Mendengarkan kata-kata Madeline dan melihat rasa percaya diri di wajah wanita itu, senyum di wajah tampan Carter semakin dalam.“Apa yang baru saja kau katakan membuatku semakin menantikan penampilanmu berikutnya.” Dia tersenyum. Terlihat adanya kilatan kegembiraan di matanya.Madeline hendak berbicara ketika dia mengangkat matanya dan melihat Camille berjalan masuk dengan ekspresi muram di wajahnya.“Carter, masih ada waktu. Pikirkan ini dengan lebih jernih.” Camille membujuk lagi.Namun, Carter bersikeras. “Aku sudah sejak awal memikirkan ini dengan sangat jernih. Kalau tidak, aku tidak akan berada di posisiku sekarang.”"...Carter."Carter melirik arlojinya dengan acuh tak acuh dan kemudian memanggil para pelayan.Para pelayan yang menunggu di luar pintu segera masuk. "Mr. Carter."“Bantu calon nyonya muda mengenakan kerudungnya. Upacara pernikahan akan segera dimulai.”"Baik, Mr. Carter," jawab para pelayan.Madeline berdiri dengan tenang, membiarkan kerudung putih menutupi wajahny
Pendeta itu mengangguk puas dan kemudian berbalik untuk bertanya kepada Madeline.“Miss Eveline Montgomery, apa kau bersedia menikah dengan Mr. Carter Grey dan menjadi istrinya?”“Apa kau bersedia menikah dengannya dan saling mendukung seumur hidup terlepas dari rasa sakit atau penyakit, kesedihan, maupun kebahagiaan?”Madeline tahu semua orang sedang menunggu jawaban dua kata darinya, tetapi dia tahu bahwa ada satu orang yang tidak ingin mendengarnya.“Miss Eveline Montgomery, tolong jawab pertanyaanku. Apa kau bersedia untuk—“"Tidak," potong Madeline tegas, menyela pendeta yang mengulangi pertanyaan itu.Suaranya yang khas dan bergema terdengar sangat jelas di udara.Para hadirin yang mendengar jawaban Madeline semuanya tercengang. Kemudian, diikuti oleh segala macam seruan yang dipicu oleh keterkejutan dan keheranan.Pendeta itu menatap Madeline dengan tercengang. “Miss Eveline, tolong jawab lagi. Apa kau bersedia―“"Saya sudah bilang, saya tidak bersedia."“…”Sekali lagi, jawaban
Setelah Madeline mengatakan itu, sepasang mata Carter menunjukkan ekspresi terkejut yang belum pernah terlihat sebelumnya.Dia mengira itu adalah ancaman terbaik untuk dia gunakan pada Madeline karena wanita itu sebelumnya pernah berada di penjara di mana dia menderita perlakuan dan penderitaan yang tidak manusiawi, yang membuat Madeline sangat trauma. Tidak mungkin wanita itu masih ingin kembali ke tempat seperti itu.Namun, dia tak pernah menyangka Madeline akan mengatakan bahwa dia bersalah karena melakukan poliandri dengan begitu percaya diri dan arogan.Meskipun dialah yang merancang kejahatan yang dia timpakan kepada wanita itu.Ada, yang berada di antara hadirin, juga tercengang saat melihat pemandangan itu.Setelah terjebak dalam keadaan linglung, dia diam-diam berbalik dan menyelinap ke samping.Ibu Ada melihat ini dan mengikuti di belakangnya.Ketika hendak bertanya pada Ada apa yang ingin dia lakukan, dia melihat putrinya mengeluarkan ponselnya dan buru-buru memutar sebuah n
Dia langsung menyadari siapa yang datang. Suara khas ini masih segar terukir dalam ingatannya.Ada tiba-tiba menoleh, dan sepasang matanya, dipenuhi rasa bersalah, jatuh pada sosok Jeremy, yang berupa siluet karena membelakangi cahaya dari luar.Dia panik dan menatap Carter, tetapi ekspresi Carter tetap tidak berubah, seolah-olah sudah menduga kemunculan Jeremy.Sementara itu, Madeline jauh lebih yakin kalau suaminya akan muncul.Dia bertemu dengan tatapan Jeremy, yang penuh kasih sayang dan kerinduan, dan tiba-tiba memenuhi hatinya dengan rasa aman yang tak ada batasnya.Dia tak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Jeremy adalah sumber kekuatan dan dukungannya yang paling besar.Pada saat ini, berbagai gumaman bergema di tempat acara, semua sama-sama terpana dengan kemunculan Jeremy dan rasa penasaran mulai tumbuh seiring dengan langkah kaki Jeremy yang menghampiri Madeline."Siapa itu?"“Kurasa aku pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya. Dia terlihat sangat fam
Kemunculan polisi yang tiba-tiba itu menghentikan langkah Madeline dan Jeremy.Ada melihat ini dan langsung berlari ke depan polisi. "Dia Eveline Montgomery!" Dia berteriak sambil menunjuk Madeline.Para polisi memusatkan perhatian mereka pada Madeline. "Apa kau Eveline Montgomery?" Salah satu dari mereka bertanya.Jeremy, dengan alis berkerut, tanpa sadar melangkah ke depan Madeline untuk melindunginya.Namun, Madeline dengan ringan menarik tangan Jeremy dan berjalan dengan anggun ke arah polisi. "Ya, aku Eveline Montgomery."Para polisi itu memperhatikan Madeline. "Apa benar kau memiliki akta nikah dengan dua pria sekaligus?""Ya!" Ada dengan keras menekankan. Kemudian, dia menunjuk Jeremy. “Pria ini adalah suaminya, tetapi wanita ini menandatangani kontrak pernikahan dengan Mr. Grey saat dia masih menikah dengan suaminya.”Setelah mendengar itu, polisi melihat ke arah Carter yang berdiri agak jauh. Hampir semua orang di St. Piaf mengenal Carter Grey.Berbakat dan tampan, dia tidak h
”Hiss.”Madeline langsung menoleh dan melihat wajah Jeremy perlahan memucat.Dia segera menyadari bahwa kaki kanan Jeremy sedikit gemetar ketika pria itu menginjak pedal gas. Memikirkan cedera Jeremy membuat hatinya sakit.“Jeremy, hentikan mobilnya. Aku yang akan mengemudi.”Jeremy melirik ke kaca spion. Setelah memastikan bahwa jalanan kosong, dia mengikuti instruksi Madeline dan menghentikan mobil di pinggir jalan.Setelah mobil berhenti, Madeline dan Jeremy buru-buru bertukar tempat duduk. Madeline kemudian menyalakan mobil.Dia tidak terbiasa dengan jalan St. Piaf, jadi dia terus menjalankan mobil ke depan, sepanjang jalan sampai mereka mencapai jalanan yang sepi. Setelah memastikan tidak ada mobil yang mengikuti mereka dari belakang, Madeline menghentikan laju mobil."Jeremy, bagaimana keadaanmu?"Hati Madeline terasa sakit saat mendekati sisi Jeremy. Ketika melihat luka di pergelangan kaki Jeremy berdarah lagi, dia segera turun dari mobil dan membantu Jeremy turun dari kursi pen
Jeremy dengan sekuat tenaga menarik tangan Madeline dan dengan kuat mendorongnya kembali ke dalam mobil.“Jeremy!”"Linnie, ayo jalan!" Jeremy berkata dengan nada tegas, "Aku tidak akan membiarkan mereka mendekatimu."Tekad di wajah Jeremy membuat Madeline kehabisan nafas.Para polisi dan pengawal menghentikan mobil mereka, lalu berjalan mendekati Jeremy. Polisi yang memimpin menunjukkan tanda pengenalnya kepada Jeremy.“Jeremy Whitman, tindakanmu barusan telah melanggar hukum St. Piaf. Atas nama hukum, kami menahanmu dan Eveline Montgomery. Biar aku jelaskan lagi, tak peduli status apa yang mungkin kau punyai di Glendale, tapi ini St. Piaf!”Saat polisi itu selesai berbicara, dia mendekat hendak memborgol Jeremy.Madeline membanting pintu mobil dan langsung bergegas ke sisi Jeremy. Dia menatap tajam pada para polisi yang ingin menangkapnya dan Jeremy.“Lari dari pernikahan adalah ideku. Aku menghasut Jeremy. Dia tidak melanggar hukum St. Piaf. Akulah yang memaksanya untuk membawaku pe
Dengan tenang, Jeremy membuka bibirnya dan berkata, "Carter Grey dari St. Piaf, salah satu garis keturunan keluarga kerajaan."“…” Polisi itu tercengang mendengar kata-kata Jeremy. Kemudian, dia segera menyangkal, “Omong kosong apa yang kau muntahkan? Mr. Grey tidak akan melakukan hal seperti itu. Kau saja yang keterlaluan!”Segera setelah polisi selesai memarahi Jeremy, pintu ruang interogasi terbuka, memasukkan seorang polisi paruh baya yang tampaknya lebih berpengalaman yang dengan sopan mengundang seseorang untuk masuk.Wajah Jeremy menampakkan ketenangan saat melihat pria itu mendekatinya, tangannya mengepal.Carter memperhatikan ketidaksenangan Jeremy dan menekankan kedua bibirnya menjadi senyum puas.“Aku sudah mengingatkanmu sejak lama bahwa menantangku hanya akan menjerat Eveline ke dalam situasi ini.”Mendengar itu, tinju Jeremy yang terkepal perlahan mengendur. Kedua sudut bibir indahnya meledakkan senyum yang terlihat lebih puas dibanding senyum Carter.“Carter, apa kau pik
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka