Jeremy hendak mengerahkan lebih banyak lagi kekuatan, tetapi setelah mendengar komentar Madeline, cengkeramannya mengendur.Dia menatap sepasang mata mendung Madeline, dan dia akhirnya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Saat itu juga, air mata Madeline jatuh di punggung telapak tangannya. Suhu air mata itu merembes melalui kulitnya, mengalir sampai ke lubuk hatinya. Sensasi hangat membuatnya tersentak dan kembali ke dunia nyata."Berhenti memperlakukan aku sebagai suamimu yang sudah mati," kata Jeremy dingin sambil melepaskan cengkeramannya."Uhuk uhuk." Madeline tersedak dan terengah-engah setelah dia dibebaskan.Cengkeraman Jeremy di lehernya sebelumnya memang menyakitkan, tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan kekecewaan yang dia rasakan saat menatap dua bola mata dingin dan tak berperasaan pria itu.Terlepas dari apa yang dia alami, Madeline tetap tidak takut. “Orang yang paling kau sayangi saat ini adalah Lana, ‘kan? Jika sesuatu terjadi pada anakku, aku akan memastikan pere
Dia meraih dagu Madeline dan mencium wanita itu tanpa memberinya kesempatan untuk melawan. Dengan tangan kanannya, dia dengan kasar merobek pakaian Madeline sebelum menggigit bahunya, meninggalkan deretan bekas gigi."Aargh." Madeline mengernyit kesakitan.Jeremy berhenti dan menatap tatapan tajam Madeline."Inikah kelemahan yang kau maksud?" Ada nada sarkasme dalam suaranya. “Eveline, aku bukan suamimu, jadi aku tidak akan menurutimu dan juga tidak punya waktu untuk membujukmu dengan sabar. Akan lebih baik jika kau mendengarkan aku. Jika tidak, kau akan menjadi orang yang paling menderita.”Jeremy meninggalkan pernyataan mengancam sebelum melepaskan diri darinya.Setelah Madeline mendengar pintu ditutup, dia ingat kalau Lana dan Jeremy mungkin pernah tidur bersama di ranjang ini sebelumnya. Langsung saja, dia merasa jijik dan melompat dari tempat tidur.Dia ingin pergi tapi tak bisa membuka pintu.Apakah Jeremy menguncinya untuk menyiksanya secara perlahan?Namun, dia tadi mendapat in
Jeremy berdiri di belakangnya sambil memegang tangannya di tempatnya, berhasil memerangkapnya.Madeline sejenak agak tercengang. Ketika dia kembali ke akal sehatnya untuk melawan, dia menemukan bahwa pria itu membatasi gerakannya.Dia tak bisa menang melawan kekuatan pria itu.Dia tak mengerti perilaku Jeremy. Bukankah pria itu bersama Lana?Kenapa pria itu masih melakukan semua ini padanya?Jika Lana juga orang di balik perilaku aneh Jeremy, maka semuanya akan masuk akal.Namun, ketika Madeline memikirkan hal ini, dia merasa lebih jijik lagi.Dia menggigit bibir Jeremy, membuat pria itu lebih agresif. Tiba-tiba, Jeremy mengangkatnya dan melemparkannya ke tempat tidur.“Jangan coba-coba kabur. Sebelum kau melakukan apa yang aku ingin kau lakukan, kau hanya bisa tinggal di sini. Kau dengar aku?”Madeline mengepalkan tinjuannya, dan pada akhirnya, dia hanya bisa melepaskan kepalan tangannya tanpa pilihan. “Aku harus menelepon. Aku ingin tahu bagaimana keadaan anakku.”"Aku bisa memberimu
Jeremy memang tidak percaya Madeline sekarang. Karena itu, dia pergi ke Whitman Corporation bersama wanita itu untuk mengawasinya.Para karyawan di perusahaan itu terkejut ketika mereka melihat Jeremy."B―bukankah itu Mr. Whitman?""Bagaimana mungkin? Bukankah beliau meninggal dalam kecelakaan kapal tiga bulan lalu?”"Hantu tidak bisa muncul di pagi hari, ‘kan?" Beberapa karyawan yang penakut lari ketika mereka melihat Jeremy.Jeremy memperhatikan reaksi para karyawan tetapi membiasakan dirinya.Dia mengikuti Madeline ke laboratoriumnya dan melihat semua jenis alat dan rempah-rempah tertata rapi. Kemudian, dia mulai mengagumi mereka.Entah mengapa, dia merasa seperti pernah ke sini sebelumnya.Madeline mengenakan jas putih dan masker sebelum mencampur wewangian.Namun, dia tak bisa menyelesaikan ini hanya dalam beberapa jam. Di tengah proses, Madeline mendengar Jeremy menerima telepon. Kedengarannya seperti dari Lana. Nada suara Jeremy begitu lembut. Sebelum ini, Jeremy hanya
Jeremy mencium rambutnya seakan-akan serakah ingin memilikinya. Kemudian, pria itu tiba-tiba mendorongnya dengan dingin. “Lanjutkan pekerjaanmu.”Sikap kontradiktif ini tampak aneh bagi Madeline.Kemudian, Jeremy berjalan ke satu sisi untuk merokok. Merek rokok yang dihisapnya sama dengan yang dihisap Lana.Madeline tahu dia bohong kalau dia bilang dia tidak keberatan dengan ini, tetapi dia tahu Jeremy tidak akan mendengarkan apa pun yang dia katakan sekarang.Paket aromaterapi sudah selesai, tapi masih perlu didiamkan semalaman.Melihat reaksi Jeremy, sepertinya pria itu masih ingin membawanya kembali ke tempatnya bersama Lana. Dia menolak. “Putraku baru berusia satu bulan dan membutuhkan ASI-ku untuk tumbuh dengan sehat. Aku harus ke rumah sakit sekarang!"Dia berjalan ke lift dengan sikap tegas. Ketika dia melihat Jeremy mengikutinya, dia ingin masuk ke lift lain tetapi pria itu menariknya kembali.Dia melawan tetapi gagal ketika Jeremy menekannya dengan kuat ke dinding lift.
Kopi tidak jadi menumpahi Madeline, tapi sebaliknya, baju Jeremy yang jadi korbannya.Naomi menatap pria yang tiba-tiba muncul itu dengan kaget. “Kau … Hans? Kenapa kau di sini?"Jeremy menatap Naomi dengan dingin. "Apa aku perlu lapor kepadamu setiap kali aku bersama seseorang?"“…” Naomi tidak teryakinkan, jadi dia mulai mengincar Madeline. “Eveline, sekarang setelah suami mu meninggal, kau mulai merayu Rye karena kau tidak tahan kesepian, ya? Aku tidak akan memaafkanmu dengan mudah atas apa yang terjadi saat itu. Tunggu saja!”Naomi menunjuk Madeline dan pergi setelah berteriak padanya."Berhenti!" Madeline memanggil Naomi dengan tegas.Naomi menghentikan langkahnya dan melihat Madeline berjalan ke arahnya.“Naomi, tahukah kau bahwa kau akan menghadapi tuntutan hukum jika aku memutuskan untuk menuntutmu karena mencoba menyakitiku? Siapa yang memberimu keberanian untuk memberitahuku kalau kau tidak akan memaafkanku? Apakah itu Lana?”“…” Naomi tak menyangka Madeline begitu tangguh. M
Jeremy tanpa sadar mengucapkan satu kata itu.Dia merasa ada sesuatu yang menarik-narik hati sanubarinya, membuatnya bergidik.Linnie.Mengapa dia begitu saja mengatakan 'Linnie' dengan lantang?Madeline bangun setelah bayinya tertidur. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seseorang berdiri di pintu.Dia berjalan dengan rasa ingin tahu dan melihat Jeremy.Madeline menutup pintu dengan waspada. “Jangan dekati anakku.” Ada sedikit penghinaan di kedua matanya. “Aku akan memberimu paket aromaterapinya besok. Aku harus bersama anakku hari ini.”Madeline mengira Jeremy akan menolak permintaannya, tetapi yang membuatnya terkejut, pria itu setuju.Setelah beberapa saat, Eloise dan Sean tiba. Ketika mereka mengetahui tentang kondisi Jeremy, mereka juga merasa cemas.“Aku ingin tahu kapan kondisi Jeremy akan membaik? Aku khawatir karena dia masih bersama si perempuan Lana itu,” kata Eloise khawatir dengan suara lirih, “Ayahmu menghubungi temannya di Negara F dan mendapatkan beberapa info
Pria ini benar-benar tidak punya hati.Dia melepaskan pria itu, dan ada kebingungan di kedua matanya."Kalau kau bukan Jeremy, kenapa kau menciumku?"“Aku melakukannya karena aku ingin saja. Tidak ada alasan untuk itu." Jawaban Jeremy sederhana dan lugas.Madeline tersenyum. “Jadi begini juga caramu mencium Lana? Apa kau memeluk perempuan itu sampai tertidur setiap malam selama tiga bulan terakhir ini?”Sambil menatap mata Madeline, Jeremy tiba-tiba melihat gambaran yang Madeline sebutkan di dua bola matanya yang indah.Dia melihat dirinya memeluk seorang wanita saat mereka tidur lelap di tengah malam.Dia tidak mempunyai ketenangan dan kedamaian seperti itu untuk waktu yang sangat lama.Namun, dia sangat yakin dirinya tak punya ingatan soal memeluk Lana sampai tertidur.Madeline mendorong pria itu menjauh dengan putus asa setelah melihatnya diam saja.Dia masih mempunyai gambaran Jeremy mempertaruhkan nyawanya untuknya. Namun, pria itu tidak lagi memiliki bukti keberadaannya di dalam