Madeline bertanya-tanya dalam hati apakah Elizabeth memiliki gangguan identitas disosiatif. Cara gadis itu memperlakukannya sangat tidak konsisten.Tiba-tiba, sesosok figur tinggi dan ramping muncul di pintu.Mata Elizabeth berbinar-binar. “Mr. Whitman, mengapa Anda di sini?”Sikapnya berubah. Sekarang gadis itu luar biasa lembut.Ketika karyawan lain mendengar sapaan Elizabeth, mereka meletakkan tas-tas mereka dan tersenyum sopan kepada Felipe. “Mr. Whitman.”Madeline akhirnya kembali ke alam sadarnya. Namun, semua karyawan sudah selesai menyapa Felipe. Kalau ia menyapa pria itu sekarang, ia akan terlihat berusaha menonjolkan diri. Jadi, ia hanya mengangguk ke arah Felipe.Felipe tersenyum ke arah Madeline sebelum akhirnya memasuki ruangan. Sikapnya sangat mengesankan. Dia juga sangat tampan dan elegan.“Semuanya, terimakasih atas kerja keras kalian. Semoga sukses untuk proyek barunya,” dia berkata dengan nada bicara lembut.Elizabeth seketika memberi kode lewat mata ke rekan-rekan ke
Saat dia melihat Felipe berdiri dengan Madeline, tatapan dingin seketika muncul di mata Jeremy.Pria itu mengangkat kepalanya untuk melihat sekilas dan Madeline bisa merasakan jantungnya melewatkan satu detakan.Meskipun Jeremy bukan lagi pria yang ia pedulikan, tubuhnya masih mengirim sinyal kepadanya kalau ia masih tetap tidak bisa melarikan diri dari bayangan Jeremy.“Jeremy?” Felipe keluar dari lift dengan terkejut. “Apa kau di sini untuk menjemput Maddie?”“Bukan urusanmu.” Nada bicara Jeremy dingin. Tatapan matanya mendarat di wajah Madeline. “Kenapa kau tidak mengangkat panggilan teleponku?”“Oh, jadi kau yang baru saja menelpon Maddie?” Felipe berkata diikuti sebuah tawa. “Maddie bercanda kalau tadi itu adalah panggilan telepon dari penipu dan langsung menutupnya. Kalian berdua bertengkar?”Setelah Felipe berkata seperti itu, Madeline melihat wajah Jeremy menggelap.Pria itu menatapnya. “Apa lagi yang kau tunggu? Ayo pergi.”Jeremy memberi perintah dan mencengkeram tangan Madel
Ketika Meredith melihat Jeremy dan Madeline berjalan berdua, dia sangat marah dan tangannya sudah terkepal. Ada sesuatu yang mengerikan di kedua matanya namun dia tak bisa berbuat apa pun.Akan tetapi, saat dia melihat Felipe, dia benar-benar terkejut!Pria ini ternyata adalah paman Jeremy!Meredith merasa sangat tidak tenang. Dia sama sekali tidak menyangka kalau paman Jeremy adalah orang yang membela Madeline hari itu.Ditambah lagi, pria ini bahkan memberinya surat tuntutan dari pengacaranya!Dia menatap Felipe dengan gelisah. Dia berdiri di satu sisi ruangan dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.Felipe juga melihat Meredith. Pria itu memalingkan pandangannya dengan tenang.Madeline diseret Jeremy untuk duduk di sebelahnya. Sebaliknya, Meredith duduk di sisi Jeremy yang satunya. Segera setelah dia duduk, Meredith menuangkan anggur dan mengambilkan Jeremy makanan seolah-olah seperti istri yang sempurna.Madeline merasa kalau ia menjadi perusak pemandangan. Ada banyak jenis makanan
Madeline benar-benar tidak siap. Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil beberapa tisu untuk meresap darah itu. Ia panik. Ia tidak tahu kenapa ia bisa muntah darah, namun, ia tidak mau Jeremy melihat ini.“Madeline! Aku tidak peduli kalau kau tidak mau makan, tapi kenapa kau menodai masakanku?”Mrs. Whitman tidak menyadari kalau ada darah dalam kari yang Madeline muntahkan. Wanita itu menunjuk-nunjuk Madeline dan berteriak dengan marah.“Lain kali bilang padaku sebelum kau datang ke sini jadi aku bisa menghindarimu! Aku tidak ingin lagi melihatmu selamanya!”“Jangan marah, Mrs. Whitman.” Meredith dengan cepat berlari ke samping wanita itu untuk menenangkannya. Namun, dia tidak lupa untuk menoleh ke Madeline dan memamerkan seringainya.Dia jelas-jelas melihat kalau Madeline muntah darah.Dia tahu pasti kalau Madeline sudah tidak bisa lagi mengatasi tumornya. Jangka waktu hidupnya akan semakin pendek kalau makan masakan yang bisa memicu tumornya sekarang.Kalau Madeline mati, maka kesem
Dingin sekali.Dingin sekali hingga jantung Madeline seketika membeku.Namun, ia berharap kalau bisa lebih dingin lagi. Akan bagus sekali kalau bisa sangat dingin sehingga akan membuat sekujur tubuhnya mati rasa.Jadi ia tidak harus merasa kesakitan lagi, baik itu tubuhnya, maupun hatinya.Jeremy melihat Madeline sama sekali tidak memberontak. Akhirnya, dia menghentikan apa yang sedang dia lakukan dan menarik Madeline yang gemetaran ke atas.Dia melihat wajah Madeline sudah seputih salju dan tidak ada sama sekali warna apa pun di sana. Gadis itu terlihat seperti boneka yang semua darahnya sudah disedot keluar dari tubuhnya. Yang tersisa hanyalah cangkang kosong.Jeremy tiba-tiba takut. “Madeline, Madeline…”Dia memanggil-manggil nama Madeline namun gadis itu tidak menjawab.“Madeline, jangan pura-pura mati. Aku menyuruhmu bicara!” jantung Jeremy berdegup sangat kencang seakan-akan benda itu sudah kelebihan beban. Sebuah ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya mulai merasukin
Setelah Madeline mengatakan itu, seakan-akan udara di sekeliling mereka membeku.Jeremy menjauhkan wajahnya dari wanita yang berada di bawahnya “Apa kau bilang? Coba bilang lagi.”“Kita. Cerai.” Madeline mengulangi tanpa ragu-ragu. Dua kata itu tegas dan jelas.Ruangan kembali menjadi sunyi. Setelah beberapa detik, Madeline mendengar Jeremy mendengus. Kedua mata pria itu seolah-olah mata kepunyaan setan. Keduanya gelap dan terlihat seolah-olah akan menelannya bulat-bulat.“Cerai? Jangan pernah berpikir tentang itu!”Kata-kata dingin dan menusuk tulang itu keluar dari bibir menggairahkan pria itu.“Bukankah kau sangat putus asa ingin menjadi wanitaku? Aku akan memenuhi harapanmu.”Madeline bisa merasakan dirinya patah saat menatap senyum keji Jeremy.“Aku tidak ingin kau memenuhi harapanku! Jeremy Whitman, aku ingin menceraikanmu!”“Dalam mimpimu.” Jeremy menolak tanpa ampun. Kemudian dia mencubit dagu Madeline. “Kau ingin menceraikanku hanya karena sudah punya laki-laki lain? Madeline
“Kau terlihat tidak sehat.”Saat mendengar Felipe berkata seperti itu, dengan canggung Madeline menyentuh wajahnya.Ia tidak enak badan. Tubuhnya semakin melemah, dan melemah, jadi tentu saja, ia tidak terlihat sehat.“Kau tidak apa-apa?” Felipe bertanya dengan penuh perhatian.“Terima kasih atas perhatian Anda, Mr. Whitman. Saya baik-baik saja.”Dengan segera Madeline berterima kasih pada Felipe sebelum akhirnya berdiri.Ia ingat bagaimana ia melibatkan Felipe gara-gara Jeremy dan ia merasa sangat menyesal.“Kau bisa berhenti memanggilku Mr. Whitman saat tidak ada orang.”Madeline ragu-ragu dan kemudian ia berkata, “Aku akan pergi sekarang, Uncle.”“Sebenarnya, aku cuma tiga tahun lebih tua dari Jeremy. Aku tidak suka dipanggil uncle, jadi kau bisa memanggilku dengan namaku saja.”Madeline kaget. Kemudian, ia mengangguk. “Baiklah, saya akan kembali bekerja, Mr. Whitman.”Felipe menatap Madeline dan tersenyum. “Pergilah .”…Madeline memusatkan pikirannya ke pekerjaan. Ia hanya bisa
Jeremy berkata sembari duduk. Meredith pura-pura menarik pria itu.“Jeremy, aku pikir itu bukan ide yang bagus. Maddie terlihat tidak senang.”Madeline ingin sekali melemparkan gelas jusnya ke wajah Meredith. Ia ingin menanyakan padanya, matanya yang sebelah mana yang melihat kalau ia tidak senang dengan hal ini?Di tengah keheningan, Madeline mendengar Jeremy berkata tenang, “Memangnya siapa dia berani menolak kita?”Hehe.Yeah, siapa dia?Dirinya selalu tidak ada artinya di hadapan Jeremy.Ketika Meredith melihat Madeline tidak berani mengatakan apa-apa, dia merasa sangat puas.Gadis itu meletakkan tasnya dan hendak duduk di sebelah Madeline. Namun, dia tidak menyangka Jeremy sudah lebih dulu menduduki kursi incarannya.Meredith kaget, di sisi lain, Madeline juga tidak kalah kaget.Namun, berdasarkan identitas mereka, tidak ada yang salah dengan Jeremy duduk di sebelah Madeline.Meskipun merasa sangat kesal dengan hal ini, Meredith tidak berani membuat keributan. Jadi, dia hanya bisa
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka