Setelah beberapa kali mengetuk pintu, dia tetap tidak mendapat jawaban, jadi dia tidak ragu lagi dan langsung mendorong pintu hingga terbuka.Setelah masuk, dia melihat Hannah masih berbaring di tempat tidur seolah-olah masih tidur.Madeline pelan-pelan berjalan ke tempat tidur. “Hannah.”Dia memanggil tetapi Hannah tidak bereaksi. Wanita itu sepertinya masih tertidur lelap.Madeline memang ingin terus memanggil Hannah, tetapi ketika dia baru saja akan berbalik, Hannah tiba-tiba mengulurkan tangannya. "Kak, jangan pergi."Tepat ketika Madeline hendak menghindar darinya, Hannah berteriak.“Kak.” Hannah perlahan membuka matanya dan tersenyum pada Madeline. "Aku sudah menunggumu."Madeline menanggapi ucapan Hannah dengan seulas senyum yang menggugah pikiran. “Kau menungguku?”"Ya." Hannah mengangguk. Kemudian, dia perlahan duduk. “Kak, aku bermimpi. Aku bermimpi dirimu mengusirku demi suamimu. Kak, kau tidak akan mengusirku karena pria itu, ‘kan?”Madeline tersenyum penuh minat. "Uuum ...
Setelah Karen mengatakan itu, Hannah menjadi sangat marah setelah tertegun sejenak."Apa katamu? Kau ingin aku menjadi pelayan di sini?”"Tentu saja," kata Karen sengaja dengan nada arogan. “Kami mengizinkan kamu tinggal di kamar tamu karena kami menghormati Eveline. Apa kau ingin tinggal dan makan di sini secara gratis? Tubuhmu masih segar bugar. Apa kau tidak malu?”“ ... ”Hannah tidak tahu harus berkata apa. Kemudian, tatapannya melembut saat dia menatap Madeline dengan polos. Dia meminta bantuan.“Kak—”“Tidak ada gunanya memanggil kakakmu. Jika kau ingin tinggal, kau harus patuh dengan menjadi pelayan kami.”Jeremy menyela Hannah dengan tegas dan dingin, matanya meledak dalam intimidasi yang tidak dapat diabaikan.“Keluarga kami tidak akan mendukung orang yang menolak bekerja. Bahkan istriku setiap hari bekerja sangat keras. Tidak seorang pun yang memiliki hak istimewa untuk mendapatkan apapun dengan gratis.”“ … ”Menghadapi sorot mata Jeremy yang memesona, Hannah diam-diam meng
Sinar matahari saat fajar tidak terlalu kuat. Sinar itu dengan lembut jatuh di tubuh mereka. Rasanya sangat menyenangkan memiliki lapisan tipis kehangatan yang menyelimuti mereka.Tak lama kemudian, Jeremy membawakan sarapan. Dia menikmati sarapan yang hangat dan santai ini bersama istri dan anak-anaknya.“Rasanya lebih damai tanpa adanya perusak pemandangan di dekat kita.” Jeremy menyesap kopinya dan mendesah dengan emosional.“Aku ingin tahu berapa lama dia bisa terus berakting. Kuharap dia tahu kapan harus berhenti. Aku benar-benar tidak ingin terus berurusan dengannya.” Madeline tersenyum. Putra bungsunya duduk di pangkuannya dan dia dengan lembut memberi anaknya susu.Tanpa diduga, Jackson merasa cemburu saat melihat adegan itu.“Mommy, aku juga mau dipeluk. Kau sudah lama tidak memelukku.” Jackson mengedipkan sepasang mata besarnya. Dia tampak sangat sedih ketika mencoba memperebutkan cinta ibunya dengan adiknya.Madeline tahu bahwa ketika Jackson seumur Pudding, dia tidak bisa m
Terlepas dari penghiburan yang diberikan oleh Madeline, Ava masih mendesah sedih.Dia menyandarkan kepalanya di bahu Madeline, air mata mulai menggenangi kedua sudut matanya tanpa dia sadari saat angin dingin bertiup melewatinya."Maddie, menurutku tidak penting apakah dua orang memiliki perasaan satu sama lain atau tidak jika mereka ingin berakhir bersama.""Bagaimana bisa?" Madeline tidak mengerti mengapa Ava mengatakan itu. “Pernikahan tanpa perasaan adalah hal yang paling menyakitkan dan paling menyedihkan di dunia. Kau punya perasaan buat Dan. Dia juga orang yang lembut dan perhatian. Aku percaya dia akan membuatmu sangat bahagia.”Ava mengangkat kedua sudut bibirnya, menariknya menjadi senyum penyesalan. “Ya, aku juga percaya bahwa Dan adalah pria yang bisa membawa kebahagiaan bagi istrinya. Namun, istrinya nanti bukanlah diriku.”“ ... ”Setelah mendengar itu, ekspresi Madeline berubah drastis.Dia tiba-tiba menoleh lalu menatap Ava. “Ava, apa maksudmu dengan itu? Apa yang terja
“Aku juga tahu bahwa Dan tidak ingin melepaskan aku, tetapi dia benar-benar tidak punya pilihan lain sekarang.” Ava merasa tidak berdaya.Begitu dia selesai berbicara, Daniel menelepon.Namun, Ava hanya menatap layar ponsel dan tidak mengangkatnya."Ava, jawab panggilannya."“Aku tidak tahu harus bilang apa.” Ava mengangkat kepalanya dan menghela nafas tak berdaya.Ketika melihat keragu-raguan Ava, Madeline mengambil ponsel wanita itu dan tanpa pikir panjang menjawab panggilan untuk Ava.“Ava!” Madeline bisa mendengar suara Daniel yang bersemangat di ujung ponsel lainnya. Sepertinya Ava sudah lama tidak menjawab panggilan Daniel. Kemudian, Madeline mengalihkan ponsel ke mode speaker."Dan, ini aku."Di ujung ponsel satunya, Daniel membeku sesaat sebelum bertanya, "Eveline?"“Ya, ini aku. Aku bersama Ava sekarang dan dia sedang di kamar kecil.” Madeline membuat alasan dan menatap Ava yang gugup.Kenyataannya, Ava ingin menjawab setiap kali Daniel meneleponnya karena dia sangat ingin bic
Madeline mengangguk setuju. “Karena Dan sudah mengatakannya, maka itu pasti solusinya. Percayalah pada calon suamimu. Ayo pergi."“ … ” Pipi Ava memanas, sepertinya karena Madeline mengucapkan kata-kata 'calon suami'.Sejujurnya, tentu saja, Ava berharap Dan akan menjadi pria yang menghabiskan sisa hari-harinya bersamanya.Madeline dan Ava berjalan-jalan di dalam International Mall. Sekitar sepuluh menit kemudian, Madeline menerima pesan singkat dari Daniel.Pria itu bilang dia sudah sampai.Madeline langsung memberi tahu Daniel di mana mereka berada. Kemudian, dia terus berbelanja dengan Ava seolah-olah tidak ada yang terjadi.Tidak butuh waktu lama bagi Daniel untuk muncul di depan Madeline dan Ava seperti tidak sengaja berpapasan dengan mereka.Namun, kemampuan akting Daniel sangat buruk. Bagi setiap orang dengan kecerdasan rata-rata, pertemuan ini sama sekali tidak terlihat seperti kebetulan.Daniel hanya memusatkan pandangannya pada Ava, dan dia dengan tiba-tiba berlari ke arah Av
“Ava, aku tahu dirimu tidak nyaman dengan sikap keluargaku terhadapmu dan bahwa kau telah menanggung segalanya demi aku. Aku sadar akan semua itu. Aku telah berusaha semampuku untuk membuat kompromi dan menyelamatkan hubungan ini. Kuharap dirimu bisa memberiku sedikit lebih banyak waktu. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu.” Daniel berjanji dengan sungguh-sungguh.Ava merasakan ketulusan Daniel. Banyak hal yang ingin dia katakan tetapi dia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.“Ava, aku tahu dirimu ingin bersama dengan Dan. Kalau tidak, kau tidak akan menangis begitu keras saat memelukku tadi. ”" ... a―aku tidak menangis." Ava dengan keras kepala menyangkal.Namun, ketika Daniel mendengar itu, rasa bersalah dan kesedihan tiba-tiba menguasai hatinya. “Maafkan aku, Ava. Aku benar-benar tidak ingin membuatmu sedih.”“Dan, bagaimana kabar kakekmu? Apa ide yang kau sebut bisa memenuhi keinginan kakekmu yang di ambang kematian tanpa mengecewakan Ava?” Madeline mengajukan pertanyaan kunci.
Melihat Ava salah paham, Daniel buru-buru menjelaskan. “Ava, kau berpikir terlalu berlebihan. Mana mungkin aku bisa punya pikiran seperti itu? Kau adalah satu-satunya pilihanku, dan aku yakin akan hal itu.”Daniel dengan sungguh-sungguh mengungkapkan niatnya.Ava tahu bahwa Daniel pasti tidak bermaksud seperti yang dia pikirkan, tetapi ketika mendengar penjelasan dan janji Daniel yang serius, dia tak bisa menahan senyum.“Oke, aku hanya bercanda denganmu. Dengan karaktermu, Dan, bahkan jika wanita-wanita lain mendatangimu, aku tahu kau akan menjauh dari mereka.”"Ava, jangan membuat lelucon seperti itu," kata Daniel dengan sungguh-sungguh, "Juga, panggil aku Danny."Tatapan serius Daniel juga membuat Ava juga bersikap serius.Dia mengangguk dan meletakkan garpu di tangannya."Terus, Danny, apa maksudmu dengan apa yang baru saja kau katakan?""Ava, berjanjilah padaku kalau kau akan tetap tenang saat mendengarkan apa yang aku katakan." Daniel menatap Ava dengan mata memohon.Entah kenapa
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka