Ada awalnya berbalik hendak pergi, tetapi ketika mendengar kata-kata Madeline, amarahnya yang panas pun membara.Dia berbalik dengan sikap menantang dan ketika melihat Madeline sudah duduk di sofa tanpa diundang, dia langsung melanjutkan penampilannya sebagai Mrs. Grey dan mengejek."Aku tidak perlu kau ingatkan bagaimana Keluarga Grey menerima tamu mereka. Tapi, kau sama sekali tidak memiliki sopan santun saat mengunjungi rumah orang. Kau masuk dan langsung duduk. Apa kau sudah mendapat izinku? Akulah nyonya rumah keluarga ini.""Nyonya rumah keluarga ini?" Madeline menyeringai sambil melihat sekeliling. "Aku tidak melihat nyonya rumah di ruangan ini. Aku memang melihat seorang perempuan menyedihkan yang mengaku sebagai nyonya rumah keluarga di sini."" ... "Kegigihan dalam senyum Ada tiba-tiba meredup, dan dia melihat Madeline dengan marah. "Eveline, sepertinya kau kesini untuk mempersulitku, ya?"Madeline tersenyum lagi setelah mendengar itu. "Kau sama sekali tidak ada harganya bua
"Bukan itu maksudku. Madam Grey dan aku hanya memiliki pemikiran yang sama, bahwa kau harus diam jika tidak punya hal yang lebih baik untuk dikatakan. Kata-katamu akan membawa masalah bagi Carter suamimu."Sepasang alis Madeline berkerut saat dia berbicara, lalu dia dengan elegan mengambil cangkir tehnya dan menyesap isinya."Selanjutnya, perihal siapa yang akan mendapat manfaat dari kematian Adam dan Cathy, Carter tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebaliknya, kematian mereka telah menyebabkan kerugian yang signifikan. Jika Carter yang membuat kebakaran itu, bukankah berarti dia menembak kakinya sendiri?"" ... " Ada tak menyangka Madeline akan menganalisis masalah ini dari sudut pandang itu.Dia merasa tidak tenang ketika mengingat kata-kata yang tidak sengaja dia ucapkan sendiri kemarin. Dia bertanya-tanya apakah Madeline bertindak seperti ini karena apa yang dia katakan.Terlepas dari benar atau tidaknya, Camille jelas sangat puas dengan komentar Madeline."Mrs. Whitman benar. Tidak a
Setelah mendengar itu, Carter tertawa terbahak-bahak, tetapi senyum di wajahnya tampak mengerikan.“Tentu saja, aku percaya padamu.”"Benarkah?" Ada menatap Carter yang baru saja mengatakan bahwa dia mempercayainya dengan penuh harap.Namun, di detik berikutnya, tatapan Carter menjadi gelap."Aku percaya pada diriku sendiri. Aku percaya bahwa orang seperti kamu memang akan melakukan hal seperti itu.”“ … ” Pupil mata Ada melebar saat dia merasakan detak jantungnya semakin tidak menentu. Saat ini, tatapan mata Carter menunjukkan sedikit niat membunuh yang kejam.Dia peduli pada Shirley, dan dia sangat sayang wanita itu. Itulah kenapa dia sekarang percaya apa yang dikatakan Madeline.Ketika melihat Carter mendekatinya, selangkah demi selangkah, Ada merasakan jantungnya akan melompat keluar dari mulutnya.Jika dia mengakui ini, dia tahu apa yang akan terjadi padanya.Namun, jika tidak, alasan lain apa yang bisa dia kemukakan…Sementara Ada dalam hati diam-diam mencari alasan, Carter sudah
Rasa sakit yang dia rasakan begitu hebat hingga dia tidak bisa mengeluarkan suara lain. Dia hanya bisa meringkuk di lantai, terbatuk-batuk.Carter berjalan mendekat dan menginjak jari-jari Ada.Rasa sakit itu mendorong air mata ke sudut matanya dan membuat tulang-tulangnya bergetar.Namun, itu bukan akhir dari hukuman Carter. Dia membungkuk. Aura gelapnya menyelimuti Ada. Jari-jarinya yang panjang dan kurus menjambak rambut Ada. “Apa kau tahu bagaimana rasanya punya wajah cacat dan kakimu patah? Tahukah kau bagaimana rasanya dibakar hidup-hidup?”"… uhuk uhuk. Carter, tidak, jangan…” Ada menatap Carter dengan ekspresi ketakutan. “Aku tidak … membuat kebakaran itu … aku tidak ada hubungannya dengan kematian Cathy dan Adam. Eveline ini, dia … dia memfitnahku. Aku benar-benar tidak…”"Heh..." Carter terkekeh dingin, dan matanya semakin gelap. “Pengawal!”Setelah memanggil pengawal, Carter mendorong Ada dengan jijik, lalu mengeluarkan saputangan dan dengan jijik menyeka tangannya.“Lempar
Carter adalah pria yang selalu percaya diri dan arogan. Namun, pada saat ini, dengan tiba-tiba menatap mata Madeline, dia bingung harus berbuat apa.Camille, yang sepertinya menyadari ketidaknyamanan Carter, berjalan mendekat."Mrs. Whitman, kau bisa meminta apa pun yang kau inginkan.”"Kurasa kau tidak akan bisa memberi aku jawaban atas pertanyaanku, Mrs. Grey," kata Madeline sebelum menatap mata Carter lagi.“Carter, itu bukan sebuah kebetulan saat kau menyelamatkanku di laut waktu itu, ‘kan?”Carter tak pernah menyangka Madeline akan menanyakan pertanyaan ini.Dia tidak tahu apakah Madeline mengetahui sesuatu, tetapi ada ketajaman yang menusuk dalam tatapan wanita itu yang tidak bisa dihindari."Carter, kau ragu-ragu."Meskipun hanya dua atau tiga detik, detik-detik itu sudah cukup bagi Madeline untuk mengkonfirmasi kecurigaannya.Di satu sisi, Camille mengerutkan keningnya dengan bingung. "Mrs. Whitman, kau mengalami kecelakaan di laut saat itu dan kebetulan Carter menyelamatkanmu.
Alasan pertama adalah untuk mengekspos Ada; alasan kedua adalah dia ingin bertemu Shirley.Madeline mengikuti di belakang mereka dan tiba di kamar Shirley.Meskipun tidak masuk, dia melihat Carter tampak khawatir ketika pria itu bergegas ke sisi tempat tidur Shirley.Carter tidak terlihat garang dan kejam seperti saat sebelumnya di depan Ada. Dia mendekati Shirley, yang tampak ketakutan, dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya, dengan lembut menghiburnya.“Shirley, jangan takut. Aku di sini," hiburnya dengan sabar.Orang akan tahu kalau Shirley punya tempat khusus di hati Carter setelah melihat ekspresi khawatir pria itu."Api! Ada kebakaran! Carter, aku melihat api besar! Addy ada di dalam api dan dia terbakar hidup-hidup!”Shirley meraih kerah Carter sambil terus bergumam ketakutan.“Addy tidak boleh mati. Aku berjanji pada ibu dan ayah untuk menjaganya. Dia tidak boleh mati, Addy tidak boleh mati…”“Dia belum mati, Shirley. Adam belum mati.” Carter dengan sabar menghibur Shirley
Setelah masuk, Madeline perlahan menutup pintu.Selain Shirley, yang sedang tidur di tempat tidur, tidak ada orang lain di kamar itu.Shirley, yang sepertinya baru saja tertidur, belum tertidur lelap. Ketika mendengar langkah-langkah kaki Madeline, dia tiba-tiba membuka kedua matanya.Melihat Madeline berjalan ke arahnya, Shirley tampak terdiam sejenak, lalu ekspresi terkejut terlihat di wajahnya, tetapi dia tidak tampak panik.Karena tidak bisa menggerakkan kakinya, dia tidak bangun; sebaliknya, dia hanya berbaring di tempat tidur.Dia tampak sangat pucat. Jelas kalau itu disebabkan oleh rasa lelah karena penyakitnya.Hal itu membuat Madeline teringat saat dia mengalami serangan racun tahap keempat. Dia mungkin akan terlihat seperti ini juga.Dia akan mengoceh omong kosong secara membabi buta, dan dia akan mengingat kenangan-kenangan menyakitkan dan gelap itu di kepalanya."Shirley, apa kau masih ingat aku?" Madeline berjalan ke sisi tempat tidur dan menatap sepasang mata almond Shirl
Madeline membalas tatapan Shirley selama beberapa detik sebelum dengan tenang berbalik lalu pergi.Carter sibuk meyakinkan Shirley. Ketika emosi Shirley akhirnya mereda, dia menyadari kalau Madeline sudah pergi.Mendapati hal ini mencurigakan, Carter mengambil rekaman dari kamera CCTV. Saat itulah dia baru menyadari kalau tadi Madeline masuk ke dalam lemari.Madeline selama itu menunggu sampai dia keluar sebelum memasuki kamar Shirley.Tapi dia pergi tidak dalam waktu yang lama, hanya selama durasi yang dia ambil untuk memasak bubur buat Shirley.Namun, dia tidak punya cara untuk mencari tahu apa yang terjadi di kamar itu. Dengan kondisi Shirley saat ini, tidak mungkin bisa mendapatkan informasi apa pun dari wanita itu.Setelah meninggalkan Grey Manor, Madeline langsung pergi ke Whitman Corporation.Jeremy sudah lama tidak berurusan dengan urusan perusahaan. Ada begitu banyak insiden yang terjadi secara berurutan di dekatnya selama dua hingga tiga tahun terakhir ini.Saat ini, dia baru
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka