Paman satu segera mengambil obor dan memasuki lorong itu dengan hati-hati. He mengikuti lorong yang menuntunnya ke lorong bercabang. Langkahnya terhenti, he harus memutuskan jalan berikutnya sekarang. He melihat ruangan dan menduga seseorang berencana tinggal di tempat ini. Master pun melanjutkan langkahnya, he kembali dihadapkan dengan dua pilihan.
He memutuskan jalan berikutnya dengan hati nuraninya yang ingin menyelamatkan keempat keponakan, perasaan itu lebih kuat dan mengalahkan keraguan.
“Ada yang mengkhawatirkan she nih!”“Hem....”“Apa? Apa ada yang lucu?” tanya paman pertama keheranan.
Rumah master.Di rumah ini ada diriku, gadis cantik, master dan Akira. Kami berempat menunggu paman pertama kembali. Akira berbincang dengan master sementara aku bersama gadis cantik.Gadis cantik melihat ke arah Akira yang tidak jauh dari keb
“Tenanglah! An tidak akan berpaling dari kalian, aku yakin she hanya bercanda!” ucap paman pertama mencoba menenangkan emosi mereka.Spontan mereka langsung memasang wajah biasa seolah-olah tidak terjadi sesuatu.“Hah, apa ma
Sementara itu keberadaan An,Aku tidak bisa setelah meninggalkan mereka di ruang tamu, ini sudah larut malam. Sunyi dan sepi telah mengelilingi tempat ini. Aku dan gadis cantik tidaklah sekamar. Aku rasa gadis cantik sudah pergi tidur dan hanya ada aku yang belum kunjung tertidur. Berjalan mendekati jendela dan membukanya, seketika itu angin sejuk masuk ke kamar ini dan aku bisa melihat bintang bersama bulan dari sini. Pemandangan di luar begitu indah malam ini, bintang dan bulan yang kuharapka
Sementara itu keberadaan An,Aku telah bangun dari mimpi indah, tidurku tidak begitu nyenyak dan aku mengalami demam. Kepalaku terasa sakit, aku terus memikirkan ibuku. Aku berjalan mendekati jendela, diriku melihat langit begitu gelap di luar.
“Ada apa? Sepertinya kamu tampak tidak menyukai kedatanganku kemari!” ucapnya yang membuatku terkejut.“Hah, tidak...tidak! Aku senang kamu datang, tapi aku memang sibuk!”“Sibuk ya? Bolehkah aku membantumu? Ak
Tiba-tiba si tampan melepaskanku, dan aku terjatuh ke kasur dengan detak jantung yang cepat, dan hampir membuatku berteriak. Spontan diriku berpegang erat di tubuh si tampan, aku tanpa sadar memeluk erat dirinya. He berada di atas tubuhku, dan sebuah kehangatan itu muncul dalam diriku yang tidak mau melepaskannya.“Kamu baik-baik saja?” tanya si tampan padaku.
Sontak diriku kaget, menutupi mulut dengan kedua tangan dan tubuhku terasa kaku. Aku tidak menyangka pria ini menyukai diriku dan he mencoba melamarku dalam waktu singkat. Padahal aku dan he tidak begitu saling kenal.“Si tampan, tapi....tapi kita tidak begitu saling kenal. Aku tidak bisa bersama seorang pria yang tidak kukenal!”