Beranda / CEO / Pewaris Tunggal / Bab 287: Taklukan Dua Dara Sekaligus

Share

Bab 287: Taklukan Dua Dara Sekaligus

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aldot tersenyum mesem mendengar ucapan Melly, sebagai pria berpengalaman, si bangor ini paham, ada ke irian di mata Melly.

“Hmmm…selamat yaa, kalian sudah sama-sama dewasa kini, sudah boleh donk pacaran!” pancing Aldot sambil menggodanya, dan kini minum lagi kopi yang baru di minum Melly.

Melly tertawa kecil dan bilang dia sampai kini belum pernah pacaran. “Masih ori bang, semuanya!” canda Melly tertawa.

“Masa..?” Aldot bikin wajah melongo seakan tak percaya. Melly langsung mengangguk dan bilang dia hanya ingin fokus sekolah tanpa mau di ganggu pacaran.

“Banyak sih bang yang mau, tapi Melly malas ladeni!” ceplos Melly dan kembali mengambil kopi di tangan Aldot lagi, hingga kopi itu kini hanya tersisa sedikit.

Mereka seakan kompak hanya minum di gelas itu saja, sehingga bekas keduanya silih berganti di bibir masing-masing.

Melly bahkan tak sungkan mendekati Aldot, sehingga sang aparat muda ini mulai terbangkita hasratnya.

Aldot lalu menarik pinggang Melly hingga gadis yang tak kalah ca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pewaris Tunggal   Bab 288: Sesuatu yang Tersembunyi dari Dato F

    Aldot menatap layar laptop milik Dato F, setelah temannya Bripda Toni mampu meretas password laptop yang dulu diam-diam Aldot ambil saat di Inggris.Setelah semingguan bersama Sisca dan Melly, Aldot memutuskan balik ke Jakarta, karena ia penasaran dengan isi laptop tersebut, tanpa Aldot sadari ada sebuah bencana besar mengintai keluarganya.Setelah semingguan bersama kedua dara jelita yang jadi kekasih gelapnya, pemuda bangor yang royal dan tajir tak ketulungan ini pamit ke Jakarta.Saat di Manado, Tante Zega dan Om Pantuan, Orang tua Sisca yang jugan paman dan bibi Melly seakan membiarkan keduanya bebas bersama Aldot, selama mereka libur sekolah karena ada UAS.Yang bikin kedua ortu Sisca justru mendorong keduanya jangan ‘melepaskan’ pemuda tampan ini.Saat hari ketiga bersama, Aldot yang kasian melihat rumah ortu Sisca yang berada di dalam gang sempit ini, kembali menunjukan keroyalannya, membelikan sebuah rumah di sebuah komplek perumahan kelas menengah, harganya hampir 700 juta.T

  • Pewaris Tunggal   Bab 289: Dunia Seakan Terbalik, Brandon and Keluarga Kembali Jadi Orang Biasa

    Aldot kini di temani Bojo Andriani sohibnya, keduanya sebelumnya saling kontak dan bertemu di sebuah kafe.“Tenang bro…aku yakin om Brandon pasti akan kembali memenangkan gugatan, dan jangan khawatir, aku masih masuk jajaran manajemen di Kanah Group, aku pun akan berjuang di dalam…!” Bojo memberi semangat sahabatnya ini.“Iyahh…aku percaya, semoga saja kamu kelak tak di pecat komplotan bajingan itu, akupun tak bakal tinggal diam..!” dengus Aldot, Bojo hanya terdiam menatap ada dendam dan juga kemarahan dalam diri sahabat dekatnya ini.“Aldot…satu hal lagi…kamu jangan marah…!” Bojo kini menatap serius wajah Aldot.“Hmm…apa Jo?”“Aku dan Sarah…kami…!”“Iya ada apa…nggak usah ragu,” desak Aldot. Setelah menarik nafas panjang, Bojo yang kini makin tampan dan hitam manis menatap serius wajah sahabat dekatnya ini.“Aku dan Sarah…kami memutuskan akan menikah, tapi atas saran Om Brandon, pernikahan ini harus di rahasiakan..!”Aldot melongo seakan tak percaya, sampai lama ia menatap wajah saha

  • Pewaris Tunggal   Bab 290: Surat Rahasia Asisten Rahman

    Aldot sengaja tak mengunjungi kakeknya, Dato Robert Jr, ia tak ingin misinya ke Kuala Lumpur terdeteksi musuh-musuh keluarganya.Kakeknya yang sudah tua tentu saja kaget melihat menantunya kini kalah di pengadilan melawan Dato Lim.Robert Jr sampai memberikan uang tak sedikit buat Brandon agar melawan balik dengan mencari pengacara top. Namun Brandon sebut masih bisa mengatasi ini, karena celah hukum masih ada, dia tak enak merepotkan mertuanya ini.Begitu mendarat di bandara Kuala Lumpur, Aldot terdiam sebentar saat melihat headline koran-koran yang menampilkan wajah pongah Khalifa Lim alias Dato Lim, yang kini jadi pemilik Kanah Group, yang di jual di etalase di pintu keluar bandara Kuala Lumpur.“Hmm…nikmatilah selagi masih bisa…?” dengus Aldot dingin kemudian berlalu dan mencari taksi.Aldot langsung menuju ke sebuah rumah yang dulunya di tinggali kakeknya, Asisten Rahman, rumah itu berada di pinggiran kota Kuala Lumpur.Rumah ini tidak terlalu besar, memiliki 4 kamar dan kosong,

  • Pewaris Tunggal   Bab 292: Mulai Selidiki Dato Lim

    Wanita ini duduk di kursi di depan Aldot, lampu pub mewah ini agak temaram, sehingga wanita cantik ini tak begitu memperhatian Aldot yang justru menatapnya dengan seksama.Dia mengenakan dres yang agak tertutup, beda dengan temannya tadi yang agak terbuka di bagian dada.Tak enak juga saling diam, Aldot pun menyunggingkan senyum. “Anda mau minum…ini ada sebotol belum saya buka, ini nggak terlalu keras alkoholnya, kalau ingin yang lebih keras, silahkan pesan,” Aldot menawari wanita ini minuman.Si wanita ini kaget dan dia menatap wajah pria tampan brewokan di hadapannya, dia mengangguk, lalu memanggil seorang waitress yang berdiri tak jauh dari meja mereka dan membantu membuka botol minuman itu dan kini menuangkan ke gelas kosong yang baru.“Cukup ini saja, saya juga tak suka minum wine yang keras,” sahut si wanita ini, suara nya terpaksa agak dikencangin, karena suara musik yang menggelegar dimainkan seorang DJ terkenal.Aldot tersenyum juga menatap wanita yang terlihat sangat elegan

  • Pewaris Tunggal   Bab 292: Menyelinap ke Rumah Om Salsa

    Tiga hari Aldot memantau rumah Hakim Loe Kwah, rumah itu lumayan besar dan mewah, mobil-mobil mewah berjejer hingga 5 buah di halaman.Aldot sampai hapal kebiasaan hakim senior ini, pagi dia jogging keliling kompleks, lalu tak lama berangkat ngantor dan sorenya suka main golf, hakim senior ini ternyat sangat hobby main olahraga mahal ini.Setelah 3 hari, Aldot bermaksud menyatroni rumah Hakim Loe Kwah, rumah ini hanya di jaga dua orang satpam di depan.Malamnya…!Aldot bermaksud akan masuk melalui pagar samping yang relatif mudah ia lompati, dilihatnya arah CCTV yang sepertinya mengarah ke segenap penjuru.Sebagai orang yang lama di bagian reskrim dan terlatih, Aldot paham cara mengatasi ini, sehingga ia dengan mudah bisa mengakalinya dan tak tersorot kamera. Pukul 21.30, Aldot sudah berhasil masuk menyelinap sesuai dengan plan yang ia bikin sendiri. Kali ini ia hanya mengenakan baju serba hitam dan pakai koplok untuk menyamarkan dan menutupi rambutnya yang mulai panjang lagi.Tak m

  • Pewaris Tunggal   Bab 293: Kejutan Diluar Dugaan

    Tiga hari kemudian…!Aldot menatap ponselnya, iseng-iseng ia mencoba memindah bukuan sebagian uangnya ke rekening lain miliknya sebesar 100 miliar yang tak ikut terblokir, karena nama rekeningnya atas nama Sarah mendiang ibunya dan jarang-jarang ia pakai, tapi sengaja tidak di tutup. Namun ada kode security yang memintanya harus memasukan password khusus, Aldot lalu memasukan password namanya, lalu nama kakeknya. Aldot lalu diminta tanda tangan dan menampilkan wajahnya ke kamera ponsel, sebagai bukti dirinya asli.Tertulis ‘access received’ padahal sebelumnya selalu tertulis ‘access denied’,Setelah itu dilakukan, Aldot senyum sendiri, kini rekening yang semula hanya berisi 5 juta rupiah di rekening ibunya, sudah masuk 100 miliar.Padahal Aldot hampir mendatangi kakeknya, Dato Robert Jr, untuk meminta uang, karena duitnya hampir habis.Tapi senyumnya hanya sebentar, saat ingat Dato Lim dan ingat nama seseorang yang sebelumnya di sebut Hakim Loe Kwah sebagai otak dari pembunuhan ked

  • Pewaris Tunggal   Bab 294: Dihajar Habis-habisan

    Srattt…sratttt..srattt…!” Salsa sampai menoleh ke samping, tak tega melihat Dato Lim menyabetkan pisaunya ke tubuh Aldot.Namun Dato Lim melongo, hampir tak percaya dengan pandangannya, yang sobek hanyalah baju kaos Aldot, karena jaket kulitnya sudah dilucuti sejak tadi, tapi kulit pemuda ini hanya balur merah, Dato Lim bak menyabet karet, mentul semua alias tak mempan.“Hmm…hebat…kamu ternyata kebal belati…baiklah…hei kalian, ambil tongkat bisbol, bawa ke sini cepat!” Begitu tongkat bisbol berada di tangannya, sebuah pukulan keras melayang ke tubuh Aldot, bahkan bak kesetanan Dato Lim kini berkali-kali memukul kedua paha Aldot.Paha itu jadi sasaran pukulan benda keras ini, akibatnya terdengar dua kali bunyi krak, kaki Aldot patah, dan sekuat apapun pemuda ini bertahan, ia pingsan saking sakitnya, akibat siksaan Dato Lim.Dato Lim sambil mengatur nafas, kini dia puas melihat kaki pemuda ini patah kedua-duanya.“Hmm…kamu boleh kebal, tapi tulang kamu tak sekuat baja, sekarang kamu a

  • Pewaris Tunggal   Bab 295: Berdamai dengan Salsa

    Tak di kira Dato Lim sangat licik dan kejam, dan saat ini Aldot berpikir dia masih berada dalam sekapan Dato Lim, dan Salsa sengaja di suruh menungguinya untuk membujuknya memberi tahu pasword itu.“Aldot…aku sengaja membawamu ke sini…karena aku ingin menolongmu!”“Hmm…siapa kini yang aku percaya…kamu di sini pasti di suruh si bangsat Dato Lim itu bukan? Agar aku membuka rahasia password itu…sampai matipun aku tak bakal membuka, biarlah aku berkorban, agar aset perusahaan keluargaku tak jatuh ke tangan manusia jahat itu!” cetus Aldot. “Terserah kamu mau ngomong apa, aku memang salah, tapi ada sebabnya, kelak aku akan membuka semuanya. Intinya aku membawa kamu ke sini tanpa sepengetahuan Dato Lim, kalau dia tahu, mungkin saja nyawaku juga tak tertolong, walaupun aku adiknya!” Aldot terdiam lalu menoleh ke wajah Salsa yang terlihat menatapnya tajam, mereka kini saling tatap, seakan mengukur kejujuran masing-masing.“Seberapa parah kakiku…?” Aldot memecah kesunyian dan masih menatap ga

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

DMCA.com Protection Status