BERSAMBUNG
Namun nasehat Cynthia agar dia mencari ayahnya tak di gubris Chulbuy, dia menyibukan diri dengan tugasnya sebagai aparat ganas dan kejam pada pelaku kejahatan.Hubungan keduanya makin dekat sebagai ‘sahabat’. Tapi Chulbuy tak bisa menyamakan Cynthia dengan wanita-wanita yang pernah dia dekati.Ajakan jalan atau sekedar makan malam pun di tolak Cynthia secara halus.“Kamu lebih baik dekati Sita, dia agaknya suka sama kamu tuh,” kata Cynthia, untuk sekian kalinya tolak ajakan jalan di malam minggu.Chulbuy hanya bisa senyum mesem, tak menanggapi jawaban telpon Cynthia. “Mungkin aku bukan tipe nya…!” batin Chulbuy mulai tahu diri, ingat jomplangnya status mereka.Cynthia adalah wanita higtclass…! Sedangkan dia? Hanya aparat yang ‘kaya raya’ karena suka terima uang haram saat jadi kapolsek.Tentu saja Chulbuy malas ladeni Sita, walaupun chat dan telpon adiknya Cynthia ini hampir saban hari ada.Chulbuy pun akhirnya tak mau lagi pedekati ke Cynthia, walaupun sesekali dia tetap chat wanita j
Chulbuy cepat-cepat rapikan celana Sita yang sudah melorot, dia sempat mendengus melihat perabotan Sita yang berumput tipis jelas terpampang di depan mata.Chulbuy langsung menelpon anak buahnya, agar segera ke sin dan amankan dua pria yang sudah dia bikin pingsan ini di parkiran THM ini.Ponsel yang di gunakan untuk merekam adegan tadi di amankan Chulbuy sebagai barang bukti.Mendapat kabar adiknya hampir di ‘perkaos’, Cynthia buru-buru datang ke Mapolsek dan dia kaget Sita masih OD, gara-gara narkoboy dan belum sadar-sadar juga, lalu di bawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut.“Cynthia, aku pergi dulu, aku akan lakukan penggrebekan, ini agaknya sindikat penjualan video dewasa!” Chulbuy pamit dan tak bisa menemani Cynthia di rumah sakit.“Terima kasih mas Chul, hati-hati,” kata Cynthia dengan suara lembut, saat mengantarnya di pelataran rumah sakit. Chulbuy pun mengangguk, lalu buru-buru mau berangkat.Namun dia kaget saat lengannya di pegang wanita cantik ini.Chulbuy mendek
Dengan emosi yang masih meluap, Chulbuy berbalik dan kini mulai mengincar 3 orang tersisa dan masih terus menembaki ia dan anak buahnya saat ini.Adu tembak menembak ini makin sengit di halaman rumah mewah ini, ke 3 orang itu bahkan sempat-sempat isi peluru lagi, ini yang membuat Chulbuy jadi tak sabaran.Sedangkan anak buahnya malah kebanyakan berlindung, tak ada yang berani maju menembak. "Sialan, senjata di pinggang buat aksesoris saja ternyata, saat begini malah sembunyi mulu," sungut Chulbuy dalam hati, gemas melihat ke 8 anak buahnya.Dua orang anak buahnya yang tertembak tadi kini diminta Chulbuy mundur. Chulbuy pun nekat, dia dia keluar dari persembunyiannya dan 3 tembakan dia lepaskan.Dorrr…dorr…dua orang yang sedang adu tembak dengan anak buahnya, terjengkang ke belakang, satu orang langsung diam dan bergerak, satu orang luput, karena dia sempat merunduk.Orang ini lalu berlari ke arah rumah mewah, Chulbuy tak ingin buruannya kabur, dia bergerak cepat mengejar.Brakkk…!Pint
Chulbuy pandangi ke 10 anak buahnya, termasuk dua orang yang tertembak tadi dan ini sudah di balut, karena mereka hanya terserempet tembakan, tidak kena telak.3 orang yang tertembak tidak tewas tapi kritis dan sudah mereka amankan, termasuk 4 wanita yang tadi telanjang dan masih fly.“Sekarang…apa pendapat kalian, mau duit 25 miliar…atau kita serahkan semua barbuk ini ke markas?” tanya Chulbuy.“Izin Ndan…ee…maaf, jangan marah ya Ndan…gimana kalo separu kita serahkan, separunya nggak?” ceplos Sanusi, kaget juga Chulbuy dengan usul nekat Sanusi.Yang lain terlihat saling pandang, bingung apa yang akan mereka lakukan. Godaan 25 miliaran sangat sayang utuk di lewatkan, batin mereka. Sampai pensiunpun tak bakal mereka bisa dapatkan 'kesempatan' kaya raya mendadak ini.Saking bingungnya kini mereka kompak menatap wajah Chulbuy, sang atasan mereka. Chulbuy tersenyum dan dengan suara perlahan dia pun mengutarakan rencananya, semuanya…oke!Semua narkoba ini di masukan ke dalam dua buah mob
“Cynthia….ada apa?” sahut Chulbuy.“Mas…Sita makin kritis, narkoba yang dia konsumsi melebihi batas, aku sendirian di rumah sakit. Papa dan mama belum tiba dari Riau, tolong temani, aku takut dan bingung!” kata Cynthia, suaranya terdengar panik."Iya Cynthia, tenang saja, aku langsung berangkat!" sahut Chulbuy.Chulbuy pun geber mobilnya dan menyusul ke rumah sakit. Jalanan sangat macet dan biarpun Chulbuy beberapa kali zig zag, tetap saja dia terjebak ke macetan lalu lintas.Cynthia sudah 3X menelpon dan jawaban Chulbuy membuatnya hanya bisa pasrah. Macet jadi penghalang bagi si perwira ini cepat sampai ke rumah sakit.Hampr 3,5 jam barulah Chulbuy sampai, andai tak macet, kurang dari 1 jam dia sampai di rumah sakit ini.Dan Cynthia menghambur dalam pelukannya sambil menangis dan bilang Sita tak bisa di selamatkan lagi.Over dosis akibat narkoba yang berlebihan membuat gadis cantik ini tak bisa bertahan dan sejak di bawa ke rumah sakit ini, dia tak pernah sadar dari komanya.Lemas jug
Kombes Purnomo tanda tangani izin cuti Chulbuy. “Kamu ku beri cuti 2 minggu, jangan telat balik ke markas,” Kombes Purnomo beri peringatan pada anak buahnya ini.“Siap Ndan, sudah lama aku tak pulkam dan ingin lihat kampung halamanku sendiri,” kata Chulbuy.“Ada kekasih ya di kampung halaman?” olok Kombes Purnomo tertawa. Chulbuy tak menjawab.Tak menunggu lama, besoknya Chulbuy langsung terbang ke Banjarbaru dan sewa mobil berangkat ke Batupecah, untuk menuju ke Desa Dudur.Lalu menuju Kampung Raha atau Dusun Dudur dan kini sudah jadi desa sendiri dengan nama Desa Dudur Raha, kampung halamannya ini.Inilah kepulangannya sejak kematian ibunya 2,5 tahunan yang lalu. Chulbuy tak langsung ke rumahnya, tapi ziarah ke makam ibunya, apalgi ini masih siang.Melihat semak belukar yang menutupi makam ini, Chulbuy tanpa ragu meminjam arit pada petugas pemakaman dan membersihkannya, sampai kuburan ini terlihat rapi tanpa semak belukar lagi. Chulbuy kini duduk termangu di dekat makam ibunya. “Bun
Yusak sampai ingin cium tangan Chulbuy, andai pemuda ini tak cepat-cepat tarik tangannya. Jengah dia, apalagi Yusak ini pamannya dan usianya lebih tua darinya.“Sudahlah paman, kini keluarga terdekatku adalah paman dan keluarga di sini. Aku permisi mau langsung ke rumah ibuku,” kata Chulbuy, rumah Yusak dan rumah milik ibunya yang kini di tempati kerabat jauh ibunya hanya beda RT.“Chulbuy, semoga benar Brandi Alfonso itu ayah kandungmu dan kalian bisa akur,” kata Yusak, saat antar Chulbuy ke dekat mobilnya.“Ya paman, semoga!’ kata Chulbuy lagi.Hanya satu malam berada di rumah ibunya dan kembali Chulbuy bikin kerabat ibunya melongo, saat dia tinggali uang sampai 150 juta."Chul ini....banyak sekali?" kata kerabat ibunya yang menempati rumah ini saling pandang dengan suaminya."Simpan buat paman dan bibi," sahut Chulbuy ringan, Chulbuy paginya balik lagi ke Batupecah dan cari hotel di sini.Sejak kematian Sita akibat over dosis narkoba, Chulbuy berniat akan sedekahkan uang-uang haramn
Adik Jay seorang bayi perempuan yang sangat cantik, Chulbuy sampai tak mau jauh-jauh dari ‘keponakannya’ ini.Oktaviani dan Iskandar sampai saling pandang dan bingung, tapi Oktaviani berbisik dan Iskandar melongo lalu mengangguk.Oktaviani kini terlihat bugar, kelahiran anak keduanya kembali normal, sehingga fisiknya cepat pulih.“Chulbuy kesini sebentar aku mau tanya,” panggil Oktaviani, Iskandar terlihat setia mendampingi istrinya ini, Jay sudah nyenyak tidur di jaga baby sitternya di ruangan klinik VIP ini juga.“Iya ka…!” Chulbuy mendekat.“Mirip sekali?” gumam Oktaviani tanpa sadar dan Iskandar pun ikut mengangguk. Balik kini Chulbuy yang keheranan.“Mirip apanya kak? Eeh adiknya Jay cakep banget, tak jauh beda dengan kaka, kalian kini punya sepasang anak yang cantik dan tampan!” puji Chulbuy.Oktaviani dan Iskandar langsung senyum dan papanya Jay ini ucapkan terima kasih atas pujian Chulbuy.“Aku mau tanya…siapakah orang tuamu Chul, logat bahasa kamu agaknya orang sini juga,” pa
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini