Novita sangat bahagia hari ini karena dia bisa berpergian bersama Billy, berjalanan ketempat yang dia sukai seperti pergi berbelanja ataupun makan di restoran, dia dari dulu selalu memimpikan bisa berjalan berdua dengan seorang lelaki yang sangat dia sukai, dan teryata sekarang dan juga di detik ini akhirnya semua mimpinya terwujud.
Saat itu dia berpikir, semua itu tidak pernah bisa menjadi kenyataan, tetapi itu terbukti sekarang semuannya menjadi kenyataan dan dia sangat bahagia.Mereka berdua sekarang sedang berada di restoran, sedang menunggu makanan mereka, Novita mlipat kedua tangannya dan menaruh dagunya diatas kedua tangannya, sambil menatap lekat-lekat kearah Billy yang sedang menunduk sambil memainkan ponselnya, Novita terus menatapnya tanpa berkedip, membuat Billy yang awalnya santai menjadi sedikit kewalahan, dia menarik matanya dari ponselnya dan menatap perempuan yang ada didepannya, memiringkan sudut bibirnya sambil tersenyum berkata, "Nov, kenaMereka berdua hanya diam sampai makanan mereka habis, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celana Billy bergetar, dia langsung mengambil ponselnya itu dan menatapnya, dia melihat nomor baru yang meneleponnya dia pikir itu penting jadi dia dengan ringan melirik Novita yang sedang menunduk sekarang berkata dengan nada biasa sambil berdiri, "Nov, aku pergi angkat telepon dulu ya..."Novita mengangguk dengan ringan dan tidak mengucapkan apa-apa. Karena sudah menerima jawaban dari Novita, Billy langsung berjalan dengan cepat, sambil mencari tempat yang sepi untuk mengangkat telpon.Dan disini Novita tidak melirik atau menatap kepergian Billy sama sekali dia masih saja tampak melamun dan tidak tau apa yang dia pikirkan sama sekali, sampai suara seorang perempuan yang familiar berteriak dibelakangnya berkata, "Novita, awass!."Suara itu langsung mengejutkannya dan membuatnya langsung menoleh untuk menghindari siraman air dari atas kepalanya, untung saja ada seseorang yang menyadarkan jika tidak
Beberapa menit yang lalu sebelum Dani menyeret Fani pergi.Novita yang mencari Billy dan akhirnya menemukannya berbicara dengan Fani dan Dani, dia menjadi sangat kesal entah kenapa saat melihat Billy berbicara dengan Fani.Apa dia cemburu?Hah tidak mungkin! Novita memiringkan sudut bibirnya sambil menyangkal semua hal yang dia rasakan didalam hatinya, dia melirik mereka berdua dari sudut matanya dengan ekspresi tidak senang diwajahnya.Dan ini terlihat oleh Diana yang sekarang berdiri disebelah Novita, dia sangat memahami bahwa temannya ini sedang dalam suasana hati yang tidak baik, pasti dia sangat kesal sekarang, karena Billy sedang berbicara dengan Fani.Diana tersenyum ringan, menepuk lembut bahu Novita untuk menyadarkannya berkata, "Nov, kamu kenapa?, Apa jangan-jangan kamu cemburu?."Novita tersenyum mengejek dan tampak sangat tidak senang menyangkal, "Hah,aku cemburu tidak mungkin!."Diana tersenyum penuh arti, menghadap Novita berbisik, "Apa benar, kamu tidak camburu?."Novit
Diana berjalan sambil menunduk dan masih tenggelam dalam pikirannya, dia tidak menyadari bahwa ibu mertuanya sudah berjalan jauh didepannya dan sudah tidak ada disampingnya lagi, sampai dia tidak sadar menabrak seseorang perempuan yang sedang berjalan didepannya.Saat itu terdengar suara tabrakan yang cukup keras, Diana dengan "aduh", menstabilkan tubuhnya yang tergeser kesebelah karena tabrakan itu. Dia menabrak pas di bahu orang didepannya, perempuan itu menjadi kesal dan medorong Diana menjauh, dan untung saja saat itu Diana sudah siap dan langsung menghindar.Diana menghela nafas dan berkata dengan nada bersalah, "Maaf."Perempuan itu memandang Diana yang sedang menunduk dengan acuh tak acuh tampak tidak peduli berkata, "Karena kamu yang menabrakku, kamu harus bertanggung jawab!."Diana langsung mendongak untuk menatap perempuan yang ada dihadapannya dengan pandangan bersalah, tetapi saat melihat wajah perempuan itu dia langsung melebarkan matanya
"Kamu disini teryata Nov, aku mencarimu daritadi dan ada Diana juga."Suara itu adalah suara Billy, membuat Novita langsung tersenyum kaku, mengabaikan Billy dan bersembunyi dibelakang Diana.Diana yang melihat Novita mengabaikan Billy, hanya bisa menghela nafas dan berkata, "Oh iya Bil, kamu sudah selesai berbicara dengan Fani?."Billy langsung menatap aneh Diana seperti bertanya, 'Darimana kamu tau?.'Diana membuka bibirnya ringan dan ingin menjawab, tapi langsung dijawab dengan cepat oleh Novita dia berkata dengan acuh tak acuh, tidak menatap Billy sama sekali, malah memegang bahu Diana dan menjulurkan kepalanya, "Aku melihat semua itu, kamu berbicara dengan dia kan?."Sebenarnya saat Novita melihat Billy dan Fani berbicara, dia melihat ada Dani disana, tetapi dia hanya fokus ke mereka berdua, dia menjadi kesal dan merajuk dengan Billy, tanpa Billy sadari sama sekali, dia yang melihat Novita tampak mengabaikannya baru sadar bahwa Novit
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s