Sepasang mata Jeremy menggelap ketika dia mendengar apa yang dikatakan Madeline.Namun, matanya kembali menjadi dingin. "Aku tahu kau hanya mengatakan ini untuk melindungi anak Felipe, tapi Eveline, kau harus menggugurkan anak itu."“Jeremy! Jika kau berani memaksaku melakukan aborsi ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu selama hidupku!” Madeline memelototi pria itu tanpa ekspresi, dan pada saat ini, dia emosional. "Jika kau berani menyakiti anak dalam perutku, maka kau harus membunuhku terlebih dahulu."Madeline berjalan melewati Jeremy dengan tangan gemetar.Jika tadi dia tidak bertanya, anaknya pasti sudah tiada.Dia merasakan hawa dingin ketika memikirkan hal itu.Namun, sebelum dia bisa pergi jauh, Jeremy menghentikannya."Lepaskan!" Dia meronta."Kau tidak boleh memiliki anak ini," kata Jeremy menekankan. Tiba-tiba, dia meraih pinggang Madeline dan menggendong wanita itu ke ruang operasi.Hati Madeline karam. "Jeremy, turunkan aku! Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti anak ku!
“Dengarkan aku, Eveline.”"Keluar!" Suara Madeline bergetar dan tangannya juga gemetaran. “Aku tidak ingin melihatmu. Pergi kau! Pulang sana ke Glendale. Jangan biarkan aku melihatmu di sini!"Dia melotot sambil menendang Jeremy keluar. Air mata mengalir dari kedua matanya dengan tak terkendali.Dia tak ingin berpikir bahwa Jeremy akan bertindak sejauh membunuh anak mereka.Ini bahkan lebih buruk daripada rasa sakit yang pria itu berikan padanya dulu.Jeremy tak ingin terus mengganggu Madeline ketika dia melihat wanita itu dalam keadaan hancur. “Kau harus tenang. Aku akan menunggu di luar.”Jeremy berjalan keluar dan menutup pintu di belakangnya.Dia menatap Madeline melalui jendela kecil sebelum duduk di salah satu sofa di luar.Dia tahu Madeline telah salah paham padanya.Namun, itu sudah dia duga.Saat itu hampir sore, dan Jeremy akan membeli makan siang untuk Madeline, jadi dia pergi sebentar. Sebelum pergi, dia meminta perawat untuk mengawasi Madeline.Perawat setuju tanpa ragu-ra
Felipe terkejut. Dia menatap orang yang tampak putus asa dan pucat di depannya, bertanya, "Apa Jeremy melepaskanmu?"Madeline mengangguk dengan wajah tanpa ekspresi. “Ya. Dia bahkan berjanji untuk tidak mengekspos mu, tapi sebagai syaratnya, kau harus membiarkan dia pulang ke Glendale.”Felipe mendengarkan kata-kata Madeline, lalu bertanya dengan senyum lembut, "Eveline, itu syarat mu atau syarat Jeremy?"“Tak peduli syarat siapa. Kau tak bisa terus menyuruh orang untuk memburu Jeremy lagi.” Madeline berkata tegas, dan ada sedikit dominasi di kedua mata merahnya. "Jika kau menyuruh seseorang untuk memburu Jeremy lagi, maka jangan berharap anak di perutku ini datang ke dunia dengan selamat."Setelah Madeline mengatakan itu, senyum Felipe menghilang.Ketika mengatakan itu, Madeline merasa seolah-olah seribu pisau mengiris-iris hatinya.Beberapa jam yang lalu, dia dipaksa untuk melakukan aborsi.Anak itu telah tiada.Namun, dia tidak akan membiarkan Felipe mengetahui hal ini.Tentu saja,
“Kau mau aku percaya padamu dan setiap kata yang kau katakan, tapi apa kau lupa, Eveline? Kaulah yang memberitahuku kalau anak di perutmu itu anak Felipe!”“…”Madeline terdiam, tapi kemudian, dia mendengar Jeremy berkata, "Anak itu seharusnya tidak hidup di perutmu."Plaak!Madeline sekali lagi menampar Jeremy.Dua pengawal berjalan melewati mereka sambil merokok. Ketika mereka mendengar suara itu, mereka berjalan ke ruang bawah tanah dengan waspada."Ada suara-suara yang datang dari bawah sini."“Masak sih?”"Aku akan pergi memeriksanya.""Aku ikut."Kedua pengawal itu berjalan ke pintu ruang bawah tanah. Setelah mereka membuka pintu, mereka menyalakan saklar di sebelah mereka.Namun, tidak ada apa-apa di ruangan itu. Tikus pun tidak ada, apalagi manusia.“Aku sudah bilang padamu kalau kau salah dengar. Cepat habiskan rokokmu agar kita bisa kembali. Kita akan habis jika Mr. Whitman pulang dan melihat kita bermalas-malasan.”Kedua pengawal itu mengobrol sebentar sebelum mematikan lamp
Madeline memalingkan wajahnya dan memperlihatkan profil sampingnya yang dingin pada Jeremy.“Felipe akan segera kembali. Kalau kau tidak pergi sekarang, maka kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk pergi.” Madeline mengingatkan Jeremy dengan dingin.“Apa kau mengkhawatirkan aku? Mantan istriku mengkhawatirkan aku?” Suara Jeremy bercampur dengan sedikit tawa. Namun, juga meluap dengan kesinisan.Jari-jari hangatnya mencubit dagu Madeline, memaksa wanita itu menghadapnya.Dia merasakan sakit di hatinya saat dia melihat kedua mata Madeline yang merah dan berlinang air mata.“Eveline, apa di hatimu aku benar-benar seorang laki-laki berdarah dingin dan tak punya hati? Kau memintaku untuk mempercayaimu, tapi pernahkah kau percaya padaku?”Setelah Jeremy mengatakan itu, Madeline merasa hatinya bergetar.Pada saat ini, mereka mendengar suara mobil dari lantai bawah. Felipe pulang.Jeremy berjalan ke jendela dan melihat. Namun, dia sama sekali tidak panik. “Aku tidak akan pergi ke ma
Kemudian, Madeline mulai melepas pakaiannya di depan Jeremy. Setelah itu, dia mengenakan jubah mandi dan berpura-pura baru saja selesai mandi.Jeremy memeluk Madeline ketika dia melihat wanita itu mematikan pancuran dan hendak keluar. Suaranya yang dalam dipenuhi dengan peringatan. “Jangan biarkan dia menyentuhmu. Kalau tidak, kau tidak akan mendapatkan kedamaian malam ini.”Madeline tidak menjawab Jeremy. Setelah pria itu melepaskannya, dia berjalan keluar dan menutup pintu di belakangnya.Felipe mendengar Madeline berjalan keluar dan mematikan ponselnya. Kemudian, dia menatap Madeline. “Sepertinya suasana hatimu sedang buruk. Apa yang terjadi?"Nada suara Felipe dipenuhi kekhawatiran sementara kedua mata pria itu terlihat tulus.Madeline menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja."Felipe mengulurkan tangannya dan menempelkannya di perut Madeline. “Apakah anak ini memberimu kesulitan? Bayi kita sangat nakal.”Gerakan Felipe terlalu mendadak dan Madeline langsung menjauh dari pria i
Madeline meneriakkan nama Jeremy dalam kengerian.Saat dia melihat darah yang berceceran, dia merasa seolah-olah darah di tubuhnya membeku.Dia buru-buru menekan luka tembak Jeremy dengan kedua tangannya, tapi sepertinya tidak berhasil. Tangan halusnya segera saja berwarna merah dan warna mencolok itu menyakiti kedua matanya.“Jeremy, Jeremy.” Jantung Madeline berpacu tak terkendali. Tangannya yang berwarna merah menangkup wajah tampan Jeremy dan air mata menggenang di kedua matanya.Jeremy mengerutkan kening dan menahan rasa sakit yang membakar dari luka tembak itu. Kemudian, dia perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Madeline yang basah oleh air mata. “Eveline, jangan menangis. Jangan menangis untuk sampah seperti aku.”Hatinya hancur saat dia menyipitkan kedua matanya. Kedua mata itu dipenuhi dengan hasrat mendalam yang sama yang dia miliki untuk wanita itu."Aku tidak akan mati sebelum kau kembali padaku."Meskipun dia berbicara dengan lemah, itu tidak menghalangi muncul
Pertanyaan Madeline membuat Felipe linglung.Jantungnya mencelos saat dia dengan refleks meraih ikat rambut di pergelangan tangannya.Cathy…Malam bertambah gelap.Madeline telah menunggu selama operasi Jeremy berlangsung.Kegelisahan di hatinya baru terasa sedikit lega ketika dokter memberitahunya kalau Jeremy telah melewati masa kritis.Dia tahu Jeremy tertembak hanya karena pria itu berusaha melindunginya.Pria itu selalu bersikap dingin padanya, tetapi perhatiannya terhadapnya terlihat jelas.Dapat dilihat kalau Jeremy cuma mencari perhatiannya saja ketika pria itu bertunangan dengan Yvette.Tapi, kenapa Yvette memberinya perasaan yang begitu familiar?Madeline terus menunggu di luar ruang operasi. Kemudian, tanpa sepengetahuannya, dia tertidur. Ketika dia bangun, hari sudah berganti. Ada yang menyelimutinya dan dua pengawal berjaga di sebelahnya.Dia langsung bangkit. "Di mana Jeremy?""Mr. Whitman sudah mengurus Jeremy, jadi jangan terlalu khawatir, Madam. Anda bisa pulang ke rum
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka