Meredith memasang ekspresi malu-malu saat dia menunggu jawaban Jeremy. Suasana hatinya membumbung tinggi. Dia tak pernah menyangka saat semua orang berteriak agar Jeremy melamar, sebuah suara yang tak diinginkan akan terdengar.Senyum Meredith di wajahnya membeku saat dia mengatupkan giginya karena ketidaksenangan. Dia menggumam, “Kenapa dia ada di sini?!”Jeremy segera berbalik ketika mendengar suara itu, dan wajah yang diimpikannya setiap malam memasuki pandangannya. Setelah itu, semua orang juga melihat ke arah di mana suara itu berasal. Seorang wanita muda yang anggun dan cantik memasuki pandangan mereka, namun begitu mereka melihat wajahnya dengan jelas, Eloise dan Sean membelalak karena syok!“Ini… Madeline?! Bagaimana... Bagaimana mungkin?” Wajah Eloise pucat, jelas ketakutan saat dia tanpa sadar mundur selangkah. Jika bukan karena Sean yang dengan sigap menahan tubuhnya, Eloise mungkin sudah pingsan karena syok.Orang mati telah muncul di depan mereka, jadi wajar kalau dia sa
Kata-kata Madeline selanjutnya seketika menghujani parade Meredith. “Ya, yang saya maksud dengan jelas adalah ibu Anda.”“Apa?” Meredith terlihat seolah-olah dia habis kena tampar di wajahnya. “Apa hubungannya ini dengan ibuku?”“Kemarin, ibu Anda datang ke toko saya untuk membeli dua set perhiasan untuk Anda.” Madeline menerangkan dengan tenang.Meredith akhirnya mengerti, namun dia telah kehilangan senyumnya.Menatap adegan itu, Eloise dan Sean saling bertukar pandang. “Dengan nama apa Meredith tadi memanggil Madeline? Miss Quinn?”Sean juga diliputi keraguan, tak tahu apa yang sedang terjadi. Di saat mereka melihat Madeline berhadapan dengan Meredith, mereka berdua segera berjalan mendekat karena takut Madeline akan melakukan sesuatu pada Meredith.Saat hampir mendekati mereka, Eloise dan sean mendengar Jeremy berkata kepada Madeline, “Karena kau di sini, masuk dan makanlah bersama kami.”“Tidak! Bagaimana kita bisa membiarkan gadis itu masuk ke rumah kita?!” Sean buru-buru berteria
Meredith ingin menolaknya, namun untuk mempertahankan penampilan lembutnya, dia menerima kado dari Madeline sambil tersenyum. “Terima kasih.”Setelah itu, dia menarik lengan baju Jeremy. “Jeremy, ayo kita masuk. Kita tidak seharusnya membuat tamu-tamu lain menunggu.”“Benar, kalian berdua masuk saja dulu.” Eloise dan Sean mendesak, ekspresi mereka dipenuhi kebahagiaan. “Gunakan kesempatan bahagia hari ini dan cepatlah menentukan tanggal pernikahan kalian.”Meredith tersenyum malu-malu ke arah Jeremy. “Jeremy, akhirnya aku menikah denganmu dan menjadi pengantin wanitamu.”Melihat wajah Meredith yang dipenuhi dengan senyuman, Madeline juga memberikan seulas senyum lembut pada pasangan itu.Saat mereka kembali ke taman, banyak tatapan mengarah pada Madeline, semuanya mencoba menebak status dan asal gadis itu.Menyadari bahwa semua perhatian tamu mengarah ke Madeline, Meredith mulai merasa tidak senang.Melihat bahwa Jeremy juga tampaknya tak mau melamar hari ini, Meredith merasa tak tenan
Melihat pakaiannya, wanita itu tidak tampak seperti pelayan Keluarga Montgomery, dan dia juga tidak terlihat seperti tamu, jadi siapa dia?Madeline tak punya waktu untuk memikirkan itu. Ia bergegas ke atas saat melihat wanita itu menyeka air matanya dan bersiap untuk pergi.Sebelum ia bisa mengenyahkan misteri di kepalanya, Madeline mendengar suara Meredith datang dari dalam salah satu kamar.Ia berjalan menuju kamar di mana suara itu berasal dan berdiri di luar. Ia tak tahu bagaimana Meredith melakukannya, namun ia mendengar suara gadis itu berteriak kegirangan, "Jeremy, aku sangat bahagia. Menikah denganmu adalah impian terbesarku dalam hidup!”Tampaknya Jeremy benar-benar akan melamar Meredith, dan mereka berdua akan segera menikah.“Aku pasti akan memenuhi janjiku." Suara Jeremy mengikuti, terdengar seperti seseorang yang selalu menepati janjinya.Kata-kata itu terasa seperti suara seng diparut di telinga Madeline. "Jeremy, kapan kau pernah memenuhi janjimu padaku?”‘Kau hancurkan
Meredith meninggikan suaranya. Mungkin inilah pertama kalinya dia histeris di depan Jeremy.Dengan liar dia menarik Madeline dari dalam pelukan Jeremy sambil menjerit. “Vera Quinn! Aku tahu kau tak punya itikad baik. Memberiku kado? Jelas-jelas kau di sini untuk merayu Jeremy!”Madeline menjadi sangat kesal mendengar suara melengking Meredith. Jika bukan karena dia punya rencana yang harus dijalankan, dia mungkin sudah akan menampar Meredith.Namun, Madeline tidak melakukannya dan malah mengerutkan kening karena pusing bohongan. “Miss Crawford, Anda salah sangka.”“Aku tidak salah sangka! Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri! Kau perempuan hina!” Sambil berteriak, Meredith memutuskan untuk mengarahkan telapak tangannya langsung ke wajah Madeline.Plaaak!Telapak tangan Meredith tidak berhasil mengenai targetnya. Alih-alih, malah dicengkram dengan kuat oleh Jeremy.Mata Jeremy dengan dingin menatap Meredith yang histeris. “Aku hanya membantunya. Masak kau harus berteriak padanya se
Meskipun kedua matanya dipenuhi sinar kebencian, Meredith masih bisa mempertahankan topeng khasnya begitu dia tersenyum lembut.“Maafkan aku, Miss Quinn. Hanya saja, cintaku pada tunanganku begitu besar hingga aku tak bisa mengontrol emosiku untuk sesaat. Kuharap kau mengerti.”Madeline balas tersenyum. “Saya bisa melihat betapa besar kasih Anda pada Mr. Whitman. Saya bisa mengerti bagaimana perasaan Anda. Saya juga selalu cemburu setiap kali pacar saya terlalu dekat dengan wanita lain.”Mendengar itu, Madeline bisa merasakan sedikit perubahan dalam tatapan Jeremy dan Meredith.“Miss Quinn, kau punya pacar?” Meredith lumayan berhasil memulihkan sedikit senyumannya.Madeline tertawa dengan anggun. “Ya.” Ia mengangguk pelan, pura-pura tak sengaja menatap mata Jeremy.Melihat tatapan Jeremy masih tertuju pada Madeline, Meredith buru-buru mengalihkan topik pembicaraan. “Jadi Miss Quinn sudah punya pacar. Bagaimana kalau kau menelpon pacarmu dan kita semua bisa mengenal satu sama lain.”“Un
Suara Meredith bergetar saat berkata, "Jeremy, jangan pergi. Ke mana kau akan pergi? Pertunangan kita—”“Suasana hatiku tidak bagus hari ini,” jawab Jeremy dingin, menarik tangannya jauh dari genggaman Meredith.“Jeremy!” Meredith terus berteriak, namun Jeremy sudah terlanjur pergi.Pasangan Montgomery dan para tamu tak mengerti apa yang barusan mereka saksikan.Akan tetapi, mereka bisa melihat jelas sikap Jeremy. Pria itu jelas sedang frustasi karena sesuatu.Kerumunan orang itu tiba-tiba curiga. Jeremy tampaknya tidak mencintai Meredith sebesar yang diklaim gosip-gosip di luar sana. Kalau tidak, mengapa pernikahan mereka terus ditunda? Bahkan hari ini, Jeremy meninggalkan Meredith hanya karena alasan sederhana yaitu suasana hatinya sedang tidak bagus.Meredith mengangkat gaunnya saat mengejar Jeremy. Dia melihat Madeline yang sedang berjalan di depan dan Jeremy telah mengemudikan mobilnya sampai di sebelah gadis itu, membukakan pintu untuk Madeline layaknya seorang pria terhormat sem
Madeline tersenyum dingin. “Jika itu masalahnya, lalu mengapa Anda berteman dengan seorang wanita yang persis seperti dia? Bukankah Anda akan merasa jijik melihat wajah saya?”Jeremy berbalik, menatap Madeline dengan tatapannya yang memikat. “Miss Vera, wajahmu cantik.” Ya, wajah itu cantik.Sama cantiknya dengan dia.Tidak, dia sedikit lebih cantik.Wajah dia memiliki kualitas apa adanya dan tulus, sempurna dalam ketenangannya.Jeremy menatap wajah di hadapannya seakan-akan dia hanya bisa mengisi kekosongan hatinya dengan cara itu.Tiba-tiba, ponselnya berdering, menghentikan kekagumannya. Jeremy menatap layar dan berniat menolak panggilan telepon itu, namun pada akhirnya dia tetap menerimanya. “Ada apa?”Angin sepoi-sepoi berhembus terlalu kencang, jadi Madeline tak bisa mendengar apa yang dikatakan di ujung telepon sana, namun ia mendengar jawaban Jeremy yang enggan. “Aku akan kembali sekarang.”Madeline mengira Jeremy akan menurunkannya di jalan, namun pria ini tak berhenti hingga
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka