Share

Dua Jam

Author: Nona_happy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rizal melangkah cepat bersama Andika, para security dan dua orang pengelola gedung menyapa ramah namun hanya Andika yang membalas sapaan mereka, sedang Rizal masih sibuk dengan rasa khawatir dan rasa bersalahnya.

Hampir memasuki lift tiba-tiba Rizal menghentikan langkah, memutar tubuh, kemudian kembali menuju lobi utama.

‘Jah, mau ke mana lagi neh orang!?’ Ingin tahu apa yang akan dilakukan sahabat sekaligus bosnya, Andika pun mengikuti Rizal berbalik arah dan kembali melangkah cepat.

Dalam langkahnya Rizal mengeluarkan ponsel dari saku celana, menekan beberapa digit angka dan langsung membuka galeri foto. ”Sorry mengganggu waktu kalian, apa kalian sempat melihat gadis ini?” ucap Rizal ketika tiba di muka lobi, ia langsung menunjukkan foto Raya yang sedang menata hidangan.

Para security dan pengelola gedung langsung memotong jarak, memajukan langkah merasa penasaran ingin melihat siapa yang ada di ponsel duda itu.

”Oh, saya ingat, Bos. Gadis i

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Duda Manja   Ruang Pribadi

    ’Aku tidak melihatmu di kampus hari ini,’ ucap Rizal dalam hati, serius menatap Raya. ”Apa kau baik-baik saja?” Raya kembali anggukan kepala. Kedua mata mereka saling menatap dalam jarak yang sangat dekat. Merasa tak nyaman dengan posisinya saat ini, Raya siap mendudukkan tubuh. Namun belum sempat Raya terduduk sempurna rasa nyerinya kembali terasa bersamaan dengan Rizal yang menarik tubuhnya. “AW!” teriak Raya refleks, Ketika Rizal tiba-tiba menarik tubuhnya. ”Kenapa, apa yang sakit?” tanya Rizal sedikit khawatir, takut sikapnya melukai gadis itu. Lagi-lagi dalam posisi berbaring menyamping Raya gelengkan kepala. “Menikahlah denganku,” ucap duda itu cepat. Dengan lengan Rizal dijadikan bantal, deru nafas saling terdengar, jarak yang begitu dekat dan pandangan mata yang saling menatap, Rizal mengikuti isi hatinya kembali mengajak gadis itu untuk menikah. “Tua_ “Berikan aku alasan yang masuk akal. Jangan beralasan Rosa l

  • Pesona Duda Manja   Kembali Ditolak

    Pandangan Rizal langsung mengarah pada partisi lebar di hadapannya. Tampak dua foto wanita berukuran besar, wanita cantik bertubuh mungil dan wanita cantik dewasa terlihat kaya. Kedua wanita yang pernah menghiasi harinya dan sempat menjadi pusatnya untuk meraih bahagia. ’29 tahun. Ambil hatinya. Baik, pemaksa, manja, berterima kasihlah sama dia! Kaya raya, gak pernah susah. Kamu kaya raya kalau nikah sama dia! Gak bisa suka! Pewaris seluruh aset Dewantara Grup. Cantik, menarik. Cinta banget sama kamu! wanita baik-baik, tapi aku tetap gak suka! lembut, mulai agresif. Dokter Hendra? Papah jahat! Gak bisa cinta. Harus hati-hati dengan keluarganya. Suka seenaknya. Suka merintah. Haruskah sama dia?’ ’28 tahun. Rindu, Ardila kembalilah, kamu cerdas, kamu cantik, aku cinta kamu, demi kamu aku bisa kaya! aku gak bisa melupakanmu! dasar tukang selingkuh! aku sayang kamu, gak tau diri, pelakor! Tapi aku cinta. Dia kembali. Aku ingin menciumnya. Dilema. Berusaha menunjukkan keb

  • Pesona Duda Manja   Insting

    “Tuan, kenapa bengong? Em … jika tuan tidak keberatan, boleh saya memberi saran?” ”APA?!” ’Dia marah lagi! Kerjanya marah mulu.’ Meski Raya berbicara dalam hati, dari raut wajahnya yang terlihat cemberut, Rizal mampu membaca sesuatu. ”Kenapa? Aku marah terus! Kamu yang selalu membuatku marah. Beberapa menit membuatku melambung tinggi, sedetik kemudian kau membantingku ke dasar bumi. Kau selalu mampu merusak moodku!” ”Maaf,” ucap Raya menunjukkan wajah memelas. ”Tak perlu tunjukan wajah memelasmu itu, moodku masih belum berubah! Apa, kau akan memberi saran apa?” Mobil masih dalam keadaan berhenti, Rizal menatap Raya serius. “Bagaimana jika tuan mencari tau tentang perasaan tuan, tuan lakukan pendekatan pada keduanya. Dinner bareng, jalan ke mall, ikuti kegiatan mereka, em … atau sekalian liburan. Mungkin dengan kedekatan itu tuan akan lebih mengenali mereka dan tuan akan menemukan sisi positif keduanya yang tuan belum tau.” ”Nga

  • Pesona Duda Manja   Ruang Guru

    Raya diam terpaku, menggigit pelan kulit jarinya sambil sesekali menatap Andika, menganggap pria di hadapannya saat ini bisa juga serius dalam berbicara. ”Ayo, ngomong!” seru Andika tak sabar. ”Aku beneran abis ke dokter, Mas.” “Bener kata Rizal, kadang loe ngeselin. Loe tuh udah ketangkep basah, masih aja ngeles. Jangan sampe gue mikir macem-macem tentang loe, ya!” Raya tundukan kepala menatap lantai rumah sakit mempertimbangkan keputusannya. “Tapi janji, jangan bilang tuan Rizal.” ”Hm, apaan!?” ”Janji yaa …” ”Iyaa … cerewet banget si neh bocah!” omel Andika tak sabar. ”Saya kemarin kecelakaan dan tadi habis ke dokter ortopedi.” ”Oh my GOD! Salah lagi ‘kan gue!” keluh Andika sambil menepuk keningnya. ”Terus, keadaan loe gimana? Apa yang luka!?” tanya Andika cepat sambil memperhatikan fisik Raya. ”Aman, rusuk saya hanya retak dan butuh waktu untuk pemulihan.” ”Terus, apa hubungannya sama Rizal, b

  • Pesona Duda Manja   10 Juta

    Merasa tidak ada etikat baik dari pihak Raya, beberapa wali murid menerobos masuk ke ruang guru. "Iya benar, harus bertanggung jawab! Pak Anderas, pokoknya kami tidak mau tau, Fayed harus dikeluarkan dari sekolah. Sikapnya itu akan memberi pengaruh buruk pada anak-anak kami, benar gak Ibu-ibu?" ucap salah seorang wali murid memprofokasi. "Benar!" "Benar!" "Betul banget!" Jawab para wali murid. "Belum lagi orang tuanya yang bawa laki-laki selalu beda, makin menambah kekhawatiran kami dengan citra sekolah ini," tambah seorang wali murid, sambil melihat Andika dari atas ke bawah. Andika yang diam sejak tadi kini di bawa-bawa, ia pun merasa tak terima. "Apa maksud omongan ibu tadi? Suka-suka Raya dong, mau bawa siapa! Gak ngegodain laki orang, gak ngaruh juga sama gaji laki loe, terus apa masalahnya!?" sewot Andika sambil membenarkan posisi gendongannya. "Saya tinggal gak jauh dari rumahnya, kerja apaan ampir tiap hari pulang

  • Pesona Duda Manja   LAGI

    Menyimak apa yang Rizal utarakan, seketika itu juga Raya kerutkan keningnya, memutar otak harus dengan cara apa ia memberikan penolakan.”Aku akan menginap di rumahmu.” Duda itu kembali mengulang kalimatnya.”Setau saya, Tuan punya rumah dan rumah Tuan jauh lebih nyaman.””Tapi aku ingin tidur di rumahmu. Anggap saja sebagai rasa terima kasih,” balas Rizal sambil menggendong Fayed dan langsung berjalan cepat mendahului Raya.‘Idih, minta imbalan!’“Ya, gak bisa gitu!” Raya berjalan cepat berusaha menyamakan langkah. ”Nanti apa kata tetangga, lagian sejak kapan kita punya hubungan?”’Duh, salah ngomong ’kan!’”Kamu, yang tidak mau punya hubungan denganku! Kamu yang selalu menolakku! Apa susahnya sih, terima aku kemudian menikah denganku!” Rizal kembali kesal. ”Buka mata hatimu, kamu akan beruntung dicintai orang sepertiku. Aku se

  • Pesona Duda Manja   Menikmati Sebuah Keputusan

    Rosa langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa, tempat sama yang sempat Rizal duduki tadi pagi. Memainkan ujung rambut dengan kedua mata tertutup. Sambil menghirup dalam aroma tubuh Rizal yang masih tertinggal, membuat hayalan dan lamunannya kian berkembang. Senyumnya tersimpul indah ketika membayangkan hari-hari ke depan ia akan sering bertemu dengan sang pujaan hati, bercengkerama, bercanda, berujung memadu cinta kemudian statusnya berubah. ”Zal, aku akan berusaha menjadi apa yang kamu mau. Aku akan selalu ada untukmu, dan aku akan selalu mendukung apapun yang kau lakukan. Hal yang tak pernah Ardila berikan, dan aku sangat mampu melakukannya, aku yakin kamu tau itu.” Masih dengan senyum yang sama. Sedang asik dengan pikiran masa depan, wanita itu teringat sesuatu. Sesuatu yang mampu membuatnya besar kepala dan berpikiran kelak dirinyalah yang akan menjadi sang pemenang. Rosa langsung terduduk kemudian melangkah ke kamar Rizal. Setibanya di kamar itu ia langsung

  • Pesona Duda Manja   Kangen VS Cocok

    Setelah acara ulang tahun sang papah, Rizal dan Rosa makin intens bertemu, semakin dekat, dan Rizal mulai sering menginap. Seperti saat ini Rosa meminta Rizal untuk diantarkan ke kantor, beralasan sekalian jalan dan malas bawa mobil sendirian, dengan terpaksa Rizal menuruti kemauan wanita itu. ”Papah senang melihat kedekatan kalian, semoga ini bertanda baik dan kebahagiaan akan selalu menyertai keluarga besar kita.” ”Rasa senang Rosa melebihi apa yang Papah rasakan!” balas Rosa berbisik pada sang papah. ”Sa, ayo cepat! Aku ada rapat dengan para direksi.” Rizal tak menanggapi ucapan sang papah angkat, ia hanya terlihat buru-buru duduk di kursi pengemudi. ”Ok-ok, sebentar.” Wanita itu dengan segera mencium kening dan jemari sang papah. Di dalam mobil, seperti biasa Rizal sama sekali tidak mengeluarkan suara, hanya fokus pada kemudinya dan planing-planing pekerjaan yang akan dia kembangkan. Sedangkan Rosa kembali mulai mencari cara, mengikis jara

Latest chapter

  • Pesona Duda Manja   Tunjukan Pada Dunia - The And

    Raya anggukan kepala dengan kedua mata berkaca-kaca. Rizal memajukan wajah kemudian sejenak melumat bibir istrinya. “Mulai sekarang aku akan terus melihat wajahmu,” ucap Rizal melepas lumatan. Mengusap lembut permukaan bibir Raya dengan jarinya. ”Di sini bukan cuma loe berdua ya,” ucap Andika, membuat Rizal mengarahkan pandangan pada sahabatnya itu. ”Dik, gue bisa melihat lagi.” Tidak menghiraukan ejekan Andika, Rizal justru menatap sahabatnya itu dengan haru kebahagiaan. ”Gue bisa liat loe, gue bisa lihat semua orang.” Rizal mengedarkan padangan. Andika hanya mampu anggukan kepala, merasa terharu melihat sahabatnya saat ini. Setelah para dokter melakukan pemeriksaan total pada kedua mata Rizal dan hasilnya normal tidak ada masalah, mereka pun berpamitan. Rizal sama sekali tidak melepas genggamannya di tangan Raya, seolah jemari itu takut kehilangan untuk yang kedua kalinya. ”Dika,” panggil Rizal terlihat mulai serius. ”Gue tau apa yang mau loe tanya.” Andika mendekat pada Rizal.

  • Pesona Duda Manja   Senyum Keduanya

    WARNING 21+ AGAIN.”Boleh. Lakukan apapun yang kamu inginkan.” Angguk Raya.Perlahan Rizal membuka kedua paha Raya, kembali mengusap kewanitaan istrinya kemudian menggerakkan ketiga jarinya di dalam sana, Raya mulai merasakan kenikmatan yang sama sekali belum pernah ia rasakan dalam hidupnya.Setelah kewanitaan Raya basah, Rizal mulai memajukan wajahnya, ingin memainkan lidahnya dalam organ Raya yang paling berharga. Namun baru sempat Rizal menciumnya Raya sudah bersuara. “Stop!”Rizal mengangkat wajahnya. “Kenapa?”“Jorok,” ucap Raya pelan,“Tidak jorok, kamu pun pernah melakukannya padaku.””Tapi _””Tidak ada tapi, nikmati semua sentuhanku. Seluruh tubuhku adalah milikmu, begitu pun sebaliknya. Aku tidak akan membiarkan secuil kulit pun dari tubuhmu yang belum pernah aku jamah,” ucap Rizal sambil sesekali mencium permukaan perut Raya. ”Hai, jagoan ayah, cepatlah hadir di perut bunda.”Mendengar apa yang Rizal ucapkan, Raya tersenyum bahagia sambil sesekali mengangkat punggungnya me

  • Pesona Duda Manja   Menyalurkan perasaan

    “Dokter, kenapa kalian diam?” tanya Raya lirih, bersamaan dengan isak tangisnya yang kian menyedihkan. “Gunakan alat pemacu jantung, Dok …” Melihat Rizal yang kini memunggunginya tidak bergerak. Mendengar apa yang Raya ucapkan para dokter dan perawat di ruang itu kompak kerutkan dahi. “Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Suara Raya kian menyedihkan. Gambaran kepergian Fayed kembali terekam, membuat air matanya mengalir deras. Raya semakin panik, ia mengedarkan pandangan mencari benda yang bisa menolong suaminya. “Dokter, kenapa kalian masih saja diam? Mana, mana defibrilatornya? Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Mendapati para dokter masih diam. ”Dok! Kalian harus melakukan sesuatu!” ”Anda tidak perlu melakukannya, Anda cukup duduk di samping pasien, tenangkan pikirannya,” ucap seorang dokter bedah masih dengan gunting di tangan. “Detak jantungnya semakin melemah, aliran darahnya kian menurun. Saya dengar Anda relawan medis terbaik tahun ini, past

  • Pesona Duda Manja   Operasi

    Rizal spontan menghentikan langkah, mengepalkan kedua tangan, tegakan badan, menahan nyeri yang teramat menyakitkan di bahunya. Tubuh kakunya mulai menikmati darah hangat menjalar di bagian punggung. Raya yang mendengar sebuah peluru keluar dari selongsongnya, sempat berpikir hanya tembakan peringatan dari anak buah Bagus, seperti kejadian yang sering ia alami di negara konflik. Namun selang beberapa detik, langkah Rizal terasa melambat, dekapan tangan Rizal di tubuhnya terasa mengendur. Merasa ada yang tidak beres dengan suaminya, Raya langsung mendongakkan wajah. Tampak wajah Rizal mulai memucat. Paham apa yang terjadi pada suaminya, Raya gelengkan kepala lengkap dengan kedua mata yang mulai berkaca.Aura kemarahan mulai mengisi hati Raya, kedua matanya terlihat bagai serigala betina yang siap menerkam mangsa. Dengan cepat Raya memutar tubuh, meraih sebuah senjata api terdekat dari posisi berdirinya. ”SIAPA YANG TELAH MENYAKITI SUAMIKU?” ucap Raya berteriak sambil menodongkan pisto

  • Pesona Duda Manja   DHOR!

    “RAYHAN, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!?” Melihat perawat yang ia sewa tertidur nyenyak dalam dekapan Rizal, membuat Rosa berteriak memekakkan telinga semua orang di sana.Raya yang tersadar identitas aslinya hampir ketahuan langsung menyembunyikan kepalanya dalam selimut, sedang Rizal hanya menyunggingkan ujung bibirnya dengan mata masih terpejam.Rosa membuka selimut yang mereka kenakan dan langsung menarik kasar lengan Raya, tersadar istrinya hampir terlepas dari pelukan, Rizal pun meraih kembali tubuh Raya kemudian memeluknya lebih erat.”Rizal! Dia laki-laki, dia perawatmu!” Rosa berusaha menyadarkan Rizal.Tidak ada tanggapan dari Rizal, Rosa pun berusaha melepas tangan Rizal dari tubuh Raya, namun tenaganya masih kurang banyak, membuat Rosa kesulitan untuk melepasnya. ”RIZAL LEPASKAN TANGANMU!!”DIA PERAWATMU! DIA LAKI-LAKI!” Rosa kembali berusaha melepaskan tangan Rizal dari tubuh Raya. Kuku-kuku cantiknya bahkan membuat tangan Rizal terluka tapi pelukannya tidak berubah.”RIZAA

  • Pesona Duda Manja   Gombal

    TOK TOK TOKRosa mengetuk pintu kamar dengan keras, membuat sepasang suami istri itu kaget dan langsung mempersiapkan peran masing-masing.“Rayhan, apa yang sedang kaulakukan? Mengapa pintunya dikunci?” tanya Rosa terdengar dari luar, ia datang bersama Esih siap mengantarkan makan sore.Raya langsung berlari sambil mengenakan maskernya. ”Maaf Nona, tuan Rizal yang menyuruh. Sebentar, saya akan bukakan pintunya,” ucap Raya dengan keras dan ngebass.“Lain kali jangan dikunci! Aku tidak suka calon suamiku berduaan dengan seseorang dalam sebuah kamar.””Saya hanya menerima perintah, lagi pula saya laki-laki, Nona masih harus cemburu pada saya?” Melangkah dalam satu barisan, terkadang langkah keduanya terlihat kesulitan karena gundukan sampah dan pakaian.”Baru kali ini ada orang yang selalu menjawab ucapanku.””Sudah, cukup. Esih aku tidak lapar. Sebelum kutumpahkan semuanya, lebih baik kaubawa kembali makanan itu!” Rizal angkat suara. ”Zal, kamu harus makan. Nanti kamu sakit. Aku suapi,

  • Pesona Duda Manja   MANJA

    Raya melepas kecupan. Kali ini Raya membawa kedua tangan Rizal untuk menyentuh wajahnya. Nalurinya yakin, Rizal sangat merindunya. Meski kedua mata Rizal tidak bisa melihat, namun Raya percaya kedua indra peraba Rizal mampu mengenali wajahnya.Jemari sang suami ia dominasi, menggerakkan telapak tangan itu di pipinya, seperti mengusapnya lembut. ”Ini aku. Maafin aku.” Terasa jelas jemari Rizal bergetar."Maafin aku." Menatap Rizal di hadapannya penuh rasa iba. Raya gelengkan kepala, bukan ini yang ia harapkan, bukan seperti ini yang ia bayangkan. Suaminya tampak begitu kurus, terlihat tidak terurus. Kuku-kukunya kotor dan hitam. Rambutnya panjang dan berantakan. Wajahnya begitu kusam bertemankan janggut yang panjang. ’Oh, Tuhan, kesalahan apa yang telah kulakukan,’ Raya mendongakkan kepala, membatin dalam usapan lembut suaminya bertemankan deraian air mata."Kalau sedih, kenapa tinggalin aku?" tegas Rizal, terdengar kesal.Mendengar Rizal bersuara, sontak Raya menurunkan kepalanya. “Ak

  • Pesona Duda Manja   Sayang, Maaf

    TOK TOK TOK“Zal, boleh aku masuk?” suaranya sengaja dilembutkan, terdengar sedikit manja.“MESKIPUN TIDAK KUBOLEHKAN, KAMU AKAN MENGGUNAKAN KUNCI-KUNCIMU UNTUK MEMBUKANYA!” teriak Rizal.Pintu itu terbuka, Rosa langsung menampakkan senyuman termanisnya. ”Hee …. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu.” Melangkah penuh percaya diri, sambil sesekali ia kesulitan memilih pijakan.Kejadian seperti ini selalu berulang, setiap kali mereka bertengkar hebat, esok paginya Rosa akan datang, bersikap baik dan ramah seolah tidak pernah terjadi masalah.Rizal terlihat sama sekali tidak menanggapi, ia hanya diam duduk di sisi ranjang dengan nafas masih terengah, celana dan sebagian bajunya terlihat basah.Rosa melangkah mendekat. ”Zal, pakaian kamu basah lagi? Sudah aku bilang, jika butuh sesuatu panggil aku, tidak perlu malu. Buat apa ada bel di sana, kalau tidak pernah kamu pakai." Menunjuk sisi kasur dengan dagunya. "Aku akan selalu membantumu. Aku bantu berganti pakaian ya?” Rosa mendekat, ingi

  • Pesona Duda Manja   Dua Tahun

    ”Sudah berapa lama gue buta?” tanya Rizal pada Andika, yang hari ini menjenguknya.Andika menatap Rizal penuh kesedihan, setiap kali ia mendatangi pria tampan itu keadaannya tidak lebih baik dari sebelumnya. Terlihat sangat berantakan, tidak terurus dan hari-harinya terlihat lebih kurus.Kamar indah dan megah itu sama nasibnya, tempat itu kini bagaikan gudang yang tidak layak dihuni manusia. Wajar saja, begitu banyak sampah dan pakaian berserakan di lantai, bekas-bekas makanan terlihat jamuran, tumpahan air yang menggenang, sofa dan lemari terjungkal, meja yang kacanya pecah, tirai yang kotor, ruang makan yang berantakan, kursi-kursi yang terbalik, televisi berlayar pecah, lampu yang kedap-kedip, ditambah bau tidak sedap yang mengganggu penciuman membuat orang enggan untuk sekedar singgah walau hanya sebentar.”Sudah dua tahun," jawab Andika sambil membuang nafas ”Gue cari Raya, ya?” lanjut Andika minta izin.“Kalo loe ke sini cuma mau tanya itu. Mending loe balik, gak usah ke sini la

DMCA.com Protection Status