Share

Bab 34

Penulis: Soesan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-05 09:12:51

Seorang gadis berdiri sendirian di depan pintu gerbang kampus. Dengan rasa gelisah gadis itu melihat ke arah jalanan. Sesekali matanya melirik jam di tangannya.

"Kok kak Rere belum datang, sih? Katanya mau menjemput aku." Tangan Laras meraih ponsel yang ada di dalam tas gendongnya.

"Kak, sampai mana?" Laras menghubungi kakak tirinya.

"Aku sudah hampir sampai. Tunggu saja sebentar lagi!"

Rere mematikan sambungannya.

Benar saja, tidak lama dari sambungan teleponnya mati, sebuah mobil milik Rere berhenti tepat di depannya.

Kaca mobil turun dan nampak Rere duduk di belakang kemudi. Wanita itu tersenyum pada Laras. Senyum yang berbeda. Senyum ramah mengembang dari bibirnya yang berwarna merah cabe.

"Ayo!" ajaknya pada Laras.

Dengan membalas senyuman dari kakak tirinya, Laras masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Rere.

"Kok tumben Kakak yang menjemput aku?"

"Iya, Bram sibuk. Katanya ada rapat dadakan siang ini, makanya dia menyuruhku menjemput k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Adik Ipar   Bab 35

    Dengan terkulai lemas, tubuh Laras dibawa oleh pria bertubuh kekar. Dua pria lainnya berjalan mengikutinya di belakang dengan mata mengarah ke seluruh arah.Mereka memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti mereka. Setelah merasa aman, mereka membawa masuk Laras ke dalam sebuah rumah yang sederhana.Pria bertubuh kekar membaringkan tubuh Laras di atas tempat tidur beralaskan sprei berwarna merah cerah. Tubuh gadis itu sama sekali tidak berdaya.Mata keranjang menatapnya dengan penuh gairah. Salah satu di antara mereka mengusap-usap tangannya dengan senyum menyeringai senang.Pria yang membawa tubuh Laras mulai mendekatinya dan menaikkan kakinya ke tempat tidur."Gadis malang. Kamu cantik dan terlihat sangat polos, tapi sayang, ada orang yang menginginkanmu hancur.""Siapa yang menyuruhmu mendekati gadis itu?" ucap salah satu temannya.Temannya menarik pundak pria yang mendekati Laras. Mereka saling beradu tatap."Aku yang berhak mendekatinya terlebih d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Pesona Adik Ipar   Bab 36

    Kesadaran Laras sedikit demi sedikit mulai pulih. Gadis itu mengucek matanya yang masih terasa lengket. Tangannya menyentuh kepalanya yang terasa pusing.Beberapa kali gadis itu menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya sendiri."Di mana aku?"Matanya mulai mengamati setiap sudut ruangan tempatnya berada."Ini bukan kamarku."Gadis itu melonjak kaget ketika melihat bahwa dirinya berada di ruangan yang asing."Tidak, ini bukan kamarku."Dia memeriksa tubuhnya sendiri. Pakaiannya masih utuh, berarti dia masih aman."Apa yang terjadi? Tidak, aku harus pergi dari sini sebelum mereka menyakitiku."Gadis itu bangkit dari tempat tidur dan melangkah turun."Auw! Kepalaku pusing sekali. Pasti ini efek dari obat yang mereka berikan padaku." Laras kembali memegangi kepalanya yang terasa pusing."Aku harus ke luar dari tempat ini."Dengan tertatih, dia berjalan ke arah pintu. Laras menarik handel pintu."Ah, untung tidak terkunci."

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Pesona Adik Ipar   Bab 37

    Sembari menunggu wanita yang Dino maksud, Laras tetap duduk di tempatnya. Kakinya masih terasa sakit untuk menapak."Minumlah!" Dino menghidangkan teh manis pada Laras."Terima kasih, Mas.""Aku yakin keluargamu pasti akan sangat khawatir dan mereka pasti mencarimu.""Keluargaku tidak akan tahu kalau aku di sini. Mereka di kampung.""Bukankah kamu tadi bilang kalau kamu tinggal di kota?""Ya, tapi tidak dengan keluargaku. Aku tinggal bersama kakak tiriku dan mantan suaminya."Wajahnya berubah sedih saat mengingat Bram. Laki-laki itu pasti akan sangat mengkhawatirkannya."Kakak tiri? Mantan suami?""Ya. Kakak tiriku dan suaminya sudah bercerai, tapi karena sesuatu hal, mereka kembali tinggal dalam satu rumah.""Kok aneh? Apa tidak apa-apa seperti itu? Bahkan kamu sendiri tinggal bersama mereka?""Ya. Aku sudah mencoba untuk pergi dan mencari tempat kost, tapi tidak boleh.""Apa alasannya?"Laras menatap pria yang masih duduk di kurs

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Pesona Adik Ipar   Bab 38

    Bram mencoba menghubungi semua teman-teman Laras yang dia kenal, tapi tidak satu pun yang mengetahui keberadaan gadis itu.Bram kembali menghubungi Rere yang masih berada di rumah Sakit. Entah apa yang dilakukan wanita itu di Rumah Sakit. Padahal luka yang dia derita tidaklah parah. Jangankan parah, Rere hanya mengalami luka lecet saja di bagian lututnya, tapi wanita itu meminta dirawat inap."Sekarang juga kamu pulang!" ucapnya dari telepon."Aku belum bisa pulang sekarang, Bram. Aku langsung ada pemotretan.""Bukankah kakimu masih sakit?""Sudah tidak lagi.""Kalau begitu aku tunggu di rumah.""Tapi, Bram-""Tidak ada bantahan. Aku tunggu sekarang atau jangan pulang untuk selamanya."Bram langsung mematikan teleponnya. Pria itu merasa kesal dengan Rere."Bagaimana, Bram? Apakah istrimu mau pulang?""Dia bukan istriku. Dia hanya wanita yang tidak seharusnya aku nikahi.""Lalu bagaimana sekarang?""Mico akan datang. Dia yang akan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • Pesona Adik Ipar   Bab 39

    Sudah hampir seminggu ini Laras menghilang. Pencarian yang mereka lakukan sia-sia dan tidak membuahkan hasil sama sekali, tapi Bram tidak putus asa, dia yakin kalau Laras akan kembali suatu saat nanti. Selama itu juga, Rere lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah seperti biasanya. Bahkan dia jarang pulang ke rumah karena Bram selalu menghindarinya.Malam ini adalah malam Minggu. Bram duduk santai menonton acara TV. Pria itu tidak ada acara seperti malam Minggu saat masih ada Laras. Dia hanya duduk menikmati kopi yang dibuatnya sendiri."Kenapa rasanya berbeda, padahal kopi yang sama?" ucapnya setelah menyeruput kopi dalam cangkir.Sejak kehadiran Laras, Bram suka meminum kopi. Padahal sebelumnya dia sangat jarang menikmati minuman itu.Terdengar pintu dibuka dengan kasar."Pasti wanita itu sudah pulang."Benar saja dugaan Bram. Rere berjalan masuk dengan sempoyongan ke arahnya."Sudah berapa kali aku memperingatkanmu, Rere? Jangan pernah sentuh minu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Pesona Adik Ipar   Bab 40

    Bram membuka pintu secara perlahan dan mulai masuk. Matanya terbuka lebar saat melihat posisi tubuh yang ada di atas tempat tidur.Rere sedang terbaring di atas kasur dengan sprei berwarna putih. Pengaruh minuman membuat tubuhnya terasa panas sehingga wanita itu melepas pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalam saja.Degub jantung Bram semakin kencang dan cepat seperti gendang yang saling bersahutan. Dengan sedikit ragu dia melangkah mendekat. Sebelum memulai aksinya, matanya kembali menatap ke arah pintu. Di mana Lika dan Joy mengawasinya.Kode tangan dari Lika mengharuskan dirinya menyentuh tubuh sexy milik mantan istrinya. Tubuh indah itu yang dulu pernah dia miliki seutuhnya. Kini dia enggan untuk menyentuhnya lagi.Jujur, dia juga adalah lelaki normal. Meski pikiran dan nalarnya menolak, tapi pandangan mata dan naluri lelakinya membujuk untuk mendekat."Bram," Panggil Rere saat melihat bayangan mantan suaminya mendekat.Antara sadar dan tidak sadar,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Pesona Adik Ipar   Bab 41

    "Kita mulai dari mana?""Dari arah utara saja."Bram dan Joy sudah berada di pinggiran kota. Pagi ini setelah rapat kantor, mereka langsung mencari keberadaan Laras."Bram, apa tidak sebaiknya kita mulai dari tempat mayat itu ditemukan? Aku yakin Laras ada di desa sekitar sana.""Baiklah, kita mulai dari sana."Mereka benar-benar mendatangi tempat itu. Tempat di mana Laras pernah disekap oleh para penculik. Berjalan sangat hati-hati dan was-was dengan mata beredar ke seluruh penjuru."Joy." Bram menyentuh lengan Joy, bukan karena takut, tapi mereka memang harus waspada."Aku rasa tempat ini menjadi tempat favorit para penjahat. Tempat ini sangat jauh dari penghuni lainnya." Joy mengedarkan mata meneliti tempat itu."Aku rasa juga seperti itu. Kita cepat pergi dari sini, napasku terasa sesak! Terlalu kotor!"Bram ke luar lalu mengibaskan pakaiannya dengan tangan. Tempat itu memang sangat berdebu dan kotor.Jalanan kecil menjadi target utama pen

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Pesona Adik Ipar   Bab 42

    "Bram!""Apa kalian masih tidak mau mengatakannya?" Bram menatapnya lekat."Gadis itu tidak ada di sini.""Baiklah, kalau memang itu mau kalian. Joy, panggil orang-orangmu dan suruh mereka ke sini!" Bram sudah mulai kehilangan kesabarannya."Tapi, Bram-" Joy masih ragu dengan apa yang Bram lakukan."Joy!""Aku akan mengantar kalian menemuinya.""Bu!" Dino menatap ibunya tidak percaya.Wanita itu membalas tatapan putranya dengan senyum tipis dan anggukan kecil."Kami akan menutup warung ini sebentar, baru mengantar kalian menemui gadis itu.""Baiklah. Aku akan membantu membereskannya."Bram dan Joy membantu mereka membersihkan dan membereskan warung makan setelah tidak ada pengunjung. Melihat ketulusan mereka berdua, Santi yakin kalau mereka adalah orang baik.Setelah semua beres dan warung tutup, mereka mengikuti Santi dan Dino menuju sebuah rumah sederhana."Apa ini rumah kalian?""Ya, ini rumah kami. Silakan!""Rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13

Bab terbaru

  • Pesona Adik Ipar   Bab 57

    Laras terus merintih menahan sakit dan memanggil Bram. Suaminya itu langsung berjalan di sisi kepalanya memegang tangan dan memberikan dukungan pada Laras."Kak, sakit!" rintih Laras sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit dan mulas pada perutnya."Kamu kuat, Sayang," ucap Bram mengusap wajah Laras."Ya, aku pasti kuat, tapi jangan tinggalin aku, Kak!"Bram tersenyum. "Tidak, Sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sedetik pun."Bram menemani Laras dalam proses persalinan. Dia selalu berada di samping istrinya dan selalu memberikan sentuhan dan kecupan yang membuat Laras lebih nyaman saat menghadapai rasa sakit dan mulas dalam perutnya. Grey dan Soya yang mendapatkan kabar dari Joy tentang persalinan Laras langsung menuju rumah sakit. Mereka menunggu dengan cemas, sedangkan di dalam ruang bersalin Laras sedang bertaruh nyawa melahirkan anak bagi Bram dan Bram selalu setia berada di sampingnya hingga terdengar suara tangis bayi yang menggema dan memu

  • Pesona Adik Ipar   Bab 56

    Kehamilan Laras merupakan berita membahagiakan bagi Bram dan keluarga Grey. Saat Bram mengatakan bila Laras telah hamil dan saat ini usia kehamilannya sudah memasuki usia 24 minggu, maka kabar suka cita ini langsung tersebar ke seluruh perusahaan Bram.Selama kehamilan Laras, Bram selalu menjadi suami SIAGA, siap, antar, jaga. Seluruh keinginan Laras selalu saja dituruti, bahkan bila istrinya tidak mau makan, Bram akan memaksa dan mencari cara agar istrinya mau makan.Bram tidak melarang Laras untuk tetap bekerja, hanya saja Bram menempatkan pekerjaan istrinya berdampingan dengannya. Bram ingin setiap saat bisa menemani Laras. Meski istrinya itu termasuk wanita yang mandiri, tapi tetap saja Laras membutuhkan dirinya. Laras sendiri tidak mau terlalu mandiri, dia tetap menghargai Bram sebagai suami dan bisa menempatkan diri di mana dia bisa bermanja dan di mana dia harus mandiri.“Sayang, sekarang kamu mau makan apa?” tanya Bram saat mereka dalam perjalanan pulang.“Ak

  • Pesona Adik Ipar   Bab 55

    Bram menjemput Laras sepulang kuliah. Sejak saat kejadian itu Bram tidak membiarkan istrinya pergi sendirian. Meski Rere telah mati dan tidak akan ada lagi yang mengganggunya, tapi Bram masih tidak mau membiarkan Laras pergi dan pulang kuliah sendirian."Kak, kita mau ke mana?"Laras heran saat Bram melajukan mobilnya bukan pada jalan arah ke rumah mereka. Bram tersenyum dengan menggenggam erat tangan istrinya. Bukan hanya menggenggam saja, Bram sekarang hobi memberi kecupan manis pada punggung tangan Laras."Ikut saja! Nanti juga kamu akan tau, Sayang.""Kak, kenapa ada rahasia? Bukankah suami istri tidak boleh ada rahasia?" Laras cemberut."Bukan rahasia, Sayang. Ini namanya sebuah kejutan." Bram mencium kembali tangan Laras."Kejutan? Kejutan apa, Kak?" Laras penasaran. Mendengar kata kejutan, bola mata Laras berbinar. Dia paling suka bila Bram memberinya kejutan karena kejutan yang Bram berikan selalu saja mampu membuatnya bahagia dan terharu."K

  • Pesona Adik Ipar   Bab 54

    Hampir dua minggu sejak kejadian itu. Dua minggu sejak kematian Rere. Kini Laras telah menjalani kehidupan normalnya. Istri kecil Bram sudah menjalani kuliah kembali. Dengan setia dan sabar Bram mendampingi Laras menghilangkan rasa traumanya."Kak, nanti aku pulang agak siang karena hari ini hanya ada satu mata kuliah saja," ucap Laras sebelum turun dari mobilnya."Nanti aku akan menjemputmu.""Ga usah, Kak. Biar aku naik taksi saja. Bukankah hari ini Kakak ada rapat?""Astaga! Aku lupa Sayang. Bagaimana kalau sopir kantor saja yang menjemputmu? Setelah itu kamu ke kantor dan kita bisa pulang bareng.""Apa tidak masalah aku ke kantor Kakak?" Laras ragu."Sayang, kamu itu istriku sekarang. Siapa yang akan melarangmu datang ke kantor suamimu ini?" Bram membelai rambut Laras lembut.Wajah Laras merona karena malu dengan perhatian suaminya. Senyum Bram terasa lebih menyentuh lubuk rasa yang terdalam. Entahlah, saat itu Laras merasakan kebahagiaan yang tak ter

  • Pesona Adik Ipar   Bab 53

    "Kak, ini rumah siapa?"Laras heran melihat rumah besar dan mewah di depan matanya.Laras bingung kenapa Bram tidak membawanya pulang ke rumah yang biasa mereka tempati sebelum mereka menikah. Rumah itu bukan rumah biasanya dan juga bukan rumah mertuanya. Rumah yang asing dan bisa dibilang lebih bagus dari rumah yang biasa mereka tempati."Kemarilah!" Bram menarik tangan Laras dan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Laras. Senyumnya mengembang simpul, namun wajah Bram terlihat lebih tampan dan sejuk."Ish, kenapa pinggangmu menjadi sangat kecil?" Bram menggoda Laras. Dia memperhatikan istrinya dengan memeriksa pinggang ramping Laras. Tubuh Laras memang sedikit menyusut setelah dirawat di rumah sakit."Kakak, jangan mengejekku!" Laras tersenyum malu-malu. Pipinya semu memerah bak tomat buah ranum membuat Bram semakin gemas."Jangan tersenyum seperti itu! Aku jadi gemas ingin memakan wajahmu." Bram mencubit pipi Laras dengan cubitan kecil dan mesra.

  • Pesona Adik Ipar   Bab 52

    Bram menutup matanya sampai suara teriakan Laras menghilang. Pria itu terdiam terpaku tanpa bergerak sedikit pun. Hati dan hidupnya hancur. Dunia seakan berubah gelap gulita seketika itu juga.Suara isak tangis memaksa pria itu berlahan memberanikan diri membuka matanya."Laras!" Bram kembali berlari mendekati gadis yang tersungkur memeluk erat tubuh Rere.Dia pikir Laras yang tumbang karena ulah Rere, tapi nyatanya Rere yang tertembus timah panas dari anak buah Mico. Laras membawa kepala kakak tirinya ke atas pangkuannya. Gadis itu mendekap erat Rere."Laras," panggilnya tersungkur langsung memeluk erat tubuh gadis itu."Kak, bangunlah!" ucap Laras dalam isak tangisnya.Laras mencoba membangunkan kakak tirinya.Pria yang sedari tadi hanya berdiri terpaku menyaksikan putrinya tumbang perlahan berjalan mendekat dan terjatuh dengan lutut sebagai tumpuannya."Ayah," panggil Rere di sisa napasnya."Sayang." Perlahan pria itu mengusap lembut wajah putr

  • Pesona Adik Ipar   Bab 51

    "Jangan bergerak!" Teriakan Mico membuat dua pria yang sedang menggagahi Laras terkejut dan langsung memutar tubuhnya.Dua pria kekar itu menciut nyalinya. Dengan patuh mereka mengangkat tangan dan menyerah. Anak buah Mico langsung meringkus dia pria kekar itu. Berbeda dengan Rere, saat mengetahui ada polisi datang, wanita itu langsung beranjak dan menyahut tubuh Laras.Rere menjadikan Laras sebagai sandera untuk melindungi dirinya. Mata wanita itu sudah gelap dengan napsu pembunuh. Napasnya terdengar kasar dan panas mengenai kulit Laras."Jangan mendekat!" ancamnya pada Mico dan yang lainnya.Satu tangan wanita itu mencengkeram leher Laras dengan lengannya, sedangkan satu tangannya lagi menodongkan senjata tajam pada leher Laras dan siap menggores kulit mulus yang membalut leher jenjang adik tirinya."Rere, aku mohon jangan sakiti Laras!" ucap Bram saat tiba di tempat itu dengan napas tersengal.Bukannya melepaskan Laras saat Bram datang, Rere semakin t

  • Pesona Adik Ipar   Bab 50

    "Cepat bawa gadis itu masuk!" teriak seseorang dari arah berlawanan."Baik, Bos."Dua pria kekar yang membawa tubuh Laras masuk ke dalam sebuah gudang yang berantakan. Banyak tumpukan barang bekas dan kotak-kotak besar yang telah usang di sana. Udaranya sangat pengap dan bau debu menusuk hidung.Dengan sangat kasar pria itu membanting tubuh Laras yang terkulai lemah di atas sebuah tumpukan kardus. Tawa keras dan puas terdengar menggelegar dari ketiga orang yang berdiri di dekat Laras."Kalau aku tidak bisa memiliki Bram lagi, kamu juga tidak akan bisa memilikinya gadis kampung."Lagi-lagi tawa menakutkan terdengar dari bibir merah merekah wanita yang menyimpan dendam terhadap gadis itu. Dendam yang akan terbayarkan ketika melihat gadis itu sengsara dan memohon di kakinya."Ikat tangan dan kakinya, jangan sampai gadis ini terlepas!""Baik, Bos."Dengan sangat cepat dua pria kekar itu melaksanakan perintah dari bosnya. Dengan cepat pula mereka sudah mel

  • Pesona Adik Ipar   Bab 49

    Suasana tempat ruang pesta telah dipadati para tamu undangan baik dari rekan bisnis Bram maupun rekan bisnis orang tuanya. Meskipun ini pernikahan kedua bagi Bram, tapi ini merupakan resepsi pertama dan akan menjadi pernikahan yang terakhir baginya dan Laras.Malam ini Laras mengenakan gaun putih dengan jumbai tidak terlalu panjang. Gadis sederhana itu tidak memilih gaun yang terlalu ribet dan mewah. Laras lebih suka mengenakan gaun yang simpel tapi tidak terkesan murahan dan tetap terlihat elegan dan mengundang decak kagum.Kecantikannya mengalahkan kecantikan ratu sejagad, apalagi bagi Bram. Kecantikan wanita yang baru menjadi istrinya beberapa jam yang lalu merupakan kecantikan yang sempurna dan tiada tandingnya. Bukan hanya kecantikan luar saja, tapi Bram lebih terpesona dengan kecantikan hati istrinya.Bram menuntun Laras memasuki ruang pesta dengan langkah bak pangeran dan putri kerajaan. Semua mata tertuju pada mereka, semua bibir mengucapkan kekaguman akan kecant

DMCA.com Protection Status