Share

Jenius Muda

Penulis: Calypso Kendra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-18 11:56:31

“Kau sudah sampai?” tuan tua Portland mengangkat kepalanya dari tumpukan kertas sedangkan Chris keluar dari ruangan tersebut dan menyisakan York serta tuan tua Portland.

“Hmm….” York menjawab singkat. York memang dingin dan acuh tak acuh, meskipun pria tua di hadapannya ini adalah kakeknya namun York tidak menemukan adanya bonding ataupun ikatan diantaran mereka. Bagi York tuan tua Portland adalah orang asing.

“Aku senang karena akhirnya kau memutuskan untuk datang kesini.” Tuan tua Portland melihat York yang tampak tenang menyeruput secangkir teh di hadapannya. Meski tenang namun York seakan memberi tembok pemisah yang membuat orang segan untuk berbicara padanya. Tuan tua Portland tampak bangga, karena di usia yang masih muda cucu perempuannya ini tidak hanya berbakat dalam komputer tetapi juga memiliki aura alpha yang membuat orang lain merasa harus menghormatinya.

York hanya diam saja tidak menyahuti perkataan Portland mungkin York terlihat tenang di permukaan namun jauh di dalam hatinya ia sedang berkonflik dan mempertanyakan apakah keputusannya datang kesini adalah tepat?

“Aku mendengar bahwa kau sebenarnya telah diterima di universitas Boston?” Tuan tua sedang berusaha membangun percakapan antara kakek dan cucu.

“Ya.”

“Lalu jika kau kesini bagaimana dengan kuliahmu?”

“Aku telah menulis surat pengunduran diri.”

“Lalu apa rencanamu?”

“Sedari awal aku tidak memiliki tujuan hidup.” York mengalihkan pandangannya ke luar jendela yang terhubung langsung dengan taman, meski taman itu indah tidak ada riak kegembiraan atau kekaguman di mata York yang ada hanyalah tatapan kosong seolah ia melihat tanah tandus kering kerontang.

Tuan tua Portland merasa sedih melihat keadaan cucunya, di usia yang begitu muda ia harus menanggung beban psikologis yang begitu berat.

“Kau tau York, kau masih memiliki aku sebagai kakekmu. Kau tidak sendiri.”

“Wanita itu juga mengatakan hal seperti itu padaku. Tolong jangan janjikan aku tentang hal yang sentimental.” York tidak berniat sedikit pun untuk melihat wajah tuan tua Portland, York tau perkataannya mungkin akan menyinggung perasaan kakeknya tapi untuk saat ini York muak melihat siapapun yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa mereka akan selalu ada bersamanya.

York tidak ingin menggantungkan kehidupan dan kebahagiannya lagi pada siapapun karena hari dimana kamu kehilangannya pada hari itu juga kau akan kehilangan duniamu.

York tidak tau harus bersyukur atau marah dengan terungkapnya kebenaran satu per satu, karena kejadiaan ini York akhirnya memutuskan untuk mulai serius menjalani hidup, tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini selain diri sendiri, mungkin York terlalu naif di masa lalu.

“Baiklah saat ini emosimu belum stabil dan sangat besar kemungkinan kau belum mempercayai apa yang terjadi saat ini tapi satu hal yang harus kau ingat York aku kakekmu, orang yang berhubungan darah denganmu tidak akan pernah meninggalkanmu. Mungkin di masa lalu aku terlalu keras hingga pada akhirnya ayahmu memilih untuk meninggalkan rumah.” Mendengar kata ayah seketika mata York terusik, selama ini ia selalu menahan diri untuk bertanya pada wanita itu tentang ayahnya.

“Hanya kau satu-satunya permata yang kumiliki dari ayahmu York, izinkan kakek untuk menjagamu. Tinggallah bersama kakek, kakek tidak akan memaksamu untuk melakukan sesuatu yang bukan tidak sesuai dengan hatimu. Kau bebas melakukan apapun, hanya… tetaplah tinggal dalam jangkauan dan pengawasan mata kakek.”

 “Biarkan aku hidup sesuai keinginanku? baiklah kalau begitu izinkan aku tinggal di salah satu apartemenmu.”

“Kau tidak ingin tinggal bersamaku di mansion?”

“Tidak.” York menjawab dengan tegas.

“Kenapa? Padahal disana ada paman kedua dan ketigamu beserta isterinya juga sepupu-sepupumu.”

“Aku tidak suka tinggal dengan banyak orang itu merepotkan dan sangat berisik.” York tidak menyukai masalah, tinggal disana pasti akan membuat paman kedua dan paman ketiga waspada padanya. Mereka mengira bahwa ia datang untuk memperebutkan harta kakek juga. Mereka orang yang rakus dan serakah, York telah menyelidiki seluk beluk keluarga tuan tua Portland.

“Lagian kau tau sendiri seperti apa perilaku mereka, aku tidak ingin menghabiskan waktuku untuk waspada terhadap trik mereka setiap saat.” Sebenarnya tuan tua Portland sangat menyadari perilaku anak-anak dan menantunya. Mereka tidak pernah peduli padanya mereka hanya peduli pada hartanya.

Selain itu setiap saat anak kedua dan ketiganya setiap saat pasti saja saling menjatuhkan hingga membuat kakek sedih. Begitupun dengan para cucunya satupun tidak ada yang peduli padanya dan bisanya hanya menghambur-hamburkan kekayaan, hal inilah yang membuat tuan tua Portland ragu untuk menyerahkan perusahaanya pada anak-anaknya dan tetap bekerja di usia senja.

Bagaimanapun perusahaan ini dibangun oleh tuan tua Portland dengan darah, keringat, dan air mata, dan butuh bertahun-tahun untuk membawa perusahaan sampai ke titik yang sekarang. Itu sebabnya tuan tua Portland sangat bersemangat ketika ternyata ia masih memiliki cucu yang ternyata jenius dan memiliki komputer yang mengagumkan. Tuan tua Portland yakin kalau York ditakdirkan untuk menjadi raksasa di masa depan bukan katak dalam tempurung.

“Baiklah, aku akan memberikannya padamu asalkan kau berjanji untuk hidup dengan baik.” Meski tuan tua Portland ingin York mewarisi perusahaannya di masa depan, ia tidak akan memaksa York ia tidak ingin kehilangan York seperti ia kehilangan puteranya lagi.

“Terimakasih, aku tidak akan tinggal gratis di sana. Aku akan membayarmu dengan bekerja di perusahaanmu, tidak ingin sombong tapi skill IT ku di atas rata-rata. Meski aku baru berusia 18 tahun aku sudah memiliki sertifikasi g****e certified professional cloud architect, sertifikasi AWS certified solution architect-associate, dan sertifikasi Microsoft certified solutions expert-server infrastructure, dan aku juga memenangkan kompetisi “hack of pentagon 3 tahun berturut-turut, dan aku juga yang merancang sistem keamanan “Golden company” percaya padaku aku tidak akan mengecewakanmu.”

Tuan tua Portland membulatkan matanya melihat jejeran sertifikasi yang diraih oleh York, meskipun ia telah menyelidiki York ia tidak mendapatkan informasi kalau tenyata York telah memiliki sertifikasi di bidang IT yang diakui oleh dunia apalagi usianya baru 18 tahun jika ini bukan jenius lalu apa? Tuan tua Portland sangat bersemangat sehingga ia tidak bisa berkata-kata.

“Kalau kau tidak percaya, kalau bisa melakukan re-checking pada dokumen ini untuk mengetahui keasliannya.” York berpikir bahwa keterdiaman tuan tua Portland karena mungkin mengira dokumen ini palsu dan illegal.

“Tidak perlu, aku percaya padamu. Aku hanya speechless saja di usiamu yang masih muda sudah memiliki pencapaian seperti ini.” Oke lupakan sertifikasi bergengsi itu, bagaimana dengan Golden Company? Perusahaan real estate yang beberapa tahun lalu sistem keamanan datanya bocor yang menggegerkan public namun beberapa tahun belakang ini dinobatkan sebagai perusahaan dengan sistem keamanan data terbaik karena tidak ada yang bisa menembus pertahanan firewallnya. Sungguh surga masih sayang padanya dengan memberikan cucu se-kompeten dan se-jenius York.

Awalnya Tuan tua Portland bingung akan dikemanakan perusahaannya jika ia meninggal, karena bagaimana pun ia membesarkan perusahaan ini seperti anaknya sendiri. Sekali lagi tuan tua Portland merasa hidup kembali karena telah menemukan penerusnya.

“Baiklah kalau begitu, sebentar lagi waktu makan malam akan tiba kamu harus makan malam ditempat kakek malam ini. Ini adalah pertama kalinya kamu ke Swiss setidaknya kamu harus mengunjungi rumah kakek dan menginap walau hanya semalam. Lalu besok pagi kakek akan mengantarmu ke tempat tinggal barumu.” Tuan tua merasa muda kembali setelah akhirnya beban pewarisnya terangkat.

“Baiklah kalau begitu, terimakasih.” York tidak ingin memadamkan wajah berseri-seri dan penuh semangat kakek.

Bab terkait

  • Pilihan York   Luxury Orchid

    Tuan tua Portland memasuki mansion bergaya eropa mewah, kebayang nggak sih seberapa mahal perabotan yang terpampang nyata di setiap sudut rumah si pemilik. York mengikuti dari belakang dengan elegan seolah tidak tertarik untuk mengamati sekeliling mansion klasik ini.Ketika kamu berkunjung ke rumah mewah, aturan yang pertama adalah usahakan agar mata tidak jelalatan dan bersikaplah tenang dan elegan dengan begitu kamu tidak akan terlihat norak dan di anggap remeh si tuan rumah. Mengagumi boleh tapi jangan sampai mempermalukan diri sendiri.Setidaknya itu yang York pelajari dari kelas tata krama semasa sekolahnya dulu, bukan York yang ingin masuk kelas tata krama tapi wanita itu yang memaksanya untuk mengikuti kelas tersebut dan setidaknya hal itu berguna sekarang.Terkadang hal yang kita anggap dulunya tidak berguna dan buang-buang waktu ternyata akan berguna di masa depan pada waktu yang tepat dan momen yang tepat, intinya tidak ada hal yang sia-sia.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Pilihan York   Tidak Di Izinkan

    “Tidak bisa Olivie Golden Autumn itu sangat jauh dari Winter tech.”“Apa hubungannya dengan winter tech?”“York akan bekerja di winter tech team reseach dan development jadi York sangat butuh lokasi yang strategis dan tidak memakan waktu untuk bolak-balik apartemen perusahaan.” Tuan tua Portland menanggapi pertanyaan Olivie dengan sabar mengingat betapa enaknya masakan Olivie.“York kan tidak lulus kuliah, bagaimana mungkin dia bisa bekerja disana? Sedangkan kak Axel saja yang sudah double master dan memiliki gelar di bidang IT tetap saja tidak di izinkan bergabung dengan team R and D.”“Meski Axel punya gelar IT, tapi ia kurang passionate dan berbakat di bidang IT secara Axel kuliah jurusan IT juga karena desakan papahmu. Dan kakek amati Axel memang lebih berbakat di bidang manajemen keuangan lihat saja profif Rainy Bank meningkat 80% hanya dalam 9 bulan ia menjadi direktur disana.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Pilihan York   Berada di Kantor

    “Bagaimana York kau puas dengan apartemen ini?” tuan tua Portland membawa York berkeliling apartemen yang akan menjadi tempat tinggal York selama ia berada di Rusia.“Ya.” York menjawab singkat lalu mengikuti tuan tua Portland keluar dari apartemen menuju basement. Memang rencananya setelah mengantar York ke apartemen barunya, tuan tua Portland juga akan membawa York ke perusahaan untuk memperkenalkan kepada karyawan Winter Tech.“Selamat siang presdir.”“Siang Mr.Portland...”“Mr. Portland...”Inilah pemandangan yang York dapati saat memasuki gedung perusahaan bersama tuan tua Portland yang di balas tuan tua Portland dengan anggukan dan senyuman seolah menyapa balik karyawannya.“Siapa gadis yang bersama Presdir?”“Sangat jarang melihat presdir membawa seseorang ke perusahaan bersamanya.”“Mungkinkah itu nona Olivie?”“

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Pilihan York   Rekan Se-tim

    Bagaimana tidak terkejut? Kontes itu diadakan 5 tahun lalu, berapa usia York saat itu? Hmm 13 tahun, anak 13 tahun sudah update soal AI yang notabene rumit dan sulit untuk dipahami dan yang lebih mengejutkan lagi, ia mampu mengulik kisah dibaliknya. Tolong ini bukan hal yang bisa dikerjakan oleh remaja bisa berusia 13 tahun.“Itu adalah salah satu momen yang ingin aku delete dalam hidupku, aku menyesal karena terlalu naif di masa lalu. Aku terlalu mempercayai Ecollin dan menyerahkan AI yang telah ku kerjakan berbulan-bulan dan hanya tidur 1 jam setiap harinya. Dan alhasil Ecollin menikmati semuanya dan dieluk-elukkan dunia sedangkan aku tidak mendapatkan apa-apa bahkan harus berbaring di ranjang rumah sakit hampir mati karena kurang tidur berbulan-bulan. Kalau bukan karena tuan tua Portland mungkin seorang Avery akan lenyap dari bumi ini.” Avery terkekeh miris, sebenarnya Avery tidak ingin menceritakan ini karena sama saja ini membuka luka lama dan membuatny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Pilihan York   Taruhan

    “Portland? apakah kau memiliki hubungan dengan Mr. Portland?” York belum sempat menjawab ketika ada suara lain yang menyahut.“Sepertinya ia memiliki hubungan dengan Mr. Portland, jika tidak bagaimana mungkin ia bisa masuk departemen R and D.”“Mungkin saja, apalagi dia baru saja menyelesaikan high school. Ini namanya nepotisme, banyak orang yang harus menangis darah agar bisa masuk departemen R and D sedangkan ia hanya mengandalkan hubungan orang dalam. Ini tidak adil.” Seorang Wanita berlipstik merah memeloti York dengan sorotan tak terima.“Akh, aku takut nantinya ia bisa menurunkan standar tim kita.”“Lagian di masih terlalu muda, dan biasanya manusia se-usianya cenderung labil dan tidak menganggap serius pekerjaannya. Nanti bukannya membantu yang ada malah jadi beban.”“Kau tidak boleh berbicara seperti itu, nanti dia menangis dan melapor pada kakeknya lalu kau di pecat apa kau

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Pilihan York   Mengaku Kalah?

    “Dia terlalu sombong dan mendominasi.” Bisik pria yang duduk di sudut ruangan pada teman pria di sebelahnya.“Yah, dia tidak sadar akan kemampuan dirinya. Biarkan saja, nanti kalau dia kalah baru tau rasa kalau ternyata dia hanyalah butiran debu.” Balas pria yang dibisikin temannya tersebut. Ternyata tidak wanita, tidak pria di tim ini semua sama julidnya.“Hufftt, kamu masih berani mengajukan persyaratan denganku. Tapi aku sepakat dan tolong kerahkan semua kemampuanmu agar nanti aku tidak dianggap mengintimidasi pemula, dan aku akan mencoba mengurangi kemampuanku untuk memberimu wajah.” Liza tersenyum sarkas karena bagaimana pun dia adalah salah satu programmer hebat untuk ukuran wanita di tim ini, itu mengapa dia bertindak sombong setiap harinya.“Tidak perlu memikirkan wajahku, pikirkan saja wajahmu. Jangan menahan kemampuanmu atau mereka akan menganggapku menang hanya karena kamu mengalah, padahal memang dasarnya kau

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Pilihan York   Lemot

    “Bagaimana Liza, kau mengaku kalah?” Coke menghampiri Liza yang tampak frustasi.Liza mengangkat kepalanya dan menguatkan mentalnya “Aku akan memanggilmu senior dan membayar 250.000 rubel.” Liza tidak menjawab pertanyaan Coke ia hanya menjawab bahwa ia akan membayar taruhan lalu meninggalkan ruangan tim Omega. York menaikkan alisnya, ia kira Liza akan denial dan menolak bahwa ia kalah dari York. Namun, ternyata ia langsung mengakuinya sepertinya York akan mempertimbangkan untuk mengurangi kuantitas pembalasan untuk Liza nantinya. Hanya mengurangi lho bukan membatalkan, jadi semua kembali lagi pada sikap Liza nantinya.“Huftt... Liza terlalu sombong, kesombongannya menghancurkan dirinya sendiri.”“Benar ia tidak sadar kalau di atas langit masih ada langit ujung-ujungnya mempermalukan diri sendiri kan.”“Kasihan sekali dia harus membayar 250.000 rubel, duh gagal shopping deh bulan ini.”&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Pilihan York   Meretas Lampu Merah

    York memutar bola matanya “Kakak salah, pekerjaan paling mudah di dunia itu adalah coding. Lagian ini pertama kalinya aku memilih buah sendiri jadi wajar doang kalau kurang perfect. Jangan salahkan aku oke, salahkan saja buahnya yang tidak perfect.” York membela diri sambil menghitung jumlah buahan-buahan yang di masukkan Reo ke dalam trolinya setelah tadi ia mengomel panjang lebar mengalahkan klakson kereta api.“Nah, ini salah satu faktor kenapa di mata kakak, kamu masih bocil karena sudah tahu salah masih saja membela diri dan berusaha mencari kambing hitam. Gimana buahnya sudah cukup?” Oke Reo itu sayang banget pada York, jadi Reo tentu saja tidak bisa membiarkan York berada pada prespektif yang salah.“Cukup, malahan kebanyakan. Jadi apa nanti perut makan ini semua.” York membulatkan matanya setelah menghitung total buah-buahan yang berada di trolinya.“Itu sekalian stok, kamu beruntung ketemu sama kakak disini. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • Pilihan York   Andra

    Celeste memasuki bandara sambil memegang kertas bertuliskan "Reo". Inilah akibat kelakuan laknatnya York, saat Celeste meminta foto Reo agar ia tidak celingak-celinguk di bandara nanti York berkata bahwa ia tidak punya foto Reo dan Reo tidak menolak keras untuk berfoto maupun di foto. Oke untuk ini Celeste paham karena tidak semua orang nyaman berada dalam jepretan kamera. Lalu Celeste pun meminta nomor ponsel Reo dan nama lengkapnya tiba-tiba saja York offline dan tidak aktif lagi hingga sekarang. Ingin rasanya Celeste berkata kasar, andaikan saat ini York ada di depannya mungkin ia akan memutilasi York menjadi delapan bagian. Celeste keluar dari mobilnya dan bergegas ke pintu kedatangan. Sambil memegang kertas di kedua tangannya ia melihat ke pintu kedatangan sembari menebak-nebak yang mana kira-kira pria bernama Reo. Sudah 10 menit Celeste menunggu, namun pria yang bernama Reo tersebut tak kunjung menghampirinya."Apa tulisanku tidak terbaca? tapi kan aku

  • Pilihan York   Pria Licik

    York memejamkan matanya sembari sesekali menyesap teh susu yang dipesannya dari waiter yang sedari tadi berseliweran mengantarkan pesanan pengunjung. Sungguh ini adalah hal terandom dari sekian hal random yang York pernah lakukan yaitu mengunjungi cafe pukul 02 pagi. Di saat yang lain sibuk beradu dalam alam mimpi, York sibuk berada dengan pikirannya.Beruntung cafe ini buka 24 jam dan suasana tropical yang sudut diisi dengan deretan buku-buku yang tertata rapi pada rak-rak kayu yang semakin menambah kesan minimalis namun aesthetic cafe ini.York mengamati cafe yang hanya menyisikan beberapa orang saja. Termasuk seorang pria yang duduk dengan anggun sambil membolak-balikkan buku seolah ia adalah objek yang baru keluar dari lukisan. Jangankan pengunjung bahkan para waiters pun curi-curi pandang bahkan memandang dengan terang-terangan ke arah pria berkulit putih pucat tersebut seolah siap untuk memangsanya. Kaos hitam yang dikenakannya tampa

  • Pilihan York   Setuju

    Arthur terdiam tampak merenung dengan tatapan kosong. Tuan tua Portland mencicipi tehnya sembari menunggu Arthur angkat suara, ia tidak mendesak dan menunggu dengan sabar.Arthur menghembuskan nafasnya dengan kasar "Dia ingin membuat Chip yang di tanam ke otak manusia untuk mengendalikan aplikasi yang terdapat pada ponsel, laptop ataupun perangkat teknologi lainnya."Deg...Tuan tua Portland yang sedang menyesap tehnya hampir menyemburkan teh tersebut dari mulutnya. Beruntung sebagian teh sudah hampir mencapai lambungnya jika tidak ntah seperti apa nasib wajah tampan Arthur yang akan banjir semburan tuan tua Portland."Bukankah itu teknologi yang dulu Steve kerjakan ?" tuan tua Portland meletakkan cangkir tehnya sambil mengingat betapa bahagianya wajah putranya saat membicarakan ide itu padanya."Yah, teknologi yang gagal dan merupakan teknologi terakhir yang Steve kerjakan sebelum ia menghilang." Arthur berucap dengan lirih

  • Pilihan York   Sahabat Arthur

    "Jujur, saya sangat menyukai desainmu York tapi dari sudut pandang ekonomi saat ini perusahaan belum memiliki kapasitas untuk menciptakan teknologi se-inovatif ini. Karena kondisi finansial perusahaan saat ini tidak stabil. Durasi pengerjaan juga terlalu singkat, untuk teknologi se-inovatif ini butuh waktu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Lebih baik di pending dulu dan tidak usah diikutkan dalam kompetisi.”"Selain itu, perusahaan juga sedang mengerjakan proyek besar yang tentunya membutuhkan atensi dan waktu lebih untuk menyelesaikannya." Arthur menjelaskan kepada York."Tapi bukankah jika teknologi ini berhasil akan menambah value perusahaan? dan investor bahkan tender akan berbondong-bondong ke winter tech pastinya profit perusahaan juga akan naik." York mencoba menjelaskan manfaat yang akan di dapatkan oleh perusahaan apabila mereka mendukungnya untuk menyelesaikan proyek ini."Aku tau, tapi sebagai direktur yang memahami kondisi perusa

  • Pilihan York   Terlalu Imajinatif

    Bagaimana dengan Liza? Liza hanya terpaku ketika mendengarkan penuturan dari mulut pria tersebut. Ini adalah pria yang dicintainya selama bertahun-tahun, ini adalah pria yang membuat hari-hari suramnya menjadi berwarna selama bertahun-tahun, namun ini adalah pria yang sekarang bersimbah air mata dan menuduhnya egois serta menginjak-nginjak harga dirinya sebagai pria.Liza tidak tau harus menangis atau tertawa, ia sedih karena pria yang diperlakukannya dengan tulus ternyata menganggap apa yang dia lakukan adalah bentuk simpati dan amal bukan cinta. Ia ingin menangis namun hatinya dingin dan amarahnya melonjak.“Aku tidak pernah menyangka bahwa kau ternyata memiliki perasaan rendah diri yang ekstrim, aku memperlakukanmu dengan tulus tapi kau menganggapnya sebagai bentuk simpati dan amal. Apa kau tau kenapa aku menolak barang-barang yang kau berikan hm? Itu karena kau membelikanku barang-barang mahal yang setara dengan 3 bulan gajimu. Lalu bagaimana kau akan h

  • Pilihan York   Maksud Kamu Apa?

    “Dia itu mantan pacar seharimu itu kan?”“Bukan sehari tapi 23 jam, sehari itu 24 jam jadi tolong jangan di lebih-lebih kan ya.”“Sama saja, 1 jam lagi genap sudah 1 hari. Sepertinya dia benar-benar buaya kelas kakap ya?”“Dia bukan buaya kelas kakap tapi dia presdir dari buaya internasional. Apakah aku pengkhianat bangsa di masa lalu sampai harus di pertemukan dengan manusia paling manipulatif seperti dia.” York tampak kesal saat mengingat dirinya yang dengan konyolnya menerima ajakan frederick untuk dating, dan beberapa jam kemudian ia baru tahu kalau ia juga baru saja menyatakan cinta pada wanita lain di sebuah kafe sehingga ia memutuskan hubungannya dengan Frederick lewat we chat. Beruntung saat itu ia belum memiliki perasaan apapun pada Frederick.Tidak memiliki perasaan apapun? Lalu kenapa York menerimanya? Itu karena Frederick menembaknya di depan umum dan rasanya sangat jahat kalau York menolaknya di

  • Pilihan York   Mantan Sehari

    Perlahan mobil tersebut semakin mengecil meninggalkan York yang sedang berusaha mencerna kejadian sejam yang lalu sambil berjalan pulang ke apartemennya. Ia membuka jaketnya yang berlumuran darah lalu membuangnya ke tong sampah terdekat. Karena kalau Reo melihat jaket berlumuran darah ini bisa makin panjang urusannya, Reo pasti akan menggali sampai ke akar-akarnya jadi lebih baik menghilangkan hal-hal yang memicu kecurigaan terlebih dahulu.Dan benar saja ketika York membuka apartemennya, Reo tampak sibuk di dapur sepertinya menyiapkan sarapan. Wangi masakan menguar di apartemen menggugah selera membuat siapapun lapar seketika. Masakan Reo memang tidak pernah gagal, jika suatu hari nanti Reo bosan dengan IT dan ingin berganti profesi mungkin York bisa menyarankan Reo untuk membuka restoran di jamin pasti akan menjadi restoran viral mengalahkan restoran Michelin. Oke, kalau yang terakhir York agak lebay sih tapi memang masakan Reo itu nggak tandingannya.“Pa

  • Pilihan York   Keringat Dingin

    York menyusuri kota dengan kaki jenjangnya yang berbalutkan celana training dan sepatu kets. Rambut ikalnya di kuncir kuda yang memamerkan leher jenjangnya. Hidungnya tampak rakus menghirup udara pagi yang membuatnya tak merasakan dinginnya pagi. Beberapa sudah tampak beraktivitas di pagi buta seperti paman pengangkut sampah, bibi penyapu jalanan, yang membuat pagi ini sedikit semarak meski dapat di hitung jari jumlah orang yang beraktivitas di luar.Ini adalah hari minggu, hari libur, hari bersantai, dan hari untuk bermalas-malasan namun sejak ia tiba di kota ini ia belum sempat mengunjungi tempat apapun selain kantor, rumah tuan tua Portland, dan supermarket sungguh kunjungan yang membosankan bukan? Dan jadilah pagi ini York memutuskan untuk berjalan-jalan alih-alih tidur dan menghabiskan satu hari penuh rebahan di kasur.York sengaja keluar dari komplek apartemennya dan menyusuri jalanan yang tampak lengang meski ada satu atau dua kendaraan yang melintas setia

  • Pilihan York   Rakus

    “Apa yang ingin kau capai dengan menantang Ecollin York?” Avery menatap lurus ke mata York.“Kebenaran dan keadilan. Aku mengajakmu bekerja sama bukan hanya untuk mencapai tujuanku saja tapi karena aku tahu bagaimana rasanya ketika orang lain menunggangi kepalamu, bagaimana rasanya ketika hasil kerja kerasmu siang dan malam dengan seenak udelnya di caplok orang lain, bagaimana rasanya ketika orang lain mendapat pujian atas sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan dan tidak ada hubungannya dengan mereka. Pasti kamu tidak bisa tidur nyenyak di malam hari kan? Jika kamu tidak memperjuangkan apa yang harusnya menjadi milikmu maka milikmu yang lainnya juga akan dicaplok orang lain suatu hari nanti. Belajar tegas dari hal-hal kecil Ve.”Avery menopang kepalanya dengan frustasi. “Bisa kah kita melupakan ini dan tidak membahasnya lagi York? aku bahkan sudah lupa tentang segalanya.”York mendesah pelan “Ve lihat aku, ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status