“Konyol sekali. Kau baru saja mengatakan dengan fasih bahwa kau akan membalaskan dendam putrimu sendiri, tapi sekarang kau bahkan tak berani mengakui putrimu..”“…”“Meskipun Brittany menjalani kehidupan sebagai seorang putri orang kaya, dia sangat menyedihkan karena memiliki seorang ibu sepertimu. Bahkan sampai Brittany meninggal pun, dia tak pernah benar-benar memanggil ibu kandungnya 'Mom'. Bahkan sekarang ketika dia sudah mati, dia masih tak bisa mati dengan damai. Dan kau juga akan menyesali ini seumur hidupmu.”“Tutup mulutmu! Diam! Jangan bicara lagi!" Diana kembali kehilangan kendali atas emosinya. Dia berdiri dan mau mengarahkan tangannya ke Madeline.Jeremy dengan dingin mengulurkan tangan dan menekan pergelangan tangan Diana, mendorong wanita itu menjauh.Diana terjerembab ke lantai.“Kalau kau berani mengangkat tanganmu untuk memukul Vera lagi, akan aku hancurkan makam Brittany!”Apa?!Diana gemetar ketakutan. Dia merangkak ke arah Jeremy dan berlutut di kaki pria itu, memo
Diana langsung tercengang setelah mendengar jawaban seperti itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi tidak percaya. Dia tak bisa menerimanya.“Bagaimana bisa? Mustahil! Bagaimana bisa pelacur itu menjadi putri Madam? Dia tidak layak. Dia sama sekali tidak layak menyandang gelar Nona Muda Montgomery. Dia hanya seorang perempuan jalang—”‘Tutup mulutmu!" Eloise sangat murka. “Siapa kau berani-beraninya mencaci-maki putriku seperti itu? Jika putriku tidak layak, apa kau layak? Kau melakukan hal-hal tercela dan tidak tahu malu yang lebih rendah dari yang paling rendah, tapi kau masih punya nyali buat mengkritik putriku? Diana, kau tidak punya rasa kemanusiaan atau hati nurani. Kau sama sekali tidak layak menjadi manusia!”Eloise mengecam Diana dengan murka. Memikirkan kesulitan yang mungkin dialami Madeline selama bertahun-tahun setelah dia ditukar, hati Eloise sakit luar biasa.“Ada apa, Eloise?” Melihat Eloise tertatih-tatih seolah mau pingsan, Sean memeluk istrinya dengan gugup.
“Eveline…”Eloise menggerakkan sepasang bibirnya dan membisikkan nama itu.Madeline sedikit terpana, mengingat bahwa itu adalah nama aslinya.“Mom dan Dad menyesal. Kami menyesal. Kami sangat menyesal. Jelas-jelas kau telah muncul di depan kami sejak lama, tapi kami buta. Kami menyakiti dan menganiaya kamu berkali-kali demi Meredith si perempuan kejam itu…“Aku tahu bahwa tidak ada cara untuk memberi mu kompensasi dalam hidup ini. Jika ada kehidupan selanjutnya, aku pasti akan menebus kerugian atas semua hal buruk yang menimpamu…”Dengan wajah berlinang air mata, Eloise mengulurkan tangannya dan tiba-tiba memeluk Madeline.“Eveline, Eveline-ku…” Dia memanggil pelan dengan suara gemetar.Mungkin dia sedang kesurupan, namun menatap wajah Madeline, sangat sulit untuk tidak kesurupan—terutama dalam keadaan sedih dan marah yang dialaminya saat ini.Madeline membiarkan Eloise memeluknya erat dalam diam, sentuhan basah muncul di kedua matanya yang tenang…Ini mungkin pertama kalinya dia meras
Ketika Madeline berbalik dan melihat Jeremy berdiri tidak jauh darinya, dia menyadari bahwa dirinya secara tidak sadar merespons pria itu yang memanggilnya 'Madeline' tadi.Bertemu dengan sepasang mata Jeremy yang tak bisa ditebak, Madeline dengan sangat tenang tersenyum.“Madeline? Jangan bilang kau seperti Mrs. Montgomery, tak bisa melepaskan diri dari sandiwara sebelumnya dan masih memperlakukan aku sebagai Madeline?”Nada bicaranya membuat ucapannya terdengar seperti sedang bercanda. Dia kemudian melangkah ke arah Jeremy sambil tersenyum dalam.“Tapi tak kuduga kau akan memanggil Madeline dengan begitu mesra. Bagaimanapun, dia adalah perempuan yang kau benci, ‘kan?”Madeline tersenyum tipis. Dia melewati Jeremy dan mengambil sebuah majalah. Kemudian, dia duduk di tempat tidur dan berbicara dengan santai, “Sungguh sangat tidak terduga. Ternyata, Madeline adalah putri kandung Mrs. Montgomery. Selain itu, dia ditukar oleh seorang pelayan keluarga itu tepat setelah dia lahir.”“Sayang
Felipe tiba-tiba menelepon dan Madeline menenangkan dirinya sebelum mengangkat telepon itu. Suara lembut pria itu terdengar memikat di kedua telinganya. “Kau baik-baik saja? Apa kau sudah melihat video itu?”Madeline sepertinya memahami sesuatu dengan jelas. "Aku baru saja selesai menontonnya. Terima kasih atas perhatianmu. Aku baik-baik saja.""Sepertinya mereka benar-benar mencintaimu. Hanya saja dulu mereka dibutakan." Felipe menjelaskan atas nama Eloise dan Sean."Cinta..."Madeline tersenyum sambil mengucapkan kata itu, tiba-tiba merasa aneh. "Felipe, aku akan datang ke tempatmu sekarang. Mari kita bicarakan rencana kita."Setelah menutup telepon, Madeline bergegas ke sebuah villa mungil di pinggiran kota tempat Felipe sekarang tinggal.Setelah Madeline tiba, Felipe membawakan teh hitam yang baru saja di seduhnya. Dia menatap wanita yang ada di depannya dengan seulas senyum dan sepasang mata yang lembut. "Aku benar-benar ingin ini segera berakhir. Aku memikirkan dirimu yang harus
"Lihatlah ke sana." Eloise menunjuk ke satu arah tidak jauh dari situ, sepasang matanya tiba-tiba terlihat sedih. "Putriku telah tiada dan aku tahu bahwa aku tak bisa menebus penyesalan ini dalam hidupku. Hanya dengan melakukan ini aku bisa memperbaiki sedikit penyesalan ini.""Kami tahu bahwa permintaan ini sangat egois dan sedikit berlebihan. Jika kau tidak mau, Miss Vera, kami tidak akan memaksa." Nada bicara Sean lembut sementara matanya dipenuhi dengan permohonan.Madeline memandang sebuah studio foto tidak jauh dari situ dan tersenyum.Ternyata mereka ingin meminjam wajahnya untuk membuat foto keluarga.Felipe benar. Terkadang permintaan maaf tidak dilakukan atas dasar ketulusan. Mereka hanya berharap di dalam hati mereka merasa lebih baik, tidak lebih.Mereka akan merasa lebih baik setelah membuat sebuah foto keluarga, tapi bagaimana dengan dirinya?Madeline terkekeh. Dia memejamkan kedua matanya dan masih bisa melihat dengan jelas beberapa pemandangan yang berisi Eloise dan Sea
Eloise juga bergegas mendekat, kedua matanya dipenuhi kecemasan. "Miss Vera, kenapa kau tiba-tiba lari ke jalan? Itu sangat berbahaya! Kau baik-baik saja?"Mendengar ini, Madeline akhirnya kembali sadar sepenuhnya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tadi sedang memikirkan sesuatu. Terima kasih, aku akan pergi sekarang."Eloise dan Sean merasa Madeline bersikap aneh dan mereka sedikit khawatir, tapi Madeline dengan cepat masuk ke sebuah taksi di pinggir jalan.Dia turun ketika taksi itu tiba di gedung Whitman Corporation. Saat dalam perjalanan tadi, Madeline masih memikirkan apa yang dia dengar sebelumnya.Mungkinkah?‘Makam di mana Jeremy membawaku saat itu jelas tidak ada hubungannya denganku.’‘Dia sangat membenciku. Tapi kenapa dia membuatkanku sebuah makam, apalagi dia begitu cemas sampai gila ketika tak bisa menemukan abuku?' Pikir Madeline dalam hati sambil berjalan menuju pintu.Begitu dia hendak melangkah masuk, aroma parfum yang kuat tiba-tiba tercium. Pundak Madeli
Perempuan itu menunjuk Madeline dengan arogan, dan setelah mengatakan itu, dia hendak memeluk Jeremy.Namun, begitu perempuan itu mengulurkan tangannya, Jeremy berjalan memutarinya dengan acuh tak acuh dan malah pergi ke arah Madeline."Sepupu?" Yvonne Yalemen menatap Jeremy yang bahkan tak sekilas pun meliriknya.Jeremy memandangi kopi yang tumpah ke lantai dan menatap Madeline dengan penuh perhatian. "Kau baik-baik saja? Apa kau terbakar?"Madeline mengerutkan bibirnya. "Kopinya tidak cukup panas untuk bisa membakar, tapi..." Dia berhenti, melihat ke perempuan yang ekspresinya sedikit berubah. "Perempuan ini menabrakku dua kali. Bahuku sedikit sakit.""..." Yvonne mungkin tak menyangka kalau Madeline akan mengatakan ini kepada Jeremy. Dia tampak tidak tenang dan buru-buru menjawab, "Sepupu, aku tidak menabraknya. Dia yang menabrakku!"Sembari mengatakan itu, perempuan itu menatap Madeline dengan marah."Tadinya aku ingin menyelamatkan martabatmu di depan sepupuku, tapi tampaknya kau