Beranda / CEO / Pewaris Tunggal / Bab 134: Pembunuh Berdarah Dingin

Share

Bab 134: Pembunuh Berdarah Dingin

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tak berapa lama datang mobil patroli, Brandon lah yang memanggil tadi, sebagai intel polisi dia hapal nomor darurat khusus polisi.

Seorang polisi berpangkat AKP langsung memberi hormat padanya, darimana dia tahu Brandon? Tentu saja karena Brandon menggunakan kode khusus, yang hanya polisi berpangkat perwira yang tahu.

“Siap komandan, siap terima perintah!” polisi ini menghormat pada Brandon, yang justru melihat dada kanannya, agaknya Brandon ingin melihat nama polisi muda ini.

“AKP Surya…kamu bereskan 4 bajing ini, aku membawa satu saksi ke TKP, nanti aku kasih kabar selanjutnya!” polisi bernama Surya inipun langsung memimpin anak buahnya meringkus ke 4 bajing yang sudah cedera berat ini ke mobil.

AKP Surya sampai geleng-geleng melihat kondisi 4 bajing loncat yang ternyata masuk DPO mereka selama ini, dan kondisinya sangat mengenaskan, darah terus bercucuran, agaknya kalau lambat di bawa ke rumah sakit, bisa saja ke empatnya tewas kehabisan darah.

“Bukankah itu Kombes Brandon Zailani,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pewaris Tunggal   Bab 135: Gea yang Malang

    Beberapa saat kemudian kembali AKP Surya geleng-geleng melihat kekejaman Brandon, karena Ijak yang terkenal sebagai bos preman di kampung itu tewas dengan kepala pecah.Tapi sebetulnya warga desa malah senang dengan matinya pentolan preman ini, karena selama ini Ijak sangat ditakuti dan sering memeras warga bersama anak buahnya.AKP Surya laporan ke markas, tapi AKP Surya langsung manggut-manggut saat menerima perintah ini itu dari komandannya. Entah apa yang dibicarakan komandannya, hingga AKP Surya hanya bisa manggut-manggut tanda mengerti.“Gila…benar-benar berdarah dingin, para pembunuh istrinya kini tak bakal bisa tidur nyenyak lagi,” batin AKP Surya, sambil memantau anak buahnya mengangkut jasad Ijak, sementara istri Ijak yang sebelumnya histeris kini terlihat mulai tenang, warga pun pelan-pelan mulai pulang ke rumah masing-masing.Gea kini benar-benar bak bersama malaikat maut saat di bawa kembali Brandon, karena sudah terlalu ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 136: Pembunuh Bayaran Kembali Menerima Nasib Tragis

    Selesai makan, Brandon mengajak Gea kembali melanjutkan perjalan menuju Desa Gagak, yang jaraknya ternyata lumayan jauh, yakni hampir 150 kilometer dari hotel tempat mereka nginap.Gea sebelumnya juga sudah berganti sepatu kets, saat di store yang ada di hotel itu Brandon langsung membelikan, karena gadis ini hanya gunakan sandal jepit.“Kamu bisa bawa mobil nggak!” Brandon bicara sambil konsen ke jalanan.“Bisa Om…tapi mobil matic biasa, dulu sering bawa punya teman, kalau dia lagi cape!”“Tak pentng mobil apa, yang penting kami mahir bawa mobil!” cetus Brandon, hingga Gea langsung terdiam.Tiba-tiba Brandon meminggirkan mobilnya di jalanan yang relatif sepi. “Kamu bawa sekarang!” Brandon lalu keluar dari mobil dan kini Gea bergeser ke tempat setiran.Awalnya kagok, tapi 10 menitan kemudian, Gea malah merasa ke enakan membawa mobil mewah ini.“Ingat, nanti saat aku mencari

  • Pewaris Tunggal   Bab 137: Gea Ikut Ke Jakarta

    Setelah masuk ke jalan tol, Gea memberanikan diri bertanya akan kemana lagi Brandon. “Aku akan pulang ke Jakarta, sekarang mobil arahkan ke rumah kamu, saatnya kamu pulang kembali ke rumah!”Saat bicara Brandon tanpa menoleh ke wajah Gea, ia terlihat menyandarkan tubuhnya di kursi dan menggeser sandaran jok, benar-benar santai, seakan tak punya beban apapun.Gea langsung terdiam, dia kini mulai menimbang-nimbang, apakah akan pulang ke rumah ataukah ikut dengan pria dingin dan kejam ini.Dia teringat, tewasnya pentolan preman di kampungnya di Ciberum, karena di tembak Brandon pasti masih menyisakan kehebohan.Belum lagi dia yang sempat seminggu tinggal di rumah Ijak, karena di tahan preman itu sebagai ganti bayar hutang ibunya.“Om…apakah aku boleh ikut ke Jakarta?” kata Gea tiba-tiba, matanya masih menatap jalan raya yang mulai ramai lancar.Brandon kini kaget, dia menatap Gea yang masih konsen ke setiran.

  • Pewaris Tunggal   Bab 138: Awalmya Takut, Kini Simpati dan Berubah Kagum

    “Kamu ini masih remaja sudah berlagak kayak preman, main raba-raba dada orang lagi!” terdengar suara dingin Brandon sambil menatap tajam remaja yang tadi meraba-raba dada Gea.“A-aaa…ampun om, kami hanya iseng!” remaja apes berusaha keras bicara, karena selain sakit dadanya juga terasa sangat sesak.Brandon jongkok dan mengambil pisau milik remaja ini…lalu wissss…Gea langsung berpaling ngeri melihat perbuatan Brandon, saat pisau tajam itu mengiris daun telinga remaja.“Aduhhhh….ammmpunnn omm….pluppp!” satu tendangan Brandon langsung membuat remaja ini pingsan seketika.“Tasss…tassss….kembali dua remaja seperti kawannya yang setengah pingsan, ikutan kena iris di kuping! Brandon rupanya sengaja melakukan itu, agar memberi efek jera, walaupun tak sampai putus.Tapi dengan luka di telinga membuat ketiga remaja kini bak berhadapan malaikat maut dan langsung pingsa

  • Pewaris Tunggal   Bab 139: Mengintai Robert, Sang Pembunuh kedua Istrinya

    Setelah lebih dari dua jam di depan laptop dan pergerakan sahamnya stabil, karena kini semua di handle langsung mantan mertuanya Asisten Rahman, Brandon kini melihat Gea aseek melihat tayangan TV layar datar besar di dinding apartemen ini.Kadang gadis cantik ini tertawa sendiri melihat tayangan TV tersebut, Gea malah duduk di lantai, Brandon kini duduk di kursi sambil ikutan melihat acara komedi di TV swata ini.Bau obat balut tercium, agaknya Gea sudah membaluri badannya dengan obat itu. Brandon terlihat senang, obat itu langsung digunakan gadis belia berbadan bongsor ini. “Kamu suka lihat acara TV ginian Gea?”“Iya Om, kalau di rumah aku sering berebut dengan adik tiriku, soalnya acara ini barengan dengan acara TV lain yang dia sukai!” sahut Gea tanpa mengalihkan pandangan dari layar TV. Gea dengan cueknya terus menonton acara TV kesukaannya, tak sadar semua kelakuannya di perhatikan Brandon.Saat melihat Gea tertawa dengan tayangan di TV, Brandon seakan terhibur dengan ulah spo

  • Pewaris Tunggal   Bab 140: Pertarungan Berdarah

    Lalu orang orang yang Brandon duga bernama Toni dipersilahkan masuk, dua orang ini tetap berjaga sambil memantau kiri kanan, setelah orang yang bernama Toni ini masuk kamar, Brandon pun kini berjalan seolah-olah dia akan menuju ke kamar tempatnya menginap dan melewati dua penjaga ini.Setelah sampai di depan dua orang yang berjaga di depan kamar ini, Brandon secara tiba-tiba langsung menendang kaki lalu memukul tengkuk orang ini sekeras-kerasnya.Orang itu tak sempat melawan, dia jatuh pingsan seketika, temannya yang melihat kawannya tersungkur langsung kaget dan buru-buru mencabut pistol dari pinggangnya.Tapi Brandon bertindak taktis, satu pukulannya ke rahang membuat orang ini limbung, Brandon lalu menyusul dengan sebuah tendangan dan tepat mengenai kepalanya, keduanya kini pingsan dengan gerakan cepat Brandon.Rupanya keributan itu membuat pintu kamar terbuka, Brandon yang kini memegang pistol langsung menodong ke wajah orang yang baru nongol dari pintu kamar.Dia kaget setengah m

  • Pewaris Tunggal   Bab 141: Kepolosan Gea Bikin Brandon Bersemangat

    Ternyata Brandon hanya merapikan baju Gea yang terbuka kancing atasnya, gadis belia ini lega dan tersenyum lalu duduk di samping Brandon.Diam-diam Gea ternyata punya trauma berat akibat pelecehan yang dilakukan preman Ijak, sehingga tad wajahnya sempat pucat saat tangan Brandon menjamah dadanya.Hampir saja dia berpikiran jelek, Brandon memakluminya dan minum kembali winenya yang tak terlalu keras, karena kadar alkoholnya hanya nol koma.“Kamu agaknya trauma yaa dengan pelecehan yang dilakukan pentolan preman si Ijak itu, hingga tadi kuliat wajah kamu langsung pucat!”“Iya Om…makanya Gea sengaja ikut Om ke Jakarta, untuk menghilangkan trauma berat itu!” ceplos Gea. “Hmm…ya sudah, kamu nikmati saja tinggal di sini, betah ya kamu di hotel ini?”“Hmmm…betah sih, tapi enakan di apartemen Om, lebih luas dan lega, kalau mewahnya sih…sama sih yaaa!” sahut Gea polos.Gea tentu saja bak anak kecil yang baru dapat mainan, karena seumur-umur baru kali ini dia merasakan hal-hal yang berbau hed

  • Pewaris Tunggal   Bab 142: Mulai Ada rasa

    Brandon tiba 40 menitan kemudian, ia langsung menuju ke toko perhiasan yang terdapat di Mal Plaza Indonesia.Begitu melihat Brandon, pemilik toko langsung menyambut pria ini, dan dia kaget sekali karena tentu saja mengenal dengan baik siapa crazy rich ini, karena toko perhiasan ini ternyata sering di kunjungi Kelly dan pernah bersama Brandon dulu.Gea terlihat pucat dan kini duduk di sebuah kursi dan di jaga dua orang pelayan toko ini, yang bikin Brandon jengkel, kedua lengan Gea di pegang dua laki-laki pelayan toko ini.“Selamat datang pa Brandon, sudah lama sekali tak ke sini semenjak ibu Kelly terakhir ke sini 6 bulanan yang lalu!” ceplos Koh Toli, sang pemilik toko perhiasan ini sambil membungkuk-bungkuk badan.“Koh Toli, saya ke sini mau jemput gadis itu!”“Ah yang benar pak, saya pikir gadis itu justru mencuri kartu milik bapak, sebab saat mau bayar tadi, dia tak tahu passwordnya, sehingga kami amankan dan mau di bawa ke kantor polisi!” Koh Toli terlihat kebingungan, karena tak

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

DMCA.com Protection Status