“Kalau kamu memang tak punya selingkuhan, buka pakaian kamu itu?”
“Apa maksud kamu?”
Sebagai jawabannya Bahar lalu mendekati Winah, secara tiba-tiba Bahar menarik dengan keras krah baju Winah hingga kancingnya ada dua yang copot.
Winah yang tak mengira Bahar begitu kasar dan marah tak bisa lagi mencegah perbuatan suaminya itu.
Dan kini mata Bahar melotot melihat ada beberap cap merah di leher istrinya tersebut dan saat dia menatap agak ke bawah, matanya makin nyalang liar melihat ada lagi beberapa cap merah di atas dada yang dulu selalu Bahar rindukan.
Kemarahan Bahar benar-benar tak bisa dikendalikan lagi.
“Kamu perempuan hina, pela**r ternyata benar dugaanku kamu baru saja berselingkuh di hotel itu, bangs***!”
Plakkk...plakkk dua kali tamparan keras Bahar layangkan ke wajah istrinya ini, Winah yang kini sudah tak bisa mengelak lagi, terlempar dari kursinya.
Winah langsung bangkit, dengan me
Brandon kemudian menelpon Regina dan meminta wanita yang juga baru mandi ini ke kamarnya. Regina kaget tapi ia buru-buru bilang akan segera berpakaian dan menuju kamar Brandon.30 menitan kemudian Regina dengan rambut yang masih agak basah sudah berdiri di depan kamar Brandon.“Masuk Regina?” Regina hanya mengangguk sambil tersenyum manis, tercium bau harum tubuh wanita cantik ini saat masuk dan melewati Brandon.“Kamu sudah sarapan?”“Belum, tadinya mau, tapi bapak bilang segera ke sini, makanya saya langsung ke sini dan nggak sempat sarapan!”“Baguslah…mari temani aku sarapan!” Brandon lalu berjalan menuju ruang makan nan megah di kamar ini dan kini mereka sudah duduk berdua bersiap menikmati sarapan mewah yang tersedia di meja, ada 10 menu yang disajikan, termasuk buah-buahan.Regina menatap wajah pria yang 3 harian lalu bilang pamit mau ke Sukabumi dan kini santai saja mengaut nasi d
“Bang…masih ingat kan denganku, aku Brandon, mantan anak buah abang!”“Bang Jack tak bisa bicara Brandon, sudah 4 bulanan ini, kami sudah habis biaya mengobati dia, hampir 1,5 milyar, tabungan kami ludes, usaha juga bangkrut, malah rumah dan kantor ini mau di sita bank, karena kami tak sanggup lagi nyicil!” yang bicara Fani, istri Jack Black. Brandon menatap iba ke Jack Black yang terlihat hanya bisa bicara a..u..a.u saja, kadang matanya menatap kosong.Fani kemudian meminta Brandon dan Mita duduk di kursi tamu, sementara Jack Black kembali di antar ke kamar untuk istirahat.“Bang Ali kemana Mita, tak keliatan?”“Bang Ali ada job kecil, menjaga acara hajatan, yahh gitulah Mas Brandon, kini hanya dapat job-job kecil, tak lagi seperti dulu!”Fani istri Jack Black duduk bergabung. Wajahnya yang dulu selalu glowing kini berubah drastis, seakan lebih tua 10 tahunan.“Kami
Brandon saat ini bak malaikat penolong bagi mantan rekan-rekan kerja sebelumnya, khususnya Mita dan Bang Ali, serta pastinya keluarga Jack Black.Di saat bakal terancam akan terusir dari rumah yang merangkap kantor, di tambah lagi Jack Black sakit, Brandon tiba-tiba datang dan mengulurkan bantuan yang tak sedikit.Fani istri Jack Black tak henti mengucap syukur, apalagi setelah melihat suaminya kini sudah di rawat dan mulai ada perkembangan positif, bayangan bakal terlunta-lunta dan dua anak mereka yang masih kecil-kecil akan terbengkalai pendidikannya sirna seketika.Brandon kembali ke hotel menjelang malam, di lobby ia sudah di tunggu Regina dan Sekretarisnya yang tak kalah cantik, yakni Sarah.Kalau dibuat perbandingan, Sarah sebetulnya lebih cantik, cuman Sarah tidak se-glamour Regina dalam berpakaian.Brandon kadang menyuri pandang pandang ke wajah sang sekretaris ini, Sarah ada keturunan India, sehingga matanya bulat tajam.Tapi kulit
Dua jam kemudian Brandon dan Sarah sudah berada dalam mobil sport mewah ini, yang berharga hampir 6 milyar dan di bayar cash oleh Brandon.Argo sopirnya, di minta Brandon bertahan untuk menyelesaikan administrasinya.“Karena saya mau buru-buru, kalau ada tanda tangan atau apapun, saya wakilkan ke Argo ini!” Naomi dan Lusi yang sebelumnya melayani Brandon, langsung bilang siap dan mereka kemudian bergerak menyelesaikan administrasinya.Sang pemilik show room yang tak lama gabung dengan Naomi dan Lusi serta melihat Brandon sudah dalam mobil mewah itu bersama Sarah menyebutkan, kalau pria muda itu crazy rich nyentrik yang belum pernah ia temui, beli mobil mewah bak beli kacang goreng saja, semuanya minta serba cepat.Sementara Brandon dan Sarah kini sudah melaju kencang di jalanan tol, setelah tadi di isi BBM full oleh pegawai dealer dan di pasangi plat sementara, untungnya mobil ini sudah di beri riben gelap, sehingga Brandon tak perlu lama menu
Keduanya kini makin akrab, Sarah tak segan cerita latar kehidupan dia pada Brandon, Sarah juga bilang sudah lama jomblo, sejak putus dengan kekasihnya, yang tak ingin Sarah terlalu sibuk sebagai Sekretaris Regina, sehingga susah punya waktu berduaan dengan kekasihnya tersebut.Sarah ngaku juga tak sedih, karena ia harus membantu keuangan keluarganya, sehingga ia lebih mementingkan karir daripada cinta.Sarah tak segan curhat kalau dia bukan dari keluarga mampu, tapi benar-benar keluarga sederhana dan dia andalan keluarganya untuk mencari nafkah.“Sama…akupun jomblo, dan dulunya juga bukan siapa-siapa!” ceplos Brandon, sambil menatap wajah cantik Sarah.Sarah kaget, antara percaya dan tidak kalau pria setampan dan setajir Brandon masih jomblo, kalau soal riwayat Brandon dia sudah tahu dari Regina.“Bapak pemilih kale, makanya belum dapat-dapat sampai kini!” kelakar Sarah, sekaligus memecah keheningan.Brandon te
“Parking eksekutif pa bos?” tanya sang parking ini, karena ia tahu mobil ini sangat mahal.“Iyahh terserah kamu!” Brandon lalu merogoh dompetnya dan menyerahkan 5 kembar uang 100 ribuan, yang diterima terbungkuk-bungkuk oleh sang juru parking hotel ini.Melihat bosnya sudah balik lagi ke hotel, Argo datang tergopoh-gopoh mendekat.“Argo, kamu bawa lagi mobil ini ke dealer tadi, perbaikin yang penyok itu!”“Siap pa bos, ehh kenapa penyok…!” suara Argo terpotong, karena Brandon langsung melewatinya tanpa menjawab, sambil menggandeng tangan Sarah masuk ke lobby hotel.Brandon terus saja menggandeng Sarah dan menuju lift, lalu tanpa banyak kata membawa gadis cantik ini ke kamarnya.Sarah kini sudah mulai pulih kesadarannya, dia mandah saja di bawa Brandon ke kamar Presiden suitenya.Sampai kamar dan duduk di kursi di ruangan tamu, Brandon menyerahkan satu botol air mineral dingin, set
Saking lelahnya setelah ketegangan lalu bercinta dengan Sarah, Brandon pun terlelap dengan nyenyaknya, Sarah sendiri tak bisa memejamkan mata.Matanya nanar menatap langit-langit kamar hotel mewah ini. Dia masih tak percaya saat ini bukan lagi Sarah yang lalu, dia sekarang telah ternoda, dan orang yang menodainya bukan orang sembarangan, bos besarnya di kantor.Tak ada kata-kata cinta, apalagi hubungan romantis selama ini, kejadian barusan tak direncanakan sama sekali.Dengan mantan kekasihnya dulu, Sarah tak pernah berbuat jauh, mereka paling banter hanya melakukan ciuman dan pelukan, tak lebih dari itu. Sarah benar-benar menjaga kesuciannya, tapi kali ini dia malah tak mampu bertahan.Pertahanannya jebol, padahal Brandon tak pernah menggodanya, apalagi menyatakan cinta, dan dia pun kenapa malah luluh dengan pria tampan dan dingin ini!Sarah menatap wajah Brandon yang kini terlelap di ranjang mewah kamar hotel ini, setelah bercinta di kursi, Sarah
Novia yang datang kaget setengah mati melihat mewah dan besarnya rumah Brandon, ia sampai guyon dan bilang kalau Brandon menemukan harta karun, sehingga kini punya uang tak berseri lagi saking kaya rayanya.Namun akhirnya Brandon bercerita juga, sehingga Novia geleng-geleng kepala dan hatinya makin mengkeret, mengetahui siapa kini kekasih ‘nafsunya’ ini.Ibaratnya Brandon sudah jauh dari jangkauannya, tapi dirinya tetap bahagia, karena Brandon bilang tetap sayang dengannya walaupun tidak cinta.“Aku takut kalau kamu jadi biniku, kamu bakalan kurus kering!” bisik Brandon tertawa lepas, hingga Novia ikutan tertawa sambil mengiyakan.“Kamu rekrutlah 5 atau 8 orang anak buah atau ART baru, aku percayakan ke kamu, soal satpam, nanti bang Ali yang membereskan semuanya!” kata Brandon lagi, yang kembali disambut anggukan kepala Novia, kini Novia tak bawel lagi bertanya, dia sudah yakin kalau Brandon sejak awal bukan orang semba
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman