Home / Urban / Pesona sang Biduan / Biduan baru cafe M&M

Share

Biduan baru cafe M&M

Author: alfatihsronan
last update Last Updated: 2022-05-10 15:16:23

"Bagaimana mungkin Tiara tahu kalau Maria adalah mantan kekasih pak Erwin, pikiran itu muncul di benak Lucy ketika berpisah dengan Tiara di depan rumah sakit.

Menjadi susah rasanya membuat Tiara dan Erick menjadi dekat jika Tiara telah tahu banyak tentang Maria, apalagi Tiara sampai mempercayainya.

"Hahh kenapa sih aku di beri tugas sampai serumit ini, menjodohkan dua orang yang sama-sama tidak mengerti dengan perasaan mereka sendiri," Lucy mengomel sendiri dalam risaunya.

Namun ada seseorang yang lebih risau di luar sana, sudah hampir setengah jam menunggui Frida, Tiara sudah merasa tak sabar jangankan datang pesan pun tak ada.

"Hei ayo, ...!" Tegur Frida yang tiba-tiba saja sudah di depannya ia datang dengan mengendarai sebuah motor.

Tiara bangkit dari tempatnya menunggu, hampir saja ia kesal menunggunya lama, wajahnya sudah terlihat kusam karena teriknya matahari siang itu.

"Habis jenguk mas Erick kok mukamu jelek begitu ya, hehehe, ...."

"Aku di sini hampir kering menunggumu, ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona sang Biduan   Hari yang berat

    Kabar mundurnya Tiara dari cafe d'Arts sepertinya menjadi perbincangan hangat di antara karyawan. Apalagi mereka tahu kalau tempatnya telah di gantikan oleh dua biduan lainnya yang sekarang bernyanyi di sana. "Kalau bagi aku Tiara lebih memiliki daya tarik yang jauh lebih baik di banding mereka sekarang," Kata salah satu karyawan cafe. "Sejak dia bernyanyi di sini pengunjung semakin banyak datang ke cafe ini," Tambahnya lagi. Gilbert yang kebetulan melintas di sana menegur mereka yang tengah asyik mengobrol, "Hei, ... kalian ini apa-apaan!?, saya menggaji kalian di sini bukan untuk mengobrol, ... ayo sana kerja!" "Lucy!, ... mana si Lucy!?, dia tidak becus mengatur karyawan, sebaiknya orang-orang seperti mereka di pecat saja," Gilbert memberengut. Gilbert yang sedang naik pitam tak tahu kalau Lucy sedang menemui Tiara, Lucy sengaja mendatanginya untuk memanggilnya ke cafe, ia belum tahu kalau Tiara sudah bekerja di cafe milik Maria dan bermaksud menyampaikan pesan Erick bosnya.

    Last Updated : 2022-05-11
  • Pesona sang Biduan   Ada apa Erick dan Gilbert?

    Dengan mengenakan lingerie yang begitu tipis menembus pandang seperti kebiasaannya di dalam rumah, malam itu Tiara masih tengah terjaga di kamarnya, matanya masih enggan untuk tertutup lantaran hanya omongan Lucy tentang Erick tadi siang yang masih saja terus terngiang olehnya.Ada sesuatu yang belum ia ketahui tentang Erick dan gilbert?, omongan Lucy itu memunculkan sebuah tanda tanya di benak Tiara.Semakin besar rasa ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi Tiara mencoba untuk menghubungi Frida, berharap mungkin saja ia tahu sesuatu tentang mereka."Halo, kenapa Ra?" "Frid, kamu belum tidur kan?"Ini baru juga selesai kerja tugas, kamu kenapa mengganggu banget malam-malam?" tanya Frida kepada Tiara yang tak seperti biasanya menelpon larut malam seperti itu.Tiara bercerita tentang omongan Lucy kepadanya siang tadi entah mengapa kata-kata itu seperti tentang sesuatu hal antara Erick dan Gilbert yang Lucy tutupi."Kamu dan mama kamu 'kan sudah lama mengenal Erick dan keluarganya, menu

    Last Updated : 2022-05-12
  • Pesona sang Biduan   Sebuah keputusan

    Tepat seminggu setelah pertemuannya di cafe, Tiara baru mendapatkan kabar agar mempersiapkan diri karna sebentar lagi desain panggung cafe M&M hampir rampung, artinya tidak lama lagi ia akan segera bernyanyi di sana.Kegembiraan menyelimut hatii tiara saat ini, ia sudah tak sabar kembali lagi bernyanyi pekerjaan biduan sudah menjadi satu dalam jiwanya, namun seperti apa jadinya jika senyum kegembiraan itu tiba-tiba saja urung hanya karna kehadiran seseorang di sana.Erick tiba-tiba saja muncul di saat Tiara sedang merasa di ayun kesenangan."Hai Tiara!, ... apa kabar?" sapa Erick dengan senyum yang menawan."Pak Erick, ... !?" Tiara terperangah, "Ada perlu apa bapak ke sini?" "Maaf Tiara! kalau aku tidak memberitahumu sebelumnya dan tiba-tiba saja ke sini, apa aku boleh mengobrol sedikit denganmu?" tanya Erick dengan wajah yang berubah menjadi serius.Tiara mengangguk pelan. Pria itu masih melihat gurat kekesalan di wajah Tiara, masih tersemat perasaan kecewa di wajah jelitanya."Sil

    Last Updated : 2022-05-13
  • Pesona sang Biduan   Ditimang alun asmara

    Jam setengah tujuh malam, Erick tampak sedang memarkir mobilnya agak jauh dari rumah Tiara lalu berjalan kaki ke sana. Ia sengaja seperti itu karna tak mau di ceramahi oleh Tiara lagi tentang tetangganya yang sering mencibirnya karna mobil mewah yang menjemputnya. "Selamat malam," sapa Erick "Iya, ... siapa?" Terdengar suara Bu Ratri dari dalam rumah, kemudian perlahan pintu rumah itu terbuka. "Oh nak Erick!" "Selamat malam bu!" sapanya kepada Bu Ratri. "Ayo!, silahkan masuk!, ... saya akan panggilkan Tiara dulu," kata bu Ratri seraya tersenyum mempersilahkan Erick masuk dan segera memanggil Tiara. "Tiara, .... !" Panggil Bu Ratri melihat ia tak ada di kamar. Bu Ratri mencari ke dalam, dan kemudian mengetahui kalau Tiara sedang di kamar mandi. "Tiara!, kamu sedang mandi!?" seru bu Ratri dari luar "Iya Bu, ... ibu kenapa?" "Gak, ... 'tuh ada yang menunggu kamu!" "Siapa bu?" Ucapannya tak begitu jelas karna terhalang oleh guyuran air di wajahnya. Tanpa menjawab pertanyaa

    Last Updated : 2022-05-14
  • Pesona sang Biduan   Nasehat dari Dewi

    "Tiara, kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Bu Ratri melihat Tiara akan pergi ke suatu tempat. Sikapnya berubah akhir-akhir ini tidak seperti biasanya. "Aku mau ke cafe aku kangen sama mba Dewi, aku mau ngobrol saja sebentar." "Tumben, biasanya kamu malas." Tiara tak menghiraukan kata-kata ibunya yang meledeknya. Tiba di sana ia langsung menemui Dewi yang baru saja selesai bernyanyi, "Loh Tiara!? dari mana aja mba kangen sama kamu." "Aku juga kangen sama mba, makanya aku ke sini." "Yuk kita ngobrol di dalam," ajak Dewi seraya menggandeng tangan Tiara ke ruang karyawan. "Mba Tiara!" Sapa karyawan-karyawan di sana. "Tiara, maafkan mba ya!?" "Maaf untuk apa mba?" "Tentang Masalah di cafe ini." ucap Dewi, sendu. "Gak apa-apa kok, justru aku senang mba bisa bernyanyi di sini." "Terima kasih ya sayang, aku memang tidak salah menilai kamu Ra!," Jawab Dewi seraya memeluk tubuh moleknya Tiara. "Hmm, ... gimana ya?, aku mau cerita tentang sesuatu sama mba." "Boleh, kamu

    Last Updated : 2022-05-15
  • Pesona sang Biduan   Alter Ego

    Erick melangkah masuk ke dalam ruangan yang sesak dengan kepulan asap rokok, di sana sudah menunggu Gilbert yang terlihat duduk sangat santai menyilangkan kedua kaki di atas meja."Apa kabar om?" Sapa Erick lalu duduk di sebuah kursi di depan Gilbert."Kabarku baik!, lihat saja aku tampak baik-baik saja 'kan!?" Jawab Gilbert seraya menurunkan kakinya yang bersilang di meja."Ada hal penting apa yang akan kau bicarakan?, bicara saja sekarang jangan membuang-buang waktuku," kata Gilbert seraya menghisap dalam-dalam rokok dan menghembuskan kepulan asapnya."Aku ingin bicara soal cafe ini?" Kata Erick."Oh tentu, ... silahkan!""Aku ingin mundur dari cafe ini, aku rasa om jauh lebih layak dan tahu bagaimana mengembangkan cafe d'Arts."Mendengar ucapan dari Erick matanya membelalak dan tampak binar-binar senang terpancar dari matanya."Erick ternyata kau baru sadar diri sekarang.""Kenapa baru sekarang?, aku sih sudah menduga sebelumnya bahwa kamu tidak akan betah di sini," kata Erick terk

    Last Updated : 2022-05-16
  • Pesona sang Biduan   Pesta di Apartemen

    Frida masih serius mendengarkan Tiara berkeluh kesah tentang dirinya yang dirundung kebimbangan. "Apakah Erick punya rencana di balik semua ini, tiba-tiba saja ia ingin aku menjadi kekasihnya?" "Seseorang yang menyatakan cintanya kok di bilang ada apa-apanya, kamu terlalu berpikir jauh Ra, seharusnya kamu senang dong, malah bingung seperti itu," nasehat Frida. "Iya, tapi kenapa baru sekarang, setelah begitu banyak perasaan kecewa yang aku rasakan." ucap Tiara. "Mengapa baru sekarang katamu?, ... ya! karna Erick yang mencintaimu tahu betul apa yang harus ia lakukan dan kapan harus melakukannya." "Tiara lihat dirii kamu!, ... sebesar apa rasa kecewa yang kau rasakan?, bukankah hidup memang mengajarkan kita untuk melalui rasa kecewa lebih dulu sebelum semua keindahan itu datang." Sambung Frida. "Aku hanya tidak mau terlalu cepat menaruh harapan Frid, aku takut jika perasaan ini hanya singgah bukan sungguhan yang pada akhirnya kenyataan seperti itu akan membuatku sakit." ucap Tiara

    Last Updated : 2022-05-17
  • Pesona sang Biduan   Mahkota Tiara

    Bu Ratri sudah terlihat mulai cemas menunggu Tiara pulang. "Kemana anak itu kok sampai jam begini belum juga pulang," gumam bu Ratri. Tidak seperti biasanya Tiara pergi begitu lama tanpa berkabar kepadanya, tadi siang ia hanya meminta ijin kepada bu Ratri untuk menemui Maria di cafe. "Ditelpon juga gak di angkat, kemana sih?" Bu Ratri cemas. Maria yang mengajak Tiara untuk ikut dalam sebuah pesta di apartemennya sudah sampai di sana. Namun sepertinya Tiara tidak terlalu menyukai hal seperti itu, ia yang sudah berada di dalam apartemen mewah itu terperangah melihat apa yang terjadi di sana. Di dalam apartemen itu terdapat sebuah meja yang sudah terisi dengan beberapa macam wine, juga ada makanan yang tersaji di meja lainnya. "Hai semua!, maaf ya aku agak telat." "Kenalkan ini Tiara." Maria mengenalkan Tiara dengan beberapa rekan bisnisnya yang ada di sana. "Hai Tiara!" Sahut taman-teman bisnis Maria. Tampak dari wajah-wajah mereka adalah para pebisnis yang masih sebaya dengan

    Last Updated : 2022-05-18

Latest chapter

  • Pesona sang Biduan   Bujuk rayu tuan Gilbert

    Sebuah hubungan cinta harus berjalan bersama, jika di dalamnya ada tujuan yang berbeda maka ia harus saling memahami dan tebuka, bukan saling menutupi dan saling menyalahkan. Begitu pula yang harus dlakukan oleh Tiara dan Erick, ada sesuatu hal yang tidak berjalan semestinya diantara mereka, membuat hubungannya yang baru saja seumur jagung seakan terombang ambing tak tentu arah. "Memiliki hubungan itu ribet ya," ucap Tiara. "Ribet seperti apa maksud kamu, gak juga kok kalau kamu dan Erick saling memahami, dan mau saling terbuka," sahut Frida. "Aku?, ... Apa yang aku tutupi darinya Frid?, apa aku saja yang harus memahaminya sementara dia?" sahut Tiara. Frida terdiam mendengar Tiara mulai tersulut emosi, ia biasanya akan menenangkan jika sahabatnya itu mulai meninggikan nada suaranya. Mobil mereka melaju membelah jalan kota, suasana sudah mulai tampak lengang, tak banyak lagi kendaraan yang berseliweran seperti biasanya di jam-jam itu. Sementara Erick dan Maria serta teman-temann

  • Pesona sang Biduan   Apakah ini cinta yang salah?

    Tiara dan Frida urung menjalankan rencananya melihat Erick yang tengah duduk bersantai dengan Maria di sebuah meja tepat di depan panggung. "Jadi mau gimana lagi, kita harus menjalankan rencana lainnya, ayo silahkan mba Tiara," kata Frida seraya menunjuk ke arah panggung. Tanpa melihat sedikitpun ke arah mereka Tiara langsung menggebrak panggung. Erick terhenyak menyaksikan Tiara, ia tak menyangka sedikitpun jika kekasihnya itu yang menjadi biduan di live musik cafe malam itu. "Pantas saja Tiara gak mau aku ajak, dia ternyata nyanyi di sini." Erick bergumam. Ia tak dapat menyembunyikan rasa heran di depan Maria, "Erick kamu kok terlihat heran seperti itu, kamu kaget kalau Tiara itu nyanyi di sini?" "Gak, ... Aku cuma kaget saja tiba-tiba bertemu dia di sini," sanggah Erick sedikit ingin menutupi dari Maria, tak terjadi apa-apa di antara Tiara dan dirinya. "Daripada harus membicarakan dia, kita bernostalgia saja dengan kenangan kita, bagaimana?" Rayu Maria. "Nostalgia yang sep

  • Pesona sang Biduan   Tiara panik mengetahui Erick akan datang

    Malam hari tiba, terlihat cerah secerah hati Tiara yang sudah kasak kusuk mempersiapkan diri sembari menunggu dijemput Frida. Bu Ratri hanya nampak tersenyum melihat anak gadisnya terlihat sibuk di depan cermin tak hentinya menatap wajahnya melihat riasan yang dipakainya. Tak lama kemudian Frida datang menemui Tiara di kamarnya yang tengah sibuk itu. "Udah beres kan dandannya?" tanya Frida. "Gimana menurut kamu udah bagus kan?" "Iya gitu aja gak usah lama, ingat tempatnya di puncak loh!" kata Frida. "Yuk kita berangkat sekaramg!" Tiara dan Frida berangkat bersama menuju cafe M&M tempat Tiara akan menyanyi dan untuk pertama kalinya di cafe ini. "Kamu santai aja dong, kok seperti pertama nyanyi saja kamu," kata Frida melihat Tiara terlihat sedikit gugup. "Iya nih, gak tahu aku kok sedikit gugup ya, apa karna lama gak nyanyi ya?" "Kamu sih, aku ajak nyanyi ke acara kampusku kamu tolak, makanya sekarang jadi grogi kelamaan gak manggung." Mobil yang dikendarai Frida sudah melam

  • Pesona sang Biduan   Maria yang menyimpan cinta masa lalu

    "Tiara bagaimana jika pamanmu tidak terima dengan pengakuan kita padanya tentan rumah ini yang sudah dijual," "Terserah dia saja bu, kali ini aku tidak akan takut dengan ancamannya, kita sudah lama diperlakukan semena-mena olehnya, dia harus berpikir bahwa Tiara sudah berubah sekarang," jawab Tiara dengan semangat."Dan aku rasa mba Maria akan sepenuhnya membantu dalam masalah ini, ibu jangan khawatir," kata Tiara kembali membuang segala ketakutan ibunya."Kamu angkat dulu telpon kamu," ucap Bu Ratri mendengar ponsel yang berdering.[Halo Tiara, maaf ya kalo aku ganggu kamu malam-malam takutnya kalau nunggu besok aku bisa lupa] kata Maria.[Ada apa ya mba?][Besok kamu bisa mulai nyanyi di cafe hari ini semua persiapan panggung sudah siap][Ok mba aku akan mulai besok] kata Tiara begitu senang mendengar kabar dari Maria."Ibu mulai besok aku bisa kerja di cafe mba Maria, aku senang banget loh bu," "Ibu juga senang mendengarnya nak, semoga saja kamu betah di sana, apa Frida sudah tah

  • Pesona sang Biduan   Pesan singkat dari Erick

    Tiara masih menatap tajam pria paruh baya yang ada di hadapannya, seorang kakak dari ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia miliki tapi memiliki hati begitu tega perlakuannya terhadap Tiara dan ibunya."Ayo duduk jangan berdiri seperti itu di hadapanku, semakin memperjelas bahwa kau tak pernah di ajari sopan santun dari orang tuamu," kata Novo yang begitu menyakitkan.Tiara masih saja terdiam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, hanya tatapannya yang semakin tajam ke arah Novo, sorot matanya berapi-api.Tidak seperti Bu Ratri yang masih terlihat tenang menghadapi keadaan ini, ia memberi isyarat agar Tiara menurutinya untuk duduk di sampingnya.Dengan wajah kaku Tiara menurutinya dan mulai angkat bicara, "Paman Novo, aku menganggap paman sebagai seorang pengganti dari ayahku namun aku ternyata salah," kata Tiara."Seorang ayah tidak pernah membuat anaknya jatuh ke dalam kondisi yang begitu sulit seperti ini, paman sungguh tega mengusir kami dari rumah yang ayah bangun dari

  • Pesona sang Biduan   Mulut manis paman Novo

    Setelah melakukan rembuk bersama, Tiara dan Frida beranjak meninggalkan cafe menuju kantor polisi untuk menemui Maria yang sedang menjadi saksi sebuah kasus. Sampai di sana Tiara dan Frida oleh petugas tidak di perbolehkan menemui Maria, karna sesuatu hal. "Mba Maria sedang jadi saksi atas kasus apa pak!?" tanya Frida kepada salah seorang petugas. "Maria menjadi saksi atas kepemilikan barang terlarang, jadi untuk sementara beliau belum bisa menemui siapapun." Tiara dan Frida tersentak mendengar apa yang diucapkan petugas itu, terlebih Tiara yang sepertinya harus mengurungkan niatnya untuk minta tolong padanya. "Kamu kan lebih mengenal dekat mba Maria bahkan pernah di ajak ke apartemennya, dia itu orangnya seperti apa sih, kok bisa jadi saksi segala?" tanya Frida pada Tiara. "Waktu di ajak kemarin sih hanya pesta kecil saja, dan ada beberapa teman bisnisnya di sana yang pesta mabuk malam itu," jelas Tiara. "Tuh kan, mungkin teman-teman bisnisnya itu yang jadi pemilik barang terl

  • Pesona sang Biduan   Meminta pertolongan kepada Maria

    Malam itu hanya ada wajah-wajah murung yang nampak di raut muka Tiara dan ibunya, kedatangan Novo semalam hanya membuat keadaan semakin buruk bagi mereka. Bagaimana mungkin bu Ratri merelakan rumah, satu-satunya harta peninggalan almarhum suaminya yang mereka miliki harus mereka tinggalkan. Pikiran Tiara berkecamuk, entah dengan siapa kali ini ia harus meminta tolong dengan masalah yang seperti ini. Malam sudah larut Bu Ratri masih bersandar lemas di sebuah kursi di depan teras rumahnya. Ia sudah terkantuk-kantuk namun masih saja di tahannya untuk menemani Tiara yang juga tengah nestapa sama sepertinya. "Bu sebaiknya ibu ke dalam, istirahat dulu masalah ini biar aku yang memikirkan," ucap Tiara melihat ibunya sudah menguap menahan rasa kantuknya. "Kenapa ya Bu, paman Novo sampai setega itu pada kita?" tanya Tiara dengan suara yang berat. Bu Ratri belum menjawab apapun, ia selama ini berbaik hati pada Novo karna menganggap ia adalah kakaknya sendiri, namun sepertinya ia salah.

  • Pesona sang Biduan   Amarah seorang biduan

    Tiara masih saja berdiri dari balik tirai jendela ia belum membuka pintu sebelum melihat siapa pria yang ada di depan. "Tiara siapa yang datang!?" Sahut Bu Ratri dari dalam. Bahkan pertanyaan ibunya 'tak dijawabnya agar ia tidak ketahuan sedang mengintip dari balik tirai. Siapa sih orang ini kok 'gak berbalik gumamnya, pikiran yang muncul pun bermacam-macam memenuhi isi kepalanya, jangan-jangan ibu punya utang lagi dan orang ini datang menagih. Beberapa menit Tiara menunggu pria itu berbalik untuk melihat wajahnya, namun ia hanya asyik menghisap rokoknya. Apa sebaiknya aku tinggalkan saja orang ini, menyebalkan membuang waktu saja, pikir Tiara. Namun baru aja ia berniat kembali ke dapur sosok pria itu kembali mengeruk pintu, lalu Tiara kembali membuka sedikit tirai jendela untuk melihat siapa orang itu. Alangkah terkejutnya ia melihat paman yang sangat di benci olehnya yang datang berkunjung. Tanpa membuka pintu ia kembali ke dalam dapur dengan kesal, wajahnya memerah menahan

  • Pesona sang Biduan   Akibat pesanan kue

    Frida yang sejak tadi menelpon Maria tak juga menerima panggilan darinya, seperti biasa di waktu-waktu seperti itu ia banyak menghabiskan waktunya bekerja atau mungkin malah sedang mengadakan pesta. "Ponselnya aktif tapi 'gak di angkat, kali aja dia sedang sibuk?" "Mungkin saja, mba Maria 'kan banyak kerjaan sebagai bos di beberapa bisnisnya." Kata Tiara mengamini ucapan Frida. Jika ada kabar dari mba Maria, aku akan kesini besok, kita datang saja ke cafenya bagaimana Tiara?" "Ok!, besok aku tunggu ya!" Jawab Tiara dan mengantarkan Frida hingga ke pintu depan, lalu kembali ke aktifitasnya seperti biasa duduk untuk menulis di buku diary miliknya. Tiara menuliskan kata demi kata dalam buku diary itu, apa yang di alami kemarin bersama Erick tak lupa ia tuangkan di dalamnya. Namun kata-kata indah yang mengalir harus terhenti mendengar teriakan ibunya yang memanggil dari dalam dapur. "Tiara tolong belanjakan ibu bahan kue, untuk pesanan, hari ini ibu terlalu sibuk jadi tidak sempat

DMCA.com Protection Status