Share

Sebuah Permintaan

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2023-07-24 10:35:20

Bab 4 Sebuah Permintaan 

Sampai lah beberapa saat setelah diriku lebih tenang, aku memutuskan untuk berjalan kembali masuk ke dalam kamar. Di ruang pribadiku itu barulah air mataku terjatuh membasahi kedua pipiku.

Meski aku merasa yakin Mas Fathan akan tetap mencintaiku, tapi di sisi lain aku juga tahu betul kalau suamiku itu begitu menyayangi ibunya. Bahkan saking sayangnya sampai permintaan gil* untuk menikahi wanita lain yang sudah hamil pun ia lakukan. Kalau pun tidak sayang pastilah aku dan Mas Fathan bisa menikah dengan baik dan tidak akan ada surat perjanjian itu.

***

Karena masih merasa syok dengan ucapan Bu Joko tadi sampai-sampai membuatku tak kuasa untuk menyampaikan pesan yang sudah ku niatkan untuk Mas Fathan sebelumnya. Alhasil waktu pun berlalu begitu saja.

Sampai akhirnya waktu malam pun tiba. Seperti biasa Mas Fathan tiba-tiba saja mendapatkan sebuah panggilan telepon disaat kami tengah melakukan makan malam. Dan sudah bisa ditebak, sesaat setelah Mas Fathan kembali dari teleponnya tadi ia pun mengatakan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya.

"Aku pergi lagi, ya, maaf," kata Mas Fathan dengan nada yang terdengar tidak enak hati.

Mendengar perkataan tersebut aku hanya bisa beristighfar dalam hati. 

"Mas!" panggilku pada Mas Fathan.

Mas Fathan yang kala itu hendak beranjak dari bangkunya seketika kembali duduk karena panggilan barusan. Kedua netranya memandang ke arah Mbak Mira dan bergantian ke arah ibunya. Lalu dengan raut wajah keheranan ia pun menatapku yang duduk berseberangan dengannya.

"Kenapa, Dek?" tanya Mas Fathan padaku.

Mendengar Mas Fathan memanggilku dengan sebutan "Dek" seketika itu membuat Mbak Mira dan Bu Joko menatapku dan Mas Fathan secara bergantian. Di situ lah aku merasa kalau Mbak Mira akan berpikir yang tidak-tidak. 

"Dek? Kok, kamu panggil Arum pakau sebutan 'Dek'?" tanya Mbak Mira pada Mas Fathan.

Mas Fathan pun terdiam sejenak dan kemudian menjawab pertanyaan istri pertamanya itu. Dimana ia memberikan alasan dimana sebuah hal wajar jika Mas Fathan memanggilku dengan sebutan demikian karena saat itu statusku adalah adik sepupunya. Untungnya alasan yang memang masuk di akal itu pun diterima oleh Mbak Mira. Perasaanku yang tadinya takut pun kini berubah menjadi lega.

"Ada yang mau aku sampain," balasku seraya sekilas melihat ke arah Bu Joko.

"Berdua," tambahku yang membuat Mas Fathan mengerutkan dahinya.

Tanpa menunggu jawaban dari Mas Fathan, aku pun beranjak pergi meninggalkan meja makan dan berjalan menuju teras belakang rumah. Entah mengapa saat itu aku merasa semakin jauh dari Mbak Mira dan Bu Joko, semakin akan lebih leluasa menyampaikan pesanku terhadap suamiku itu. Termasuk permintaan atau ancaman dari ibunya tadi sore.

Setelah beberapa langkah pergi, Mas Fathan dengan sedikit tergesa-gesa pun ikut menyusul kemana aku berjalan. Sekilas pula saat itu aku melihat ekspresi berbeda dari dua wanita ular yang masih berada di meja makan itu. Dimana Bu Watik yang tampak senang karena mungkin apa yang ia ancamkan padaku tadi sore akan ku lakukan. Sedangkan Mbak Mira terlihat keheranan sambil terus menatap kepergian suaminya itu.

"Ibu ngomong kayak gitu ke kamu?" tanya Mas Fathan setelah aku sampaikan semua apa yang telah dikatakan ibunya tadi padaku.

Aku mengangguk dan mengiyakan pertanyaan dari Mas Fathan.

Tak hanya sebuah permintaan tersebut, Bu Joko juga mengancamku jika aku tidak menuruti keinginannya itu ia akan memberitahukan pernikahanku ini pada Mbak Mira. Sehingga dengan terbongkarnya pernikahan rahasia ini akan membuat aku dan Mas Fathan menanggung konsekuensi yang telah disepakati.

"Terus apa yang mau kamu katakan?" tanya Mas Fathan lagi.

Aku diam sejenak dan menghela nafasku. Beberapa saat setelahnya dengan suara pelan dan wajah yang tak berani menatap suamiku, aku mulai menyampaikan pesanku pada Mas Fathan.

"Aku mau kamu turuti permintaan ibumu."

"Apa?!" terkejutlah Mas Fathan usai mendengar perkataanku barusan.

"Aku gak salah denger, kan, kamu ngomong kayak gitu?" ucap Mas Fathan dengan nada sedikit meninggi.

Aku menggeleng. "Kamu gak salah denger, Mas," balasku yang masih tidak berani menatap wajah suamiku itu.

Mas Fathan menjauhkan wajahnya dariku seraya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Seolah ia tak bisa menerima apa yang barusan aku katakan. Dan bagiku itu adalah hal wajar karena aku sendiri sebenarnya juga tidak bisa menerima akan permintaan Bu Joko.

Tetapi mengingat adanya surat perjanjian dan konsekuensi yang harus aku juga Mas Fathan terima membuatku tak bisa berbuat lain selain mengikuti keinginan ibu mertuaku itu.

"Aku mana mung—"

"Mas!" potongku sembari menatap dalam cinta pertamaku itu.

"Mbak Mira juga istrimu. Istri sahmu!

Gak seharusnya kamu abaikan dia, Mas ...," kataku dengan suara bergetar.

"Apalagi sekarang ini dia sedang hamil," tambahku dengan suara lirih.

"Dia hamil bukan anakku!" sahut Mas Fathan lalu memalingkan wajahnya dariku.

Suasana mendadak hening. Aku dan Mas Fathan tenggelam dalam pikiran kami masing-masing. Hingga tak lama setelah itu aku kembali berkata yang mana kali ini membuatku tak kuasa menahan air mataku.

"Aku gak mau kamu jadi dzolim sama istrimu sendiri, Mas."

"Pernikahan kalian memang berawal dari saling keterpaksaan, tapi sekarang ini aku merasa kalau Mbak Mira memang sudah menaruh hati padamu, Mas. Jadi tolong ... Jangan abaikan dia karena bagaimanapun dia juga istrimu. Istrimu." Kuusap air mataku yang telah membasahi pipiku.

Sebelum pergi aku kembali mengingatkan suamiku itu perihal surat perjanjian yang ia buat dengan ibunya sendiri. Serta konsekuensi apa yang bakal kami terima jika sampai Mbak Mira tahu akan pernikahan rahasia ini.

Aku pun berjalan meninggalkan Mas Fathan begitu saja. Ku biarkan ia untuk berfikir dan mempertimbangkan apa yang sudah aku sampaikan barusan. Meski hati ini sakit jika harus melihat Mas Fathan satu ranjang dengan wanita lain, tapi ... di sisi lain aku juga tak bisa membiarkan suamiku terus-menerus berbuat dzolim pada orang yang notabene juga istrinya sendiri.

Setelah meninggalkan Mas Fathan aku tak lagi berselera untuk makan. Alhasil aku lebih memilih untuk pergi menuju kamar tidur ku saja dan menenangkan hati serta pikiranku. 

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
heni Heni
kalo ga mau liat laki orang dzolim ma bini nya ngapain pula jadi yang ke 2 .. mundur aja Udeh ... mundur cantik laki nya juga benyekkk ,, mau aja nikahin cewek hamil ga jelas ich
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Jangan-jangan ....

    Bab 5 Jangan-jangan ....Aku pun berjalan meninggalkan Mas Fathan begitu saja. Ku biarkan ia untuk berfikir dan mempertimbangkan apa yang sudah aku sampaikan barusan. Meski hati ini sakit jika harus melihat Mas Fathan satu ranjang dengan wanita lain, tapi ... di sisi lain aku juga tak bisa membiarkan suamiku terus-menerus berbuat dzolim pada orang yang notabene juga istrinya sendiri.Setelah meninggalkan Mas Fathan aku tak lagi berselera untuk makan. Alhasil aku lebih memilih untuk pergi menuju kamar tidur ku saja dan menenangkan hati serta pikiranku. ***Seperti biasa setelah beberapa saat usai melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslimah, aku pun melanjutkan aktivitas pagiku dengan memasak. Dan ketika aku akan memasuki dapur, saat itu juga langkahku terhenti. Sebab betapa terkejutnya aku ketika melihat Mbak Mira tengah sibuk di depan kompor yang sedang menyala.Bukan merasa tersaingi justru aku merasa heran dengan apa yang dilakukan istri pertama Mas Fathan itu. Karena selama

    Last Updated : 2023-07-24
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Kehadiran para warga

    Bab 6 Kehadiran para warga Bu Joko hanya terdiam mendengar pertanyaan yang ditodongkan menantunya itu. Ia bahkan tak mengalihkan pandangannya menghadap ke Mbak Mira. Entahlah mengapa Bu Joko malah terlihat ketakutan yang mana padahal ia bisa saja menjelaskan dengan keinginannya tersebut supaya Mas Fathan bisa berduaan dengan Mbak Mira.Atau jangan-jangan malah .....Jangan-jangan malah ... Bu Joko takut jika ia mengatakan hal yang sebenarnya akan membuat Mbak Mira curiga padanya. Tetapi, jika dipikirkan kembali aku rasa Mbak Mira tidak akan curiga. Malah bukannya seharusnya ia merasa senang karena dengan permintaan Bu Joko tersebut adalah bentuk usaha untuk menyatukan Mas Fathan dengan dirinya."I—Ibu cuma .....""Ibu cuma mau minta ke aku bilang ke Mas Fathan supaya dia mau tidur sama Mbak Mira!" potongku.Sengaja aku mengatakan hal demikian. Sebab aku penasaran dengan reaksi apa yang akan muncul dari Mbak Mira ketika aku mengatakan hal yang sebenarnya. Selain itu aku juga sudah mer

    Last Updated : 2023-10-02
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Fitnah

    Bab 7 Fitnahan "Apa yang dikatakan Bu Yati itu benar. Kamu dan Fathan kan bukan mahrom, jadi lebih baik tidak tinggal satu rumah," ucap Pak RT yang membenarkan perkataan warganya barusan yang rupanya bernama Bu Yati.Suasana yang tadinya sudah agak tenang kini kembali mulai riuh. Sedangkan di waktu itu juga Mas Fathan tak kunjung memunculkan keberadaannya. Arghh! Apa iya suami rahasiaku itu tak mendengar keributan di rumahnya yang terus-menerus memojokkanku. Menyebalkan!"Bu!" ku alihkan pandanganku ke arah Bu Joko yang sejak tadi hanya mengunci mulutnya.Dengan tatapan tak suka Bu Joko lalu berkata, "yaaa ... yang dibilang Bu Yati itu ada benarnya."Mendengar perkataan dari Bu Joko barusan seketika membuat emosiku tersulut. Dan seharusnya aku pun tahu mengharapkan pembelaan dari ibu mertuaku itu sama saja hanya sebuah kesia-siaan. Nihil!"Iya, Rum ... Apa yang dikatakan Bu Yati itu benar. Lagian aku juga udah capek setiap hari harus ngeliat kamu deketian Mas Fathan terus," sahut Mba

    Last Updated : 2023-10-03
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pamit

    Bab 8 Pamit Dan aku tahu fitnahan ini adalah perbuatan mereka. Aku percaya apa yang Bu Joko dan Mbak Mira lakukan tersebut guna mengusirku dari rumah ini dan memisahkanku dengan suamiku sendiri. Tetapi seandainya diriku memang harus meninggalkan tempat ini, aku tidak akan membiarkan mereka merusak nama baikku. Lihat saja nanti apa yang akan ku perbuat untuk membalas perbuatan mereka padaku ini.***Setelah bubarnya keributan yang ada, Mbak Mira dan Bu Joko pun ikut melengos pergi tanpa bersuara padaku. Menatap kepergian dua wanita menyebalkan itu sungguh membuatku ingin mencakar-cakar keduanya. Namun, karena kejadian ini aku betul-betul tersadar tentang sifat Mbak Mira yang sebenarnya. Dimana pada awalnya aku begitu bersimpati padanya karena nasibnya yang diham*li orang tak bertanggung jawab ditambah diperlakukan kurang baik oleh Mas Fathan. Akan tetapi setelah fitnahan ini terjadi, aku berjanji dalam hati tidak akan lagi ada rasa iba untuk dua manusia jah*t seperti mereka. Akan ku

    Last Updated : 2023-10-04
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Teror?

    Bab 9 Teror?"Ada apa? Kok ke sini lagi?" tanya Mas Fathan padaku.Aku tersenyum manis pada suami rahasiaku itu. Dan belum sempat menjawab pertanyaannya tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari dalam rumah. Mas Fathan berlari masuk ke rumahnya tanpa menunggu jawaban dariku. Aku tak mempermasalahkannya karena aku tahu suami rahasiaku itu pasti khawatir setelah mendengar teriakan yang ku yakini berasal dari ibunya itu."Yes! Rencanaku berhasil!" senangku dalam hati.Benar. Aku merasa senang karena aku percaya teriakan dari dalam rumah barusan pasti berasal dari penghuninya. Dimana aku yakin Bu Joko ataupun Mbak Mira sudah terkena imbas dari apa yang sudah ku buat sebelum aku pergi meninggalkan rumah tadi pagi."Ada apa, Mbak Arum?" tanya seseibu yang tiba-tiba hadir di sebelahku. Seseibu itu celingukan ke arah dalam rumah seakan sedang mencari sesuatu. Ternyata teriakan dari dalam rumah Bu Joko juga mampu mengundang kehadiran para tetangga. Tentu saja hal ini membuatku semakin sena

    Last Updated : 2023-10-09
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Bagaimana Bisa?

    Bab 10 Bagaimana Bisa?Mbak Mira mengangguk dan membenarkan pertanyaan suaminya itu. "Tapi gak sama pakaianmu, Mas," sambung Mbak Mira.Mas Fathan pun merasa heran dan bertanya-tanya mendengar perkataan Mbak Mira barusan. Ekspresi yang sama pun ditunjukkan dari para tetangga yang ada. Sedangkan aku berusaha untuk tetap tenang supaya tidak dicurigai karena sebenarnya yang terjadi sore ini adalah karena perbuatanku."Kok, bisa ya?" tanya Mas Fathan pada dirinya sendiri. Terlihat jelas raut wajah suami rahasiaku itu tengah kebingungan dengan apa yang terjadi hari ini. Karena sama-sama merasa tidak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut membuat suasana menjadi hening sejenak. Sampailah beberapa saat kemudian aku membuka suara untuk mencairkan suasana. "Yaudahlah Mas lebih baik kita bersihkan aja baju-bajunya Ibu," ajakku.Mas Fathan menoleh ke arahku seakan menyetujui usulanku barusan. Berbeda dengan Mbak Mira yang tiba-tiba menyahut karena aku menyebut Bu Joko dengan panggilan ibu."I

    Last Updated : 2023-10-13
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Memperjuangkan Pernikahan?

    Bab 11 Memperjuangkan Pernikahan?Ku tatap Mbak Mira dengan amat tajam dan berkata ,"bagaimana? Masih betah jadi istrinya Mas Fathan?" Ku sunggingkan sedikit sudut bibirku lalu berjalan meninggalkan Mbak Mira yang tampak kesal."Aaarrgggh!!" teriak Mbak Mira kesal ketika aku baru beberapa langkah menjauh darinya.***Di suatu sore, di saat aku tengah bersantai di teras rumah tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan Mas Fathan. Dari penampilannya aku menduga pasti suami rahasiaku itu baru pulang dari tempat kerjanya tanpa balik ke rumahnya lebih dahulu."Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam," balasku seraya meraih tangan kanan Mas Fathan lalu mencium takzim punggung tangannya."Ada apa, Mas? Kok ke sini gak ngabari dulu?" tanyaku basa-basi.Tanpa menjawab pertanyaanku lebih dulu Mas Fathan lantas memilih untuk duduk di bangku yang sebelumnya aku tempati. Mengusap wajahnya dengan agak kasar kemudian terdiam untuk beberapa saat.Ku perhatikan suami rahasiaku itu lebih seksama. Terlihat

    Last Updated : 2023-10-17
  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Satu Rahasia Terbongkar

    Bab 12 Satu Rahasia TerbongkarMendengar ucapanku tersebut, lalu Mas Fathan pun terdiam sejenak. Tanpa ku duga laki-laki berstatus suamiku itu langsung memelukku seraya berkata dengan nada yang lembut."Aku akan dukung kamu."Aku tersenyum lega karena perkataan Mas Fathan barusan. Seketika itu aku pun membalas pelukan darinya.***Beberapa hari setelah keributan di rumah Bu Joko berlalu, kini hidupku menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi sekarang ini Mas Fathan sudah membebaskanku untuk bertindak guna membersihkan namaku dan membuat ibunya masuk ke dalam jebakanku. Tak hanya itu, Mas Fathan juga bersedia membantuku jika nantinya aku membutuhkannya. Jelas karena hal ini lah yang kemudian membuatku semakin sayang pada suami rahasiaku itu.Meski begitu aku sendiri masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi ketika Mas Fathan berada di kamarnya saat itu. Mengapa bisa darah-darah yang aku letakkan di lemari baju milik Mbak Mira hilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Begitu juga

    Last Updated : 2023-10-24

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   TAMAT

    Bab 32 TAMAT"Sudah, Mas. Mau berangkat sekarang?" cetus seorang pria yang diminta Mas Fathan membantunya mengangkut barang-barang kami.Mas Fathan menoleh ke arah pria tersebut dan berkata," iya. Saya nyusul di belakang, ya.""Baik, Mas," balas pria tersebut lalu masuk ke dalam mobil.Aku dan Mas Fathan pun kembali berpamitan pada Bu Joko dan Budhe Sri. Mencium takzim tangan kanan mereka lalu mulai mengendarai sepeda motor kami dan mengikuti mobil yang memang sudah melaju beberapa menit yang lalu.***Beberapa hari berlalu...Wajah kebahagian menyelimutiku juga suamiku hari ini. Karena aku dan Mas Fathan telah diberikan amanah yang akan menjadikan kami orang tua sebentar lagi. Benar, aku hamil.Kehamilan yang dinanti-nanti ini sangatlah membuatku dan Mas Fathan tak henti-hentinya bersyukur. Bahkan, wajah berseri terus saja ditampakkan oleh suamiku itu sejak kami keluar dari ruang pemeriksaan tadi. Sungguh, rezeki yang sangat luar biasa telah kami terima hari ini."Alhamdulillah, ya,

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pergi

    Bab 31 Pergi"Aku tidak akan membencimu karena perbuatanmu terhadap ibuku. Simpan rahasia ini dan biarkan orang-orang menganggapku yang bersalah," kata Mas Fathan.Aku pun hanya bisa menangis di dalam pelukan suamiku itu. Aku sungguh beruntung telah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun aku tahu, tak seharusnya aku bersembunyi di balik punggungnya di saat aku lah yang seharusnya menerima sanksi tersebut.***Tepat ketika matahari mulai meninggi, di saat itu lah semua barang bawaan yang sudah aku dan suamiku bereskan tadi malam siap untuk diangkut. Benar, meski mendapatkan tawaran dari Bu Joko untuk kembali ke rumahnya, namun Mas Fathan lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah kontrakan yang sudah kami sewa sebelumnya."Kita tetep ngontrak dulu, ya. Lagian sayang aja udah terlanjur dibayar," kata Mas Fathan manakala aku menanyakan jawaban perihal tawaran yang diberikan Bu Joko pada kami tadi pagi.Aku hanya bisa mengangguk dan mengiyakan keputusan suamiku itu. Toh, jika diberikan pi

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Akhir dari Permintaan Maaf

    Bab 30 Akhir dari Permintaan MaafWalaupun Bu Joko sudah memberikan keputusan tidak akan memperpajang masalah ini, namun, sanksi sosial kemungkinan besar tak akan bisa aku hindari. Terlebih, baru sekarang ini Bu Joko menyatakan permintaan maafnya padaku atas sikapnya selama ini. Dan jika ia tahu kalau aku lah pelakunya, pasti hal ini akan membuatnya kembali membenciku. Bahkan lebih dari sebelumnya. Namun, apa yang dilakukan Mas Fathan kali ini malah membuat hatiku semakin tak kuasa. Karena sekarang aku percaya dan yakin, kalau suamiku itu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan setelah ini selesai, selanjutnya hubungan rumah tanggaku lah yang akan dipertaruhkan. "Ibu maafkan kamu, Fat. Ibu maaafkan kamu sekalipun kamu membun*h Ibu," ucap Bu Joko. Reflek Mas Fathan menoleh ke arah ibu angkatnya itu saking terkejutnya.Mas Fathan masih terdiam menatap Bu Joko. Entah apa yang ada di pikiran suamiku itu, namun terlepas dari itu, sepenglihatanku aku mengira kalau Mas Fathan

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pelakunya Adalah Aku!

    Bab 29 Pelakunya Adalah Aku! "Aaarrghh!!!" kesal Mas Fathan. Terlihat di waktu yang bersamaan Bu Joko yang masih terdiam itu kembali meneteskan air matanya. Di momen itu situasi betul-betul kembali menegang. Dan aku juga yakin, saat ini suamiku itu lagi-lagi merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri maupun pada Bu Joko. Yang padahal baru beberapa menit yang lalu, Mas Fathan sudah terlihat akan menerima permintaan maaf dari ibu angkatnya itu. Tapi ternyata .... Entahlah. Di tengah-tengah kondisi yang menegangkan itu tiba-tiba Mas Fathan menoleh ke arah Bu Joko. Dengan amarah yang masih tertahan, suamiku itu lantas bertanya pada ibu angkatnya. "Ibu yakin nggak akan memperpanjang masalah ini? Sekalipun Ibu tahu siapa pelakunya."Bu Joko mengangkat kepalanya dan menatap anak lelakinya yang sangat ia sayangi itu seraya menghapus air matanya. Dengan penuh keyakinan Bu Joko lantas menjawab bahwa ia tidak akan memperpanjang masalah ini. Sekalipun ia mengetahui siapa pelaku yang menyera

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Mas Fathan Sebenarnya Anak ...

    Bab 28 Mas Fathan Sebenarnya Anak ...Dari respon yang ditunjukkan Budhe Sri yang terlihat sangat marah kepada Bu Joko lantaran memberitahukan perihal status Mas Fathan? Lalu, pesan apa yang dimaksud oleh Budhe Sri dari suami Bu Joko yang memang merupakan kakak kandungnya. Mungkinkah ini semua ada hubungannya dengan status pengangkatan Mas Fathan dalam keluarga Bu Joko? Jika benar demikian ... Aiish, sungguh jelimet!! "Tunggu tunggu Ini maksudnya apa sih?" sela ku yang semakin bingung dengan keadaan.Budhe Sri mengalihkan pandangannya ke arahku. Kemudian beliau menarik napas beratnya dan mulai berbicara. Dimana beliau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan masa lalu keponakannya itu. Yang mana selama ini Mas Fathan memang anak diadopsi dari Bu Joko dan mendiang suaminya.Namun sebetulnya Mas Fathan bukan hanya sekedar anak adopsi begitu saja. sebab waktu itu kondisinya Bu Joko baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki yang mana tak selang beberapa hari kemudian bayi terseb

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Penyesalan?

    Bab 27 Penyesalan? "Kita lapor polisi aja, ya, Dek?" Tentu saja usulan dari Budhe Sri itu semakin membuatku panik juga ketakutan. Tapi di lain sisi aku juga tak mungkin mencegah Bu Joko kalau ia ingin mengiyakan usulan tersebut. Dan kalau sampai Bu Joko benar-benar mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu... ah, mati lah aku! Mendapati usulan dari kakak iparnya tersebut, saat itu Bu Joko tidak langsung menanggapinya. Ia malah terdiam untuk beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu. Yang mana sikapnya itu malah membuat terheran-heran. "Dek!"Bu Joko terkesiap mendengar panggilan dari Budhe Sri. "Aduuh, gimana, ya, Mbak?" Bu Joko memperlihatkan sikap kebingungan yang membuatku semakin merasa aneh. Aku bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya? Apa yang sedang dipikirkan ibu mertuaku itu? Yang padahal kalau ia benar-benar merasa ketakutan dengan apa yang sudah menimpanya, seharusnya tanpa banyal berpikir pasti ia sudah mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu. "Fathan m

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Isi Pesan Dari Secarik Kertas

    Bab 26 Isi Pesan Secarik Kertas "Ada apa, Budhe?" tanyaku ketika sudah berhadapan dengan wanita paruh baya itu. "Itu di depan ibu kalian datang," jawab Budhe Sri yang membuatku terkejut mendengarnya. Pasalnya baru beberapa menit yang lalu, aku memikirkan tentang nasib ibu mertuaku itu, kini tanpa aku duga sama sekali, bahkan terpikirkan pun saja tidak, Bu Joko malah mendatangi rumah ini. Tentu saja hal itu membuat rasa ketakutan yang ada pada diriku semakin meningkat. Sedangkan ingin menepisnya lagi pun rasanya teramat sulit. Aku betul-betul merasa takut kalau Bu Joko datang karena mengetahui bahwa aku lah pelaku yang memasuki rumahnya tadi malam."Gak mungkin. Wanita tua itu pasti gak tau kalau aku pelakunya. Gak! Gak mungkin!!" ucapku dalam hati. Berusaha menenangkan diri sendiri dan mencoba bersikap biasa. Aku berdeham kecil. "Ibu ke sini? Tumben? Ada apa, ya, Budhe?" Aku berpura-pura tidak mengerti. "Budhe juga gak tau. Kita ke sana dulu, yuk!" ajak Budhe Sri. "Aku gak mau

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Akhir Permainan

    Bab 25 Akhir Permainan "Tolooonggg!!!!" teriak Bu Joko kencang. Tentu teriakan Bu Joko barusan seketika membuatku panik. Aku takut kalau aksiku akan ketahuan orang. Namun, dengan cepat aku pun berusaha membungkam mulut Bu Joko dengan lakban hitam yang aku bawa. Sreeettt!!! Bu Joko masih saja mengoceh meski mulutnya sudah tertutup. Aku pun tak memedulikan hal tersebut dan memilih bergegas keluar kamar lalu menuju ruang depan. Mengintip dari balik gorden guna memeriksa keadaan di luar rumah. Dan ternyata karena teriakan Bu Joko sebelumnya membuat keadaan di luar ... masih tenang. Aku menghela napas lega. "Syukurlah. Masih aman."Karena merasa keadaan masih berpihak padaku, aku pun bergegas kembali ke kamar Bu Joko. Dimana wanita tua itu masih saja mengoceh tak jelas lantaran lakban yang tertempel di mulutnya. Melihat waktu yang kurang dari dua jam lagi memasuki waktu subuh, tanpa pikir panjang aku pun segera memulai aksi keduaku. Aksi dimana aku menyebutnya sebagai puncak dari pem

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Suamiku Ternyata ...

    Bab 24 Suamiku Ternyata ... "Iya, kenapa? Ada masalah? Tapi, bukannya kemarin Mas bilang gak terjadi apa-apa pas di rumah ibu? Mas cuma bilang kalau ibu menerima kedatangan, Mas. Terus kalian ngobrol biasa. Iya, kan?Mas Fathan kembali menatapku. Dengan pelan lalu ia menggelengkan kepalanya yang menandakan kalau perkataanku barusan tidaklah benar adanya. Lantas, jika demikian apa yang sebenarnya terjadi antara Mas Fathan dan ibunya waktu itu? Mas Fathan menghela napas beratnya. Dengan serius lalu ia berkata yang mana membuatku tercengang saat mendengarnya. "Ibu bilang aku bukan anak kandungnya."Seketika kedua mataku membulat tak percaya mendengar kalimat yang barusan diucapkan suamiku itu. Bagaimana bisa Bu Joko berkata demikian yang padahal selama ini yang aku tahu semua surat-surat yang berkaitan dengan Mas Fathan memperlihatkan kalau Bu Joko adalah ibu kandungnya. Dari akta kelahiran sampai kartu keluarga. "Kamu gak lagi bercanda, kan, Mas?" aku menatap serius ke arah Mas Fath

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status