AB.Madeline merasakan penglihatannya menjadi gelap.Selama ini, dia curiga apakah darah itu milik Jeremy, tapi saat mengetahui golongan darah sampel itu adalah A, dia merasa lega.Namun, dia tak menyangka bahwa setelah terjadi mutasi gen, bahkan golongan darah pun bisa berubah.Golongan darah Jeremy adalah AB.Madeline merasa tidak tenang. Dia merasa seolah-olah seseorang menikam hatinya berulang kali.“Miss Montgomery, dari mana Anda mendapatkan sampel darah ini? Menurut penelitian kami, jika orang ini tidak segera mendapatkan perawatan, dia akan mati saat racun di tubuhnya mencapai tahap lima.”Kata 'mati' terasa seperti pisau yang menusuk hati Madeline.Dia tidak mengalami cedera, tetapi rasa sakit yang luar biasa menyebar ke seluruh tubuhnya.Meskipun semuanya hanya firasat, rasa sakit di tubuhnya memberitahunya bahwa firasatnya benar.Setelah meninggalkan laboratorium, Madeline mulai melamun. Dia menelepon Ryan untuk menanyakan di mana pria itu.Begitu menerima telepon dari Madel
Setelah mengatakan itu, dia menutup telepon.Ketika Madeline menelepon lagi, ponsel pria itu telah dimatikan.Madeline mulai terisak saat melihat layar yang gelap.Dia merasakan duri menusuk jauh ke dalam hatinya. Dia tak bisa melihatnya, tapi itu membuatnya mengeluarkan banyak darah.Ryan perlahan memeluk Madeline. Dia tak tahu apa yang bisa dia katakan untuk membuat wanita itu merasa lebih baik. Mungkin tak ada yang bisa dia katakan yang bisa menghibur luka di hati Madeline.Madeline menangis untuk waktu yang lama, tapi tak bisa menenangkan rasa sakit luar biasa yang menusuk-nusuk hatinya, apapun yang terjadi.Dia mencoba mengendalikan air mata dan emosinya saat melepaskan diri dari pelukan Ryan. “Rye, aku tahu tidak adil melakukan ini padamu, tapi kuharap kau bisa memberiku waktu. Aku ingin mencari Jeremy, dan jika penyakitnya benar-benar tak bisa disembuhkan, maka izinkan aku menemaninya menghabiskan sisa hidupnya.”Ryan tersenyum lembut dan menghapus air mata Madeline dengan perla
Jeremy telah menyewa sebuah homestay di dekat pantai Bukit April. Selama ini, dia tinggal di sana sendirian.Setiap pagi, dia akan membaca semua pesan yang dikirim Madeline kepadanya selama periode ini. Kemudian, dia akan pergi melihat laut dan mengingat waktu ketika hubungannya dengan Madeline dimulai.Saat mengenang kembali masa lalunya, semuanya masih baik-baik saja. Satu-satunya hal yang tidak baik adalah bagaimana tubuhnya makin melemah.Madeline menginap di villa sendirian.Begitu bangun, hatinya mulai sakit lagi setelah melihat pria di foto itu.Dia pergi mencari Ryan untuk mencoba mengetahui lebih banyak lagi tentang kondisi Jeremy.Dia mencoba mengendalikan emosinya ketika bertanya kepada Ryan, “Rye, dari mana racun di tubuh Jeremy berasal? Seharusnya kau tahu, ‘kan?”Ryan tidak menyembunyikan informasi darinya. Dia berkata terus terang, “Dari Lana. Saat Jeremy kehilangan ingatannya, Lana mengisi ingatan Jeremy dengan ingatan yang bukan miliknya. Perempuan itu akan memberinya
Madeline menutup album foto dan berlari menuju pintu.Saat keluar dari pintu, dia berharap melihat Jeremy tapi tidak melihat siapa-siapa.Kemudian, dia mendengar suara dari pintu depan. Ketika menoleh, dia melihat satu sosok tinggi.Mata Madeline berbinar saat mengejar orang itu.“Jeremy!”Dia tidak akan salah mengenali pria itu.Tidak ada sosok lain yang terlihat seperti itu di dunia ini, dan tidak ada sosok lain di dunia yang akan membuat jantungnya berdebar seperti ini.Kemudian, dia ingat apa yang dia lihat dari pintu ruangan kantor Jeremy hari itu.Pria yang tengah bermesraan dengan Lana hari itu bukanlah Jeremy.Dia telah ditipu.Itu hanyalah ilusi yang Jeremy ingin dia lihat.Pria itu melakukan segalanya agar dia membencinya dan marah padanya!Madeline merasa sedih saat memikirkan hal ini.Dia berlari keluar dari pintu dan melihat sosok itu berlari ke arah jalan. Karena itu, dia mulai mengejarnya.Jeremy tidak mau mengemudi karena tidak ingin Madeline menyadari kehadirannya. Sek
Dia punya firasat kalau Jeremy tidak akan pernah menoleh untuk melihatnya lagi.Mungkin ini pertemuan terakhir mereka.Dia berharap pria itu bisa mendengarnya mengatakan betapa dia mencintainya. Cintanya mampu mengalahkan kebencian dan kemarahan yang dia miliki untuknya saat itu. Sekarang yang tersisa hanyalah gairah yang dalam.Jeremy menatap sosok di tengah hujan yang perlahan menghilang dari kaca spion. Kemudian, dia akhirnya memuntahkan darah yang dia tahan selama ini.Menatap cairan merah terang di tisu, dia bersandar di kursi dalam kelelahan saat matanya mulai kehilangan fokus.'Linnie, aku mendengarmu.’'Terima kasih karena tidak membiarkanku meninggalkan dunia ini dengan penyesalan.'Dia melengkungkan kedua sudut bibirnya yang pucat dan mengangkat tangan kirinya untuk melihat cincin kawin yang sekali lagi telah kembali ke jari manisnya.Lewat sela-sela air matanya, dia melihat cincin itu berkilauan di bawah cahaya redup.Seolah-olah dia bisa melihat hari dia bertemu Madeline me
Jeremy merasakan jantungnya berdetak kencang saat mengangkat kepalanya dan menatap Madeline.Namun, wanita itu tidak bangun. Madeline hanya meraih tangannya tanpa sadar, namun genggamannya masih sangat kuat."Jeremy, jangan tinggalkan aku lagi..." Dia berkata dalam tidurnya. Dia tak tahu kalau Jeremy ada di sampingnya.Jeremy meraih tangan Madeline dan mencium punggung tangannya. Ada begitu banyak gairah di sepasang matanya yang tampan."Linnie, ke mana pun aku pergi, kau akan selalu menjadi satu-satunya milikku."Jeremy duduk di tempat tidur dan menatap wajah yang tertidur itu dengan puas.Dia memberi Madeline obat demam. Setelah itu, dia hanya tinggal dan menjaganya diam-diam.Dia tinggal di sisi Madeline sepanjang sore. Ketika merasa dahi Madeline tidak lagi panas, Jeremy menguji suhunya dan memperhatikan bahwa demamnya memang sudah turun.Dia merasa sangat lega dan memutuskan untuk pergi.Dia mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari sakunya. Kemudian, setelah meletakkan benda itu,
Menggunakan kesempatan ini, Naomi mencoba menyanjung Ryan.“Rye, mari kita balikan, oke? Akulah orang yang benar-benar mencintaimu.”Dengan Naomi yang terus-menerus mengganggunya, dia akhirnya kehilangan kendali atas Madeline.Madeline berlari keluar pintu dan langsung disambut angin musim gugur dan hujan. "Jeremy, Jeremy!"Dia berteriak pada kekosongan tak bertepi di depannya. “Kalau kau tak bisa melepaskanku, lalu kenapa kau bersembunyi dariku? Apa kau pikir aku tidak akan terluka jika kau bersembunyi dariku?”Jeremy berdiri di belokan dekat situ dan senang dengan adanya hujan.Setidaknya Madeline tak akan bisa menangkap aromanya.Ryan berlari dan memeluk Madeline ketika melihat wanita itu dalam pakaian sangat tipis berdiri di tengah hujan."Eveline, tenangkan dirimu." Ryan menghibur sambil memegangi Madeline yang meronta-ronta sebelum membawa wanita itu kembali ke dalam.Naomi tak tahan melihat betapa Ryan sangat peduli pada Madeline. Karena itu, dia menerjang ke depan mereka untuk
Jeremy tidak lupa bagaimana Lana juga ingin bertukar informasi ini dengannya, tapi dia tak peduli.Sekarang, dia hanya ingin orang-orang yang menghancurkan hubungannya dengan Madeline menghilang dari dunia ini.Melihat wajah Naomi yang semakin ungu, dia tiba-tiba mendengar suara panik Madeline yang mengatakan kepadanya, "Jeremy, jangan membuat kesalahan lagi."'Tidak, Linnie. Aku tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi.’‘Jika kau tidak suka aku melakukan sesuatu yang melampaui batas, maka aku tidak akan melakukannya.’Naomi hampir berhenti bernapas. Pada saat ini, dia pikir dia sedang dalam perjalanan untuk bertemu Tuhan ketika Jeremy melepaskan tangannya.Naomi terbaring di tanah dan tersengal-sengal. Dia mengangkat kepalanya, dan ketika melihat pria yang menjulang di atasnya seperti setan, dia meringkuk menjadi bola.“A―aku akan berhenti bikin masalah dengan Eveline. T―tolong, biarkan aku pergi, Mr. Whitman…”Jeremy menatap Naomi yang gemetar hebat dengan tatapan jahat namun acu