Sebuah suara yang menggelegar telah menembus kerumunan.Suara itu mengejutkan Madeline, dan ketika dia mendongak, dia terkejut melihat Karen memegang termos sup. Wanita itu menyibak kerumunan untuk memasuki bangsal, tampak marah.Kedua orangtua Ryan pernah bertemu Karen sebelumnya di beberapa pertemuan bisnis dan bahkan bertukar percakapan.Dalam ingatan mereka, mereka hanya ingat kalau Karen dulu membenci Eveline sebagai menantu perempuannya. 'Kenapa dia melindungi menantunya sekarang?'Saat masih tenggelam dalam pikiran mereka, salah satu orangtua Ryan mengeluarkan seringai yang dipenuhi cemoohan. "Karen, menantu perempuanmu melakukan hal seperti itu pada menantu perempuanku, tapi kau masih membelanya?!"Karen melirik Naomi dengan tatapan mengkritik. "Kenapa aku tidak boleh membela menantu perempuanku ketika kalian bahkan bersedia untuk melindungi menantu perempuanmu yang begitu liar dan tak tahu malu itu? Menantu perempuanku adalah wanita dengan perilaku yang sangat santun dan jauh
"Sebaiknya aku juga memberitahumu ini. Rekaman ini, sebelum ada di tanganmu, aku sudah memintanya dari pegawai restoran. Aku tidak akan menampilkan rekaman ini jika bukan karena kalian menyalahkanku.”"Naomi, kau yang memulai ini duluan. Kau mengundang dirimu sendiri ke dalam kekacauan ini.""Eveline, kau..." Naomi memerah karena marah. Tak dapat menahan amarah dalam dirinya, Naomi mengangkat tangannya dan hendak menampar Madeline.Namun, saat dia mengangkat tangannya, ayah Ryan memberikan tamparan keras di wajahnya."Kau benar-benar gadis yang tidak tahu malu. Kau telah melakukan kejahatan seperti itu, tapi kau masih memasang tampang tidak bersalah. Kau menyesatkan kami agar menuduh orang lain yang tidak bersalah. Sudah kubilang, aku akan membatalkan pernikahan antara kau dan Ryan. Keluarga Jones tidak akan pernah menerima gadis sepertimu sebagai menantu perempuan kami!"Kedua orangtua Ryan sangat marah ketika mereka mengumumkan pernyataan mereka di depan umum dan meninggalkan tem
Madeline melihat sebentuk garis gelap di penglihatan tepinya. Dia menyadari bahwa sosok itu ternyata seorang pria, dan dia dengan cepat bersembunyi.Namun, ketika dia mencoba bersembunyi, dia menyadari kalau pria itu adalah Jeremy.Jeremy mengunci pintu di belakangnya dan melenggang ke samping tempat tidur tempat Madeline menyusui bayinya.Wajah elegan Jeremy tampak tenang sementara sepasang matanya yang dalam tampak tak bernyawa saat dia menatap dingin ke arah Madeline.Madeline tidak lagi berusaha menghindar dan menghadapi pria yang berjalan ke arahnya, kedua telinganya tiba-tiba menjadi hangat."Apa yang membawamu ke sini, Mr. Zimmerman?" Meski menyapa pria itu seperti itu, Madeline tahu betul bahwa pria itu adalah Jeremy Whitman.Jeremy menatap bibir Madeline. “Kau telah membuat wanitaku sengsara. Jadi, aku akan membuatmu merasa sengsara juga.”Madeline memeluk erat bayinya, dengan lembut meremas jari kelingking bayi itu. Namun, mengingat situasi saat ini, dia tak bisa mengambil ti
Madeline tidak mempermasalahkan sikap Jeremy saat berurusan dengannya, tetapi dia merasa terganggu karena dari awal hingga akhir, pria itu tidak pernah melihat bayi mereka sama sekali.'Bayi itu anak kandungnya, tapi dia bahkan tidak repot-repot meliriknya.’'Orang-orang dulu mengatakan seseorang akan memiliki perasaan buat anak kandung mereka, tetapi bagi Jeremy, sepertinya dia tidak merasakan apa-apa.’‘Jeremy, mungkin hatimu sekarang hanya berisi perempuan itu, Lana, ya?’Madeline tersenyum tak berdaya dan kembali ke inkubator. Menatap bayi yang tertidur lelap itu, hatinya merasa agak pahit namun terhibur.Keesokan harinya, Madeline tidak menuruti perintah Jeremy untuk pergi ke vila.Dia tidak percaya kalau Jeremy akan kehilangan semua sisi kemanusiaannya dan menyakiti anak-anaknya. Namun, ketika sore tiba, dia meninggalkan bangsal sebentar dan ketika dia kembali, seorang perawat mendekatinya dengan cemas. “Ketika saya masuk tadi, saya melihat seorang pria keluar dari sini. Saat say
Jeremy hendak mengerahkan lebih banyak lagi kekuatan, tetapi setelah mendengar komentar Madeline, cengkeramannya mengendur.Dia menatap sepasang mata mendung Madeline, dan dia akhirnya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Saat itu juga, air mata Madeline jatuh di punggung telapak tangannya. Suhu air mata itu merembes melalui kulitnya, mengalir sampai ke lubuk hatinya. Sensasi hangat membuatnya tersentak dan kembali ke dunia nyata."Berhenti memperlakukan aku sebagai suamimu yang sudah mati," kata Jeremy dingin sambil melepaskan cengkeramannya."Uhuk uhuk." Madeline tersedak dan terengah-engah setelah dia dibebaskan.Cengkeraman Jeremy di lehernya sebelumnya memang menyakitkan, tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan kekecewaan yang dia rasakan saat menatap dua bola mata dingin dan tak berperasaan pria itu.Terlepas dari apa yang dia alami, Madeline tetap tidak takut. “Orang yang paling kau sayangi saat ini adalah Lana, ‘kan? Jika sesuatu terjadi pada anakku, aku akan memastikan pere
Dia meraih dagu Madeline dan mencium wanita itu tanpa memberinya kesempatan untuk melawan. Dengan tangan kanannya, dia dengan kasar merobek pakaian Madeline sebelum menggigit bahunya, meninggalkan deretan bekas gigi."Aargh." Madeline mengernyit kesakitan.Jeremy berhenti dan menatap tatapan tajam Madeline."Inikah kelemahan yang kau maksud?" Ada nada sarkasme dalam suaranya. “Eveline, aku bukan suamimu, jadi aku tidak akan menurutimu dan juga tidak punya waktu untuk membujukmu dengan sabar. Akan lebih baik jika kau mendengarkan aku. Jika tidak, kau akan menjadi orang yang paling menderita.”Jeremy meninggalkan pernyataan mengancam sebelum melepaskan diri darinya.Setelah Madeline mendengar pintu ditutup, dia ingat kalau Lana dan Jeremy mungkin pernah tidur bersama di ranjang ini sebelumnya. Langsung saja, dia merasa jijik dan melompat dari tempat tidur.Dia ingin pergi tapi tak bisa membuka pintu.Apakah Jeremy menguncinya untuk menyiksanya secara perlahan?Namun, dia tadi mendapat in
Jeremy berdiri di belakangnya sambil memegang tangannya di tempatnya, berhasil memerangkapnya.Madeline sejenak agak tercengang. Ketika dia kembali ke akal sehatnya untuk melawan, dia menemukan bahwa pria itu membatasi gerakannya.Dia tak bisa menang melawan kekuatan pria itu.Dia tak mengerti perilaku Jeremy. Bukankah pria itu bersama Lana?Kenapa pria itu masih melakukan semua ini padanya?Jika Lana juga orang di balik perilaku aneh Jeremy, maka semuanya akan masuk akal.Namun, ketika Madeline memikirkan hal ini, dia merasa lebih jijik lagi.Dia menggigit bibir Jeremy, membuat pria itu lebih agresif. Tiba-tiba, Jeremy mengangkatnya dan melemparkannya ke tempat tidur.“Jangan coba-coba kabur. Sebelum kau melakukan apa yang aku ingin kau lakukan, kau hanya bisa tinggal di sini. Kau dengar aku?”Madeline mengepalkan tinjuannya, dan pada akhirnya, dia hanya bisa melepaskan kepalan tangannya tanpa pilihan. “Aku harus menelepon. Aku ingin tahu bagaimana keadaan anakku.”"Aku bisa memberimu
Jeremy memang tidak percaya Madeline sekarang. Karena itu, dia pergi ke Whitman Corporation bersama wanita itu untuk mengawasinya.Para karyawan di perusahaan itu terkejut ketika mereka melihat Jeremy."B―bukankah itu Mr. Whitman?""Bagaimana mungkin? Bukankah beliau meninggal dalam kecelakaan kapal tiga bulan lalu?”"Hantu tidak bisa muncul di pagi hari, ‘kan?" Beberapa karyawan yang penakut lari ketika mereka melihat Jeremy.Jeremy memperhatikan reaksi para karyawan tetapi membiasakan dirinya.Dia mengikuti Madeline ke laboratoriumnya dan melihat semua jenis alat dan rempah-rempah tertata rapi. Kemudian, dia mulai mengagumi mereka.Entah mengapa, dia merasa seperti pernah ke sini sebelumnya.Madeline mengenakan jas putih dan masker sebelum mencampur wewangian.Namun, dia tak bisa menyelesaikan ini hanya dalam beberapa jam. Di tengah proses, Madeline mendengar Jeremy menerima telepon. Kedengarannya seperti dari Lana. Nada suara Jeremy begitu lembut. Sebelum ini, Jeremy hanya