Seminggu kemudian…
Brandon kini terkaget-kaget, saat akan meninggalkan rumah sakit dia sudah di sambut seorang pejabat rumah sakit yang belakangan ia baru tahu kalau pria itu Direktur Utama rumah sakit ini.
Dua pengawal yang setia menjaga dirinya selama di rumah sakit menunduk hormat padanya dan mempersilahkan Brandon masuk ke mobil mewah yang sudah standy di lobby rumah sakit.
Bahkan para dokter yang selama ini merawatnya juga menunduk dalam-dalam, tanda hormat padanya, tentu saja para dokter sudah tahu semua berdasarkan ucapan Asisten Rahman, kalau Brandon adalah anak kandung Dato Hasim.
Sehingga sejak saat itulah perubahan terjadi, Brandon dianggap bak raja yang sedang di rawat, harus terus di pantau setiap detik kesehatannya.
Brandon langsung di bawa kembali ke rumah Dato Hasim, saat sampai di pintu gerbang, Brandon kini merasa aneh, karena penjagaan di rumah Dato Hasim makin di perketat, bukan hanya para pengawal yang berjaga, tapi juga
Mata Brandon benar-benar masih berkunang-kunang, ia sudah tak mendengarkan lagi penjabaran dari Pengacara Witan yang menjelaskan detil-detil harta milik Dato Hasim. Sampai akhirnya Witan selesai membacakan semuanya, Brandon masih seakan bermimpi.“Tengku Brandon…tolong segera tanda tangani berkas-berkas yang sudah ada di depan Tengku,” Witan menatap wajah Brandon yang bengong tersebut, sampai-sampai Ina, salah satu staf Witan terdiam lama menunggu, karena Brandon belum juga bereaksi untuk meneken berkas tersebut, ia masih seakan bermimpi dengan warisan luar biasa ini.“Brandon, kamu dengar bukan apa yang dikatakan Pengacara Witan?”Barulah Brandon kaget ketika mendengar suara Dato Hasim ini, ia menoleh lalu menatap pengacara Witan, kemudian beralih ke Asisten Rahman, kesadarannya berangsur-angsur pulih dan ia kini bukan berada di dunia mimpi, tapi di alam nyata, di depannya sudah ada setumpuk berkas maha penting yang harus tanda ta
Lima hari kemudian, kesibukan luar biasa terjadi di kantor Hasim Holdings Ltd, Kuala Lumpur, semua direktur yang berjumlah 25 orang berkumpul, di undangan hanya tertulis rapat sangat penting dan tak bisa diwakilkan pada siapapun.Bahkan ada 10 direktur yang sedang berada di luar negeri langsung pulang cepat, begitu mendapatkan pemberitahuan kalau ada rapat mendadak yang maha penting.Mereka sudah hapal, kalau sampai tak hadir di rapat begini, resiko pemecatan sudah membayang, karena Dato Hasim adalah tipikal Presiden Direktur yang sangat tegas, baginya apapun kesibukan, kalau ia sudah ingin mereka berkumpul, maka wajib datang, apapun kesibukan.25 direktur dengan pakaian jas resmi yang mahal dan ditambah parfum-parfum kelas satu sudah duduk rapi di ruangan megah khusus di kantor utama ini.Dari 25 orang ini, terdapat lima orang wanita, pakaian mereka sangat styles dan tentu saja kekinian, usia mereka pun rata-rata masih muda, yakni paling tua 38 tahun dan
Ternyata semuanya ikut bertanya begitu, sehingga rame lagi suasana rapat tersebut. Dato Hasim kembali tersenyum dan menatap mereka seakan sengaja membikin anak buahnya ini penasaran.Semenjak bertemu Brandon dan sudah jelas anak kandungnya, Dato Hasim makin sering tersenyum, beda jauh saat dulu, pandang matanya lebih sering tajam berwibawa dan jarang bicara apalagi tersenyum.Wajahnya yang dingin menimbulkan rasa segan bagi siapa saja, pembawaan itulah yang agaknya menurun ke Brandon saat ini.Dato Hasim tak aneh meliha anaknya ini, baginya itu sudah sifat alami yang sulit di rubah!Setelah suasana tenang dan diam lagi. Dato pun lalu menatap Brandon, semua mata mengikuti pandangan Dato Hasim.“Puteraku itu…inilah orangnya, Brandon Zailani, atau kini bergelar Tengku Brandon Zailani!” Brandon yang dikenalkan diminta Dato memberi hormat pada ke 25 Direktur Utama alias CEO ini, Brandon langsung berdiri dan mengangguk menghormat
Seminggu kemudian, Brandon mulai memahami situasi perusahaan, dia terus dengan tekun mempelajari situasi.Brandon benar-benar tak ingin hanya kesenangan dengan warisan maha besar ini, tapi ia bertekad akan menjaga bahkan memperbesar kelompok usaha ini, inilah yang membuat Dato Hasim kini makin senang dan tambah nyenyak tidurnya dan menikmati masa pensiunnya dengan tenang.Di sebuah rumah mewah, Kelly kaget mendengar Balkan ayahnya marah-marah tak karuan, di samping ayahnya terdapat tantenya Rohima yang juga terlihat marah, serta Om nya atau suami Rohima, yakni Mr Farhan.Juga ada Tante Jasmen, istri kedua ayahnya yang terlihat mengompori Balkan serta tantenya tersebut.“Bang**tttt…si tua Dato Hasim ternyata telah menghibahkan semua hartanya pada anak haram itu!” sungut Balkan.“Bodoh banget si sniper itu, kenapa nggak tembak kepala si Dato dan si anak haram itu sekalian!”Kali ini Rohima yang menyambung ucapan
“Abang nggak bisa ngomong kalau soal keluarga Kelly, karena Kelly kan tau sendiri bagaimana watak Om Balkan dan tante Rohima terhadap ayah!”Kelly lama menatap wajah Brandon, ia harus mengakui dalam hati, wajah pemuda ini sangat tampan, apalagi kini setelah menjadi seorang crazy rich, yang bikin Kelly makin kagum, andai tak ada Brandon, bisa jadi tembakan yang ditujukan pada Dato Hasim, juga akan menyasar kepadanya.“Abang punya kekasih di Indonesia?”Brandon terhenyak kaget dengan pertanyaan Kelly, ia lupa Kelly lama bermukim di Eropa, sehingga soal bicara pacar secara blak-blakan bagi gadis cantik ini bukan hal yang aneh.Brandon berpikir, dengan usia Kelly yang masih remaja, belum saatnya bicara soal begitu.“Abang nggak sempat pacaran Kelly, semenjak putus dulu dengan kekasih abang, sampai kini abang tak pernah lagi dekati wanita!”“Hmm menarik sekali, ceritakan donk kenapa sampai putus?&rd
Kelly ternyata mengenali pria kebule-bulean dan tampan itu, tapi wajahnya langsung jutek, Kelly juga malah makin memeluk tubuh Brandon dan mencueki lelaki itu.Pemuda ini lalu menatap tajam ke arah Brandon, yang di tatap malah balik menatap dengan tajam, Brandon memang memiliki tatapan dingin, sehingga pria itu terlihat kaget juga, ia lalu meninggalkan meja Brandon dan Kelly, karena merasa dicueki gadis cantik ini, walaupun sebetulnya dia gentar dengan tatapan tajam Brandon.Saat lagu DJ berganti lagu lebih soft, sehingga tak lagi menghentak seperti tadi, Brandon lalu mendorong pelan tubuh Kelly agar tak lagi duduk di pangkuannya.“Dia tadi siapa Kelly, mantan kamu ya?”“Ya, namanya John, ga tau kok dia ada di Kuala Lumpur juga!”“Kenapa kamu kurang suka dengannya, kan kalian dulu pernah bersama, walaupun kini mantan!”“Ahh malas omongin tu orang, gaya sok seleb and suka merasa kepedean, mentang-ment
Kelly ternyata meminta Brandon mengantarnya ke apartemen, Kelly bilang nggak enak pulang malam-malam ke rumah datuknya.Brandon mengiyakan saja dan ia pun membelokan ke arah jalan yang di tunjuk Kelly menuju apartemen.Ternyata apartemen tersebut termasuk di kawasan sangat mewah dan ekslusif, Kelly yang sudah agak berkurang mabuknya kini makin erat memeluk lengan kokoh Brandon, kadang Brandon agak risih juga, bagaimanapun ia masih ingat dirinya dan Kelly punya hubungan, walaupun jaraknya agak jauh, karena istri ayahnya Dato Hasim kakek dari Kelly.Begitu sampai di dalam apartemen, Kelly langsung menyandarkan badannya ke kursi tamu yang ada di ruangan itu.“Kok abang kayak kaku gitu Kelly peluk, emank kenapa, Kelly ga cantik yaa?”Brandon tersenyum kecil, ia pun kini duduk di samping gadis jelita ini, lalu menatap wajah Kelly.“Kamu lupa yaa, aku abang kamu dan kamu ponakan abang, ingat kita ada pertalian darah Kelly,
Dua hari kemudian Kelly pun pulang kembali ke Paris, selama itu pula keduanya bak botol dan tutup jarang berpisah, bahkan Kelly tak sungkan menemui Brandon di kantornya dan duduk menemani Abang nya yang sedang tekun bekerja ini, lalu sesekali bermanja-manja bak anak kecil.Semua tahu kalau Kelly adalah cucu luar Dato Hasim, sehingga semua pegawai sangat hormat dengan gadis belia ini.Brandon mengantar ke Bandara Kuala Lumpur dan keduanya lama berpelukan sebelum Kelly naik pesawat dan terbang ke Paris.Lama Brandon menatap pesawat yang kini sudah mengudara, setelah itu Brandon kembali mendatangi penitipan, ia mengambil pistol berizinnya yang tadi tak boleh dibawa ke ruang tunggu VVIP.Semenjak menjadi Presdir Hasim Holding’s dan menyadari banyak sekali yang iri dan ingin mencelakainya, Brandon lalu mengurus perizinan senjata api dan izin itu dia dapat, kini kemana-mana ia tak pernah pisah dengan senjata mematikan itu.Disela-sela kesibukannya
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman