“Linnie.”Suara rendah dan lembut seorang pria terdengar di belakang telinganya.Madeline perlahan mengangkat mata tajamnya yang indah. Dia kemudian melihat sepasang mata sipit Jeremy yang penuh dengan emosi di cermin."Linnie." Jeremy mendekati Madeline, telapak tangannya yang hangat memegangi pergelangan tangan kurus Madeline erat-erat.“Linnie, apa kau punya rahasia? Mengapa kau tinggal bersama Carter?”Madeline menunduk dan menatap tangan Jeremy yang menggenggamnya erat. Kemudian, tatapan dinginnya menatap mata antusias dan penuh harap Jeremy."Jika aku tidak tinggal bersama Carter, apa aku seharusnya kembali padamu?" Madeline bertanya dengan tawa dingin. Dia mendorong tangan Jeremy. “Kenapa aku dulu menikahi pria sepertimu? Jeremy, aku sudah menceraikanmu. Aku peringatkan kau sekarang, berhenti menggangguku.”Setelah mendengarkan jawaban Madeline, Jeremy merasa jantungnya seperti disambar petir. Pada saat ini, jantungnya terbelah menjadi dua.Memperingatkan.Wanita ini memperingat
Sambil mengatakan itu, dia tiba-tiba menarik dasinya hingga lepas lalu mengikat kedua tangan Madeline dengan dasi itu."Apa yang kau lakukan? Jeremy, apa yang kau coba lakukan?”“Linnie, jangan takut. Aku tidak akan melakukan apa pun untuk menyakitimu lagi. Aku hanya ingin membawamu pulang.”“Aku tidak punya rumah denganmu lagi. Jeremy, kau…”Madeline menolak keras keinginan Jeremy, tetapi pada akhirnya, dia tetap tidak bisa menang melawan kekuatan pria itu.Jeremy menggunakan dasinya untuk mengikat kedua tangan Madeline agar wanita itu tidak memberontak dan melawan.Meskipun melakukan itu, Jeremy enggan mengikatnya terlalu erat agar tidak menyakiti Madeline.“Linnie, aku akan membawamu pulang sekarang. Percayalah, hal yang paling kau inginkan di lubuk hatimu yang terdalam adalah kembali padaku.” Jeremy menatap tajam ke arah Madeline.Namun, Madeline memelototinya dengan mata yang dipenuhi amarah."Cart tidak akan pernah memaafkanmu."“Biarkan dia datang padaku kalau begitu. Aku ingin
Madeline tidak bisa melarikan diri, jadi dia hanya bisa membiarkan Jeremy membawanya masuk. Namun, dia jelas sangat enggan melakukannya."Jeremy, apa yang kau inginkan? Hubungan kita sudah berakhir."Jeremy berbalik dan menatap mata Madeline yang dipenuhi amarah. "Linnie, tidak akan pernah ada hari ketika segala sesuatunya berakhir di antara kita.""Kau gila!"Jeremy merasa itu manis ketika Madeline mengkritiknya."Tak peduli apa yang kau katakan tentangku, aku hanya akan menganggapnya sebagai olok-olok untuk menggodaku."“…”Madeline mengerutkan alis indahnya erat-erat sambil merasa sangat kesal. Ketika hendak mencaci maki pria itu lagi, dia tiba-tiba dibawa ke kamar tidur.Untuk mencegah Madeline kabur, Jeremy sengaja mengunci pintu.Setelah mengunci pintu, Jeremy membuka dasi yang mengikat pergelangan tangan Madeline. Dan, begitu dasi itu terlepas, Madeline mendorong Jeremy menjauh dan langsung berlari ke pintu.Tapi, Jeremy telah mengunci pintu dari dalam, dan baru saja, Madeline m
Meskipun tak teryakinkan, Madeline tidak punya cara lain lagi untuk melarikan diri.Karena tahu Madeline saat ini menolaknya, Jeremy mengawasi pintu kamar sepanjang malam.Keesokan harinya ketika masuk ke kamar, dia melihat Madeline telah berganti pakaian dengan baju yang lebih kasual. Wanita itu sedang duduk di tempat tidur, membolak-balik album foto dengan santai.Saat melihat Jeremy masuk, dia melemparkan album itu ke sampingnya."Berapa lama kau akan mengurungku?" Dia bertanya lugas.Jeremy tersenyum hangat. “Linnie, kau pasti lapar, ‘kan? Aku bikin sarapan.”"Oh ya? Aku ingat aku yang selalu membuat sarapan dan menunggumu turun ke bawah. Tapi, kau tidak pernah peduli,” kata Madeline, lalu berjalan ke lantai bawah setelah melewati Jeremy.Jeremy sama sekali tidak keberatan dengan apa yang Madeline katakan padanya sekarang. Dia tahu ini bukan niatnya yang sebenarnya.'Tapi, bagaimana dia bisa jadi seperti ini?’'Kenapa dia berpikir kalau kami sudah bercerai dan kenapa dia terus meny
Madeline tak bisa mendengar apa yang dikatakan Carter kepada Jeremy, tapi dia memperhatikan perubahan yang terlihat di kedua mata Jeremy. Bahkan ekspresi pria itu seketika menjadi lebih dingin dan lebih gelap.Dia curiga dan ingin tahu, tapi tak punya niat untuk menyelidiki.Melihat perubahan ekspresi Jeremy, Carter melengkungkan kedua sudut bibirnya dan berjalan kembali ke sisi Madeline dengan puas."Eveline, ayo pergi."Madeline menatap Jeremy yang berdiri tak bergerak sambil menatapnya tanpa bicara. Dia tersenyum pada Carter dan mengangguk. "Oke, ayo pergi."Awalnya, Madeline tidak penasaran, tetapi ketika ingat bagaimana Jeremy begitu bersikeras untuk menahannya di sini dan bagaimana pria itu mengawasinya pergi tanpa reaksi apa pun sekarang, dia merasakan sebuah dilema.Dia berpikir sebelum akhirnya bertanya, “Cart, apa yang kau katakan kepada Jeremy barusan? Kenapa dia terlihat seperti tercengang? Kenapa dia tidak berbicara atau bereaksi?"Secuil kegembiraan tanpa jejak melintas d
Ekspresi Adam berubah lagi. "Cathy tahu hypnotisme?" Dia tidak pernah tahu Cathy memiliki keterampilan ini.“Adam, di mana Cathy sekarang?” Jeremy bertanya dengan cemas.Setelah mengatakan itu, Jeremy melihat sedikit kesedihan di kedua mata Adam. Beberapa detik kemudian, Adam berkata, "Kurasa dia pergi menemui orang itu."Orang itu.Jeremy langsung mengerti.'Orang itu' yang Adam sebutkan adalah Felipe.Bangsal khusus tahanan.Cathy berdiri di pintu kamar tempat Felipe ditahan. Dia tidak masuk bahkan setelah waktu yang sangat lama.Melalui jendela kecil, dia bisa melihat Felipe duduk di tempat tidur. Pria itu memegang sebuah buku catatan dengan tangan kirinya dan sebuah bolpoin di tangan kanannya. Dia sedang menulis sesuatu di halaman buku itu.Pria itu telah menulis sepanjang waktu dia berdiri di luar pintu.Saat mengingat apa yang terjadi dulu, Cathy hanya merasa sangat ironis bahwa dia berdiri disini sekarang.Namun, mengapa di dalam hati dia masih memiliki dorongan untuk menjadi le
“Jeremy, lagi-lagi kamu! Apa lagi yang kau mau?" Madeline tetap melawan dengan segenap kekuatan yang dia miliki.Jeremy menekan bahu Madeline. Mata dalam dan sipitnya menatap lurus ke mata indah Madeline yang dipenuhi rasa jijik.“Linnie, tolong percaya padaku apapun yang terjadi. Aku tidak akan pernah menyakitimu.”"Tidak akan?" Madeline tertawa dingin dan bertanya. "Sepertinya kau lupa bagaimana kamu memperlakukanku dulu, tapi aku tidak akan pernah lupa!" Setelah Madeline mengatakan itu, Jeremy merasa hatinya seperti dibelah oleh sebilah pisau tajam.Yang membuat Jeremy takut adalah ketika mengatakan itu, mata Madeline dipenuhi dengan kebencian yang intens.Tingkat kebencian itu seolah-olah seperti baru kemarin dia menyakiti wanita itu dan membuatnya berdarah dan menangis.Ini sama sekali tidak normal.Jeremy semakin yakin kalau Madeline telah dihipnotis.Jika tidak, kalau Madeline normal, dia tidak akan pernah mengatakan hal seperti itu. Wanita itu tidak akan pernah memperlakukannya
“Aku tidak akan pernah menurutimu.” Madeline melawan.Namun, setelah dia selesai mengucapkan kata-kata penolakan itu, Adam berjalan keluar rumah.Ketika melihat Madeline dan Jeremy, dia pun terkejut. Tapi yang lebih mengejutkannya adalah Jeremy mengikat tangan Madeline dengan dasi.Dia tak menyangka Jeremy akan melakukan itu.Dia menatap Madeline. Dia tak dapat menemukan senyum lembut dan ramah seperti biasanya di wajah cantik dan mempesona wanita itu. Sekarang, yang ada hanyalah tatapan dingin."Apa mereka di sini?" Cathy juga keluar.Mendengar suara Cathy, Madeline mengangkat matanya lalu menatap wanita itu.“Evie.” Cathy tersenyum dan menyapa Madeline.Madeline mengerutkan alis indahnya. Kemudian, sedikit keterkejutan melintas di matanya. "Apa kau ... Cathy?""Linnie, kau mengenal Cathy?" Jeremy terkejut.Madeline mengabaikan Jeremy dan mendekati Cathy. "Apa kau Cathy?""Ya, benar." Cathy mengangguk. Ketika melihat tangan Madeline yang terikat, dia berjalan maju lalu membuka ikatan
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka