Wajahnya Kirana menjadi sedikit pucat dan dia mengingit bibirnya keras, David yang melihat wajah Kirana yang tampak pucat langsung mendekatkan wajahnya kearah Kirana dan dengan lembut berkata dengan nada sedikit khawatir, "Kirana kenapa wajahmu pucat?".
Kirana langsung tersadar dari lamunannya karena ucapan david yang tiba-tiba membuat pikirannya yang awalnya kacau menjadi sedikit tenang, tetapi saat melihat wajah david yang sangat dekat dengan wajahnya membuatnya terkejut dan ingin mendorongnya menjauh.
Saat dia ingin mengulurkan tangannya untuk mendorong, tiba-tiba lelaki yang ada dihadapannya langsung menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri tegak. Tangan Kirana yang sudah terulur, menjadi kaku dan dia langsung menurunkan tangannya dan membuka muka.
Jujur saja dia sedikit terkejut saat melihat wajah david yang sangat dekat, tapi entah kenapa telinganya menjadi sedikit merah dan detak jantungnya seperti drum terus menerus berdetak dengan kencang, dia merasa, s
Intan membuka pintu dan tidak menyadari ekspresi bahagia diwajah cantik Diana, dia dengan cepat memeluk pinggang Intan, dia merasa sangat bahagia karena bertemu dengan ibu mertuanya ini.Nathan melihat istrinya memeluk ibunya membuatnya tersenyum tipis dan membiarkan mereka berdua berpelukan.Intan yang merasakan seseorang memeluk pinggangnya merasa sedikit tidak nyaman dan ingin mendorongnya menjauh, tetapi saat dia mendongak dan melihat Nathan tersenyum tipis, sambil melirik perempuan yang sedang memeluknya sekarang, tiba-tiba ekspresinya langsung menjadi bahagia, dia memeluk kembali Diana dengan rasa sayang seorang ibu dan perasaan lama tidak bertemu, jujur saja dia sangat merindukan menantunya ini yang selalu suka menemaninya jika dia sedang ada dirumah.Setelah lama berpelukkan dua perempuan yang satu tersenyum bahagia dan satunya tersenyum lembut dengan enggan melepas pelukan mereka. Tetapi Diana masih bahagia dia menatap intan dengan tersenyum berkata dengan nada hangat dan
Dan tentu saja Kirana, tidak menjawab sama sekali dan hanya diam, suasana menjadi sangat sunyi, hanya suara beberapa orang berbicara saja itu juga cukup jauh dari mereka bertiga, sampai tidak lama suara ponsel Dimas berbunyi, dia dengan cepat mengambil ponselnya, dia melirik David dan Kirana ringan, setelah itu dia pergi mencari tempat yang cukup sepi untuk mengangkat panggilan.David tidak melirik kakaknya sama sekali, malah dia menatap Kirana lekat-lekat sejak tadi, dia berpikir, saat melihat Kirana yang bingung itu cukup imut ingin dia peluk saja, tetapi sayangnya saat dia memeluknya, Kirana pasti akan mendorongnya dan lari, jadi dia hanya bisa mencengkram tangannya kuat dan menatap Kirana sambil tersenyum. Dia sangat bahagia, karena kakaknya sudah menjauh dari pandangannya, dia hanya ingin berduaan dengan Kirana saja sekarang tanpa diganggu satu orang pun, ingin kakaknya atau siapapun.Kirana melirik David yang tersenyum seperti orang bodoh didepannya menc
Novita sangat bahagia hari ini karena dia bisa berpergian bersama Billy, berjalanan ketempat yang dia sukai seperti pergi berbelanja ataupun makan di restoran, dia dari dulu selalu memimpikan bisa berjalan berdua dengan seorang lelaki yang sangat dia sukai, dan teryata sekarang dan juga di detik ini akhirnya semua mimpinya terwujud.Saat itu dia berpikir, semua itu tidak pernah bisa menjadi kenyataan, tetapi itu terbukti sekarang semuannya menjadi kenyataan dan dia sangat bahagia. Mereka berdua sekarang sedang berada di restoran, sedang menunggu makanan mereka, Novita mlipat kedua tangannya dan menaruh dagunya diatas kedua tangannya, sambil menatap lekat-lekat kearah Billy yang sedang menunduk sambil memainkan ponselnya, Novita terus menatapnya tanpa berkedip, membuat Billy yang awalnya santai menjadi sedikit kewalahan, dia menarik matanya dari ponselnya dan menatap perempuan yang ada didepannya, memiringkan sudut bibirnya sambil tersenyum berkata, "Nov, kena
Mereka berdua hanya diam sampai makanan mereka habis, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celana Billy bergetar, dia langsung mengambil ponselnya itu dan menatapnya, dia melihat nomor baru yang meneleponnya dia pikir itu penting jadi dia dengan ringan melirik Novita yang sedang menunduk sekarang berkata dengan nada biasa sambil berdiri, "Nov, aku pergi angkat telepon dulu ya..."Novita mengangguk dengan ringan dan tidak mengucapkan apa-apa. Karena sudah menerima jawaban dari Novita, Billy langsung berjalan dengan cepat, sambil mencari tempat yang sepi untuk mengangkat telpon.Dan disini Novita tidak melirik atau menatap kepergian Billy sama sekali dia masih saja tampak melamun dan tidak tau apa yang dia pikirkan sama sekali, sampai suara seorang perempuan yang familiar berteriak dibelakangnya berkata, "Novita, awass!."Suara itu langsung mengejutkannya dan membuatnya langsung menoleh untuk menghindari siraman air dari atas kepalanya, untung saja ada seseorang yang menyadarkan jika tidak
Beberapa menit yang lalu sebelum Dani menyeret Fani pergi.Novita yang mencari Billy dan akhirnya menemukannya berbicara dengan Fani dan Dani, dia menjadi sangat kesal entah kenapa saat melihat Billy berbicara dengan Fani.Apa dia cemburu?Hah tidak mungkin! Novita memiringkan sudut bibirnya sambil menyangkal semua hal yang dia rasakan didalam hatinya, dia melirik mereka berdua dari sudut matanya dengan ekspresi tidak senang diwajahnya.Dan ini terlihat oleh Diana yang sekarang berdiri disebelah Novita, dia sangat memahami bahwa temannya ini sedang dalam suasana hati yang tidak baik, pasti dia sangat kesal sekarang, karena Billy sedang berbicara dengan Fani.Diana tersenyum ringan, menepuk lembut bahu Novita untuk menyadarkannya berkata, "Nov, kamu kenapa?, Apa jangan-jangan kamu cemburu?."Novita tersenyum mengejek dan tampak sangat tidak senang menyangkal, "Hah,aku cemburu tidak mungkin!."Diana tersenyum penuh arti, menghadap Novita berbisik, "Apa benar, kamu tidak camburu?."Novit
Diana berjalan sambil menunduk dan masih tenggelam dalam pikirannya, dia tidak menyadari bahwa ibu mertuanya sudah berjalan jauh didepannya dan sudah tidak ada disampingnya lagi, sampai dia tidak sadar menabrak seseorang perempuan yang sedang berjalan didepannya.Saat itu terdengar suara tabrakan yang cukup keras, Diana dengan "aduh", menstabilkan tubuhnya yang tergeser kesebelah karena tabrakan itu. Dia menabrak pas di bahu orang didepannya, perempuan itu menjadi kesal dan medorong Diana menjauh, dan untung saja saat itu Diana sudah siap dan langsung menghindar.Diana menghela nafas dan berkata dengan nada bersalah, "Maaf."Perempuan itu memandang Diana yang sedang menunduk dengan acuh tak acuh tampak tidak peduli berkata, "Karena kamu yang menabrakku, kamu harus bertanggung jawab!."Diana langsung mendongak untuk menatap perempuan yang ada dihadapannya dengan pandangan bersalah, tetapi saat melihat wajah perempuan itu dia langsung melebarkan matanya
"Kamu disini teryata Nov, aku mencarimu daritadi dan ada Diana juga."Suara itu adalah suara Billy, membuat Novita langsung tersenyum kaku, mengabaikan Billy dan bersembunyi dibelakang Diana.Diana yang melihat Novita mengabaikan Billy, hanya bisa menghela nafas dan berkata, "Oh iya Bil, kamu sudah selesai berbicara dengan Fani?."Billy langsung menatap aneh Diana seperti bertanya, 'Darimana kamu tau?.'Diana membuka bibirnya ringan dan ingin menjawab, tapi langsung dijawab dengan cepat oleh Novita dia berkata dengan acuh tak acuh, tidak menatap Billy sama sekali, malah memegang bahu Diana dan menjulurkan kepalanya, "Aku melihat semua itu, kamu berbicara dengan dia kan?."Sebenarnya saat Novita melihat Billy dan Fani berbicara, dia melihat ada Dani disana, tetapi dia hanya fokus ke mereka berdua, dia menjadi kesal dan merajuk dengan Billy, tanpa Billy sadari sama sekali, dia yang melihat Novita tampak mengabaikannya baru sadar bahwa Novit
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.