badannya lemas seakan lepas tulang belulang. Pada akhirnya ia tak ingat apa-apa lagi. "Ver! Vera! Bangun Ver!" melihat adik sepupunya yang tiba-tiba pingsan, Reni jadi kebingungan. "Tlolong! Tolong!" teriaknya. Tampak dari dalam kamar, seorang wa

  • Playboy Insyaf   Judul 14 Akhir Kisah Cinta Satu Hari

    Setelah Fatih selesai membersihkan badan dari hadatsbesar usai mimpi 'basah' yang dialaminya, ia kembali menggunakan pakain lantas duduk di sofa. Dilihatnya Sarah, masih terlelap di atas ranjang. Fatih memandangi wanita itu lekat-lekat seakan ia ingin menikmati setiap inci kecantikan kekasih satu harinya tersebut. Namun ketika tatapan Fatih menjurus ke bagian bawah wanita itu, ia mulai terusik fikirannya. Manakala tubuh seksi Sarah terlihat sangat jelas yang hanya terbungkus baju tidur jenis short setmembuat hasrat kelelakiannya meronta. "Duh! Sarah, kamu cantik sekali," gumamnya seraya terus menatap lekat ke arah tubuh yang sedang terlelap itu. Fatih, mulai beringsut mendekat ke arah Sarah dan duduk di tepi ranjang. Namun, belum sempat ia berlaku lebih jauh, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara azan subuh, membuat lelaki itu seketika tersadar dari fikiran kotor yang merongrongnya. "Astagfirullahal'adziim," u

  • Playboy Insyaf   Judul 13 Mandi Junub

    Bab 13 Setelah keluar dari Restoran, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Membuat Fatih sedikit kebingungan. Karena jika harus kembali pulang malam itu juga, ia tak cukup berani. Namun sebaliknya kalau tidak pulang, maka harus mencari penginapan, sedangkan saat ini dirinya hanya berdua dengan Sarah yang sejatinya bukan siapa-siapanya. Timbul perasaan risau di hati pemuda itu, manakala detik waktu terus berjalan dan ia harus segera ambil keputusan. Antara pulang atau mencari tempat menginap. Tampak sang pemuda mulai memutar otak. Karena Ia takut jika harus membawa Sarah ke penginapan nantinya malah mendapat kesulitan. "Yang! Sekarang kita harus gimana?" tanya Fatih seraya terlihat bingung. "Gimana apanya?" "Lah, malah balik tanya! Ya, kita gimana? Sudah malam gini, tapi kalau pulang sangat riskan diperjalanannya," "Gitu aja bingung! Tinggal cari penginapan, besok pagi kita pulang. Beres, kan?" tukas Sarah

  • Playboy Insyaf   Judul 12 Pacar Sehari

    #Betapa keinginan itu menyiksa jiwa, manakala hati tak kuasa untuk mengungkapkannya# ***Suara alarm berbunyi dari benda pipih yang tergeletak di atas nakas. Tampak sosok pemuda dari balik selimut mulai bergeliat seraya bangkit dari peraduannya. Alunan kalam Ilahi terdengar merdu dari Masjid dekat rumah. Seperti biasa, sebelum waktu subuh tiba, Fatih memulai ritual dengan membersihkan jasmani. Hal inilah yang diajarkan oleh kedua orangtuanya sedari kecil. Diraihnya handuk dari gantungan. Lantas pemuda itu menuju kamar mandi sebagai persiapan untuk menemui sang pemberi kehidupan. Permulaan hari yang diisi dengan hal baik untuk memohon keberkahan dari Ilahi membuat hidup lebih bermakna. *** "Masya Allah, si ganteng Mama. Pagi-pagi sudah rapi, mau ke mana, nih?" tanya Bu Mirna pada anak semata wayangnya. "Ahh, Mama. Mau tau aja urusan anak muda, hehe," jawab Fatih seraya tertawa kecil. "Ya, gak ap

  • Playboy Insyaf   Judul 11 Pelukan Hangat Sang Janda

    Bab 11 "Fatih, aku kangen. Kenapa kamu tiba-tiba hilang kontak? Diblokir, ya, nomor aku?" tanya Sarah, perlahan wanita itu memepetkan tubuhnya sambil meraih jemari Fatih dan digenggamnya erat. Aroma wangi parfum Victoria Secretmenguar dari tubuh seksinya, memenuhi indra penciuman pemuda berhidung mancung tersebut. Sungguh! Wanita itu merasakan rindu yang teramat dalam. Hatinya sudah terpikat kuat oleh sang pemuda tampan tersebut. Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Fatih seketika merasakan hangat menjalar pada setiap inci tubuhnya. Sungguh kerinduan sang janda pada pemuda berbibir seksi itu menghantarkan rasa yang tak biasa. Namun pria muda itu hanya bisa terdiam menahan hasrat dan lantas menghela nafas dalam-dalam untuk menetralkan suasana. Sebelum akhirnya meluncur kata-kata dari lisannya. "Sar! Maafkan, aku. Bukan maksud menghindar, bukan pula tak ingin lagi menjalin kedekatan dengan kamu. Tapi.

  • Playboy Insyaf   Judul 10 Pria Berselimut

    Bab 10 Setelah rapi berpakaian seraya mematikan alunan musik dari speaker aktif di kamarnya, Fatih beranjak keluar setengah berlari seperti sedang diburu waktu. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia mendengar ada suara wanita muda yang sedang berbincang di teras, dengan kedua orangtuanya. Pemuda itu pun melongok dari balik tirai jendela. "Astagfirullahal'adziim"ucap Fatih, seketika hatinya tak karuan. Baru saja ia akan pergi untuk menghindari agar tidak sampai bertemu dengan Sarah. Tiba-tiba, perempuan itu sudah ada di rumahnya. "Waduh! Harus gimana ini?" gumamnya seraya menarik diri perlahan, untuk kembali ke kamarnya. "Bahaya, bisa diomelin mama sama ayah, nih! Gue," batinnya seraya memutar otak untuk dapat keluar dari rumah. "Kalau aku temui yang ada malah berabe, tapi kalau tidak ditemui, Sarah sudah terlanjur ketemu Mama sama Ayah," Fatih nampak bingung. "Duh! Rudi, kenapa juga, sih! Lu kasih alama

DMCA.com Protection Status