“Ada apa? Kenapa kau begitu gugup?" Suara rendah dan dalam pria itu meluncur ke telinganya seperti anggur merah yang kental.Madeline tiba-tiba menarik kembali pikirannya. Dalam gelap, sebuah seringai muncul di kedua sudut bibirnya.“Tidak ada apa-apa. Aku tiba-tiba teringat sebuah lelucon yang lucu,” jawabnya acuh tak acuh, namun sepasang matanya menyala-nyala.‘Benar, sebuah lelucon. Sebuah lelucon akbar.’‘Dia mungkin mencintai wanita manapun di dunia ini, tapi dia tak akan pernah mencintaiku.’Keesokan harinya setelah Madeline bangun pagi untuk menyiapkan sarapan yang lezat buat Jackson, dia kemudian mengantar anak itu ke taman kanak-kanak bersama Jeremy.Jelas bahwa kondisi Jackson saat ini jauh lebih baik dari sebelumnya.Madeline belum pernah melihat seorang anak yang menjadi lebih bahagia dan lebih nyaman setelah tidak bersama ibu kandung mereka.Iblis macam apa Meredith itu hingga sanggup menghancurkan darah dagingnya sendiri sampai ke titik depresi dan kerusakan mental?Whitm
Yvonne bergegas menoleh ketika mendengar kata-kata Madeline, hanya untuk menemukan sebuah kamera pengintai.Kepercayaan diri Yvonne seketika mengempis. Dia tampak sangat malu.Mata sedingin es Jeremy menyapu wajah Yvonne. “Jangan sampai aku melihatmu dekat-dekat dengan Vera.”Yvonne gemetar ketakutan. “Jez, aku…”“Enyah.”“…”Yvonne tidak senang dengan hal ini, tapi dia melihat para karyawan di sekitar mereka saling berbisik sambil menatapnya. Dia tiba-tiba merasakan pipinya sangat panas. Dia memelototi Madeline dengan marah sebelum akhirnya kabur.Jeremy berjalan menuju Madeline, hawa dingin di kedua matanya langsung menghilang. “Apa dia melukaimu?”Madeline menggelengkan kepalanya dan tersenyum tenang. “Aku tidak apa-apa.”Jeremy tampak lebih lega setelah mendengar itu. Dia menggandeng tangannya dengan lembut dan berjalan ke lift. “Apa kau capek setelah bekerja sepanjang pagi ini?”“Semua kelelahanku hilang saat melihatmu." Madeline tersenyum dengan mata menyipit.Jeremy menatap waja
Madeline menghapus semua jejaknya, lalu meletakkan laptop itu ke tempatnya semula.Dia memegang USB flash drive yang ringan itu di tangannya, tapi entah mengapa terasa berat.Meskipun sejak kecil dia tidak dididik oleh orangtuanya, kakeknya selalu mengajarinya untuk menjadi orang yang baik hati dan jujur.Hati nuraninya selalu jernih dan tidak pernah melakukan apa pun yang membahayakan orang lain.Namun, saat ini, dia sebenarnya merasa ragu-ragu.‘Apakah ini termasuk tidak jujur?’‘Tidak, ini tidak termasuk.’‘Jeremy Whitman, dulu, kau bekerja sama dengan Meredith untuk menghancurkanku sepenuhnya. Bahkan di hari 'kematian' ku, aku masih harus menanggung semua serangan kejam dan kritis dari kalian berdua.’‘Dosa-dosa yang tidak pernah ada itu, kerusakan dari metode tirani mu, rasa sakit dari tiga tahun hukuman yang tidak adil, dan pemisahan darah dagingku, semuanya tampak jelas bagiku.’‘Kau telah memberiku kemalangan seperti itu, jadi jangan salahkan aku karena membalas sekarang.’‘Jer
Tangan Madeline yang terulur tiba-tiba dipegang dan Felipe langsung diinterupsi tepat di saat tangannya menyentuh sudut USB flash drive itu.Dengan sepasang mata dinginnya dia mendongak dengan tidak senang dan melihat seraut wajah marah."Vera Quinn, bagaimana bisa kau begitu tidak tahu malu?!"Yvonne berteriak, "Begitu Jeremy pergi, kau langsung pergi makan siang dengan pria lain. Kalian berdua bahkan berpegangan tangan di depan umum. Kau benar-benar murahan, kau tidak pantas menjadi sepupu iparku! Aku akan segera memberi tahu Jeremy tentang hal ini!"Madeline benar-benar tidak menyangka Yvonne telah membuntutinya. Saat dia mendengarkan kata-kata fitnah Yvonne, dia menarik kembali tangannya dengan tidak senang dan berkata, "Bicaralah dengan hormat. 'Pria lain' yang kau bicarakan ini adalah paman Jeremy.""Apa?” Terkejut, Yvonne menatap Felipe yang memasang ekspresi dingin di wajahnya. Baru kemudian dia menyadari bahwa pria ini tidak hanya terlihat tampan dan luar biasa, namun fitur-fi
Dia memberi jeda selama beberapa detik sebelum mengangkatnya.Suara seorang pria yang dalam dan serak terdengar lirih, "Kau sudah kembali ke kantor?""Belum, aku balik ke tokoku," jawab Madeline dengan tenang, "Kau tidak sibuk? Kok punya waktu untuk meneleponku?"“Aku tiba-tiba kangen kamu,” ucap Jeremy lirih. Setelah mengatakan itu, pria itu menambahkan, "Sungguh."Satu kata itu membuat detak jantung Madeline tiba-tiba berdebar kencang. Tatapannya beralih ke layar komputer, hatinya merasa terusik."Vera, aku mungkin tak bisa pulang malam ini. Akankah kau merindukanku sebesar aku merindukanmu?"Madeline terdiam beberapa saat mendengarkan kata-kata Jeremy.Tak tahu berapa lama waktu telah berlalu, dia kemudian menjawab dengan lembut, "Tentu, tentu saja aku akan merindukanmu."Setelah mendapat jawaban Madeline, Jeremy terkekeh pelan dan berkata dengan nada mesra, "Jangan khawatir, semuanya akan segera beres. Kita tak akan pernah berpisah lagi setelah ini."Madeline mendengarkan kata-kata
Madeline tak menyangka Jeremy akan muncul dengan begitu tiba-tiba saat ini. Tidak hanya dia menghentikannya, tapi pria itu bahkan mengatakan sesuatu seperti itu.Tatapan Felipe menjadi dingin. "Jeremy, bukannya kamu sedang dalam perjalanan bisnis?""Apa aku tidak boleh pulang setelah perjalanan bisnisku selesai? Bagaimana aku bisa melihatmu mengganggu istriku kalau aku tidak pulang tepat waktu?" Jeremy berkata dengan nada dingin, lalu dia meletakkan tangan Madeline ke telapak tangannya. "Ayo masuk."Dia mengabaikan Felipe dan berbalik sambil membawa Madeline ke pintu.Madeline menoleh untuk menatap Felipe, lalu mengikuti Jeremy ke dalam kantor tanpa bersuara.Sesampainya di dalam ruangan kantor, Madeline mengira Jeremy akan menanyainya, tapi pria itu tidak menanyakan apa pun."Apa kau tidak punya pertanyaan untuk ditanyakan padaku?” Dengan penuh rasa ingin tahu Madeline menatap pria dengan ekspresi tenang itu.Jeremy melepas mantelnya dan menjawab dengan nada lembut, "Apa ada yang haru
Saudara perempuan Diana terlihat seperti orang jujur. Namun, nadanya sangat menghina ketika dia berbicara, “Sekitar 28 tahun yang lalu, saudara perempuan saya, Diana, memberi saya seorang bayi. Dia mengatakan kalau bayi itu telah ditelantarkan oleh seseorang. Karena mengasihani bayi itu, dia meminta saya untuk mengadopsinya.“Saat itu, Diana memberi saya sejumlah besar uang untuk menjaga bayi itu, jadi saya merawat bayi itu selama beberapa hari karena saya membutuhkan uang tunai. Akan tetapi, bayi itu menangis tanpa henti setiap malam. Saya pikir bayi itu menyebalkan sekali dan saya akhirnya memberikannya kepada ayah saya.”Ketika Eloise dan Sean mendengar apa yang sesungguhnya terjadi, mereka sangat sedih hingga sulit untuk bernafas.Putri mereka telah menangis setiap malam karena anak itu menginginkan pelukan dan kenyamanan dari kedua orangtuanya. Namun, tak ada yang memberikan itu padanya. Sebaliknya, anak itu malah ditelantarkan.Pada saat yang bersamaan, mereka memanjakan putri ka
Meskipun Madeline sudah bisa menebak dari jawaban Meredith, ketika Jeremy memberinya jawaban tegas, dia tetap terpana.Angin dingin di awal musim dingin membelai wajahnya. Hawa dingin yang menusuk tulang itu membuat Madeline teringat kekejaman pria ini dulu.Dia tak pernah bisa melupakan tindakan kejam dan berdarah dingin serta tatapan pria ini. Setelah beberapa saat, Madeline mengerutkan bibirnya dengan dangkal. “Kau sangat membenci Madeline, tapi kenapa kau bahkan mendirikan batu nisan untuknya? Kau bahkan juga memberinya mawar. Aku tak mengerti ini," ujarnya sambil tersenyum. Dia tak bisa menerima kenyataan ini.Jeremy sangat membencinya sampai-sampai ingin menghancurkannya menjadi debu, jadi mengapa pria ini mendirikan batu nisan untuk mengenang kematiannya?Jeremy tersenyum mendengar itu. Tatapan lembutnya mendarat di wajah Madeline. “Aku tahu kau tak akan memercayaiku karena bahkan aku pun beberapa kali telah membohongi diriku sendiri.”Madeline menoleh. “Membohongi dirimu sendi
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka