Home / Romansa / Pesona Brondong Hebatku / Suasana Rumah Bordil

Share

Suasana Rumah Bordil

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2023-06-25 00:37:34

“Hei Indah, sampai berapa lama kita akan di kurung di sini?” tanya Warda pada indah yang sejak tadi hanya diam. Indah di sekap di dekat pintu masuk, kasurnya dekat dengan pintu. Dia menatap tajam Warda dan menyurruh wanit aitu diam.

“Diamlah sialan!” umpat nya setengah berbisik. Indah tengah menempelkan telinganya di dinding, “Tidak bisakah kau diam sejenak. Aku tengah mengupik,” ucapnya lagi.

Di sebelah dinding tempat Indah menempelkan telinganya, sang mucikari tengah berbicara dari balik telepon, entah dengan siapa dia bertelepon, Indah mendengarkan dengan seksama isi percakapan itu.

“Tidak bisakah kita melakukan sesuatu?” tanya seseorang dari balik telepon. Si mucikari mengeraskan suara audio itu, seolah dia membiarkan siapa saja untuk mendengarkannya.

“sudah kukatakan bukan, terlalu sulit menerima seseorang yang memiliki identitas aktif. Jika mereka tidak membayar pajak, otomatis mereka akan dicari. Kau tahu sendiri aku membangun bisnis ini sudah berapa lama? Aku menerima anak di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Brondong Hebatku   Menyebar Di Media Sosial

    Lina baru pulang dari sidang kedua Damas, dia kembali ke rumha dengan keadaan lelah. Tapi ketika sampai di rumah, keadaan rumah sangat berantakan. Lina mengeluh dan mendengus kesal, dia berteriak memanggil nama putrinya.“Warda!” teriak Lina tak karuan. Suara gaduhnya lagi-lagi terdengar. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu luar rumah Lina, tapi lina memilih mengabaikannya. Dia yang tadinya memanggil nama Warda langsung berhenti memanggilnya.“Dasar anak tidak tahu diri, kakaknya sedang di sidang dia sudah beberapa hari tidak pulang. kemana aja sih dia?” Lina menggerutu dan mengomeli seisi rumah sembari dia mengambil alih pekerjaan rumah yang terbengkalai sejak beberapa hari lalu.Setelah kepergian Damas dan Indah, rumah menjadi sepi. Warda sering keluar malam dan setelah beberpaa hari lalu dia tak kembali. Warda yang kesal dengan sikap Warda akhirnya mencoba menelpon anak itu, dia menelpon setelah sekian lama tidak mendengar kabar Warda.“Mungkinkah dia mencari pekerjaan di pusat kota

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Menyebar Di Perumahan Lina

    Santi memilih berpura-pura berdiri di keramaian sembari memainkan ponselnya, dia berpura-pura fokus pada ponsel genggamnya. Dia berdiri tak jauh dari sekumpulan ibu-ibu yang mulai membuka suara.“Ada apasih sebenarnya?” tanya seorang wanita berdaster merah.“Aku dengar kabar, bahwa Warda terjerat prostitusi, linknya sampai menyebar ke semua situs. Bahkan sampai menyebar ke web kampus. Anakku yang satu universitas baru saja mengkonfirmasinya. Nah si ibu Anu ingin memberitahu Lina tapi si Lina malah ngamuk dan membanting hape ibu Anu. Jadilah mereka berantem sampe gontok-gontokkan gitu.” Salah seorang wanita paruh baya menjelaskan dengan seksama yang dia dapatkan dari ibu RT yang ikut melerai.“Jadi link itu bener ga? Bisa saja loh semuanya di buat dan di edit. Lagian Lina memang begitu akhir-akhir ini. Kalian tahu tidak Damas sudah persidangan keduanya?” orang itu menambahi rumor tentang keluarga Lina.Ketiga orang di depannya mengangguk. “Yah itu sih sepertinya bener, karena berita da

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Akhirnya Berhasil

    Axton seketika menjadi lebih sumringah Dan bersemangat daripada setengah jam yang lalu atau satu jam yang lalu. Meski semua berkata bantuan Santi, Axton tetap berhasil melalui misinya dengan rencananya sendiri yang bahkan tanpa penyusunna. Dan yang lebih menakjubkan adalah Geva yang mengajaknya langsung meski dengan embel embel membantunya, dan bukannya dia yang membantu Geva.Axton menqruh kedua tangannya di belakang kepala, menatap ke ruangannya yang sudah kosong melompong, "hhh, yah yang penting aku berhasil dan akan aku tunjukkan pada orang itu bahwa aku lebih pantas menjaga Geva." Ujarnya berkata sendiri di kala ruang yang hening. Setelah jam kerja berlalu, hari pun terlihat mulai gelap, tetapi Axton tetap berada di ruangannya. Dia menunggu Geva mengetuk pintu ruangannya. Itu adalah janjian mereka ketika mereka selesai makan siang bersama dengan karyawan lain di staf CEO.Tak berlangsung lama, ketika Axton telah merapikan semuanya, dia duduk di sofa menunggu ketukan pintu Dari

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Tersebar Di Kampus

    Sejak pagi dunia jagat raya media tengah heboh, apalagi sosial media di sekitar kampus kota itu. Wajah Warda menyebar melalui link yang di sebar dari fanspage tiap kampus ke kampus lain. salah satu orang yang mengenal baik Warda begitu terkejut dan mulai menyebarnya di grup kelasnya.Hingga rumor itu sampai pada teman dekat Warda, dia menelpon Warda sejak kemarin malam. Hingga dia mengirimkan pesan panjang pada Warda, “Hei Warda, coba cek grup kelas! Atau setidaknya angkat telepon ku. Kau sibuk banget ya beberapa hari ini? kau sudah membolos selama seminggu, kenapa kau? Ada apa? Apa kau ada masalah woy?” pesan panjang itu dia kirim pada Warda.Warda tak mengecek ponselnya, dia hanya mengecek siapa saja yang sudah menelponnya lalu kembali mematikan ponselnya. Warda berkac-kaca ketika mendapatkan pesan dari ibunya, dia bahkan di telepon berkali-kali dari Lina.“Maaf bu, aku belum bisa menjawab teleponmu. Maafin aku,” ucap Warda sembari berbicara pada dirinya sendiri.Tiba-tiba seseorang

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Butik Indah Yang Ditinggalkan

    Tak cukup dengan rumor jelek, Indah dan Warda di gossipin habis-habisan. Jika Warda di gossipkan di lingkungan kampusnya, Indah di lingkungan butiknya. Para Staf yang selalu membuka dan menutup butik di jam yang sama selama seminggu itu mulai khawatir.“Ini kita akan di gaji tidak ya bulan ini?” tanya salah satu staf bernama Nadin. Dia mengeluh sepanjang waktu ketika setelah dua minggu Indah tak pernah tampak di butik mereka. dia adalah bos terburuk sepanjang massa, dia selalu memantau mereka melalui CCTV dan membuat mereka membayar kesalaahn yang bukan kesalahan mereka.Tak kurang dari itu, Indah membuat mereka berkerja lebih, tak hanya melayani pembeli dan menjaga kasir. Mereka juga harus membersihkan butik dari awal hingga akhir mau tutup. Indah mengancam mereka semua akan memecat atau memotong gaji mereka jika mereka tidak patuh dan semua itu bisa terpantau di CCTV yang Indah beli dan pasang di setiap sudut butik.“Entahlah, tapi bos sudah tidak datang sejak dua minggu lalu, kita

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Dasar Licik

    Geva turun dari mobil Axton, di saat mereka sudah memarkirkannya di parkiran besar di dasar gedung Mall. Sementara Geva turun, Axton malah termenung di depan kemudinya, membuat Geva yang sudah turun kembali membuka pintu, menghampiri Axton lagi. “Ada apa?”tanya Geva ketika dia membuka kembali pintu sisi lain kemudi. Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Axton, dan dia hanya menggeleng kecil. Dia lalu ikut turun dan mencari-cari seseorang di sekitar mereka. “Apa dia sungguh-sungguh akan mengawasi kami?” pikir Axton. Dia senang akhirnya bisa membuat Geva ikut bersamanya, itu artinya dia bisa menunjukkan kepada Levias perkataannya benar adanya. Axton ingin menunjukkan bahwa dia lebih pantas berada di sisi Geva. Meskipun dia tidak melakukan itu karena cemburu buta pada Levias, orang lama yang baru saja datang ke kehidupan Geva. “Yah, kami memang sama-sama orang baru. Tapi aku jauh di atasnya, aku selalu ada untuk Geva, aku akan mengorbankan apapun untuk wanita itu,” Axton berbicara pada d

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Levias Yang Mundur

    Setelah Levias berhasil menghubungi orang rumahnya, dia kembali berbelanja, dia tadinya tidak sengaja mendengar suara tawa Geva tapi setelah itu dia tidak melihat keberadaan Geva. “Aishh gimana bisa aku lupa dengan rencana awalku,” Levias mengomel sendiri sembari berjalan di depan kasir. Setelah membayar dan keluar dari market itu, Levias membaca struk yang di foto ibunya, dia kemudian pergi ke toko makanan dan bahan pokok. Di sana Levias menjadi seribu kali lebih bingung, “Astaga!” gumamnya. Levias tidak pernah membayangkan masuk ke toko bahan pokok akan lebih rumit dari yang dia bayangkan.Dia harus mencari dan memilah sayur hanya dari namanya, memilah bumbu dapur hanya dari namanya. Begitu banyak macam jenis sayur dan buah-buahan di depan matanya, dan dia harus belajar memilah dengan teliti.“Ingat, pilihlah sayur yang masih segar, buah yang masih segar dengan permukaan yang halus dan bersih. Jangan salah pilih, jangan memilih yang rusak, warna yang pudar dan berbeda …” semua pe

    Last Updated : 2023-06-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Geva Yang Pemaaf

    Geva tersenyum kecil, dia lalu menepuk pundak Levias dua kali, “Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu.” Geva menenangkan orang di depan matanya. Lalu dia membalikkan badan dan berjalan lagi, sembari memilah sayuran dan buahan, geva membuka suara, “ Aku tidak biasanya memaafkan seseorang loh. Tapi kasusmu berbeda, saat itu kita masih sama-sama anak kecil. Yah bisa di bilang itu seperti cinta monyet,” ucap Geva dengan suara santai.Dia lalu memberikan intruksi pada Axton terkait bahan pokok yang di butuhkan orang itu, berasal dari satu kata nama makanan yang Axton berikan. Geva lalu menerka isi dari nama makanan itu, “Aku bukan penebak yang handal tapi kurasa isinya kurang lebih adalah ini,” Geva mencatatnya di secari kertas dan memberikannya pada Axton. Dia juga bahkan menuliskan beberapa bumbu tambahan yang mana nantinya bisa saja di butuhkan Axton jika di rasa masakannya kurang. Levias masih termenung di tempatnya, dia seperti membeku beberapa saat sebelum akhirnya dia memilah belan

    Last Updated : 2023-06-25

Latest chapter

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status