"Maaf, Manajer Joan.""Silakan masuk!" jawab manajer Joan.Carver menoleh ke pria yang masuk ke ruangan manajer Joan. Seorang wanita langsing dengan pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.Wanita itu melangkah mendekati manajer Joan, namun wajahnya tertuju pada Carver sambil tersenyum menawan."Manajer Joan, hari ini adalah hari rapatmu. Ayo kita ke ruang rapat, klien akan segera datang ke perusahaan ini.""Rapat? Yang benar saja, bukankah hari ini Tuan Edward akan menghadiri rapat, tapi kenapa aku?" tanya manajer Joan."Tuan Edward mempunyai agenda lain, jadi saya disuruh olehnya untuk meminta anda menggantikan rapat hari ini," jawab wanita itu.Di kursinya, Carver membuang muka ketika wanita yang tadi berbicara dengan manajer Joan terus menatapnya dengan senyuman penuh pengertian."Apakah Anda menantu Tuan Edward Fletcher?"Carver hampir terkejut ketika pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari wanita seksi itu. Alis wanita itu terangkat tanda menanyakan sesuatu yang perlu s
"Apakah Violeth pergi bersama teman-temannya?" Dia bertanya.Bobby menggelengkan kepalanya. "Saya juga tidak tahu."Carver akhirnya kembali ke rumah. Dia ingin berganti pakaian, lalu pergi mencari keberadaan Violeth. Jangan biarkan Edward pulang, dan Violeth masih belum punya tempat tujuan. Jika itu terjadi, Carver khawatir Edward akan marah dan kecewa padanya.Edward selalu memberi tahu Carver bahwa Violeth itu liar. Pernikahan ini terjadi karena Edward tidak ingin Violeth terjerumus ke dalam pergaulan liar yang semakin dalam, itulah sebabnya Violeth menikah dengan Carver.Carver masuk ke kamarnya, lalu berganti pakaian. Jam tangan Rolex terpasang pas di pergelangan tangan kirinya, ia meletakkannya di atas meja. “Jam tangan mewah, pertama kali dalam hidupku memakai jam tangan seharga ratusan ribu dolar.”Carver kemudian melangkah keluar dari kamarnya, menuju kolam untuk melepaskan ketegangan dalam hidupnya. Yang paling menyakitinya adalah ketika para karyawan membicarakan latar bela
"Rasanya enak. Hmm... Aku sekarang punya ide agar kisah cinta ranjang kita tidak bocor karena menantu busuk itu," ucap pria itu.Sophie mengangkat alisnya. "Apa maksudmu sayang? Apakah kamu akan melakukan sesuatu untuk membungkam Carver?"Pria itu menempelkan bibirnya ke leher Sophie dan berhenti di dekat telinga wanita itu. "Saya akan mengancamnya.""Mengancamnya? Bagaimana?" Sophie bertanya dengan rasa ingin tahu."Biar aku pikirkan dulu," ucap pria itu sambil memelintir dan mencubit bagian atas butiran di tubuh Sophie yang begitu menggoda baginya. “Jones, bisakah kamu memperlakukan tubuhku dengan lembut!” Ucap Sophie sambil melepaskan tubuhnya dari Jones yang sangat kasar."Kenapa Sophie? Aku suka punyamu. Meski dadamu tidak seindah saat masih muda, aku tetap menyukai dadamu yang sangat besar ini, meski sudah kendur." Pria bernama Jones itu tertawa.“Bagaimana kalau sekali lagi? Apakah kamu belum mencapai puncak kenikmatan?” Dia bertanya.Sophie bangkit dari cengkeraman Jones. Saa
"Bu, jangan lakukan ini! Aku menantu keluarga Fletcher," kata Carver, menolak rayuan gila Sophie.Sophie mencoba memeluk Carver. Namun Carver melawan, mendorong tubuh Sophie menjauh darinya."Kenapa kamu menolak? Tubuhku memang tidak seindah Violeth, karena usiaku yang sudah tua. Tapi aku bisa memberikan kepuasan padamu," kata Sophie.Carver mengabaikan kata-kata Sophie. Dia membuka pintu beberapa kali tetapi tidak berhasil karena pintu terkunci rapat.Dari belakang, Sophie meraih Carver dan melemparkannya ke tempat tidur. "Kamu sudah memasuki tempat tidurku, itu artinya kamu tidak bisa keluar tanpa seizinku."Kini Carver terjatuh di atas tempat tidur, di atas tubuhnya ada Sophie yang memperlihatkan tubuh polos tanpa sehelai benang pun, wanita itu duduk di atas tubuh Carver."Kalau kamu tidak mau melakukan ini di ranjang bersamaku, aku akan bilang kalau kamu sudah memperkosaku!" dia mengancam.Carver berkeringat dingin, takut sesuatu yang sebenarnya tidak dilakukannya akan membuatnya
Carver hanya diam saja, seluruh tubuhnya lemas karena harus menerima keinginan Sophie. Tampaknya Carver hanya bisa melakukan apa yang diinginkan Sophie, maka nasibnya di keluarga Fletcher akan berakhir.Sophie perlahan-lahan menurunkan kain Carver. Namun tiba-tiba wanita itu menghentikan aksinya. "Oh tidak, aku akan membuatmu merasakan sensasi kenikmatan bersamaku sebagai pemanasan, setelah itu kita akan menyatukan tubuhmu dengan tubuhku."Sophie menatap dari wajah tampan Carver hingga ke perut bagian bawah yang dibuka oleh tangannya, dengan tatapan takjub melihat tubuh indah Carver yang tampak atletis dan berkulit putih bersih.Wanita itu kembali ke tempat duduknya di atas tubuh Carver.Carver menggeliat beberapa kali di sekujur tubuhnya saat tangan Sophie meraba-raba dan menstimulasi dadanya yang kuat. "Bu, hentikan semua ini!""Apakah kamu bisa menahan hasratmu?" Sophie menggoyangkan pinggulnya ke bawah sambil mendesis pelan.Sophie menjadi liar dan mengambil kendali penuh atas tub
"Ahhhhkk!" Sophie berteriak. Sophie sangat marah, dia tidak mendapatkan kenikmatan. Yang dia dapatkan hanyalah pukulan keras di pangkal pahanya yang membentur lutut Carver. Carver kaget, dia tidak melakukan itu tanpa sengaja. Carver menjauh dari Sophie dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya."Aahhkk...kamu pasti sengaja!" Sophie melontarkan tuduhan.Carver hanya menggeser kakinya dan mundur sedikit karena refleks takut tubuhnya akan menyatu dengan tubuh Sophie. Jika itu terjadi, Carver tidak akan sanggup membayangkan mencoba mencicipi lubang kenikmatan ibu mertuanya.Namun ternyata gerakan refleks Carver, justru membuat lututnya terkena sentakan gairah ibu mertuanya.Carver tidak bisa membayangkan betapa sakitnya tubuh Sophie. Untung saja Sophie tidak terluka, Carver bisa mendapat masalah besar jika itu sampai terjadi.Sophie tidak lagi memedulikan kepuasan nafsunya. Wanita itu hanya bisa mendesis kesakitan sambil berbaring telungkup di tempat tidur.Kesempatan bagi Carver untu
Taman kediaman keluarga Fletcher...."Hei, Carver! Kamu di sini!"Carver merasakan detak jantungnya berdetak begitu cepat, sepasang telapak tangan putih mulus menempel di wajahnya dan menutupi matanya.'Mungkinkah ini ibu mertua? Tetapi . . . dia ada di kamar bersama Tuan Edward,' pikir Carver sambil menelan ludahnya dengan susah payah.Rasa takut kembali menghantuinya saat ia teringat betapa liarnya keinginan ibu mertuanya untuk bercinta dengannya.Tapi Carver tahu itu bukan suara Sophie."Ada apa denganmu?" Wanita itu adalah Violeth.Carver menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan karena dia lega wanita yang berada di belakangnya bukanlah Sophie, melainkan Violeth.Carver bergeser di kursinya dengan mata tertuju pada bayangan Violeth di air kolam.“Violeth, dari mana saja kamu? Apakah kamu pergi bersama teman-temanmu?” Carver memandang Violeth yang melepaskan pelukannya dan duduk di sampingnya."Mmm... aku hanya keluar sebentar untuk mencari udara segar." Violet berboh
Di depan kediaman rumah keluarga Fletcher...."Ya, Tuan. Saya menemukan rumah Tuan Muda Carver saat ini."Pandangannya tertuju pada tepi kolam tempat Carver dan Violeth bermesraan, dari kejauhan."Baik, Tuan. Saya akan segera memberikan hasilnya kepada Anda."[Bagus! Namun harus berhati-hati dan jangan sampai diketahui oleh orang lain atau bahkan penghuni selain Tuan Muda Carver yang ada di rumah itu] pesan seseorang dari telepon.Telepon dimatikan.Pria itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya setelah mengambil foto Carver. Ia pun berbisik singkat kepada pria yang menjadi rekannya dalam memata-matai keberadaan Carver."Pfftt... Satu langkah sudah selesai dan aku menemukan kediaman Tuan Muda Carver. Aku hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk mengetahui semua ini." Pria itu memakai kembali kacamata hitamnya."Aku pasti akan mendapatkan bayaran yang adil dari Tuan Richard."“Tetapi kita harus hati-hati dan jangan sampai ada yang mencurigai kita, termasuk Tuan Carver yang tid
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.