Prem makin tak bisa bersuara, Selena dengan cueknya mempelorotkan gaun pengantennya dan hanya tersisa dua lembar penutup di badannya.Mau tak mau dia menoleh ke tempat lain, tubuh putih Selena sangat indah, di tambah buah melonnya yang lumayan gede...!Gaun penganten tadi di buangnya begitu saja di sebuah bak sampah, kemudian Selena mulai pasang jeans dan kaos oblong di badannya.Ajaibnya baju itu pas dan kini Prem melongo, Selena terlihat makin cantik dengan pakaian santai ini.Dengan cueknya Selena putar-putar badannya di depan cermin besar. Mematut-matut pakaian yang sangat cocok dia pakai.“Kamu cantik sekali pakai itu,” tanpa sadar Prem memuji Selena.“Oh yaa..tengkyuuu Abangkuuuuhh,” sahut Selena tertawa kecil.Barulah Prem tersadar dari sikapnya yang tak biasa ini. Dia lalu ambil tas ranselnya dan mengambil 5 gepokan uang dari tas ransel itu, pecahan uang 100 ringgit.Mata si bintang kejora ini melotot, saat Prem sodorkan 5 gepuk uang yang nilainya otomatis 50 juta ringgit.“B-
Jarak Kuala Lumpur ke Shah Alam hanya 38 kilometeran, Prem pun santai saja bawa mobil sport mewahnya. Tak buru-buru, apalagi jalanan di sini selain lebar juga tak sepadat Jakarta, yang terkenal macet di mana-mana.“Abang Prem hebat, tiga begundal Abang bikin keok!” puja puji Selena bergema sepanjang jalan. Prem senyum kecil saja di puji begitu, baginya itu hal biasa.Dia masih banyak stok pengalaman yang lebih mendebarkan...salah satunya hampir tewas di laut.“Oh ya Bang, tadi bilang kekasih ke mata spit songong itu. Abang ini seriuskah?” Selena kembali brondong Prem, hingga pemuda langsung terbatuk. Lalu menoleh dan tertawa kecil.“Emanknya kenapa, kamu tak suka?”“Yeee...sembarangan, kan kita belum pernah pacaran, lagian Abang pasti punya pacar, yang Abang bilang Putri Ako tempo hari, iya kann? Kalau boleh tau siapa dia Bang?”Dengan mata terlihat bersinar-sinar kocak hingga Prem jadi gemes, Selena pun menunggu jawabannya. Saat di lampu merah, Prem lalu meraba kantong celananya.“K
Prem bertindak taktis, secepat kilat dia cabut pistolnya yang sudah di pasangi peredam. Duppp…pria ini pun jatuh bedebuk dengan dahi berlubang.Gerakan kilat Prem yang terlatih dan jarang luput saat membidik lawan kini makan korban.Tak lama satu rekannya datang saat mendengar suara bedebuk, kembali Prem dengan berdarah dingin langsung men-dor orang ini tanpa ampun.Tanpa bersuara diapun menyusul rekannya meregang nyawa dan jatuh bergelimpangan di lantai ruko ini.Prem sengaja tak mau berlaku tanggung, dia sudah tahu komplotan ini sangat berbahaya dan juga kejam. Sehingga dia bertindak cepat dan tak mau beri hati lagi, apalagi dia beberapa kali hampir jadi korban.Prem melihat sekitar ruko yang lumayan luas ini, hampir mirip gudang. Setelah merasa tak ada lagi orang yang datang, Prem pun menghubungi nomor khusus, yang terhubung dengan badan intelejen Malaysia.Prem sebelumnya memang sudah melaporkan ke badan rahasia ini, kalau dia ada misi khusus di negara kakek buyutnya ini. Dia tak
"Iya nek, tolong ceritakan, jangan bikin Selena bingung,” Selena pun sama seperti Prem, tak sabar ingin tahu bagaimana ini bisa terjadi, secara kebetulan lagi.Nenek ini menghela nafas panjang, lalu mulailah dia bercerita…!Kebiasaan saat suntuk minum sake tanpa sadar membuat Putri Ako dan Prem suatu hari melakukan hubungan suami istri, di apartemen yang di sewa Prem.Prem pun mulai teringat, saat mereka terbangun, ketika itu mereka tanpa busana dan antara sadar dan tidak mereka sempat mengulang lagi.Tanpa Putri Ako sadari, saat itu kondisinya sedang subur, hal itu di sadarinya satu bulan kemudian setelah Prem kembali ke masa depan.Putri Ako pun hamil dan mau tak mau dia harus terima kenyataan, kehamilannya ini buah cinta terlarangnya dengan Prem.Lahirlah seorang bayi laki-laki tampan dari rahim Putri Ako. Tapi berbarengan dengan kelahiran bayi laki-lakinya itu, Putri Ako yang selalu kepikiran Prem, akhirnya meninggal dunia.Mau tak mau bayi malang ini di pelihara nenek Kui yang su
Aktivitas pelabuhan utama di Malaysia ini sangat ramai, Pelabuhan Klang merupakan sebuah kota pelabuhan yang sibuk, tempat ini terletak di daerah masuk distrik Klang di negara bagian Selangor.Sejak dua hari Prem sudah pantau pelabuhan ini, sesekali dia kontak temannya yang juga agen di badan intelejen Malaysia.“Hmm…belum terlihat kapalnya,” batin Prem sambil membuang puntung rokoknya, sambil terus pantau kapal-kapal yang berada di pelabuhan ini.Prem kembali memandang pelabuhan yang berada Lembah Klang, termasuk ibu kota federal Kuala Lumpur dan ibu kota administratif federal Putrajaya.Prem kini fokus kejar musuh besarnya, yang dari info yang dia sadap dari telpon yang sebelumnya dia rampas dari anak buah Madam Riona. Kapal yang mengangkut senjata dari Korut ini akan bersandar di pelabuhan ini.Sebelum nantinya akan berangkat lagi ke Pakistan. Senjata-senjata ini di pesan kelompok milisi yang berada di daerah perbatasan Pakistan dan India.Ponselnya berbunyi. Prem pun langsung meng
Prem manjakan ‘cucunya’, apapun yang Selena inginkan, dia iyakan saja. Kini mereka naik private jet tujuan Eropa pun Prem tak keberatan menemani.Prem seakan ingin menebus kesalahannya yang tak sengaja bikin Putri Ako hamil, dan membuatnya memiliki cucu di masa depan ini.Kelakuan Selena memang pek keteplek kelakuannya, kadang tengil, manja dan cuek.Walaupun kadang Prem senyum geli, Selena ini lebih cocok jadi adiknya di bandingkan cucunya, karena beda usia mereka yang hanya 8 tahunan.Tapi saat bicara, kalau orang dengar akan memandang heran, Selena sudah biasa panggil 'grandpa'!Saat ini mereka sedang berada di sebuah kota yang terkenal dengan klub bolanya. Prem sengaja ajak Selena liburan, setelah misinya sukses hancurkan kapal penyelundup.Aseek jalan-jalan di sebuah mal yang ada di Kota Manchester. Prem tak sadar sejak tadi ada mata bolat dan tajam yang terus menatapnya dengan Selena, yang aseek jalan-jalan di mal mewah ini.Gadis remaja ini tak sungkan bergelayut di tubuh Prem,
Mereka kembali ke rumah sakit dan kondisi Selena masih dalam pantauan dokter, Prem pun memutuskan balik ke hotel.“Ange pulang ke mana..?” Prem menatap wajah Ange, yang di tatap kembali lempar senyum manis. Gemas juga Prem, apalagi bibir, mata, dan hidung Ange bak pinang di belah dua dengan Putri Ako.“Hotel, kan aku nggak punya apartemen atau rumah Inggris sini. Nggak kayak kamu, kan punya dua buah rumah mewah di Inggris, juga beberapa apartemen, eh salah milik bapakmu ha-ha..!”Ange pun sebutkan hotelnya, Prem tersenyum karena mereka di hotel yang sama.Saat naik taksi, Angelina heran sendiri, sejak tadi Prem selalu menatap dirinya. “Hei apa yang aneh di badanku, dari tadi kuliat kamu terus menatap tubuhku sejak di rumah sakit tadi?”“Tato kamu pada kemana, kok mulus…?”Angelina lagi-lagi tertawa perlihatkan giginya yang putih rata dan lidahnya yang berwarna pink.“Selama ini kalian ketipu…tato punyaku itu tidak permanen, tapi bertahan hingga 2,5 tahun.”Prem kaget, apalagi dengan e
Saat bercerita, mata tajam Prem sesekali mengerling ke pojokan, di mana pria yang mengawasi mereka masih tetap begitu -memantau dia dan Ange-.Angelina rupanya menyadari, dia pun langsung bertanya pelan. “Kamu kenapa sih, dari tadi ku lihat…?” Ange tak mau mengerling, matanya hanya menatap wajah Prem.Prem langsung beri kode. Angelina pun sadar dan di wajahnya terlihat langsung tegang.“Jangan takut, aku tak akan biarkan kamu terluka seujung rambut pun,” bisik Prem lagi.Kini tanpa sadar menggenggam tangan Ange, Ange pun sama, seakan hanya Prem lah satu-satunya saat ini yang bisa menyelamatkannya.Prem lalu menarik tangan Angelina. “Kita keluar, kita lihat apakah orang yang mengintai kita itu mengikuti!”Ange pun tak banyak tak tanya, walaupun hatinya makin deg-degan juga. Mereka kini berjalan di sebuah gang, dan Prem mulai menghitung, ada 3 orang yang mengikuti langkah keduanya.Begitu berada di sebuah tikungan, Prem meminta Angelina bersembunyi, dia mencabut senjatanya dan menunggu
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman