Semenjak tahu Tante Ima, Mami nya Kania tak suka dengannya, Aldot lalu berusaha menghindari bertemu Kania lagi. Apalagi kalau dia melihat Kania sedang bicara berdua dengan Bram, Aldot pasti akan menjauh.Tanpa Aldot sadari, Kania juga sudah melihat video saat Aldot bersama Glency dan Lisa di pub mewah, pandangan Kania terhadap Aldot pun jadi hambar, tak dia kira remaja tampan yang dia kagumi ini, dianggapnya diam-diam sangat nakal.Dan otomatis kekagumannya berubah jadi benci, Aldot dianggapnya sosok yang penuh dusta dan pintar akting.“Huhh...jangan-jangan jadi gigolo, buat memenuhi materinya, ku kira polos, masa gaet dua wanita sekaligus, bule lagi…parah bangettt!” pikir Kania seakan tak percaya, saat Bram perlihatkan video dan foto Aldot bersama dua gadis bule asal Rusia tersebut.Aldot tentu saja tak menyadari kini Kanis sinis sekali dengannya, karena sifat Aldot yang cuek dan agak pendiam, ia tak mengetahui perubahan Kania tersebut.Semingguan kemudian..!Kini ada yang berubah d
Bojo ikut menemani Aldot dan Kania ke kantor polisi, sementara Bram di bawa ke rumah sakit, setelah di tanyai polisi soal perkelahian dengan para begal, giliran Kania dan Bojo pun ikutan diperiksa, setelah di rasa cukup, ketiganya kini bersiap pulang.Baru sampai teras Mapolsek, Tante Ima sudah berdiri dan langsung menarik tangan anaknya untuk di bawa pulang.Kania di jemput ibunya dengan mengenakan mobil mewah, setelah dapat kabar dari Kania sendiri, soal pembegalan tersebut, Tante Ima datang dengan sopir dan ajudan wanitanya.Melihat anaknya tak mau jauh-jauh dari Aldot, Tante Ima tak senang dan menarik Kania untuk naik mobil, tanpa ada ucapan terima kasih pada Aldot.Kania beberapa kali menoleh ke Aldot, tapi Tante Ima malah menegur gadis kesayangannya ini agar cepat naik ke mobil.Bojo menepuk pundak sahabatnya ini. “Sabar ya broe, maklum anak menteri, ibunya tentu ingin si Bram sebagai kekasih anaknya, bukan model kayak kita ini!” Bojo membesarkan hati sahabatnya ini. Tiba-tiba
“Ehhh…emp…ehh kamu…ngapainnn…waduhh!” Dara langsung gelagapan di serang tiba-tiba dengan ciuman-ciuman ganas oleh remaja ini.Tiba-tiba saja Aldot terdorong hingga jatuh di kursi, dia lupa sebagai polwan, Dara mempunyai ilmu beladiri yang lumayan, sama dengannya.Lalu dadanya langsung di duduki Dara. “Heiii…remaja tanggung, kamu mau perkosa aku!” sentak Dara sambil mencekik leher Aldot, hingga Aldot kelabakan, tak mengira kalau polwan ini ternyata juga hebat beladirinya, tubuhnya terkunci.“Aakk…akuu…ma..mafff ka…!” Aldot kesulitan bernafas, ia bisa saja membalas dengan menendang polwan ini, tapi Aldot sadar dia yang salah.Begitu cekikikan di leher terlepas, Aldot terbatuk-batuk, tapi dadanya masih diduduki Dara di kursi tamu empuk panjang ini, untung badannya kokoh berkat rajin olahraga.“Ka..Da..daraa…tolong jangan duduki dadaku, please, aku minta maaf” Dara langsung tertawa kecil, sambil mencubit hidung Aldot.“Kamu itu yaa, nakal banget, nggak boleh gitu dong memperlakukan wanita
Semenjak tahu kalau Aldot seorang anak konglomerat, Bojo akhirnya bisa berkenalan dengan keluarga sahabatnya ini, Aldot sengaja membawanya dan dikenalkan dengan ayah dan ibunya, juga adiknya.Keluarganya langsung suka melihat Bojo yang apa adanya dan sederhana ini, juga selalu sungkanan apapun itu, tapi setelahnya malah tak tahu malu dan pastinya suka melucu.Pandangan Bojo terhadap Aldot makin kagum bukan main, dia sampai gemetaran saat masuk ke rumah mewah sohibnya ini.Apalagi saat melihat luas dan luksnya kondisi rumah tersebut, termasuk saat melihat isi garasi besar yang bak show room mobil mewah, yang berisi seratusan lebih mobil-mobil berharga miliaran dari berbagai merek.“Kalau kamu mau, ambil saja satu buat kamu!” cetus Aldot enteng, seolah-olah mobil dalam garasi ini tiada harganya.“Ladalahhhh…nggakk…sorry brother, bukan sifat aku memanfaatkan sahabat sendiri…tapi motor yang di pojokan itu…ituuuu yang berjejer…satu boleh yaa aku ambil!” ceplos Bojo cengengesan.Aldot mau t
Hubungan Aldot dan Kania makin hari makin akrab, namun beda dengan Glency dan Lisa serta Dara, kali ini Aldot benar-benar merasakan hubungan berdasarkan hati, bukan nafsu.Mereka diam-diam dekat karena sama-sama nyaman, hampir semua siswa di sekolah kini tahu kalau Aldot dan Kania dekat…dan pastinya mulai menjalin cinta.Semenjak dekat dengan Kania, Aldot tidak lagi bertemu Dara, apalagi setelah polwan ini di mutasi ke Bandung.Aldot sadar, hubungannya dengan Dara terlebih Glency dan Lisa tak ada cinta dari hati, hanya saling suka yang dilandasi nafsu.Cinta remajanya pelan-pelan tapi pasti hanya untuk Kania, bintang sekolah, Ketua OSIS dan anak seorang pejabat di negara ini.Namun, Aldot tetap tak ‘berani’ mengapeli Kania, walaupun Bojo berkali-kali minta agar Aldot mending terbuka saja, agar mami Kania mau menerimanya.Tapi Aldot tetap bilang, belum saatnya, ia hanya ingin Kania mengenalnya sebagai remaja dari keluarga biasa-biasa saja.Hingga suatu hari, ada kejadian lucu, ketika A
Sejak meninggalkan mall Plaza Indonesia, Aldot merasa dia dan Kania diikuti sebuah mobil jenis MPV, namun ia tenang-tenang saja.Ia membiarkan Kania menyiter dengan santai, tapi di sebuah jalan yang agak sepi, mobil MPV ini secara tiba-tiba memotong mobil Kania dan otomatis gadis cantik ini mengerem mendadak.“Kurang ajarrr siapa sih mereka…!” teriak Kania terkaget-kaget, Aldot sudah sadar, agaknya mereka ini mengincarnya.Tak lama keluarkan 4 orang dari mobil MPV itu, badan mereka tegap-tegap, mereka mengetuk pintu dan meminta Kania membuka pintu mobil mewahnya ini.Tanpa rasa takut Aldot malah membuka pintu dan begitu dia berada di luar, sebuah pukulan keras langsung menghajar perutnya hingga di terduduk.Tak ingin jadi sasaran pria tegap ini, Aldot yang merasa nyeri di perut langsung bergulingan dan di kejar pria yang memukulnya tadi, bersama seorang temannya.Aldot langsung berdiri dan menahan nyeri di perut dia pun meladeni kedua orang ini, perkelahian seru pun tak terhindarkan,
Usai upacara, semua siswa langsung masuk ke sekolah, Kania mendatangi Aldot sebelum masuk kelas. “Aldot...kamu sudah sehat…?” Aldot berpaling dan tersenyum mendengar ucapan kekasihnya ini.Kania menatap wajah Aldot yang melepas topi dan mengibas-ngibaskan wajahnya yang berkeringat.“Iya Kania…berkat pertolongan Om Brandon dan tante Sandrina!”“Syukurlah…aku sangat khawatir tau nggak, ponsel kamu tak pernah aktif, kemana aja sih kamu…!”“Aku…setelah di rumah sakit…istirahat di rumah dan sekalian berobat jalan juga di pijat, untung tulangku tak ada yang patah…hmm entah siapa 4 orang itu!” ceplos Aldot, pasang wajah tak bersalah, karena lagi-lagi harus berbohong.“Iya…tampangnya…kayak aparat gitu yaa…badannya gempal-gempal!” Kania sampai tak sadar memegang lengan Aldot.“Aparat…hmm…siapa sebenarnya mereka itu!” gumam Aldot tanpa sadar, Kania hanya angkat bahu tanda tak tahu.“Kania, ayo kita masuk kelas, pa Guru sudah masuk tuh!” tiba-tiba terdengar suara Bram dan menarik tangan Kania, t
Aldot kini mendekati rekan si gempal, yang kini mundur-mudur ke arah mobil Bram.“Ehhh tolol, badan aja gede, maju sono, ngapain mundur-mundur,” teriak Angelina yang maju, dan secara tiba-tiba dia mendorong punggung si badan gempal tersebut.Aldot awalnya aneh melihat gadis belia ini, tapi dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan, saat si gadis ini mendorong badan si gempal satunya, secara cepat sambil melompat Aldot melontarkan jurus kerasnya hingga telak kena wajah orang itu, yang tak sempat mengelak atau menangkis.Akibatnya kembali si badan gempal klenger dan pingsan, Aldot tak memperdulikan dua orang ini, ia lalu menuju ke mobil di mana Bram sedang ketakutan berada di balik kemudi setirannya.“Eeitttsss…tunggu dulu, kamu mau ngapain,” Angelina malah melintangkan tangannya menahan langkah Aldot menuju ke Bram.“Minggir…aku mau menghajar si Bram!”“Ehh salah apa abang ku…?”“Ohh kamu adiknya…dia telah menyuruh 2 orang itu mempermak aku minggu lalu, aku ingin menghajar dia!” sungut Ald
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman