“Miss Charles, tidak perlu mengatakan semuanya dengan lantang dan jelas. Kau diam-diam jatuh cinta dengan orangtua dari seorang siswa di kelasmu. Terakhir kali saat putraku hanya bercanda dengan anak itu, kau memperlakukan hal itu sebagai masalah serius dan memintaku untuk datang ke sekolah. Kau bahkan mengkritik anakku di depan umum dan membiarkan seseorang menceramahiku dengan tidak sopan.”“Hmph! Kali ini, kau tidak sengaja melukai anakku. Mana mungkin bisa ada kebetulan seperti itu? Kau jelas-jelas balas dendam atas masalah pribadi di sekolah! Aku tidak bilang kau tidak boleh jatuh cinta dengan orangtua siswa, tetapi jika kau seorang guru, siapa yang berani menempatkan anak-anak mereka di bawah asuhanmu lagi? Semuanya, apakah menurut kalian aku benar?”Pria itu menghasut sentimen publik dan mencoba mempermalukan Julie, tetapi orangtua murid di sebelahnya tidak terpengaruh. Sebaliknya, orang itu bertanya pada Julie dengan tenang dan rasional.“Miss Charles, apa kau benar-benar pacar
Saat melihat sepasang mata gelap dan bergejolak Fabian, pria itu tentu saja tidak berani mengatakan apa-apa lagi siapa tahu dia dipukuli lagi.Pria itu dengan takut-takut berbalik dan pergi. Para orangtua murid di situ juga memahami situasinya ketika mereka melihat adegan ini.Sepertinya pria itu merasa bersalah, dan mereka telah mendengar apa yang dikatakan Fabian, jadi mereka pun satu demi satu menghibur Julie.“Aku benar-benar tak menyangka ada orang seperti itu. Miss Charles, jangan diambil hati.”"Betul sekali. Kok bisa ada orangtua murid seperti itu? Aneh sekali.”"Ya, kami lega karena meninggalkan anak-anak kami di bawah pengasuhanmu, Miss Charles."Ketika mendengar kata-kata marah dari para orangtua murid lainnya, Julie merasa jauh lebih tenang.Dia mengangkat matanya dan melirik Fabian. Dia merasakan kenyamanan yang tak terlukiskan dari kemunculan Fabian yang tepat waktu.Dia berjalan mendekat dan ingin bicara dengan Fabian. Secara kebetulan, Fabian juga menghampirinya dan men
Setelah mengantar Lilian ke sekolah dan kembali ke kantornya, Fabian fokus pada pekerjaannya.Dia tahu bahwa hanya ketika dirinya menjadi lebih kuat dan lebih stabil, dia bisa merawat Lilian dengan lebih baik dan memberinya masa depan yang lebih baik.Saat ini, dia sedang berusaha mencari seorang ahli. Yang paling dia inginkan adalah menyembuhkan ketidakmampuan Lilian untuk berbicara, tetapi sepertinya tidak ada harapan.Fabian mengutak-atik ponselnya dan membuka album foto.Akhirnya dia membuka album khusus, yang hanya berisi foto pribadinya dan Lilian.Dia menganggap album ini sebagai rahasia tersembunyi yang dia tidak ingin siapa pun tahu. Dia sangat menyayangi foto-foto di album ini.Sebagian besar foto yang ada di album itu mendokumentasikan kehidupan sehari-hari Lilian, dan tentu saja, ada banyak foto kebersamaan mereka.Ketika melihat foto-foto Lilian yang sakit dan dirawat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu, untuk sementara waktu dia merasa tertekan. Wajah boneka yang imut
Entah kenapa Fabian merasa pemandangan di depannya ini seperti mimpi.Dia berjalan selangkah demi selangkah, dan pemandangan itu terasa semakin nyata.Antusiasme gadis muda yang melompat dan mengayunkan raketnya terpampang jelas di depan matanya.Sementara itu, punggung gadis itu memberinya kedekatan yang tak terlukiskan.Pada saat ini, pria yang sedang bermain bulu tangkis dengan gadis itu melihat Fabian. Pria itu adalah kepala pelayan tua di villa.Saat melihat Fabian, dia langsung berhenti dan menyapa Fabian dengan hormat."Tuan, Anda pulang."Mendengar sapaan kepala pelayan, gadis itu langsung berhenti bermain.Detik berikutnya, gadis itu berbalik dan melihat ke belakang dengan penuh semangat.Dalam sekejap, Fabian merasakan cahaya matahari terbenam menyinari dirinya dengan menyilaukan. Senyum cerah dan belia gadis itu seperti lukisan cat minyak yang indah.Fitur wajah halus dan mungil pada kontur montok wajah ovalnya tampak seolah-olah dibuat dengan tangan. Dia terlihat sangat can
Fabian tercengang, tetapi dia masih membuka mulutnya tanpa dia sadari.Gadis di depannya tersenyum manis, memasukkan buah ke dalam mulut Fabian, lalu melompat sambil memegang sepiring buah sebelum memakannya dengan riang.Saat melihat pemandangan di depannya, Fabian masih tenggelam dalam kebingungan.Dia mengangkat tangannya lalu menepuk pipinya. Apakah dia sedang bermimpi?Namun, pipinya benar-benar terasa sakit.Bagaimana bisa dia jatuh tertidur dan pulang dalam situasi seperti ini?“Fab, jeruk Bali ini manis sekali. Bagaimana menurutmu?" Dia bisa mendengar suara manis Lilian.Fabian kembali tersadar dan berjalan ke arah Lilian."Lilly?" Dia bertanya dengan tidak percaya, tetapi kedekatan yang dia rasakan ketika dia mendekat meyakinkannya bahwa gadis itu benar-benar Lilian.Lilian mengangkat sepasang mata besarnya yang indah dan berkedip. “Ada apa, Fab?”"Lilly, apa kau benar-benar Lilly?""Tentu saja aku Lilly." Lilian menatap Fabian dengan bingung dan mengangkat tangannya lalu mene
“Fab…”"Apa ini? Apa teman sekelasmu yang memberikannya padamu?” Fabian bertanya, nadanya terdengar tenang dan lembut, tetapi dia tak bisa lagi menyembunyikan ketidaksenangan di matanya.Lilian tidak berani berbohong di depan Fabian.Dia mengangguk sedikit seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan.Saat Lilian mengangguk, hati Fabian tiba-tiba karam.Dia menatap wajah belia dan cantik di depannya dan tiba-tiba menyadari sesuatu.Lilly kecil yang dia kenal telah tumbuh dewasa, jadi itu juga berarti dia sudah tua.Dia masih ingat saat pertama kali bertemu Lilian. Anak itu baru berusia lima tahun, dan dia baru berusia 17 tahun. Lilian berusia 18 tahun sekarang dan tengah berada di usia yang sangat belia dan energik. Di sisi lain, dia sudah menjadi orang tua.Fabian perlahan meletakkan surat cinta di tangannya dan bangkit lalu berjalan menuju tangga.Entah mengapa, Lilian menatap punggung Fabian yang tampak kesepian dan kemudian tanpa ragu-ragu naik ke atas untuk mengejar Fabian.“
“Aku akan meminumnya. Sana kerjakan pekerjaan rumahmu.”"Aku akan mengerjakan pekerjaan rumahku, tapi aku ingin memberitahumu sesuatu dulu." Ekspresi Lilian tiba-tiba menjadi serius.Fabian meletakkan gelas kopinya, jantungnya berdebar kencang.Dia takut mendengar Lilian akan mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia dengar.“Apa yang ingin kau katakan padaku?”"Ini soal surat cinta itu." Lilian langsung ke intinya.Jantung Fabian kembali berdegup kencang. "Apa yang ingin kau katakan?"Lilian mengerutkan kening, matanya yang besar dan bening seperti kaca menatap lurus ke arah Fabian.“Fab, aku selalu ingat apa yang kau katakan. Kau bilang kalau aku tidak boleh jatuh cinta saat aku masih bersekolah dan aku harus belajar dengan giat. Aku ingat semuanya.”Fabian tercengang ketika mendengar itu. Dia tidak ingat pernah mengatakan itu pada Lilian."Fab, aku sudah melakukan semua itu, tapi aku sudah dewasa sekarang."Begitu mendengar kalimat ini, Fabian sepertinya sudah tahu apa yang akan dikat
Fabian muncul di gerbang sekolah tepat waktu dan menjemput Lilian dengan lancar.Dia masih bisa dengan jelas merasakan tatapan mesra Julie padanya, tapi dia hanya memberinya senyum sopan dan berbalik sambil menggendong Lilian.Dia dengan hati-hati mengencangkan sabuk pengaman Lilian dan menepuk kepala gadis kecil itu sambil tersenyum lembut.Wajah mungil di depannya masih sangat belia, dan senyum manisnya masih begitu polos.Fabian menghentikan gerakannya. Mau tak mau dia teringat dengan mimpi yang belum lama ini dia alami.Dalam mimpi itu, Lilian tumbuh menjadi gadis muda yang ramping dan elegan.Dia bisa bicara dan menjadi luar biasa ceria dan lincah.Yang membuat Fabian paling bersyukur adalah bahwa selama periode ketika Lilian tumbuh dari seorang anak menjadi seorang gadis muda, anak itu selalu tinggal di bawah satu atap yang sama dengannya. Lilian tumbuh dengan dengan aman dan sehat di bawah naungan sayapnya.Mungkin karena perhatiannya terlalu lama teralihkan, Fabian merasa seseo
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka