"Kita memang akan berangkat, tapi ingat kita harus melaporkan hasil Quest dulu!" Ucap Ratna.
Seketika Faisal menggerutu karena apa yang dikatakan oleh Ratna ada benarnya. Rombongan Rui juga sadar kalau mereka harus membagi hasil dan membeli beberapa perlengkapan."Kami akan membagi hasil dan membeli perlengkapan. Jadi kita akan berkumpul dan berangkat sore ini!" Ucap Rui."Benar! Pastikan tidak berangkat tanpa kami!" Ucap Ari."Sampai ketemu nanti sore!" Tambah Tamara.Menanggapi itu Ratna melambai sambil membalas."Iya, kalian hati-hati. Lalu Rui sampaikan salamku pada Rua!" Ucapnya.-Pasti akan kusampaikan!" Ucap Rui sambil mengangguk.Mereka pun menjauh dan tersisa Faisal, si penduduk dan Ratna."Kau sebaiknya memulai hidup baru di kota ini. Sebagai bekal aku hanya bisa memberikan ini, semoga hidupmu bisa lebih baik dari sekarang. Jika seandainya masih ada yang selamat akan kuantar ke sini!" Ucap Faisal sambil menyerahkan beberapa keping koin perak untu"Ini bagianmu dan ini bagianku! ucap Faisal menyerahkan uang hasil Quest hari ini."Faisal! Kau sungguh-sungguh akan pergi ke desa orang itu?" Tanya Ratna memastikan."Iya, jika kau berubah pikiran aku tidak masalah!" Balas Faisal seraya menaruh uangnya di dalam kantung."Bukan begitu," sanggah Ratna seraya menaruh uangnya juga."Aku cuman kepikiran saja, kenapa kau sampai ngotot ke sana bahkan tanpa bayaran. Kalau kau bisa bersabar sebentar, kemungkinan laporan itu dijadikan Quest dan kita bisa melakukannya sembari mendapatkan imbalan." Jelas Ratna."Itu tidak akan sempat!" Ucap Faisal pelan.Ratna merasa ada perubahan dari wajah Faisal setelah mengatakan itu."Kenapa tidak akan sempat?" Tanya Ratna."Para Tikus itu, pasti akan bergerak lagi setelah persediaan makanan habis lalu mencari desa baru lagi untuk di jarah. Kesempatan yang kita miliki untuk melawan mereka saja 50:50, itu dengan asumsi desa miliknya mempunyai banyak makanan." Jawab Faisal.Ratna yang mendengarnya terkejut, s
"Sesuatu yang berharga milik para Dewa? Memangnya apa yang mereka ambil itu?" Tanya Ari.Sambil menggeleng Tamara menjawab."Tidak tahu, itu adalah sesuatu yang tabu untuk dibahas. Senior tidak pernah menceritakan soal benda itu. Tapi pasti sangat berharga sebab mereka mengutuk para manusia menjadi makhluk berkepala Tikus.""Tapi bisa jadi itu sangat berbahaya bagi para Dewa maka itu mereka sangat murka dan mengutuk manusia yang mencurinya." Sambung Ari."Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bahas, tapi sepertinya ini sangat serius. Pikiranku tidak sampai untuk ikut pembicaraan ini, ngomong-ngomong kemana tujuan kalian selanjutnya. Aku ingin mengunjungi adikku dulu sebelum pergi." Ucap Rui."Aku akan kembali ke penginapan dan membereskan beberapa keperluan." Ucap Tamara."Kalau aku akan pergi ke Pasar memperbaiki perlengkapan," ucap Ari."Baiklah saatnya berpisah, setelah urusan selesai mari berkumpul di alun-alun untuk berangkat bersama kak Ratna dan Kak Faisal." Seru Rui.
Desa yang tadinya nampak indah dan asri kini hanya menjadi sebuah puing-puing. Bercak darah dan beberapa bangkai penduduk bertebaran di berbagai tempat.Apa yang terjadi di desa ini adalah perbuatan dari makhluk jadi-jadian yang berwajah tikus. Legenda yang diketahui oleh orang-orang mereka adalah manusia yang mencoba mencuri dari dewa.Ada pula kabar yang beredar kalau mereka adalah evolusi dari para penghuni gunung yang terlantar. Karena tingkah mereka yang tidak jelas dan cenderung liar.Namun yang kabar yang menyakinkan tentang mereka, para makhluk itu adalah para penyembah seorang Iblis Jahat. Tidak diketahui dengan pasti siapa nama Iblis jahat itu, namun setiap pengikutnya akan berubah menjadi manusia setengah tikus.Ketika mereka berubah maka tubuh mereka akan berubah dan sifat hewan Tikus melekat pada diri mereka. Hal yang selalu mereka rasakan adalah lapar berlebihan dan emosi yang selalu berubah.Manusia Tikus ini juga memilik strata sosial dalam lingkungannya. Mereka yang l
"Jadi mereka ada banyak? Tapi aku sama sekali tidak melihat satupun?" Tanya Ratna."Saat ini memang belum terlihat, tapi aku yakin sekali sebagian kecil dari mereka berpencar untuk membersihkan." Jawab Faisal."Mem-membersihkan?" Tanya Ari."Seperti yang dilakukan oleh yang mati satu ini, memakan sisa mayat agar tidak ada yag di sia-siakan. Biasanya mereka adalah kelompok pengintai yang hanya bergerak di belakang saat terjadi penyerbuan. Kita harus bergerak cepat, kemungkinan besar kelompok ini belum pergi jauh."Jelas dan ajak Faisal.Keempat Pendekar di situ menyimpan sementara pertanyaan yang ada di hati mereka. Karena pemimpin kelompok yaitu Faisal bergerak untuk mencari lebih banyak makhluk berkepala Tikus itu.Saat mereka masuk lebih dalam rumah-rumah penduduk sudah berubah menjadi abu, ada juga yang berantakan dan terdapat bercak darah di dindingnya.Satu atau dua mayat yang sudah setengah membusuk bisa mereka lihat dan lagi-lagi raut ke empat Pendekar selain Faisal berubah send
"Aku tahu kalau kalian sedang berduka karena kehilangan kakak kalian, tapi aaat ini jika kalian menyebutkan kemana kelompok ini pergi maka hal yang menimpa kalian aka berkurang. Karena itu tolong tunjukkan kemana kelompok makhluk ini berada?" Tanya Faisal.Setelah mendengar pertanyaan itu Tia perlahan menghentikan tangisnya. Segera gadis itu menunjuk suatu arah yang di sana terdapat sebuah lembah."Beberapa jam yang lalu serombongan dari mereka pergi ke sana, aku hanya tahu kalau di sana ada sebuah desa kecil. Aku tidak tahu jumlah aslinya, tapi mereka sangat banyak." Jawab Tia."Oi, kalau tidak salah itu adalah desa tempat kita sebelumnya menjalankan Quest." Ucap Tamara."Sial! Desa itu tidak memiliki pagar untuk sekedar melindungi diri! Kita harus menyelamatkan mereka!" Ucap Rui."Tenangkan dirimu, Rui! Jika kita gegabah dalam bertindak maka nyawa kita akan melayang dengan sia-sia." Ucap Ari."Apa yang dikatakan Ari benar, kita tidak boleh bertindak gegabah. Karena ini juga menyangk
Setelah merawat Tia dan Badri, kelompok Pendekar yang dipimpin Faisal sedang berkumpul untuk membahas rencana menyusul rombongan Manusia Tikus yang hendak pergi ke desa selanjutnya."Jadi bagaimana kita memposisikan diri untuk menyerang mereka?" Tanya Ari."Tugas baris depan akan di isi olehku dan Ari, selanjutnya yang di tengah adalah Ratna dan Tamara dan bagian belakang adalah Rui! Apa kalian paham!" Jelas Faisal."Mengerti!" Ucap mereka serempak.Sejenak Ari melirik pada Rui yang menerima posisi dirinya dalam rencana ini.'mengejutkan sekali dia tidak membantah!' Batinnya.Sebelum pergi Faisal menyerahkan beberapa bekal untuk Tia dan Badri seraya memberikan nasehat."Pergilah ke arah kota perbatasan, temuilah kepala desamu dan tunggu kabar selanjutnya. Jika kami berhasil mengalahkan mereka, akan kami kabari!" Ucapnya.Tia dan Badri mengangguk serta membalas."Terima kasih banyak atas bantuannya, semoga Dewata Agung melindungi kalian!" Harap Tia."Kakak-kakak sekalian, terima kasih
Malam itu cahaya bulan sabit dengan lembut menyinari bumi, memberikan penerangan kecil bagi makhluk nokturnal untuk beraktivitas.Hewan Nokturnal adalah hewan yang aktif di malam hari. Mereka biasanya menghabiskan waktu siang dengan tidur dan mulai berburu pada malam hari.Bagi makhluk normal waktu malam adalah saat yang tepat untuk melepaskan penat setelah siang hari di sibuk dengan berbagai aktivitas masing-masing.Berjarak seratus-an meter dari tempat mereka berada, sebuah desa dengan para penduduknya sedang bersiap untuk beristirahat. Mereka tidak tahu kalau ada sebuah gerombolan monster yang sedang mengawasi dari kejauhan.Setelah puas mengawasi desa yang diperintahkan oleh pemimpinnya. Para Tikus yang termasuk dalam bagian Scout segera beranjak dari sana.Para Rat Scout [Tikus Pengintai] itu tergopoh-gopoh untuk menyampaikan hasil dari pengamatan mereka mengenai desa yang menjadi incaran mereka.Begitu sampai para Rat Scout segera menghadap pada sesosok Rat Man [Manusia Tikus] y
Saat lima belas Rat-Man itu semakin mendekati mereka, Ratna meluncurkan anak panahnya lagi. Sementara itu kondisi Tamara nampak buruk dengan napas tersengal-sengal.Dia kelelahan karena Sihir Cahaya Suci sangat menguras stamina dan jiwanya. Karena Tamara merupakan pemula dan masih muda. Dia hanya mampu menggunakannya sekali dalam sehari.Semakin mahir dan seringnya seseorang menggunakan kekuatannya, maka semakin terampil dan bertambah pula jumlah yang bisa digunakan dalam sehari."Maaf aku hanya bisa menjadi beban," ucap Tamara sembari mengatur napas."Apa yang kau katakan? Kehadiran seorang Priestess dalam sebuah Party merupakan penyemangat. Meskipun kau belum bisa menggunakan kemampuan Healing Hand. Tapi bantuanmu sangat membantu untuk mengalihkan perhatian mereka sehingga setengah rencana ini berhasil. Sisanya tinggal tergantung keberuntungan seperti perkataan Faisal." Jelas Ratna menanggapi keluhan Tamara."Kau benar, Ibunda Sri tolong ulurkanlah perlindungan pada teman-temanku."
Di bawah langit malam yang gelap, lapangan terbentang luas dengan rumput hijau yang lembut bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Cahaya remang-remang bulan purnama menerangi sebagian lapangan, menciptakan bayangan yang panjang di tanah. Beberapa bintang bersinar terang di langit gelap, menambah kesan magis dan tenang di sekitar lapangan.Di antara indahnya pemandangan tersebut dua orang berbeda ras saling menatap satu sama lain dengan niat membunuh yang kuat sementara itu sekelompok orang menjauh untuk mengamati jalannya pertarungan. Belum ada tanda-tanda di antara keduanya untuk melakukan serangan pertama lalu sebuah seruan muncul dari mulut toga "Aku akan menjadi orang pertama yang benar!" Ucapnya seraya menghunuskan pedang."Ayo kita mulai balas!" Raegull sambil menghunuskan pedang juga. Toga, dengan tatapan tajam dan pedang yang berkilat, menatap lawannya dengan penuh tantangan. Sedangkan Raegull, yang penuh keangkuhan, tersenyum sinis sambil mengangkat pedangnya dengan sikap ang
Bagaikan pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya sosok yang dinantikan oleh Raegull pun muncul. Wajah yang nampak lesu dan tak bergairah, begitu gembira karena melihat orang yang telah menantangnya datang dengan niat membunuh yang kuat."Bagus bagus sekali, aku sudah menantikan dirimu, wahai Toga! Darahku sudah mendidih untuk beradu pedang dengan dirimu sampai mati," ucapnya dengan semangat dalam hati.Sementara itu, Faisal melirik ke arah toga. "Apa dia yang akan menjadi lawan bertarungmu?," ucapnya.Toga hanya memberi senyuman, "ya, dialah Raegull monster yang telah aku tantang untuk bertarung sampai mati denganku," ucapnya dengan semangat.Di sela-sela percakapan mereka, sebenarnya Faisal mengintai sekeliling untuk mewaspadai adanya para iblis tikus yang bersembunyi."Kalian semua, jangan turunkan kewaspadaan. Aku memiliki firasat yang buruk."Upacara tarung sampai mati ibaratkan sebuah hal yang suci dan sakral. Tidak hanya kaum manusia saja yang mengetahui begitu sakralnya upacara i
Para anggota pasukan Bhayangkara yang cekikikan langsung terdiam ketika Faisal melirik tajam ke arah mereka. Bukannya mereka takut, namun hanya menghargai karena raut wajahnya nampak memalukan itu."Sekarang aku akan meluruskannya, ucapanku saat itu hanya untuk menghiburmu. Karena saat itu, kau bertanya sesuatu yang konyol," ucap Faisal menahan malu yang teramat sangat."Heh," respon Ratna, "jadi jawaban yang kau berikan waktu itu untuk menghiburku!" Ucap Ratna dengan polos.Lepas sudah tawa orang-orang yang menyaksikan interaksi Faisal dan Ratna. Mereka seakan melepaskan sejenak beban tekanan dari rapat perencanaan untuk menarik para iblis tikus."Aku tidak pernah menduga kalau kau menemukan rekan yang sungguh sangat menyenangkan," ucap Toga."Hahaha, berkat itu kita tidak perlu terlalu kaku dalam rapat ini, kalian nampak serasi, kenapa tidak segera menjadi pasangan saja?"Ari, Tamara, dan Rui hanya bisa tersenyum kikuk ketika orang-orang berkata seperti itu pada kakak senior di part
Keesokan paginya, semua orang yang ada di markas sementara itu menunjukkan raut kecemasan dan ketegangan, karena saat ini Faisal hendak menjelaskan rencana yang akan digunakan untuk menyergap ras Demon Rat yang telah menyerang Toga dan pasukannya.Udara di kerumunan itu begitu sesak, dan suasana juga cukup menegang. Bahkan anggota party dari Faisal sendiri tidak bertingkah konyol, sebab menyadari bahwa saat ini adalah hal penting."Kalau begitu, aku mulai saja perencanaan kita kali ini untuk menyergap Pasukan Demon Rat tersebut," ucap Faisal memulai percakapan.Kemudian Faisal mulai menjelaskan rencana-rencana yang dibuat untuk didiskusikan dengan seluruh anggota, tak lupa dia juga meminta pendapat pada pasukan Bhayangkara yang cukup mengetahui tentang strategi.Tentu saja pasukan Bhayangkara memberikan beberapa arahan dan juga perbaikan dari rencana yang telah dibuat oleh Faisal, serta menjelaskan bahwa rencana yang dibuat Faisal memiliki celah yang bisa membuat jatuh korban."Anggo
"Sepertinya cukup sampai sini, meskipun sebentar tapi ini sangat menyenangkan," ucap Toga.Faisal memberikan senyum saat mendengar ucapan itu, karena dia tahu makna tersirat dari kata yang dilontarkan oleh rekan berlatihnya ini."Besok adalah waktu yang penting, aku harap kau bisa kembali dengan selamat. Karena belum sekalipun aku merasa menang melawanmu," ucap Faisal.Toga juga tersenyum dan membalas, "Aku juga sama, mungkin terkesan kekanak-kanakan di usiaku saat ini. Tapi, aku tidak berniat kalah darimu. Walaupun beberapa kali menang, tapi entah kenapa itu seakan tidak ada artinya sama sekali."Meskipun hanya dua hari melakukan latihan tanding, namun keduanya telah melakukan pertarungan sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 7 kemenangan untuk Toga dan 3 kali seri.Faisal sama sekali tidak diberikan peluang untuk merasakan kemenangan dalam 10 kali pertandingan tersebut. Meski rasio kemenangan lebih besar dari pada seri, nyatanya itu tidak membuat Toga merasa puas.Dia Malah makin bersem
Saat Faisal dan Toga sedang sibuk berlatih pedang di tempat yang agak jauh di mana mereka membangun sebuah markas sementara yang dibuat oleh kelompok Faisal, para anggota pasukan Bhayangkara berkumpul untuk istirahat setelah tiba karena panggilan Faisal.Suasana di markas sementara dipenuhi dengan semangat dan kebersamaan, terutama ketika Tamara dan Ratna, dua anggota wanita dengan keahlian memasak yang luar biasa, mulai menyuguhkan hidangan istimewa untuk rekan-rekan mereka."Sungguh, hidangan ini luar biasa, Tamara dan Ratna! Rasanya begitu lezat," ucap seorang anggota sambil memuji masakan yang disajikan."Terima kasih banyak, kami senang bisa menyenangkan kalian dengan hidangan ini," jawab Tamara dengan senyum ramah.Para anggota Bhayangkara saling bertukar pujian dan cerita tentang hidangan yang mereka nikmati. Suasana ruangan dipenuhi dengan tawa riang dan percakapan yang hangat, menciptakan ikatan persaudaraan yang semakin kuat di antara mereka."Ratna, nasi gorengmu benar-ben
Di sebuah lapangan yang luas dan terbuka, Faisal dan Toga berdiri menghadap satu sama lain dengan pedang mereka yang bersinar terkena sinar matahari yang hangat. Mereka saling menatap dengan mata penuh tekad, siap untuk memulai pertarungan yang akan menguji kemampuan dan keberanian mereka."Apa kau sudah siap, Faisal?' tanya Toga"aku sudah siap, kau bisa mulai menyerang kapanpun Tuhan toga!" Balas Faisal dengan antusias. Dengan gerakan yang lincah dan penuh keanggunan, Faisal dan Toga mulai melancarkan serangan-serangan mereka. Suara gemerincing pedang yang bersentuhan mengisi udara, menciptakan melodi duel yang menegangkan namun indah. Mereka bergerak dengan kecepatan yang memukau, saling bertabrakan dengan kekuatan yang sama hebatnya, menciptakan tarian pertarungan yang mempesona.Setiap gerakan mereka penuh dengan keahlian dan ketangguhan, menggambarkan keindahan dan kekuatan dalam setiap serangan dan pertahanan. Faisal, dengan pengalaman dan keberanian seorang ksatria, menunjuk
Saat party Faisal dan juga party dibuat terkejut dengan pertanyaan Ruri, di tempat lain terjadi sedikit keributan PT sebab sang raja Demon Rat mendengar kabar Kalau perwira angkatan bersenjata miliknya melepaskan beberapa orang dari gerombolan yang dia sergap. Langsung saja Dia memanggil orang yang bersangkutan, kini dia memandang dengan kesal dan meminta penjelasan. Atas perbuatan sang perwira angkatan bersenjata miliknya. "Apa maksudmu dengan membiarkan beberapa di antara mereka selamat?" tanya Raja Demon Rat dengan suara membahana. Sementara itu, pelaku yang dimaksud sang raja Demon Rat sedang menundukkan kepalanya, namun wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan atas perbuatan yang telah dia lakukan. Karena dari beberapa orang yang telah dia bebaskan itu, ada satu orang yang cukup berani untuk melakukan tarung sampai mati dengan dirinya, tentu itu membuat Dara Ksatria di dalam dirinya mendidih untuk merasakan seperti apa kekuatan dari orang tersebut." "Cepat berik
"Kalau sudah seperti ini, maka tinggal menyiapkan rencana untuk menyerangmereka kembali," ucap Faisal setelah berpikir dengan matang. "Yosh, aku sangat bersemangat kali ini. Tidak akan kubiarkan mereka lari," ucap Rui. "Jangan lupakan diriku, kawan," balas Ari sambil menepuk pundak dari rekannya itu. "Kuharap kau tidak merepotkanku kali ini," balas Rui. "Mau taruhan siapa yang paling banyak membunuh dari mereka?" balas Ari. "Sepertinya itu ide yang bagus," tambah Rui. Keduanya asyik beradu argumentasi dan begitu bersemangat, karena akan memburu para demon Rat lagi. mereka bersumpah kalau kali ini tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. "Semangat itu boleh, tapi jangan ceroboh." Ucap seorang Pendeta "Lalu bisa-bisanya kalian melupakan diriku. Aku juga ingin berkontribusi dalam penumpasan kali ini," ucap Tamara sembari tersenyum. Sementara itu, Toga dan rekannya hanya sweatdrop ketika melihat tingkah ketika bocah yang malah bersemangat untuk mengal