BERSAMBUNG
Belum sempat Ryan bertanya lagi, tiba-tiba saja roh Dato Hasim Zailani lenyap, hampir pingsan Ryan di siang bolong bertemu roh leluhurnya.Andai tak ada kakek Brandi di sini, bisa jadi dia pingsan benaran. Kakek Brandipun terlihat mengusap wajahnya setelah roh ini lenyap. “Kek…i-itu benaran kakek buyut…?” tanya Ryan dengan suara terbata."Kalau sampai dia muncul...agaknya bakal ada sesuatu yang serius terjadi pada keturunannya, kamu harus bersiap Ryan," gumam kakek Brandi. Akhirnya dengan apa adanya kakek Brandi cerita, sosok lengkap roh yang barusan muncul dan mendadak lenyap tadi.“Kamu beruntung Ryan, tak semua keturunan Hasim Zailani di datangi roh kakek buyut kalian itu. Hanya kakekmu ini, sepupumu si Balang dan kamu yang di temuinya. Entahlah apa sebabnya, kakek juga tak paham,tapi intinya bakalan ada peristiwa besar pada keturunan segarisnya. Sama kayak kamu, kakek juga dulu hampir pingsan di datangi si kakek buyut itu,” kata kakek Brandi senyum kecil.Setelah bercerita panj
“Firasat kakekmu setelah di datangi kakek buyut Dato Hasim Zailani benar Ryan, makanya entah kenapa si kakek ini sengaja sisakan ini buat kamu, tidak di habiskan buat papa dan kedua tantemu itu,” kata nenek Lula sambil belai rambut Ryan.“Iya nek, Ryan akan gunakan warisan ini sebaik-baiknya,” sahut Ryan dengan suara pelan menahan keharuannya.“Sudah punya calon bini belum?” cetus kakek Brandi tiba-tiba.Ryan tersipu dan menggeleng.“Mau nggak nenek kenalkan dengan sepupu-sepupu jauhmu, cantik-cantik loh mereka, cucu-cucunya si Aldot itu, terutama dua anak gadis si Radin itu, adik-adiknya si Balang, anaknya si Citra dan si Hanum? Atau mau yang blasteran...ada juga” ceplos si nenek.Ryan tertawa kecil, tentu saja cakep-cakep, pikirnya, Sandrina saja cakepnya tak ketulungan, pasti sepupu wanita lainnya tak kalah cantik-cantknya.“Janganlah nek, ntar kalau nggak cocok, yang ada hubungan keluarga jadi tak nyaman, Ryan mengalir saja. Tapi kalau jodoh, yah apa boleh buat. Apalagi kalau sepu
“Bang…aku ada bicara dengan papa!” Topan mulai bicara serius, sambil tetap konsen ke setiran.“Bicara apa Pan?” Ryan menoleh ke Topan yang sedang nyiter.“Soal…warisan papa..! Abang jangan kaget, papa sudah bikin surat warisan buatku. Tapi kini beda, Abang bagaimanapun anak tertua papa, sejujurnya yang paling berhak tentu Abang bukan aku, Sandrina apalagi Chamai…!” kata Topan, hingga Ryan kaget.Namun ia kemudian tersenyum kecil.“Pan, jangan di rubah surat warisan itu, biarkan begitu. Aku sudah cukup dengan apa yang kumiliki saat ini,” sahut Ryan, yang diam-diam kagum dengan niat adiknya yang tulus dan tak serakah ini.“Tapi Bang, aku merasa malu terlalu serakah jadinya, sementara Abang sebagai anak papa yang paling tua tak dapat apa-apa!” sahut Topan tetap berasa tak enak hati.Ryan tertawa kecil. Akhirnya Ryan cerita soal harta karun yang ia temukan di Timteng, namun soal warisan kakek Brandi dia sengaja belum mau terbuka dulu.“Waahh kenapa baru cerita sekarang, ku pikir Abang ngga
Sandrina yang baru datang dari sekolah langsung menghambur kepelukan Ryan. Si manja ini menjadi pembeda dan membuat suasana yang tadi kaku berubah ceria.“Kalau dulu tahu yang selamatkan Sandrina adalah Abang sendiri, pasti Abang aku marahin, kenapa baru sekarang muncul lagi,” cetus Sandrina yang langsung bermanja-manja dengan Ryan.“Sandrina si Abang baru sembuh, ngapain kamu bergelayut minta gendong segala,” tegur Topan, Sandrina cuek saja.Ryan tentu saja senang bukan main, punya dua adik seperti Topan, apalagi Sandrina ini, yang kolokan bak masih anak TK saja.“Ryan…jangan diambil hati yaa kalau kamu melihat ibu sambungmu jutek begitu, aslinya hatinya baik kok!”Chulbuy sengaja begitu, karena Cynthia terlihat tak begitu hangat dengan kehadiran Ryan di rumah mereka.Chulbuy paham, pastinya ada rasa tak enak di hati istrinya, sebab kini Topan bukan lagi anak sulung, tapi Ryan lah yang jadi anak sulung di keluarga mereka.“Tak apa pah, Ryan maklum kok!” sahu Ryan, saat ini memang dia
“Bu Riona silahkan masuk, sekarang giliran ibu untuk di wawancara langsung pimpinan Yayasan Bu Nat,” seorang staf TU meminta Riona Sofyan masuk ruangan wawancara.Riona dapat giliran nomor 25, dari 25 calon pelamar calon guru hari ini yang di wawancara langsung Ryan Hasim Zailani, atau dapat giliran terakhir untuk hari kedua ini.Sehari sebelumnya 25 orang sudah di wawancara Ryan, dari 49 calon guru yang sudah ia wawancara, Ryan sudah dapat gambaran siapa saja kelak yang akan di luluskan dan diterima menjadi guru di sekolah ini.Terdengar bunyi kletak-kletuk dari sepatu heel yang berjalan menuju ke meja Ryan.Awalnya Riona kaget dan terlihat ragu saat tahu orang yang akan ia hadapi, tapi akhirnya dia putuskan tetap masuk dan kini sudah berdiri di depan Ryan.“Duduklah Riona…!” Ryan mengangkat wajahnya dan harus ia akui, kecantikan Riona tak banyak berubah di usianya yang sudah 29 tahunan.Hanya terlihat seperti ada beban di wajah cantiknya tersebut, sesaat keduanya saling pandang, Rion
“Ini semua gara-gara ulah mantan suamiku Ryan, dia rampas semua harta milik papaku. Memang ku akui, harta itu berasal dari mantan suamiku tersebut, yang kemudian di kelola papa, semua aset di ambilnya tanpa tersisa.”“Jadi…apartemen, juga rumah di Batupecah dan serta di Jakarta, juga uang-uang yang tertanam di beberapa perusahaan semuany...?”Riona mengangguk tanpa ragu.“Semuanya tak ada yang disisakan, termasuk kendaraan. Saat aku kalut apalagi papa butuh biaya besar berobat. Aku lalu nekat menguras tabunganmu, di saat aku dengar kabar kamu menghilang di Mesir…apalagi saat itu ada dapat info, ada beberapa orang dekat kamu yang diam-diam ingin ambil seluruh tabunganmu, sehingga aku pun bergerak cepat!”Pengakuan Riona ini membuat Ryan tak bisa berkata-kata, benar-benar di luar prediksinya. Juga orang-orang terdekatnya yang serakah ingin kuasai uangnya.Namun penderitaan Riona justru berawal dari sini, tahu semua hartanya di ambil mantan suami Riona, akibatnya jantung Aby Sofyan tak be
Ryan dan Riona ternyata sama, tak ingin menunda-nunda menikah, seminggu kemudian pernikahan pun benar-benar di laksanakan.Kasek Suparman jadi wali nikah untuk Riona Adriana Sofyan dan Topan yang khusus datang dari Jakarta jadi wali nikah buat Ryan.“Jangan beritahu papa dan mami juga kakek nenek, kelak akulah sendiri yang akan ngomong, kamu segera terbang ke sini,” kata Ryan saat minta Topan menjadi wali nikahnya.Topan yang kaget hanya bisa geleng-geleng kepala dan dia benar-benar terbang ke Manado di temani Bruno, untuk menjadi wali nikah Abang-nya ini.Yang bikin Topan dan Bruno kaget, khususnya Topan, Ryan juga minta agar jangan ngaku dari klan Hasim Zailani.“Pasti ada sebuah rahasia besar, kenapa Abang kini tiba-tiba menikahi seorang wanita, apakah hamidun alias hamil duluan ya dan kenapa mesti rahasiakan keluarga...?” kata Topan tak habis pikir.“Pastinya itu Pan, tapi kita hargai, ini privasi Abang Ryan,” sahut Bruno yang juga kaget dengan pernikahan mendadak Ryan dan Riona in
“Kamu memang sangat hebat, kita lakukan lagi,” bisik Riona sambil menciumi dada suaminya yang di penuhi bulu tipis, setelah istirahat usai babak pertama.Kali ini Riona yang ambil alih kendali, dia tak sungkan melumat es krim jumbo suaminya dan terus melakukannya sampai milik suaminya tegak kembali.Riona tak sungkan menaiki tubuh Ryan, sambil memejamkan mata saat es krim ini pelan-pelan mulai tenggelam dalam rimbun hutan miliknya.Akhirnya di babak kedua, Ryan berani lakukan gaya-gaya bercinta dan Riona dengan senyum manisnya mengangguk dan minta Ryan silahkan lakukan gaya apa yang di suka.“Aku istrimu, kamu mau minta apapun aku layani,” bisik Riona lembut, sambil duduk di pangkuan Ryan.Sesaat Ryan juga ingat, inilah dulu yang di ucapkan Fareeha di hari kedua dan seterusnya saat mereka bulan madu, sebelum akhirnya berakhir jadi tragedi memilukan.“Halal memang lebih nikmat,” batin Ryan dan kembali menyemburkan lahar panasnya ke rahim Riona untuk yang kedua kalinya.Kini keduanya men
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-