Home / Romansa / Pernikahan Paksa Pewaris Arogan / 121. Check-in sebagai tunangan Edward.

Share

121. Check-in sebagai tunangan Edward.

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Adelia melangkah masuk ke lobi hotel dengan mata yang masih setengah terpejam, mencoba mengatasi rasa kantuk dan kelelahan yang menyelimuti dirinya. Rupanya, hotel yang biasanya tenang ini sekarang dipenuhi dengan keramaian persiapan acara pertunangan. Para pekerja hotel berlalu-lalang dengan sibuk, mengatur dekorasi, menyusun meja, dan memastikan segala sesuatu berjalan dengan lancar.

Mona, rekan kerja Adelia yang mengambil shift mala semalam, sedang sibuk dengan pekerjaannya di meja resepsionis, menoleh ketika Adelia mendekatinya.

"Mon, hotel ini benar-benar ramai hari ini, ya? Ada apa ini?" tanya Adelia dengan suara rendah sambil meletakkan tas ranselnya di meja.

Mona melirik Adelia dengan wajah tidak senang tanpa tersenyum lalu menjawab. "Ada acara pertunangan keluarga Gonzales yang akan diadakan di sini. Mereka memesan beberapa kamar untuk tamu undangan."

"Mengapa kamu lama sekali? Aku sudah kecapean dari tadi.Seharusnya ini pekerjaanmu!" Mona segera menyodorkan buku daftar t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Daima Musa Abong
ceritanya bagus namun alur ceritanya terlalu bertele-tele.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   122. Kejutan demi kejutan

    Adelia duduk di depan meja resepsionisnya, sambil tertawa kecil, wanita itu menyimpan uang dua ribu itu dalam lacinya. Hanya dalam waktu singkat, tamu-tamu lain mulai berdatangan. Dia sama sekali tidak berkesempatan untuk memikirkan tentang Emily dan uang dua ribu yang diberikan itu. Setelah menyelesaikan proses check-in untuk tamu berikutnya, Adelia langsung beralih dengan sigap untuk membantu tamu-tamu lain yang tengah melakukan proses registrasi. Meskipun hatinya masih penuh dengan pertanyaan dan sedikit kecemburuan mengenai Edward dan Emily, Adelia tetap berusaha memberikan pelayanan yang ramah dan profesional kepada semua tamu. Beberapa tamu mengajukan pertanyaan tentang fasilitas hotel, sementara yang lain membutuhkan rekomendasi tempat makan di sekitar. Adelia dengan lincah menjawab setiap pertanyaan dengan senyuman, berusaha menyamarkan perasaannya yang bercampur antara rasa ingin tahu dan kecemburuan yang tadi muncul. Sementara dia sibuk dengan tugasnya, pikirannya sesekali

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   123. Masalahku sudah cukup banyak!

    "Dia tunangan Edward dan Melinda sudah bertunangan dengan Afgan. Dua pasangan tajir itu akan menikah minggu depan, dan kita ... syukurlah aku memiliki kalian berdua untuk menemani hari tuaku nanti," ujar Adelia sambil mengelus perutnya. Usai berkata-kata sendiri, Adelia melangkah kecil menuju ke stand makanan untuk mengisi perutnya yang lapar. Adelia tidak menyadari bagaimana Afgan selalu memperhatikan semua gerakannya dalam diam. Melihat Adelia yang mengelus perutnya beberapa kali, Afgan sedikit curiga, tetapi pada saat Adelia melahap makanan dengan rakus, Afgan tertawa sendiri. "Dia ternyata lapar, dasar kampungan." Beberapa saat kemudian, acara dilanjutkan dengan makan malam mewah. Adelia segera mundur ke sudut ruangan dengan seporsi kue yang belum selesai dikunyahnya. Berusaha menenangkan diri, dia mencoba menikmati kue di mangkuk kertas yang dipegangnya sambil melihat tamu-tamu yang menikmati momen bersama. Tiba-tiba, ekor matanya melihat bayangan Afgan dan Melinda mendekat. A

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   124. Lepaskan Adelia, ceraikan dia!

    Baru saja Adelia hendak berdiri dari kursi yang dia duduki, pandangannya tiba-tiba kabur, Adelia kembali terhuyung dan tubuhnya limbung terduduk kembali ke kursinya. "Adelia, kamu baik-baik saja?" Rekan kerja memegang Adelia yang sudah terlihat pucat. "Tidak apa-apa, aku hanya kelelahan dengan kondisi ha ... , uhm maksudku, harus berdiri terus." Adelia terkejut karena hampir membocorkan keadaannya. Edward ternyata juga diam-diam memperhatikan Adelia, pada saat Adelia limbung, dia sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi. Dengan langkah kasar, dia meninggalkan Emily yang terpana, melihat Edward sudah mendekati Adelia lalu menggendongnya ala bridal style keluar dari ruangan pesta. "UHm" Emliy terbengong dengan keadaan. Dengan menahan rasa malu, wanita itu segera lari mengikuti mereka. Afgan juga menyaksikan keadaan itu dan hendak menyusul, tetapi Melinda buru-buru bersandiwara dengan memegang perutnya. "Aowh, Sayang. Anakmu mulai menendang, ini sakit sekali." Fokus Afgan terpaksa

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   125. Jangan menyesali keputusanmu, Afgan!

    "Uhm, maksudku ... ke depannya, lah, maksudku bukan ini loh!" "Adelia, coba jelaskan, maksudku itu, Afgan kalau sudah meninggalkanmu, maka ... kamu berhak mencari pria lain ... terus menikah, terus memiliki bayi .. terus ... " Afgan dan Edward tersenyum tipis, karena sudah mengerti arah pembicaraan Emily yang berantakan dan canggung. Sesaat tadi, perkataannya sangat tegas dan elegan. Edward segera memainkan peran untuk menegaskan perkataan Emily. "Benar, Afgan, bukankah nanti kamu akan memiliki bayi dari Melinda, lalu Adelia akan memiliki bayi dari pria yang akan menjadi suami baru nya nanti?" "Suami baru?" Afgan menatap Edward seolah-olah perkataan pria itu menyakiti hatinya. "Ya, itu maksudku, suami baru, bayi dari anak suami baru, astaga, apa yang ada dalam kepalaku, sepertinya aku lapar." Emily berdiri untuk meraih ponselnya. "Saya akan memesan makanan lagi, apakah Afgan akan makan bersama di kamar sempit ini atau kamu sudah ingin pergi? Kasihan lho, istrimu di atas menunggu

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   126. Apa lagi maumu? Apakah uangmu sudah habis?

    "Astaga, Afgan? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Melinda dengan panik mengetahui kehadiran Afgan di kamarnya. Pesta sudah selesai dan masing-masing akan beristirahat. Melinda sudah selesai mandi dan mendapatkan Afgan yang pulang dalam keadaan wajah ganteng sudah terhias luka lembam. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin tidur, kamu ribut sekali," ucap Afgan dengan nada lirih. Sakit pada tubuh yang dirasakannya tidak sesakit hatinya yang tergores. "Kamu pasti pergi mencari Adelia, betulkah?" tanya Melinda sambil duduk di tepi tempat tidur, sementara Afgan sudah mulai berbaring dengan tubuh yang lelah. Belum sempat Afgan menjawab, terdengar ketukan pintu dari luar kamar. "Siapa?" tanya Melinda dengan penasaran sebelum beranjak dari ranjang. "Kami, mertuamu!" Achmed Al-Futtaim berdehem sebelum menjawab. Melinda segera membukakan pintu, Ibunda Afgan segera berlari kecil menuju ke ranjang karena terkejut dengan keadaan Afgan. "Kamu tidak apa-apa, Nak?" "Tidak, Mom. Bagaimana kalian bi

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   127. Rencana Buruk di hari yang baik.

    Melinda berpikir sejenak, dia adalah seorang wanita licik sama halnya seperti Bayu. Tentu saja dia tidak mau bila memberikan uang dalam jumlah banyak seperti yang diinginkan Bayu, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa. "Baiklah, kita bertemu setengah jam lagi. Kamu tunggu di sana saja. Aku akan langsung mengirim sejumlah yang kamu inginkan setelah aku mendengar semua yang ingin kau katakan." Melinda menutup panggilan dan mendengus dengan kesal. Dia harus segera menemui Bayu atau dia akan diganggu seumur hidupnya. Dalam hati, wanita itu berencana untuk menghabisi hidup pria yang menjadi ayah atas bayi yang sedang dikandungnya karena dia tidak ingin Bayu menjadi terlalu tamak dan membocorkan rahasia kepada Afgan suatu saat. Namun, ini bukan saat yang tepat karena kabar bahwa Adelia sedang mengandung cukup mengusik pikirannya dan dia harus melakukan sesuatu untuk mengatasi hal itu. Melinda tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyingkirkan Adelia tanpa ketahuan oleh Afgan. Di

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   129. Dua malam menjelang pernikahan Afgan.

    Afgan menatap kosong di layar komputer. Hari ini dia memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dengan alasan lembur karena dia tahu, Adelia mengambil shift malam.Dengan rekaman CCTV yang disambungkan ke laptopnya, dia memandang Adelia dari jarak jauh.Merasa sangat bingung dengan keadaan, di mana dia mulai merasa ingin memiliki wanita itu sebagai istri sesungguhnya, tetapi muncul Melinda yang menyatakan kehamilannya di depan kedua orang tua Afgan.Tiba-tiba Afgan menegakkan posisi tubuhnya yang sedang duduk. Layar rekaman CCTV sedang memancarkan siaran langsung dan saat ini, Afgan melihat keberadaan Edward di depan meja resepsionis dengan seikat bunga Lily di tangannya."Mau apa lagi pria itu! Bukankah dia juga tidak bisa memilih Adelia? Ofel sudah menyebarkan undangan, itu tandanya orang tuamu juga tidak menyetujui pembatalan nikah milikmu!"Afgan berdiri dan berjalan mondar-mandir dengan gelisah sambil memandang tajam ke arah laptopnya."Kam

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   130. Ini makananku pada saat akhir bulan!

    Adelia diantar kembali ke hotel setelah Edward selesai berobat. Wanita itu menahan tawa terus karena wajah Edward yang lembam dan terbungkus plester di mana-mana termasuk hidungnya yang mancung."Mengapa kamu menertawaiku? Apa yang lucu?" tanya Edward dengan nada tidak senang."Aku sedang membayangkan kamu memakai jas pengantin dengan wajah jelek seperti itu!"Edward terdiam karena Adelia menyinggung tentang pernikahannya dengan Emily. Dia sangat tidak menginginkan hari itu berlangsung."Sungguh mengherankan sekali dengan kalian, mengapa memilih hari yang sama untuk menikah. Tapi, bagaimana pun, aku mengucapkan selamat berbahagia dan maaf, aku tidak bisa menghadiri pestamu nanti."Perkataan Adelia membuat Edward merasa sedih, tetapi dia harus segera pergi agar air matanya tidak turun dan membuat egonya hilang di mata Adelia."Aku akan jalan. Jagalah dirimu baik-baik. Jangan lupa untuk makan yang banyak demi anakmu," ucap Edward lalu segera m

Latest chapter

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   TAMAT

    "Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Afgan seraya mengecup mesra kening istrinya. Adelia terlihat cantik dalam gaun berwarna merah muda, memancarkan pesona yang memikat semua orang yang hadir. Senyumnya yang menawan membuat suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan.Taman yang indah menjadi latar belakang acara tersebut, dihiasi dengan dekorasi menarik yang dipenuhi balon berwarna-warni. Meja-meja penuh dengan hidangan lokal yang menggugah selera.Afgan sengaja mempersiapkan semua makanan khas lokal Indonesia supaya dapat mencerminkan kekayaan budaya dan rasa yang istimewa. Semua tamu yang diundang tampak menikmati setiap momen, tertawa dan berbincang dalam suasana yang meriah.Afgan sengaja memilih suasana taman ini untuk memberikan kesan alami dan romantis. Cahaya lampu hias yang tergantung di antara pepohonan menambah kehangatan malam itu, menciptakan suasana yang sempurna untuk merayakan ulang tahun Adelia."Tempat ini benar-benar indah, Afgan," kat

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Kamu nakal!

    Nama itu terdengar seperti melodi yang manis di telinganya, dan wajahnya muncul di dalam bayangan gelap di hadapannya.Lima tahun yang lalu, mereka bertemu dalam sebuah acara pesta, di mana keponakannya, Edward, membawa Adelia sebagai pasangan dansa.Adam masih ingat betapa terpesonanya dia saat itu oleh kehadiran Adelia. Wajah dan penampilan wanita itu sangat mirip dengan mendiang istrinya, membuatnya tercengang dan tak bisa berkedip.Adelia, dengan senyum manisnya dan gerakannya yang anggun, menyihirnya dalam sekejap.Dalam kilatan lampu pesta, Adam melihat bayangan istrinya yang telah tiada, dan dia merasakan hatinya tergetar oleh gelombang nostalgia dan kesedihan yang mendalam.Ketika mereka memiliki kesempatan untuk berdansa sebagai pasangan, Adam merasa seperti dia berada di alam semesta yang sama sekali berbeda, di mana waktu berhenti berputar dan kehilangan tidak lagi terasa menyakitkan.Tetapi, seiring malam berakhir, kenyataan kemb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Adam dan Adelia

    Adam membalas senyuman wanita itu dengan senyuman manis. "Maka aku akan menjadi milikmu."Sekali lagi mereka berciuman dengan penuh gairah. Sarah terhanyut dan merasa tidak berdaya, tetapi dalam ruang kecil hatinya yang tersisa, dia tahu dengan pasti bahwa Adam bukanlah tipe pria yang akan dengan mudah jatuh hati padanya.Dia menyadari bahwa perasaan Adam padanya hanyalah alat yang dimanfaatkannya untuk menyakiti Melinda lebih dalam lagi. Tetapi, meskipun dia sadar akan ini, dia terus menekan perasaannya sendiri, membiarkan dirinya larut dalam penipuan terhadap hatinya.Setiap hari, Sarah merasa semakin terjebak dalam permainan Adam. Dia memberi dirinya alasan bahwa ini adalah cara untuk menjaga Melinda tetap aman, meskipun di lubuk hatinya, dia tahu bahwa ini hanya sebuah pembenaran dari nafsu dan ketakutan akan kehilangan Adam.Saat malam tiba, Adam mengajaknya keluar untuk makan malam romantis, dan Sarah setuju tanpa ragu.Meskipun dia menyadari

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Tunggu Pembalasanku!

    Melinda menggelengkan kepala, matanya kosong memandang ke dalam ruangan. "Aku tidak tahu," ucapnya pelan. "Aku merasa seperti semua impianku hancur, seperti tidak ada lagi yang bisa kuinginkan."Sarah merangkulnya lebih erat. "Tetapi, Melinda, kamu masih punya banyak hal di depanmu. Kehidupanmu tidak berakhir di sini."Melinda menatap sahabatnya dengan pandangan yang penuh keraguan. "Tapi bagaimana aku bisa melupakan semua ini? Bagaimana aku bisa mempercayai seseorang lagi setelah ini?""Bagaimana membuktikan kebenaran bahwa aku hanya difitnah oleh Adam? Semua ini adalah jebakannya."Sarah tersenyum lembut. "Kamu mempunyai hak untuk didampingi seorang pengacara hukum, aku akan mengurusnya dan percayalah, tidak semua pria seperti Adam. Semua ini mungkin hanya salah paham."Melinda mengernyitkan alisnya perlahan, mencoba menyerap kata-kata yang diucapkan oleh Sarah. Namun, perjalanan untuk pulih dari luka ini masih terasa sangat jauh baginya dan kebe

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Teman lama atau jebakan baru?

    Adam tersenyum dengan licik lalu melanjutkan kalimatnya di depan microphone yang sedang dipegang."Yayasan Melinda i-care sudah menipu publik dengan penjualan tiket konser di acara pertandingan baseball ini. Seharusnya saya mendapatkan applause untuk keberhasilan menjebak pelaku yang sudah menipu tiket kalian, bukan?"Perkataan Adam mendapat seru riuh dari para penonton. Mereka merasa keadilan sudah ditegakkan untuk mereka.Dua orang polisi wanita segera menarik dan memasangkan borgol ke tangan Melinda yang disatukan di belakang punggungnya."I-ini tidak benar! Kamu jahat sekali!" seru Melinda sambil berusaha meronta, tetapi dua orang yang memegangnya sangat kuat."Kamu juga melakukan hal yang sama terhadap keluarga Al-Futtaim, Sayang. Adelia adalah seorang wanita yang baik. Bila saya arus memilih, maka saya akan memilih Adelia menjadi istri yang layak menggantikan mendiang istriku karena wanita itu memiliki semua yang tidak kamu miliki."Me

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Yayasan apa?

    Melinda merenggangkan lehernya, mencoba untuk melihat lebih jelas ke arah panggung yang sedang disiapkan di tengah lapangan.Ia merasa detak jantungnya semakin kencang seiring dengan lama menunggu. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu dengan penuh harap.Adam Offel, telah memberinya petunjuk bahwa hari ini akan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Dia ingin memberikan kesempatan kedua kepada pria itu.Dengan gaun pengantin yang indah melilit tubuhnya, Melinda merasa seperti sang ratu yang siap menerima mahkota kebahagiaan. Tetapi, di tengah kerumunan, ia tidak melihat bayangan Adam yang diharapkannya. Ketidakpastian mulai merayap di dalam pikirannya.Melinda duduk di kursi yang sudah disediakan khusus untuknya. Menyaksikan pertandingan dengan perasaan tidak menentu.Tiba-tiba, lampu-lampu sorot mulai menyala, dan kerumunan berbisik-bisik dengan kegembiraan yang menggelora. Melinda merasakan kegelisahan memenuhi dadanya ketika seseorang mel

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Hari yang ditentukan

    Setelah sampai di sana, Melinda langsung berpura-pura bertanya, mencari informasi, namun tidak ada yang mengetahui acara lain selain acara baseball yang memang setiap akhir pekan dilaksanakan di sana."Besok yang bertanding adalah group banteng dengan group singa. Apakah Anda ingin membeli tiket?" tanya petugas tanpa mencurigai apa pun.Wajah dan reaksinya datar, bahkan dia malas untuk melihat ke arah orang yang menanyakan tiket."Baik, terima kasih, aku sudah punya tiket masuk," sahut Melinda lalu bergerak keluar meninggalkan gedung.Malam harinya, wanita itu tidak bisa tidur. Sama sekali tidak bisa memberi istirahat kepada matanya yang sudah lelah.Sesekali dia mematut dirinya di depan cermin dengan memegang gaun yang indah.Keesokan harinya, Melinda terbangun dengan mata yang terasa berat di bawah kelopaknya. Goresan-goresan hitam di sekitar matanya menandakan betapa dalamnya tidur yang dia alami."Mama?" Silvia masuk ke kama

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Paket misterius

    Bel pintu berbunyi, membuyarkan lamunannya yang dalam. Melinda menghela napas dalam-dalam, merenggangkan otot-ototnya yang tegang, lalu beranjak menuju pintu dengan langkah gontai. Dia menghirup udara dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum membuka pintu."Siapa ya yang datang sekarang?" gumamnya pelan.Dengan ragu, ia membuka pintu dan dihadapkan pada seorang pria pengantar paket yang tersenyum ramah di depannya. Paket besar berwarna cokelat muda tergeletak di depan kakinya."Maaf mengganggu, Ma'am. Ini paket untuk Anda," kata pria itu sambil menyodorkan sebuah formulir pengiriman.Melinda mengangguk, mengambil formulir tersebut, dan menandatangani dengan cepat. Pikirannya masih melayang-layang antara rasa penasaran dan kekhawatiran.Pria pengantar itu kemudian menyerahkan paket tersebut kepadanya dengan senyuman hangat sebelum bergegas pergi. Melinda menutup pintu dan kembali ke dalam rumah dengan paket besar yang terasa begitu misterius di tangannya.Dengan hati-hati, ia memb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Aku harus membalas dendam

    "Maaf, Nyonya Melinda. Kami hendak memberitahukan bahwa bahan material bangunan yang dipesan atas nama Melinda i-care sudah jatuh tempo. Sejumlah satu Milyar!"Hatinya berdegup kencang. Bagaimana mungkin dia berutang sebanyak itu atas sebuah proyek bangunan?"S-saya tidak pernah memesan apa pun," sahut Melinda dengan suara terputus-putus.Melinda berusaha memeriksa ingatannya, mencari-cari jejak apa pun yang bisa menjelaskan situasi ini, tetapi tidak ada yang muncul. Rasanya seperti terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar."Maaf, saya tidak yakin tentang hutang ini," ucap Melinda dengan suara gemetar, mencoba menutupi kepanikannya."Seseorang bernama Tuan Adam yang mengurus semuanya," sahut penagih hutang dengan nada tajam. "Dan dia menyatakan bahwa Anda bertanggung jawab atas pembayarannya. Bukankah semua material itu dikirim kepada Melinda i-care?"Melinda menelan salivanya yang terasa pahit, merasa seakan-akan dunianya runtuh sek

DMCA.com Protection Status