Madeline mengambil kartu itu dan melihat ke sekeliling setelah diam-diam membacanya."Ada apa, Linnie?" Jeremy agak bingung saat dia tak mendengar apa pun dari Madeline."Tidak ada apa-apa," jawab Madeline dan membuka pintu sisi penumpang. "Masuk ke mobil."Jeremy dapat merasakan bahwa sesuatu yang aneh telah terjadi tapi tidak bertanya lebih lanjut dan masuk ke mobil dengan patuh.Madeline masuk ke dalam mobil dan melihat sekilas kata-kata yang tercetak di kartu. [Hati-hati kau, Eveline Montgomery.]Itu jelas bukan pengingat yang baik, melainkan peringatan yang arogan.Orang itu memanggilnya Eveline Montgomery. Madeline melirik Jeremy di sebelahnya. Ekspresi tenang pria itu memberinya kedamaian. Selain itu, cara pria itu membela diri di lift barusan menunjukkan bahwa pria itu tidak membiarkan kebutaannya membuatnya semakin lemah. Dia adalah Jeremy, masih Jeremy yang dulu. Madeline tidak terlalu memikirkannya dan menyalakan mobil.…Setelah Jeremy dan Madeline pergi, Felicity jug
"Hmph, kau bahkan tidak mengenali kami, dua bersaudara ini? Kau pasti pernah melihat kami di televisi, bukan? Kami adalah sekelompok bandit, sekelompok pembunuh buronan. Mengerti?"Mendengar komentar tersebut membuat mata Karen terbelalak. Dia sangat takut sampai dia basah kuyup oleh keringat dingin.'Aku tak percaya dua orang bandit ini mendatangiku!'"Kau tak perlu terlalu takut. Untuk saat ini, kami akan membuatmu tetap hidup karena kau masih ada nilainya."Kedua laki-laki itu kemudian menarik Karen dan menyeretnya keluar."Apa yang kalian lakukan?! Lepaskan aku. Tolong! Tolong…" Karen berteriak ketakutan."Lepaskan! Lepaskan dia!" Old Master mendengar keributan itu dan baru saja selesai menelepon Madeline di belakang punggung mereka. Baru setelah itu dia mendorong kursi rodanya keluar ruangan."Selamatkan aku, Dad! Dad!" Pekik Karen.Namun, kedua laki-laki itu tak peduli dengan Old Master. Mereka mengangkat kaki mereka dan menendang kursi rodanya. "Kau mencoba menggali kuburanmu se
Karen memandang wanita yang sedang berjalan ke arahnya. Dia terkejut dan menahan napas."Jadi itu kamu, dasar kau pelacur kecil—"Plaak!Sebelum Karen selesai berbicara, dia menerima sebuah tamparan keras di wajahnya.Dia tercengang dan baru pulih setelah beberapa detik. "Kau … beraninya kau menamparku? Kau—"Plaak!"Argh!"Tamparan lain mendarat di wajahnya. Karen tak bisa mempercayai ini. Dengan gigi terkatup, dia balas menatap wanita itu."Kau sudah gila, Yvonne! Kau menyewa orang untuk menculikku dan bahkan berani menamparku? Aku ini bibi kandungmu!"Yvonne tertawa terbahak-bahak. Ekspresinya menjadi gelap. "Bibi kandung? Yang aku tampar sekarang adalah bibi kandungku!""Kau…"Yvonne mengulurkan tangannya dan mencengkram kerah Karen, memasang ekspresi jahat. "Bibiku sayang, dengar aku baik-baik ya. Aku telah mentolerir mu untuk waktu yang sangat lama!”"Kau mengklaim dirimu sebagai bibi kandungku, tapi apa kau pernah memperlakukan aku sebagai keponakan kandungmu? Setiap kali kau di
Di Whitman Manor.Akhirnya, Jeremy membuat laporan polisi dan polisi segera muncul untuk memulai penyelidikan. Ditambah dengan pengakuan yang diberikan oleh Old Master setelah beliau sadar, polisi yakin bahwa kedua perampok itu sudah merencanakan ini sejak lama.Polisi bicara dengan Madeline untuk memastikan kembali rencana yang akan dilaksanakan malam ini dan Madeline mengangguk setuju.Jeremy mendengar jawaban Madeline dari belakang dan bergegas menghadap wanita itu. "Jangan pergi, Linnie."Meskipun dia tidak yakin siapa orang yang menculik Karen, dia tetap merasa aneh bahwa para penculik menuntut hanya Madeline yang datang untuk menyerahkan uang tebusan.Madeline menurunkan pandangannya dan menatap Jeremy, berkata, "Tidakkah menurutmu orang-orang yang menculik ibumu juga menyimpan dendam kepadaku?""Itu hanya satu kemungkinan, jadi aku tak bisa membuatmu mempertaruhkan nyawamu," kata Jeremy, penuh tekad.Mengikuti indranya, dia mengulurkan tangannya ke tangan Madeline. "Aku tak bisa
Yvonne juga berbalik untuk melihat. Dia terkejut melihat kaki tangannya mendorong Madeline ke dalam ruangan."Madeline?" Karen mengira dia sedang melihat sebuah ilusi, tapi wanita di hadapannya benar-benar adalah Madeline yang sebenarnya."Jadi itu kamu.” Madeline tampaknya tidak terlalu terkejut melihat bahwa itu adalah Yvonne. "Sebelumnya, kau juga yang mengirim laki-laki bernama Tanner Long untuk menculikku, ‘kan?"Yvonne terkejut karena dia tidak menyangka Madeline tahu fakta di balik kejadian itu. Kemudian, dia menekuk bibirnya dan terkikik. "Ya, ini aku. Terus kenapa? Kau masih gagal menangkapku."Dia berjalan ke depan Madeline. "Tapi aku tak pernah mengira kau akan mempertaruhkan nyawamu untuk perempuan itu."Madeline menatap Karen yang berada di pojok dengan tangan terikat secara memalukan.Sepasang mata indah Madeline menatap Karen dengan tatapan mencemooh. Dia menyeringai dan berkata, "Untuk dia? Kau pikir dia layak untuk membuatku mempertaruhkan nyawaku?""Layak? Apa maksudm
Di depan mereka adalah bangunan-bangunan usang yang akan segera dibongkar. 'Memang tempat yang sempurna untuk menyembunyikan seseorang.'Winston mengamati sekelilingnya dengan tatapan cemas. "Jeremy, apa menurutmu ibumu dan Madeline dikurung di suatu tempat di sini? Sepertinya tidak ada orang yang tinggal di sini. Bahkan lampu jalan pun tidak berfungsi."Jeremy berdiri diam untuk sejenak, lalu berjalan dua langkah ke depan dan berkata, "Linnie pasti ada di dekat sini.""Tapi area ini sangat besar." Winston melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan."Lihatlah ke sekeliling dan periksa apakah ada rumah dengan lampu menyala. Kemudian, amati kondisi balkon rumah tersebut yang lampunya menyala. Itu seharusnya cukup untuk menemukan Linnie dan yang lainnya."Winston paham setelah mendengarkan instruksi Jeremy.Rumah-rumah tua itu tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, tidak sulit untuk mengamati seluruh area.Sesaat kemudian, Winston melihat ada dua rumah yang mencu
"Apa kau punya bayangan apa yang akan kulakukan sekarang?" Madeline menyeringai."Kau ... coba saja kalau berani!" Karen berusaha keras untuk menekan kecemasan yang merasukinya. Dia menunjuk ke Madeline dan menggonggong. "Apa kau tidak akan mempertimbangkan statusmu dulu? Kau adalah seorang gadis kecil yang malang, dan kau sangat diberkati karena Jeremy bersedia menikahimu! Jika bukan karena kesalahan Meredith memasuki kamar yang salah, kau bahkan tidak akan punya kesempatan untuk menikah dengan Keluarga Whitman!”"Pelacur kau! Bertingkah lugu dan lemah. Faktanya, kau sama kejam dan liciknya dengan Meredith!”"Aku seharusnya mematikanmu kalau aku tahu kau akan berubah menjadi begini kejam!"Plaak!Melanjutkan kutukan Karen, Madeline mengangkat tangannya dan menampar wajah Karen dengan keras."Apa kau sudah selesai memarahi aku?"Yvonne sangat senang melihat pemandangan itu.Karen syok setelah menerima tamparan berat di wajahnyaDia menatap Madeline dengan tatapan kosong. Ketakutan mera
Sekeras apapun Madeline berjuang, dia tak bisa menang melawan dua lelaki berotot. Tangannya terkunci, membuatnya sulit untuk bergerak."Kamu benar-benar membuatku gila, Madeline! Kau selalu terlihat seolah-olah kau sudah tahu semuanya lebih dulu. Lalu, apa kau tahu apa yang akan aku lakukan padamu?"Yvonne menggertakkan gigi-giginya kuat-kuat, memasang tampang galak."Kalian berdua, sobek-sobek pakaiannya. Aku mau mengunggah foto-foto mengerikan pelacur ini ke internet dan membiarkan semua orang menyaksikan nona muda Montgomery yang bergengsi diperkosa preman jalanan!"Kedua laki-laki itu memasang tampang jahat setelah mendengar perintah Yvonne.Mereka mencengkram Madeline, dan pada detik-detik terakhir ketika mereka mengulurkan tangan mereka ke tubuh Madeline, pintu ditendang hingga terbuka.Madeline mendongak dan melihat sosok Jeremy muncul di hadapannya.Meskipun pria itu telah kehilangan penglihatannya, sorot matanya masih menyilaukan.Saat itulah, sebentuk rasa aman tertanam dalam
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka