Tapi belum sempat menoleh kearah Bianca dan bayinya, perawat menanyakan sesuatu hal sehingga membuat fokus Emmanuel kembali pada bagian administrasi, setelah selesai mengurus bagian administrasi rumah sakit Emmanuel juga mendapatkan pesan dari salah satu anggota the king tentang pekerjaan, karena itu kedua pandangan matanya berfokus pada handphone yang dia genggam.Emmanuel berjalan semakin dekat dengan posisi Bianca dan Lucas yang masih berusaha menenangkan bayinya yang menangis, Bianca berada disebelah kiri jalan sementara Emmanuel harus lurus kedepan untuk menuju ruang perawatan Angeline.Baik Emmanuel maupun Bianca sama-sama tidak menyadari kehadiran masing-masing, tiba-tiba seorang perawat berlarian kearah Bianca karena dia lupa memberikan bingkisan yang memang untuk diberikan pada setiap Ibu yang telah melahirkan dari rumah sakit, itu salah satu bentuk apresiasi rumah sakit agar Ibu-ibu di pulau ini bisa semakin bahagia setelah melahirkan."Nona Bianca, maaf saya lupa memberikan
Emmanuel pun tetap didalam mobil sembari memperhatikan Bianca dan Lucas yang masuk kedalam rumah yang sederhana itu! Terbersit dihati Emmanuel, pasti tidak mudah bagi Bianca menjalani kehidupannya demi melahirkan seorang bayi, apalagi tanpa seorang suami disisinya, tanpa adanya keluarga, dan diusianya yang masih sangat muda.Emmanuel pun tidak dapat menghilangkan rasa bersalahnya terhadap Bianca yang teramat sangat besar, Emmanuel memiliki segalanya tapi semua hal itu tidak dapat memberikan kebahagiaan bagi wanita yang dia cintai, beruntung takdir masih sangat baik sehingga Bianca berhasil ditemukan sekarang.Rasanya memang seperti mimpi yang terjadi hari ini, bukan hanya Emmanuel yang terkejut akhirnya bisa bertemu kembali dengan Bianca namun Bianca pun lebih terkejut dan tidak menyangka, dunia terasa begitu sempit baginya karena Emmanuel masih saja dapat menemukannya.Bianca duduk disofa setelah menidurkan bayinya didalam kamar, Lucas pun datang sambil menyodorkan segelas air untuk
Di sebuah lahan ditengah-tengah hutan Foresta Umbra Italia! Dua group mafia besar tengah bertarung habis-habisan untuk memperebutkan wilayah kekuasaan mereka. Kedua group tersebut ialah group The King dengan ketua bernama Adilson Carlos dan putra semata wayangnya yang baru saja lulus sekolah bernama Emanuel Carlos, sedangkan lawan mereka adalah group Tander X dengan ketuanya bernama Patrick Tander dan puteranya yang bernama Zayn Tander. Zayn Tander bertarung melawan Emanuel meskipun usia Emanuel jauh lebih muda dari Zayn, akan tetapi Emanuel tidak bisa dianggap remeh! Emanuel telah dilatih sejak kecil oleh Adilson untuk menjadi penerusnya kelak, maka dari itu Emanuel bisa ikut terjun kedalam pertarungan yang mendadak ini. Disatu sisi Zayn juga tidak bisa bertarung dengan tenang karena dia sebenarnya membawa serta isterinya yang bernama Rosaline dan puteri mereka yang berusia dua tahun. Zayn tidak menyangka markas pembuatan senjata dan narkotika milik Ayahnya itu akan diserang secar
Bianca tumbuh menjadi sosok yang sangat cantik, manis, dan bertubuh proporsional! Meskipun dia hidup tanpa mendapat kasih sayang dari Emanuel atau dari Adilson, namun Bianca tetap menjadi sosok yang periang dan bersemangat. Terkadang Bianca pun merasa heran dan cemburu jika melihat teman-temannya begitu disayangi oleh kedua orangtuanya juga kakek neneknya, sementara dirinya selalu sendirian tanpa kasih sayang dari siapapun. Bahkan Emanuel pun sangat jarang sekali menemui Bianca, bisa dua tahun sekali atau bahkan pernah sampai lima tahun Emanuel tidak pernah menemui Bianca, meskipun semua kebutuhan Bianca terjamin olehnya. Beberapa bodyguard yang melihat Bianca melamun padahal dia harusnya memakan sarapannya, kemudian memberanikan diri untuk menegur Bianca. “Nona, kenapa sarapannya hanya ditatap?” “Memangnya jika makanan ditatap bisa mengenyangkan?” tanya yang lainnya. “Kenapa Papa dan kakek sangat tidak peduli padaku? Bahkan di acara kelulusanku pun mereka tidak hadir, apa me
Bianca dirawat di rumah sakit dua hari lamanya, barulah setelah itu dia diperbolehkan pulang! Sama sekali tidak ada lagi kehadiran Emanuel untuk Bianca, bahkan sampai Bianca kini merasa kebal dengan rasa kesedihan dan kesendiriannya. Untunglah Bianca selalu dihibur oleh para bodyguard yang sejak dulu menjaganya, para bodyguardnya itu selalu memberi semangat untuk Bianca, termasuk hari ini dimana Bianca akan melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus swasta di kota Milan. “Semangat nona cantik!” ujar salah seorang bodyguard. “Sudah aku bilang kan ungcle, jangan panggil aku nona,” sambil mengerucutkan bibirnya. “Baiklah, kami akan memanggilmu dengan nama tapi ketika Pak Nuel datang kami akan memanggilmu nona, bagaimana?” “Papa tidak akan datang, kalaupun akan datang mungkin saat usiaku menginjak lima puluh tahun,” Ckckckxk… Mereka pun tertawa bersama-sama, hari ini Bianca pun pergi ke kampus diantar oleh bodyguardnya dengan menggunakan mobil Maserati Quattroporte berwar
Disatu sisi Emanuel yang mendengar curahan hati Bianca merasa jika memang dirinya belum bisa menjadi seorang Papa yang baik untuk Bianca, tapi diposisi Emanuel pun juga tidak mudah! Dimana dia seorang pria lajang yang berusia 34 tahu namun harus berperan menjadi seorang Papa di usianya yang terbilang masih muda, ditambah lagi Emanuel tidak mengerti bagaimana cara dia harus bersikap terhadap putri angkatnya itu, jika pun harus mengobrol rasanya Emanuel pun tidak paham apa yang harus diobrolkan dengan Bianca. Untuk mencurahkan rasa sayang layaknya seorang Papa pada putrinya pun Emanuel merasa sulit, bagaimana bisa dia menyayangi Bianca yang bukan darah dagingnya ditambah Bianca adalah cucu dari musuh keluarganya sendiri. Karena itulah Emanuel lebih banyak diam meskipun Bianca terus mengoceh mengajaknya bicara. Lama terdiam dan hanya mendengarkan curahan hati Bianca, Emanuel pun melepaskan pelukan Bianca yang sejak tadi melingkar di tubuh kekarnya, diturunkannya tubuh Bianca yang seja
Malas berdebat dengan Emanuel akhirnya Adilson pun tidak lagi memusingkan kehadiran Bianca, malah ketiganya duduk berdekatan Bianca, Emanuel dan Adilson. “Papa ini minumanmu,” disodorkannya satu gelas minuman pada Emanuel. Emanuel pun menerimanya dan langsung meminumnya. “Astaga, kau benar-benar sudah menjadi seorang Papa Nuel,” ujar Adilson. Adilson bahkan terheran-heran dengan Bianca yang sangat menempel sekali dengan Emanuel, bahkan Bianca kembali menggandeng satu tangan Emanuel. Karena acara peresmian hotel baru tersebut akan segera dimulai, Adilson pun naik keatas podium untuk menyambut tamu undangan yang telah hadir disini! Sementara Bianca tetap menempel dengan Emanuel sambil tersenyum kearah podium. Acara itu berlanjut dengan menggunting pita di pintu masuk hotel, Adilson kemudian meminta agar Emanuel berada disamping kanannya, tak disangka Bianca justru ikut berada disamping kiri Adilson. Adilson pun hanya bisa berdehem sambil menahan kesal karena Bianca terus-me
Setibanya didalam markas, Bianca nampak takjub karena ternyata sangat luas sekali akan tetapi Bianca masih belum sadar juga jika pabrik ini bukanlah pabrik makanan ataupun pabrik kebutuhan pokok yang dia pikirkan selama ini! Saat memasuki ruangan kedua, kedua mata Bianca barulah melonglong ketika dihadapannya terdapat banyak sekali senjata api dan juga alat-alat pembuatannya. Glek.. “Kenapa banyak sekali pistol? Apa itu pistol sungguhan?” Sejenak Bianca memikirkan tentang pistol-pistol tersebut, tapi yang dia pikirkan itu tidak mungkin pistol-pistol asli melainkan ini merupakan pabrik pistol mainan saja. “Ini semua pasti hanya pistol mainan saja,” gumam Bianca. Sementara dibelakang Bianca, Emanuel sedang berbicara dengan seorang anggotanya sambil sesekali melirik kearah Bianca. “Baik Pak, nanti akan saya tambah satu alat lagi agar bisa memproduksi sesuai permintaan pasar,” ujar salah seorang anggota. “Bagus,” Selesai berbicara dengan orang tersebut, Emanuel kemudian men