Share

Bab 38

Penulis: Soesan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-08 11:42:18

Bram mencoba menghubungi semua teman-teman Laras yang dia kenal, tapi tidak satu pun yang mengetahui keberadaan gadis itu.

Bram kembali menghubungi Rere yang masih berada di rumah Sakit. Entah apa yang dilakukan wanita itu di Rumah Sakit. Padahal luka yang dia derita tidaklah parah. Jangankan parah, Rere hanya mengalami luka lecet saja di bagian lututnya, tapi wanita itu meminta dirawat inap.

"Sekarang juga kamu pulang!" ucapnya dari telepon.

"Aku belum bisa pulang sekarang, Bram. Aku langsung ada pemotretan."

"Bukankah kakimu masih sakit?"

"Sudah tidak lagi."

"Kalau begitu aku tunggu di rumah."

"Tapi, Bram-"

"Tidak ada bantahan. Aku tunggu sekarang atau jangan pulang untuk selamanya."

Bram langsung mematikan teleponnya. Pria itu merasa kesal dengan Rere.

"Bagaimana, Bram? Apakah istrimu mau pulang?"

"Dia bukan istriku. Dia hanya wanita yang tidak seharusnya aku nikahi."

"Lalu bagaimana sekarang?"

"Mico akan datang. Dia yang akan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Adik Ipar   Bab 39

    Sudah hampir seminggu ini Laras menghilang. Pencarian yang mereka lakukan sia-sia dan tidak membuahkan hasil sama sekali, tapi Bram tidak putus asa, dia yakin kalau Laras akan kembali suatu saat nanti. Selama itu juga, Rere lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah seperti biasanya. Bahkan dia jarang pulang ke rumah karena Bram selalu menghindarinya.Malam ini adalah malam Minggu. Bram duduk santai menonton acara TV. Pria itu tidak ada acara seperti malam Minggu saat masih ada Laras. Dia hanya duduk menikmati kopi yang dibuatnya sendiri."Kenapa rasanya berbeda, padahal kopi yang sama?" ucapnya setelah menyeruput kopi dalam cangkir.Sejak kehadiran Laras, Bram suka meminum kopi. Padahal sebelumnya dia sangat jarang menikmati minuman itu.Terdengar pintu dibuka dengan kasar."Pasti wanita itu sudah pulang."Benar saja dugaan Bram. Rere berjalan masuk dengan sempoyongan ke arahnya."Sudah berapa kali aku memperingatkanmu, Rere? Jangan pernah sentuh minu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Pesona Adik Ipar   Bab 40

    Bram membuka pintu secara perlahan dan mulai masuk. Matanya terbuka lebar saat melihat posisi tubuh yang ada di atas tempat tidur.Rere sedang terbaring di atas kasur dengan sprei berwarna putih. Pengaruh minuman membuat tubuhnya terasa panas sehingga wanita itu melepas pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalam saja.Degub jantung Bram semakin kencang dan cepat seperti gendang yang saling bersahutan. Dengan sedikit ragu dia melangkah mendekat. Sebelum memulai aksinya, matanya kembali menatap ke arah pintu. Di mana Lika dan Joy mengawasinya.Kode tangan dari Lika mengharuskan dirinya menyentuh tubuh sexy milik mantan istrinya. Tubuh indah itu yang dulu pernah dia miliki seutuhnya. Kini dia enggan untuk menyentuhnya lagi.Jujur, dia juga adalah lelaki normal. Meski pikiran dan nalarnya menolak, tapi pandangan mata dan naluri lelakinya membujuk untuk mendekat."Bram," Panggil Rere saat melihat bayangan mantan suaminya mendekat.Antara sadar dan tidak sadar,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Pesona Adik Ipar   Bab 41

    "Kita mulai dari mana?""Dari arah utara saja."Bram dan Joy sudah berada di pinggiran kota. Pagi ini setelah rapat kantor, mereka langsung mencari keberadaan Laras."Bram, apa tidak sebaiknya kita mulai dari tempat mayat itu ditemukan? Aku yakin Laras ada di desa sekitar sana.""Baiklah, kita mulai dari sana."Mereka benar-benar mendatangi tempat itu. Tempat di mana Laras pernah disekap oleh para penculik. Berjalan sangat hati-hati dan was-was dengan mata beredar ke seluruh penjuru."Joy." Bram menyentuh lengan Joy, bukan karena takut, tapi mereka memang harus waspada."Aku rasa tempat ini menjadi tempat favorit para penjahat. Tempat ini sangat jauh dari penghuni lainnya." Joy mengedarkan mata meneliti tempat itu."Aku rasa juga seperti itu. Kita cepat pergi dari sini, napasku terasa sesak! Terlalu kotor!"Bram ke luar lalu mengibaskan pakaiannya dengan tangan. Tempat itu memang sangat berdebu dan kotor.Jalanan kecil menjadi target utama pen

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Pesona Adik Ipar   Bab 42

    "Bram!""Apa kalian masih tidak mau mengatakannya?" Bram menatapnya lekat."Gadis itu tidak ada di sini.""Baiklah, kalau memang itu mau kalian. Joy, panggil orang-orangmu dan suruh mereka ke sini!" Bram sudah mulai kehilangan kesabarannya."Tapi, Bram-" Joy masih ragu dengan apa yang Bram lakukan."Joy!""Aku akan mengantar kalian menemuinya.""Bu!" Dino menatap ibunya tidak percaya.Wanita itu membalas tatapan putranya dengan senyum tipis dan anggukan kecil."Kami akan menutup warung ini sebentar, baru mengantar kalian menemui gadis itu.""Baiklah. Aku akan membantu membereskannya."Bram dan Joy membantu mereka membersihkan dan membereskan warung makan setelah tidak ada pengunjung. Melihat ketulusan mereka berdua, Santi yakin kalau mereka adalah orang baik.Setelah semua beres dan warung tutup, mereka mengikuti Santi dan Dino menuju sebuah rumah sederhana."Apa ini rumah kalian?""Ya, ini rumah kami. Silakan!""Rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pesona Adik Ipar   Bab 43

    Bram dan Joy pulang tanpa Laras karena ada sesuatu yang akan mereka lakukan malam ini. Hanya saja saat ini mereka harus menyiapkan segalanya sebelum mereka bergerak.Bram dan Joy melangkah dengan cepat menuju ruangan yang ada di sudut ujung. Langkahnya seperti telah terjadi sesuatu yang genting."Sebentar!"Bram memperlambat langkahnya, tangannya mengambil ponsel miliknya."Rere?" ucapnya."Jawab saja!""Halo.""Bram, kamu di mana?""Aku sedang di kantor. Ada apa?""Aku hanya mau bilang kalau malam ini aku ada acara pemotretan.""Bukankah memang selalu ada pemotretan? Kenapa baru kali ini kamu ijin padaku?""Bram.""Ya, sudah. Pergilah!"Bram langsung menutup pembicaraannya."Selalu saja seperti itu. Banyak alasan yang tidak masuk akal.""Ayok, sudah ditunggu!"Bram kembali berjalan dan mereka masuk ke dalam ruangan itu."Bram, Joy. Duduklah!""Ada apa, Mico?""Semua bukti sudah jelas dan sudah ada di tangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Pesona Adik Ipar   Bab 44

    Bram menginjak pedal remnya sangat dalam sehingga kendaraannya berhenti secara mendadak.Duk!"Ah, sial!" Kepala Joy beradu kambing dengan dashboard mobil."Apa tidak bisa kamu menghentikan mobilmu dengan pelan-pelan, Bram?" Joy kesal. Tangannya mengusap kepalanya yang sakit."Jangan salahkan aku! Kamu yang membuat aku terkejut.""Tapi kamu tidak harus menghentikan secara mendadak," balas Joy."Jangan bawel! Ada apa?""Apa kamu tidak tahu kalau ada wanita yang lewat di depan mobilmu?""Wanita? Wanita apa?" Bram mengedarkan mencari wanita yang Joy maksud."Wanita. Tadi ada wanita yang melintas di depan mobilmu." Joy juga mencari bayangan wanita yang tadi dia lihat."Tidak ada wanita di sini. Hanya ada kita berdua. Lagi pula ini jalanan sepi, tidak ada rumah di sekitar sini." Mata Bram masih beredar."Bram, kamu jangan macam-macam!"Joy mulai merinding sendiri. Bulu kuduknya mulai berdiri dan dia mulai mencengkeram lengan Bram. Mema

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Pesona Adik Ipar   Bab 45

    "Bram, apa kamu masih sanggup untuk melihatnya?"Joy merasa khawatir dengan kondisi Bram saat ini. Pria bertubuh kekar itu ternyata bisa merasakan lemah juga dalam keadaan seperti ini."Bram, biar aku yang melihatnya." Joy hendak meninggalkan Bram untuk melihat mayat wanita yang meninggal karena luka tusuk."Aku ikut," ucap Bram meraih dan menahan tangan Joy."Apa kamu yakin?" Joy merasa tidak yakin Bram sanggup melihatnya."Aku yakin. Bagaimanapun aku harus melihatnya. Seandainya itu memang Laras, aku juga harus siap." Bram bangkit bersejajar dengan Joy.Joy menatap mata Bram masih ragu. Dia tau Bram lelaki yang kuat dan hebat, tapi untuk urusan yang berhubungan dengan Laras, Bram adalah lelaki yang lemah. Saat bersama Rere dia tidak seperti ini.Dua pria itu berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Suasana sepi senyap hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang di tengah koridor berlintasan dengan mereka.Joy meraih tangan Bram bermaksud ingin

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • Pesona Adik Ipar   Bab 46

    Joy menghentikan mobilnya tepat di halaman parkir rumah Bram. Mereka telah sampai di rumah dengan selamat. Bram melihat ke arah Laras, gadis itu masih menyandarkan kepalanya pada pundak Bram. Matanya tertutup, Laras tertidur."Sepertinya Laras lelah, Bram," ucap Joy menoleh ke arah mereka."Sepertinya begitu."Bram masih belum merubah posisinya.Dia takut bila dia bergerak, Laras akan terkejut dan terbangun."Bram, lebih baik kamu gendong saja Laras dan bawa masuk! Biar dia tidur di dalam, sepertinya kekasihmu itu tidak tidur semalaman.""Apa dia tidak akan terbangun bila aku menggendongnya?""Aku yakin tidak, Laras nampak terlelap.""Baiklah, tolong bukakan pintu untukku!" ucap Bram menggeser kepala Laras dan bersiap untuk mengangkat tubuh gadis itu.Dengan sangat hati-hati dan pelan, Bram mengangkat tubuh Laras dan membawanya ke kamar yang biasa di tempati oleh Laras. Meski kamar itu telah lama tidak dihuni, tapi masih terlihat rapi dan bersih.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16

Bab terbaru

  • Pesona Adik Ipar   Bab 57

    Laras terus merintih menahan sakit dan memanggil Bram. Suaminya itu langsung berjalan di sisi kepalanya memegang tangan dan memberikan dukungan pada Laras."Kak, sakit!" rintih Laras sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit dan mulas pada perutnya."Kamu kuat, Sayang," ucap Bram mengusap wajah Laras."Ya, aku pasti kuat, tapi jangan tinggalin aku, Kak!"Bram tersenyum. "Tidak, Sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sedetik pun."Bram menemani Laras dalam proses persalinan. Dia selalu berada di samping istrinya dan selalu memberikan sentuhan dan kecupan yang membuat Laras lebih nyaman saat menghadapai rasa sakit dan mulas dalam perutnya. Grey dan Soya yang mendapatkan kabar dari Joy tentang persalinan Laras langsung menuju rumah sakit. Mereka menunggu dengan cemas, sedangkan di dalam ruang bersalin Laras sedang bertaruh nyawa melahirkan anak bagi Bram dan Bram selalu setia berada di sampingnya hingga terdengar suara tangis bayi yang menggema dan memu

  • Pesona Adik Ipar   Bab 56

    Kehamilan Laras merupakan berita membahagiakan bagi Bram dan keluarga Grey. Saat Bram mengatakan bila Laras telah hamil dan saat ini usia kehamilannya sudah memasuki usia 24 minggu, maka kabar suka cita ini langsung tersebar ke seluruh perusahaan Bram.Selama kehamilan Laras, Bram selalu menjadi suami SIAGA, siap, antar, jaga. Seluruh keinginan Laras selalu saja dituruti, bahkan bila istrinya tidak mau makan, Bram akan memaksa dan mencari cara agar istrinya mau makan.Bram tidak melarang Laras untuk tetap bekerja, hanya saja Bram menempatkan pekerjaan istrinya berdampingan dengannya. Bram ingin setiap saat bisa menemani Laras. Meski istrinya itu termasuk wanita yang mandiri, tapi tetap saja Laras membutuhkan dirinya. Laras sendiri tidak mau terlalu mandiri, dia tetap menghargai Bram sebagai suami dan bisa menempatkan diri di mana dia bisa bermanja dan di mana dia harus mandiri.“Sayang, sekarang kamu mau makan apa?” tanya Bram saat mereka dalam perjalanan pulang.“Ak

  • Pesona Adik Ipar   Bab 55

    Bram menjemput Laras sepulang kuliah. Sejak saat kejadian itu Bram tidak membiarkan istrinya pergi sendirian. Meski Rere telah mati dan tidak akan ada lagi yang mengganggunya, tapi Bram masih tidak mau membiarkan Laras pergi dan pulang kuliah sendirian."Kak, kita mau ke mana?"Laras heran saat Bram melajukan mobilnya bukan pada jalan arah ke rumah mereka. Bram tersenyum dengan menggenggam erat tangan istrinya. Bukan hanya menggenggam saja, Bram sekarang hobi memberi kecupan manis pada punggung tangan Laras."Ikut saja! Nanti juga kamu akan tau, Sayang.""Kak, kenapa ada rahasia? Bukankah suami istri tidak boleh ada rahasia?" Laras cemberut."Bukan rahasia, Sayang. Ini namanya sebuah kejutan." Bram mencium kembali tangan Laras."Kejutan? Kejutan apa, Kak?" Laras penasaran. Mendengar kata kejutan, bola mata Laras berbinar. Dia paling suka bila Bram memberinya kejutan karena kejutan yang Bram berikan selalu saja mampu membuatnya bahagia dan terharu."K

  • Pesona Adik Ipar   Bab 54

    Hampir dua minggu sejak kejadian itu. Dua minggu sejak kematian Rere. Kini Laras telah menjalani kehidupan normalnya. Istri kecil Bram sudah menjalani kuliah kembali. Dengan setia dan sabar Bram mendampingi Laras menghilangkan rasa traumanya."Kak, nanti aku pulang agak siang karena hari ini hanya ada satu mata kuliah saja," ucap Laras sebelum turun dari mobilnya."Nanti aku akan menjemputmu.""Ga usah, Kak. Biar aku naik taksi saja. Bukankah hari ini Kakak ada rapat?""Astaga! Aku lupa Sayang. Bagaimana kalau sopir kantor saja yang menjemputmu? Setelah itu kamu ke kantor dan kita bisa pulang bareng.""Apa tidak masalah aku ke kantor Kakak?" Laras ragu."Sayang, kamu itu istriku sekarang. Siapa yang akan melarangmu datang ke kantor suamimu ini?" Bram membelai rambut Laras lembut.Wajah Laras merona karena malu dengan perhatian suaminya. Senyum Bram terasa lebih menyentuh lubuk rasa yang terdalam. Entahlah, saat itu Laras merasakan kebahagiaan yang tak ter

  • Pesona Adik Ipar   Bab 53

    "Kak, ini rumah siapa?"Laras heran melihat rumah besar dan mewah di depan matanya.Laras bingung kenapa Bram tidak membawanya pulang ke rumah yang biasa mereka tempati sebelum mereka menikah. Rumah itu bukan rumah biasanya dan juga bukan rumah mertuanya. Rumah yang asing dan bisa dibilang lebih bagus dari rumah yang biasa mereka tempati."Kemarilah!" Bram menarik tangan Laras dan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Laras. Senyumnya mengembang simpul, namun wajah Bram terlihat lebih tampan dan sejuk."Ish, kenapa pinggangmu menjadi sangat kecil?" Bram menggoda Laras. Dia memperhatikan istrinya dengan memeriksa pinggang ramping Laras. Tubuh Laras memang sedikit menyusut setelah dirawat di rumah sakit."Kakak, jangan mengejekku!" Laras tersenyum malu-malu. Pipinya semu memerah bak tomat buah ranum membuat Bram semakin gemas."Jangan tersenyum seperti itu! Aku jadi gemas ingin memakan wajahmu." Bram mencubit pipi Laras dengan cubitan kecil dan mesra.

  • Pesona Adik Ipar   Bab 52

    Bram menutup matanya sampai suara teriakan Laras menghilang. Pria itu terdiam terpaku tanpa bergerak sedikit pun. Hati dan hidupnya hancur. Dunia seakan berubah gelap gulita seketika itu juga.Suara isak tangis memaksa pria itu berlahan memberanikan diri membuka matanya."Laras!" Bram kembali berlari mendekati gadis yang tersungkur memeluk erat tubuh Rere.Dia pikir Laras yang tumbang karena ulah Rere, tapi nyatanya Rere yang tertembus timah panas dari anak buah Mico. Laras membawa kepala kakak tirinya ke atas pangkuannya. Gadis itu mendekap erat Rere."Laras," panggilnya tersungkur langsung memeluk erat tubuh gadis itu."Kak, bangunlah!" ucap Laras dalam isak tangisnya.Laras mencoba membangunkan kakak tirinya.Pria yang sedari tadi hanya berdiri terpaku menyaksikan putrinya tumbang perlahan berjalan mendekat dan terjatuh dengan lutut sebagai tumpuannya."Ayah," panggil Rere di sisa napasnya."Sayang." Perlahan pria itu mengusap lembut wajah putr

  • Pesona Adik Ipar   Bab 51

    "Jangan bergerak!" Teriakan Mico membuat dua pria yang sedang menggagahi Laras terkejut dan langsung memutar tubuhnya.Dua pria kekar itu menciut nyalinya. Dengan patuh mereka mengangkat tangan dan menyerah. Anak buah Mico langsung meringkus dia pria kekar itu. Berbeda dengan Rere, saat mengetahui ada polisi datang, wanita itu langsung beranjak dan menyahut tubuh Laras.Rere menjadikan Laras sebagai sandera untuk melindungi dirinya. Mata wanita itu sudah gelap dengan napsu pembunuh. Napasnya terdengar kasar dan panas mengenai kulit Laras."Jangan mendekat!" ancamnya pada Mico dan yang lainnya.Satu tangan wanita itu mencengkeram leher Laras dengan lengannya, sedangkan satu tangannya lagi menodongkan senjata tajam pada leher Laras dan siap menggores kulit mulus yang membalut leher jenjang adik tirinya."Rere, aku mohon jangan sakiti Laras!" ucap Bram saat tiba di tempat itu dengan napas tersengal.Bukannya melepaskan Laras saat Bram datang, Rere semakin t

  • Pesona Adik Ipar   Bab 50

    "Cepat bawa gadis itu masuk!" teriak seseorang dari arah berlawanan."Baik, Bos."Dua pria kekar yang membawa tubuh Laras masuk ke dalam sebuah gudang yang berantakan. Banyak tumpukan barang bekas dan kotak-kotak besar yang telah usang di sana. Udaranya sangat pengap dan bau debu menusuk hidung.Dengan sangat kasar pria itu membanting tubuh Laras yang terkulai lemah di atas sebuah tumpukan kardus. Tawa keras dan puas terdengar menggelegar dari ketiga orang yang berdiri di dekat Laras."Kalau aku tidak bisa memiliki Bram lagi, kamu juga tidak akan bisa memilikinya gadis kampung."Lagi-lagi tawa menakutkan terdengar dari bibir merah merekah wanita yang menyimpan dendam terhadap gadis itu. Dendam yang akan terbayarkan ketika melihat gadis itu sengsara dan memohon di kakinya."Ikat tangan dan kakinya, jangan sampai gadis ini terlepas!""Baik, Bos."Dengan sangat cepat dua pria kekar itu melaksanakan perintah dari bosnya. Dengan cepat pula mereka sudah mel

  • Pesona Adik Ipar   Bab 49

    Suasana tempat ruang pesta telah dipadati para tamu undangan baik dari rekan bisnis Bram maupun rekan bisnis orang tuanya. Meskipun ini pernikahan kedua bagi Bram, tapi ini merupakan resepsi pertama dan akan menjadi pernikahan yang terakhir baginya dan Laras.Malam ini Laras mengenakan gaun putih dengan jumbai tidak terlalu panjang. Gadis sederhana itu tidak memilih gaun yang terlalu ribet dan mewah. Laras lebih suka mengenakan gaun yang simpel tapi tidak terkesan murahan dan tetap terlihat elegan dan mengundang decak kagum.Kecantikannya mengalahkan kecantikan ratu sejagad, apalagi bagi Bram. Kecantikan wanita yang baru menjadi istrinya beberapa jam yang lalu merupakan kecantikan yang sempurna dan tiada tandingnya. Bukan hanya kecantikan luar saja, tapi Bram lebih terpesona dengan kecantikan hati istrinya.Bram menuntun Laras memasuki ruang pesta dengan langkah bak pangeran dan putri kerajaan. Semua mata tertuju pada mereka, semua bibir mengucapkan kekaguman akan kecant

DMCA.com Protection Status