Share

Bab 29 - Hargai Keputusanku

Penulis: Hany Honey
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marta mengusap air matanya. Kakinya masih lemas, tidak bisa ia gerakkan untuk berjalan setelah menyaksikan adegan mesra dan panas Aldi dan Riska di dalam mobil. Tak disangka ada seseorang yang dari tadi memerhatikan Marta menangis, dan tahu apa sebab Marta menangis. Seseorang itu menghampiri Marta yang masih terduduk lemas di bawah pilar besar, di area parkir mall.

“Nyonya?”

“Ah Hasan, ka—kamu di sini?” tanya Marta gugup.

“Iya, tadi baru menemui anak dan mantan istri saya,” jawab Hasan.”Nyonya kenapa? Apa Nyonya sakit?” tanya Hasan.

Orang itu adalah Hasan. Saat keluar dari mall, ia melihat Aldi dan Riska bergandengan mesra, di ikuti dengan Marta yang mengikuti mereka dengan langkah cepat. Hasan sebetulnya ingin mencegah Marta, karena dia takut Marta akan mengikuti Aldi dan Riska. Bisa bahaya kalau Marta sampai tahu di mana Aldi menyembunyikan Riska selama ini. Namun, tidak disangka oleh Hasan, Marta malah sembunyi karena melihat adegan panas Riska dan Aldi. Bukannya melabrak mereka, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 30 - Marta Sakit

    Aldi membaca pesan dari Hasan. Akhirnya Hasan bilang pada Aldi kalau tadi dirinya bertemu Marta di area parkir Mall, dan terlihat sedang kesakitan. Hasan tidak bilang soal dirinya melihat adegan yang sama dengan apa yang Marta lihat. Namun, Hasan hanya meminta Aldi supaya pulang, melihat keadaan Marta.“Apa benar Marta sakit? Dia di Mall? Sama siapa? Kalau dia pergi sama teman-temannya pasti selalu posting di sosial media, coba aku lihat di akun sosial medianya teman-temannya. Ah atau tanya dengan orang suruhanku yang selalu mengawasi Marta ke mana pun Marta pergi?” batin Aldi.Aldi langsung mencari akun sosial media keempat teman Marta. Benar tadi mereka kumpul di sebuah restoran, makan bareng, bahkan nonton bareng, tapi tidak ada Marta di sana. Karena mereka melakukan foto bersama setelah Marta memutuskan untuk pulang, dan Marta bilang perutnya tiba-tiba tidak enak.“Iya tidak ada Marta, Sebentar ini nonton film yang tadi aku tonton dengan Riska, kan? Ah mungkin mereka nontonya di j

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 31 - Kamu Marta, Bukan Riska!

    Aldi langsung pamit pada Marta untuk ke kamar. Manik matanya fokus melihat gawainya, dengan senyuman kecil yang terbit di bibirnya. Marta tahu Aldi sedang berkomunikasi dengan siapa. Tentu saja dengan Riska, siapa lagi kalau tidak dengan Riska? Hanya Riska yang membuat Aldi tersenyum dan berlama-lama dengan gawainya.“Silakan kabari perempuan itu, Mas! Malam ini kau milikku, Mas!” batin Marta tersenyum puas.Marta langsung membereskan meja makan, ia sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Aldi sekarang. Setelah selesai membereskan meja makan, Marta langsung membersihkan diri, bersiap untuk menghabiskan malam panjang dengan Aldi. Inti tubuhnya sudah berkedut hebat karena sudah berbulan-bulan tidak mendapat sentuhan dari Aldi. Malam ini Marta yakin kalau Aldi akan menyentuh dirinya, mengajaknya terbang ke atas awan, menuju puncak kenikmatan yang sudah lama Marta rindukan.“Maafkan aku, Mas. Aku sudah mencoba dengan cara lembut untuk merayumu, supaya kamu menyentuhku, tapi tetap saja di

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 32 - Kamu Licik Marta!

    Tubuh Riska merosot ke bawah, tulang di kakinya terasa hilang seketika saat mendengar semua itu. Mendengar suara yang mengganggu telinganya, meskipun sudah tak didengarkan lagi oleh Riska. Air matanya deras mengalir, dadanya terasa sesak.“Tidak, kamu jangan seperti ini Riska! Ingat posisi kamu di sini sebagai apa. Itu hak mereka! Bukankah kamu selalu membujuk Mas Aldi supaya mau menyentuh Mbak Marta kembali? Kamu harusnya bersyukur mereka seperti itu,” ucap Riska menenangkan dirinya sendiri. “Mungkin saja sebetulnya Mas Aldi dan Mbak Marta selama ini baik-baik saja? Namun, di hadapanku Mas Aldi selalu bilang ingin berpisah dengan Mbak Marta?”Pikiran Riska menilai Aldi yang seperti itu. Air matanya lagi-lagi jatuh tak bisa dicegah. Ternyata ungkapan cinta dan sayang dari Aldi itu tidak tulus padanya, itu semua karena Aldi butuh pelampiasan saat tidak bersama Marta.**Di bawah kuasa tubuh Aldi, Marta terus mendesah. Menikmati bagaimana kuatnya bibir Aldi menyesap kedua melon importny

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 33 - Cemburu

    “Bukan urusanku? Mas, mandilah dulu sebelum pergi!” pekik Marta.Aldi menatap Marta dengan tatapan tajam, dan tersenyum dengan raut wajah penuh kebencian pada Marta. “Kamu perempuan egois, Marta! Kamu hanya memikirkan hak dan kebahagiaanmu saja! Tapi, sedikit pun kamu tidak pernah memikirkan kebahagiaan dan hak ku sebagai suamimu!” geram Aldi.Aldi langsung mengambil ponsel dan kunci mobinya, lalu bergegas keluar dari kamarnya. Pintu kamar dibantingnya dengan begitu keras oleh Aldi. Ia benar-benar murka dengan perbuatan Marta yang sudah menjebaknya semalam.Aldi langsung mengemudikan mobilnya untuk pergi ke rumah Riska. Ia kesiangan pagi ini, bukan kesiangan lagi, ini sudah hampir jam istirahat ngantor. Padahal hari ini ada pertemuan dengan beberapa relasi bisnisnya, ia juga sudah berjanji pada Riska akan pulang pagi-pagi setelah salat subuh, kenyataannya ia terperangkap oleh kelicikan Marta semalam.“Arrghhhtt!!! Marta sialan! Kau benar-benar membuatku murka!” umpat Aldi dengan pen

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 34 - Ngidam

    “Egois!” desis Riska lirih. “Kamu tadi bilang apa? Aku egois?” tanya Aldi nyalang. “Iyalah egois, Mas dengan Mbak Marta begituan sampai aku dengar betapa mas menikmati setiap permaianan Mas dengan Mbak Marta aku juga biasa saja? Mas yang lihat aku sama Pak Hasan nunggu Mas malah Mas cemburu? Aneh, kan? Egois juga, kan?” ujar Marta. “Yakin kamu biasa saja, hmmm?” ucap Aldi mendekati Riska lalu memeluknya dari belakang. Riska mencoba meredakan rasa cemburunya, karena itu salah menurut Riska kalau dia sampai cemburu pada Aldi dan Marta. Toh mereka suami istri, sebelum dirinya masuk di kehidupan Marta dan Aldi juga mereka sudah lama bersama. Jadi, tidak ada gunanya jika dia egois dengan rasa cemburunya itu. Riska membalikkan tubuhnya, ia tatap wajah Aldi yang masih kusut. Ia tahu, Aldi pasti frustasi dengan keadaan yang sedang menimpanya semalam. Apalagi dia memang sama sekali tidak ingin menyentuh Marta, dan semalam Marta malah menjebaknya dengan menaruh obat di minuman Aldi. Riska m

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 35 - Nama Yang Sama

    “Positif? Aku hamil, Dok?” “Iya, selamat Bu Marta, anda hamil,” jawab seorang dokter perempuan yang menangani Marta. Dengan mata berkaca-kaca dan tidak percaya kalau dirinya hamil, Marta melihat benda pipih itu yang menunjukkan dua garis. Lalu Marta langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter meminta Marta berbaring di atas bed pemeriksaan untuk melakukan USG. “Ini gak bohong, Dok?” tanya Marta. “Tidak ibu, ibu benar hamil,” jawab Dokter Zika. “Lihat ini ada denyut jantungnya, bayinya sangat sehat, Bu. Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke enam, Bu.” Dengan perasaan yang campur aduk Marta menangis. Ia ternyata hamil, setelah dua bulan lalu ia melakukan hubungan dengan Aldi untuk terakhir kalinya, karena Aldi benar-benar menjauhi Marta setelah malam itu. “Ini resep vitaminnya, Bu,” ucap Dokter Zika. “Terima kasih, Dok,” ucap Marta. “Ini buku kesehatan ibu dan anaknya, dibawa kalau periksa ya, Bu? Nama suami ibu siapa? Biar saya tulis di sini,” ucap Dokter Zika. “

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 36 - Aku Hamil

    “Apa ini, Mas?” tanya Marta.“Buka saja.” Jawabnya singkat dan ketus.Marta langsung membukannya, meskipun dia sudah tahu apa isinya. Pasti itu adalah surat gugatan dari Aldi, untuk menceraikan Marta.“Mas ini kamu yakin mau menceraikan aku?” tanya Marta dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.“Ya, apa kurang jelas? Atau kamu tidak bisa membacanya?” jawab Aldi.“Gak! Kamu gak boleh menceraikan aku, Mas! Aku gak mau cerai dari kamu!” pekik Marta dengan begitu keras.“Aku akan tetap menceraikanmu, Marta! Aku sudah bilang aku akan menceraikanmu, ini konsekuensi yang harus kamu terima, Ta! Kamu sudah membuatku jatuh cinta dengan Riska, aku tidak bisa memiliki dua istri, aku tidak sanggup untuk adil!” ucap Aldi dengan terang-terangan.“Aku mohon jangan ceraikan aku, Mas. Aku masih sangat mencintaimu,” ucap Marta.“Mencintaiku? Kamu bilang mencintaiku? Kalau kamu mencintaiku, kamu akan menghargai aku sebagai suamimu, Ta! Kamu juga tidak akan dengan mudahnya memberikan aku pada perempua

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 37 - Pingsan

    Marta masih terduduk lesu di depan Aldi. Air matanya masih luruh di pipinya. Rasanya untuk pergi dari depan Aldi begitu berat. Kaki untuk berpijak seketika terasa tanpa tulang. Melihat dua buku nikah milik Aldi dan Riska membuat dirinya hanya bisa menangis, meratapi kebodohannya sendiri, karena sudah membawa Riska dalam hidupnya untuk menjadi istri kedua Aldi.Ternyata perjanjian dibuat untuk dilanggar mereka. Bukan Riska yang melanggar, malah justru Aldi yang melanggarnya, karena Aldi yang mulai jatuh cinta lebih dulu pada Riska. Sedangkan Riska, ia masih menghormati dan menghargai perjanjian yang ia buat dengan Marta, karena adanya perjanjian, kedua adiknya bisa sekolah di sekolahan yang mereka impikan, hidupnya juga terjamin, Riska juga bisa membelikan rumah kecil yang layak untuk mereka tinggali.“Pulanglah! Aku masih banyak pekerjaan!” perintah Aldi pada Marta.Marta merasa dirinya benar-benar sudah tidak dibutuhkan lagi. Aldi juga seperti mengusir Marta saat ini, seperti sudah t

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 54 - Hati-Hati Menjaga Hati

    Marta mengira Aldi memberi Riska sesuatu tanpa sepengetahuannya. Ternyata Aldi telah menyelamatkan bisnis keluarga Riska yang sempat bangkrut beberapa tahun. Sempat ada rasa cemburu dan iri saat tadi, namun setelah tahu apa yang Aldi bicarakan dengan Riska, akhirnya Marta sadar, kalau ia salah sudah berpikiran buruk tentang mereka.**Malam menyapa, masih dalam keadaan tenang dan penuh bahagia keluarga kecil Aldi. Tiga bayi mungil itu sudah terlelap tidur. Beruntung malam ini tiga bayi yang baru menginjak lima bulan usianya itu tidak pernah rewel. Sudah lima bulan mereka tinggal bersama dengan damai, tenang, dan penuh kebahagiaan.Selesai menidurkan si kembar, Riska keluar dari kamarnya. Terlihat Marta sedang berbincang dengan Aldi di ruang tengah sambil sedikit bercanda, bercerita tentang dulu saat pertama mereka bertemu. Mereka merajut kembali kenangan yang pernah mereka lupakan.Riska yang tadinya ingin bergabung bersama mereka akhirnya mengurungkan niatnya. Ia kembali ke kamar

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 53 - Penasaran

    Setelah beberapa hari di rumah sakit, Marta dan Riska diperbolehkan untuk pulang. Riska dan Marta berunding sendiri, selagi Aldi keluar mengurus administrasi mereka.“Ris, aku ini ada Mami sama Papi, jadi Mas Aldi yang ikut pulang sama kamu,” ucap Marta.“Mbak, aku ini melahirkan normal, lagian di rumah ada Bibi kok, aku bisa dibantu Bibi dan aku juga ada Rifka, dia bisa bantuin aku, kan dia biasa ngurus anaknya tetangga kalau pulang sekolah?” ucap Riska.“Kau sangat tega pada adikmu! Biar dia sekolah, jangan suruh-suruh jadi baby sitter, Riska! Aku sudah keluarkan uang untuk sekolah dia, masa kau tega adikmu masih kerja untuk ngasuh anak orang?” celetuk Marta.“Dianya yang mau, katanya sudah sayang banget sama anaknya sebelah rumah,” jawab Riska.“Pokoknya, Mas Aldi ikut kamu saja, aku ada Bibi, ada Mami sama Papi, lagian aku kan Cuma satu bayi, kamu ngurus bayi kembar lho, Ris?”Perdebatan mereka yang membicarakan Aldi harus ikut pulang dengan siapa akhirnya didengar olah Aldi sendi

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 52 - Kiandra, Kama, Kalila

    Dokter Zika langsung memeriksa keadaan Riska yang mendadak pingsan. Hanya pingsan dan tidak ada yang dikhawatirkan dengan Riska. Riska hanya kelelahan setelah melahirkan buah hati kembar sepasangnya.“Bagaimana, Dok?” tanya Aldi dengan penuh kekhawatiran.“Bu Riska hanya pingsan biasa, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nanti kalau sudah siuman, akan segera dipindahkan ke ruang perawtan,” jelas Dokter Zika.“Syukur Alhamdulillah,” ucap Aldi dengan lega.Aldi menggendong dua bayi kembarnya. Di tangan kananya ia menggendong bayi laki-laki yang keluar pertama, dan di tangan kirinya ia menggendong bayi perempuan. Sepasang bayi yang tampan dan cantik itu membuat Aldi bersyukur dan meneteskan air mata saat Mengadzaninya.Aldi meminta pihak rumah sakit ruangan Riska dan Marta disatukan. Ia ingin menjaga kedua istrinya itu, apalagi ia sudah berjanji akan berlaku adil pada mereka.Riska sudah dipindahkan di ruang perawatan, ia bersama dengan Marta. Aldi begitu bahagia mendapatkan tiga an

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 51 - Tidak Ada Perjanjian Lagi

    Marta dan Riska saling bertatapan mendengar keputusan Aldi yang tiba-tiba berubah. Riska tidak mepermasalahkan jika dirinya yang diceraikan Aldi, karena dalam perjanjijannya memang dia yang harus pergi setelah empat puluh hari melahirkan anaknya Aldi. Meskipun nantinya Riska akan merindukan anak-anakanya yang ia tinggalkan bersama Marta dan Aldi, bahkan ia akan merindukan manjanya Aldi saat bersama dengannya, karena Riska sudah jatuh cinta dengan Aldi sejak lama.Namun, ia tidak berani menyatakan cintanya pada Aldi. Ia menyembunyikan perasaannya di hati yang paling dalam. Ia tidak mau merusak perjanjiannya dengan Marta. Apalagi Marta sudah mewujudkan impian Rifka untuk sekolah di SMA favoritnya, begitu juga dengan Rafka yang ingin masuk di SMP favoritnya. Kedua adiknya bisa sekolah karena Marta yang membiayainya, dengan ia menjadi adik madunya Marta.“Tidak ada perempuan yang ingin hidup dalam satu atap ada tiga cinta, Mas. Kalaupun mau, itu ada sebuah kesepakatan. Aku memang sudah me

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 50 - Aku Mencintai Kalian

    Riska sedang berada di dalam taksi menuju ke rumah sakit di mana Marta dirawat. Tidak peduli sudah tengah malam Riska ingin mengetahui kabar kakak madunya, yang kata pembantunya tadi tidak baik-baik saja.Riska mendapat kabar dari Aldi, ia membaca pesan dari Aldi. Aldi mengabarkan Marta sudah melahirkan dengan keadaan bayi prematur, Marta juga sudah di bawa ke ruang perawatan pasien, itu artinya Marta keadaannya sudah baik-baik saja.Sampai di rumah sakit, Riska langsung menanyakan pada bagian informasi di mana ruangan Marta berada. Setelah mendapatkan informasi, dia segara menuju ke ruang perawatan Marta.Aldi sudah berada di ruangan Marta. Dia menemani Marta yang baru saja siuman. Aldi dari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya pada Marta.“Aku ingin cepat-cepat lihat anakku, Mas,” ucap Marta.“Sabar ya, Ta? Kamu kan masih begini keadaannya. Besok pagi juga dia akan dibawa ke sini kok,” ucap Aldi menenangkan Marta.“Iya, Sayang, kamu harus fokus pemulihanmu dulu, ya? Kata dokter

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 49 - Kabari Dia

    “Ma, kalau anakku lahir dengan selamat, Marta bagaimana?” ucap Aldi dengan suara serak, ia terlihat begitu takut kalau terjadi sesuatu dengan Marta. Belum sempat ia meminta maaf pada Marta, tapi Marta harus pergi untuk selama-lamanya setelah melahirkan. Itu yang ada di pikiran Aldi sekarang.“Aldi, kamu tenang! Dokter dan tim nya belum keluar memberikan keterangan apa pun tentang kondisi Marta dan bayinya!” tutur Ghandi, ayah dari Aldi.“Iya, Al. Jangan begitu. Kita semua ingin Marta baik-baik saja bersama anaknya,” tutur Danar.Danar tahu Aldi sangat panik saat ini, padahal beberapa bulan yang lalu, setelah Danar tahu Aldi memiliki dua istri, Aldi sudah bicara empat mata dengan ayah mertuanya itu. Aldi sudah menitipkan Marta pada Ayahnya kembali, karena masih berniat untuk menceraikan Marta. Danar menyetujuinya, meskipun sangat kecewa pada Aldi. Namun, kembali lagi, semua itu disebabkan oleh Marta sendiri. Marta seperti itu pun karena Danar yang memulainya.“Aku gak mau Marta pergi,

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 48 - Di Antara Dua Pilihan

    Aldi langsung membawa tubuh Marta, ia membopongnya dan masuk ke dalam mobil. Aldi juga meminta pembantu di rumah Marta untuk mempersiapkan perlengkapan Marta. Beruntung Marta sudah mempersiapkannya, padahal masih kisaran lima minggu lagi HPL nya, namun Marta ingin menyiapkannya lebih awal, karena tidak mau merepotkan yang lain.“Sakit, Mas!” pekik Marta.“Ta, bukannya HPL kamu masih lima mingguan lagi waktu kemarin kita periksa sama-sama Riska juga?” tanya Aldi.“Gak tahu, Mas. Ini sungguh sakit sekali,” jawab Marta.Aldi memacu kecepatan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak panik sekali melihat Marta yang kesakitan seperti itu. Rasanya jantungnya mau lepas mendengar jeritan lirih Marta yang menhan sakitnya.Marta juga tidak tahu, kenapa dia merasa mulas dan kontraksi sangat hebat di perutnya, seperti mau melahirkan. Padahal HPL nya masih lama. Marta mulai panik, takut terjadi sesuatu pada Bayi yang ia kandung.“Bu, Bu Marta? Pak, Bu Marta pingsan!” pekik Pembantu yang juga ikut

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 47 - Jangan Menjilat Ludah Sendiri

    “Kamu gak pulang, Mas?” tanya Marta pada Aldi yang masih saja berada di rumah Marta, padahal sudah jam sebelas malam.Biasanya sebelum jam sembilan saja Aldi sudah pulang, ini sampai jam sebelas Malam Aldi masih berada di rumah Marta.Sejak kedua orang tua Marta mengetahui soal adanya Riska, Aldi di rumah Martanya cukup lama. Ia tidak mau ketahuan oleh kedua orang tua Marta, kalau dia tidak adil pada kedua istrinya, apalagi sampai tahu dirinya mau menceraikan Marta.“Nanti, Ta. Aku lagi cek email masuk dulu, selesaiin pekerjaan tadi siang,” jawab Aldi sambil melihat ponselnya.“Riska sendirian, Mas. Dia kan mau melahirkan sebentar lagi? Ini sudah jam sebelas lebih lho Mas,” ucap Marta.Sebetulnya ia senang Aldi sampai malam di rumahnya, namun ia sadar diri, ia tidak mau terbawa suasana dan perasaan yang nantinya akan membuatnya kecewa lagi.“Kamu belum tidur, Ta?” tanya Aldi.“Aku gak bisa tidur, Mas. Nih dari tadi anakku bangunin aku terus, lincah sekali dia sampai aku kaget, padahal

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 46 - Dia Adik Maduku

    Marta berusaha menyembunyikan rasa tidak enak di hatinya. Ia berusaha tenang namun Aldi yang menyadari langsung membujuk Marta dan mencarikan beberapa pakaian yang Marta inginkan tadi. Seketika senyuman Marta terbit di sudut bibirnya, seakan Aldi secara tidak langsung meminta maaf padanya dengan cara seperti itu.Setelah belanja, Aldi mengantarkan Marta lebih dulu. Namun, saat sampai di rumah Marta Aldi melihat mobil milik orang tua Marta terparkir di halaman rumahnya.“Ta, Mami sama Papi di rumah?” tanya Aldi.“Enggak tahu, Mas. Mungkin Iya,” jawab Marta.“Ta, kalau dia melihat Riska?” tanya Aldi.“Ya sudah sih, Mas. Aku akan jujur sama Mami dan Papi soal ini, lagian Mama dan papamu sudah tahu, hanya Mami dan Papi yang belum tahu sampai saat ini. Mas kan tahu sendiri, sejak aku hamil mereka di luar kota, ini mungkin baru pulang,” jelas Marta.“A—aku pulang saja pakai taksi, Mas, Mbak,” ucap Riska dengan gugup.“Gak apa-apa, Ris. Biar semua tahu, aku tidak masalah,” ucap Marta.“Tapi?

DMCA.com Protection Status