Share

BAB 22 Mulai Mencintai?

Author: Prisma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Reygan duduk di meja kerjanya, terlihat lelah dengan tumpukan dokumen di hadapannya. Raut wajahnya mencerminkan kepenatan dan ketegangan. Di saat seperti itu, tiba-tiba saja Veranda memasuki ruangan tanpa diundang.

"Kenapa kamu datang ke sini, Ra? Bagaimana kalau ada yang melihat?" tanya Reygan, mencoba menutupi kekhawatirannya.

“Aku kangen, Rey. Kita sudah cukup lama nggak ketemu. Bahkan di hari pekan pun kamu menghabiskan waktu sama gadis itu!” sahut Veranda dengan sinis ketika melihat sikap kekasihnya yang acuh tak acuh.

Reygan mencoba memberikan penjelasan, sambil memijat pelipisnya. "Kita kan sudah janjian akan bertemu nanti malam. Kenapa kamu jadi nggak sabar begini?"

“Kamu nggak kangen apa sama aku? Sudah ya, asyik kamu sama gadis itu?” goda Veranda lalu duduk di atas pangkuan Reygan dengan gaya yang sangat menggiurkan.

Reygan mencoba membela diri. "Kamu ini bicara apa sih, Ra? Beberapa minggu ini aku memang sibuk. Kamu bisa lihat sendiri," jawabnya, menunjuk tumpukan dokumen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 23 Kecelakaan

    Ayrin baru saja menyelesaikan tugasnya mengantarkan status pasien yang baru saja dioperasi ke ruang pemulihan. Gadis itu menoleh dan melihat Rahma datang tergopoh-gopoh ke arahnya.Rahma menarik tangan Ayrin dengan cepat, "Ikut gue, Rin.”Ayrin mengangkat alis heran, "Ada apa, Ma? Kenapa buru-buru begini?"Ayrin yang heran mencoba menyusul langkah Rahma, tetapi setiap kali ia mencoba bertanya, Rahma hanya menggelengkan kepala dengan serius. Begitu mereka tiba di depan pintu ruang gawat darurat, Ayrin bisa merasakan denyut jantungnya semakin cepat.Pintu terbuka, dan pemandangan yang menyambut mereka membuyarkan segala keraguan. Dua orang pasien berlumuran darah terbaring di atas brankar. Ayrin menelan ludahnya saat matanya mengenali wajah salah satu pasien."Mas Ray?" desis Ayrin, dan suaranya hampir tidak terdengar.Dokter Ikhsan dan Suster Ratna bergerak dengan sigap untuk merawat kedua pasien yang tiba. Rayden masih sadar, menatap Ayrin sebelum kehilangan kesadarannya lagi.“Kecela

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 24 Ciuman Kakak Ipar

    Dua hari dua malam telah berlalu sejak Ayrin ikut mengobservasi Rayden di ruang perawatan. Setiap kali ada kesempatan, terutama saat Veranda tidak berada di sana, gadis itu dengan penuh perhatian mendampingi kakak iparnya. Bahkan pada malam kedua, meskipun bukan gilirannya tugas malam, Ayrin tetap memilih untuk ikut jaga.Namun, perhatiannya mulai menimbulkan kecurigaan di antara perawat dan teman-temannya. Mereka menyadari bahwa Ayrin tidak hanya memperhatikan Rayden sebagai pasien atau kakak iparnya, tetapi lebih dari itu.Terlebih lagi, Reygan, suami Ayrin, juga merasa tidak setuju dengan keputusan istrinya. “Jaga malam lagi?” tuntut Reygan dengan dingin saat mengantar Ayrin ke rumah sakit. “Atau kamu mau menjaga dia?”“Dia itu kakak kamu sendiri, Mas.” "Saya nggak peduli dia kakak saya atau bukan. Yang saya tanya kenapa kamu mau repot-repot menemani dia? Memang istrinya ke mana?" tanya Reygan dengan ekspresi serius.“Ini sudah tugas aku, Mas. Aku juga nggak mungkin cuma jaga Ma

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 25 Perlu Bernapas

    “Wajahmu masih pucat, Rin. Kamu yakin nggak sakit?” tanya Reygan setelah mereka tiba di apartemen dan masuk ke dalam kamar. “Apa benar kamu lihat hantu di rumah sakit?” tanya pria itu lagi dengan setengah bergurau saat melihat istrinya hanya diam. “Ah, aku nggak apa-apa kok, Mas. Mungkin cuma capek.” Ayrin langsung menggigit bibir bawahnya“Kamu yakin?” Reygan menyentuh kening Ayrin dengan lembut dan penuh perhatian. Sementara gadis itu hanya bisa mengangguk.Diperlakukan begitu lembut oleh suaminya membuat gadis itu merasa bersalah. Ingin sekali rasanya Ayrin berkata jujur tentang ciuman itu. Tapi bagaimana cara menjelaskannya?“Kalau begitu sebaiknya kamu istirahat, Rin.”“Aku mau bersih-bersih badan dulu, Mas. Rasanya badan penuh kuman,” sahut Ayrin tanpa berani menatap mata suaminya. “Mau saya siapkan air hangatnya?Ayrin memejamkan matanya. Melihat perhatian Reygan membuat gadis itu merasa semakin tidak enak didera perasaan berdosa. “Maafkan aku, Mas,” bisik Ayrin dengan liri

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 26 Cinta Masa Lalu

    “Tumben nggak nengok pasien istimewa, Rin,” kata Nina, menggoda Ayrin ketika mereka berpapasan di koridor.“Kondisinya sudah stabil, kan? Untuk apa lagi aku ke sana?” Ayrin menjawab dengan acuh tak acuh.“Tapi, dia nanyain lo terus loh, Rin. Dia nanya keadaan lo juga tadi,” sahut Nina sambil mengikuti langkah Ayrin.“Istrinya ada?” tanya Ayrin tanpa menoleh ke arah temannya.“Mereka baru aja datang. Lo nggak mau ketemu?”“Masih sibuk,” balas Ayrin dengan datar. “Aku duluan, ya.”Tanpa menunggu respon Nina, Ayrin terus melanjutkan langkahnya. Gadis itu berhenti ketika melihat sosok yang

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 27 Rasa Cemas

    Reygan menatap wajah istrinya dengan kecemasan yang sulit disembunyikan. "Kamu yakin baik-baik saja?""Kepalaku pusing sedikit, mungkin karena kelamaan belajar buat ujian," jawab Ayrin, mencoba tersenyum.“Mau pulang saja?” tawar Reygan dengan khawatir.Ayrin langsung menolak dengan lembut, "Ah, nggak usah, Mas. Masa kita nggak datang di ulang tahun papa.""Kalau kamu memang lagi sakit, kita bisa bilang sama papa. Saya yakin papa ngerti," usul Reygan, masih mencoba membujuk istrinya.Ayrin menarik napas panjang, berusaha untuk tetap bersikap tenang di hadapan suaminya. Pria itu tidak boleh tahu kegelisahannya.“Kalau memang nggak kuat nanti aku bilang

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 28 Ultimatum

    Daisha melangkah tegas dari kejauhan, suaranya menggelegar di udara. "Jadi begini kelakuanmu di belakang suamimu?" Desisnya tajam, mengiris keheningan yang tengah melingkupi pertemuan keluarga itu.Ayrin masih membeku di tempatnya saat Daisha mendekat. Tiba-tiba, perasaannya menjadi tidak enak dan kepalanya benar-benar pusing."Kamu merebut pria yang aku cintai, dan sekarang kamu bermain gila dengan pria lain?" Daisha berkata dengan nada tinggi, memancarkan kemarahan yang membara."Memangnya apa yang Mbak lihat?" Ayrin berpura-pura tenang, namun getaran cemas masih terdengar di suaranya.Daisha menatapnya dengan penuh muak. "Buah memang jatuh tidak jauh dari pohon. Kamu dan ibumu sama saja!"Kali ini, emosi Ayrin terpancing,

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 29 Sebuah Luka

    Ayrin melangkah sambil menahan rasa sakit di tubuhnya. Gadis itu tidak langsung kembali, dia memilih menyegarkan wajahnya dan membersihkan pakaiannya. Reygan tidak boleh tahu apa yang terjadi dengannya.Setelah selesai, Ayrin keluar. Sekuat tenaga dia menahan rasa sakitnya. Dan dia baru saja tiba di tengah jalan setapak ketika melihat suaminya berjalan berdua dengan Veranda dari arah belakang taman.Goresan luka di tubuhnya membuat gadis itu tidak mampu memikirkan apa pun. Tanpa rasa curiga, dia mendekati suaminya yang tampak terkejut.“Ayrin!” desah Reygan."Aku mau pulang, Mas," kata Ayrin dengan suara gemetar, bukan karena cemburu, melainkan karena rasa sakit di tubuhnya yang sulit ditahan.Ta

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 30 Setitik Air Mata

    “Tahan sedikit lagi, Rin,” kata Reygan yang sedang mengobati luka di punggung istrinya.Segurat rasa sakit itu tidak hanya dirasakan oleh Ayrin. Ketika tangan gadis itu mencengkeram sprei dengan kuat, Reygan seolah bisa merasakan kesakitannya.“Maafkan saya, Rin.” Reygan mengecup lembut setitik air mata yang turun di sudut mata istrinya.“Semuanya bukan salahmu, Mas,” balas Ayrin dengan lemah. Digigitnya bibir bawahnya dengan kuat, menahan rasa sakit yang tak kunjung sirna.Mendengar suara istrinya yang begitu lemah, hati Reygan semakin teriris. Terlebih saat menatap punggung istrinya yang penuh dengan luka yang masih basah. Jika diperhatikan lebih dalam, ada bekas-bekas luka lainnya yang baru saja pria itu sada

Latest chapter

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 173 Lembar Penutup

    Ayrin duduk dengan gelisah di sebuah bangku kayu yang menghadap kolam. Hatinya dipenuhi dengan berbagai perasaan, harapan, dan kecemasan. Dia terus memandangi jalan setapak yang mengarah ke taman, menunggu kehadiran Lily. Frans telah berjanji untuk membawa gadis itu ke sana, dan saat itu akhirnya tiba.Ketika Lily muncul di kejauhan, melangkah mendekatinya dengan perlahan, Ayrin merasa ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Gadis itu tumbuh menjadi remaja cantik, penuh pesona, namun di mata Ayrin, Lily masih seperti anak kecil yang dulu pernah hilang dari pelukannya.Mereka saling pandang untuk beberapa saat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu begitu penuh makna, seolah semua yang ingin mereka katakan sudah tercurah dalam tatapan mereka."Lily..." suara Ayrin bergetar saat dia akhirny

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 172 Dia yang hilang (Akhirnya kembali)

    Frans tampak gelisah ketika dia menemui Ayrin di tempat prakteknya. Sejenak mereka hanya saling bertatapan, seolah kata-kata yang ingin diucapkan Frans begitu berat untuk disampaikan."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Rin," kata Frans akhirnya, suaranya terdengar gemetar.Ayrin menatapnya dengan cemas. "Ada apa sih, Frans? Kenapa akhir-akhir ini kamu aneh sekali?" desaknya, penasaran dan khawatir karena tidak biasanya Frans datang ke tempat prakteknya dengan ekspresi seperti ini."Kamu tidak sakit, kan?" tuntutnya lagi dengan nada gemetar, takut kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya.Frans menggelengkan kepalanya perlahan, tatapannya penuh kebimbangan. Dia menatap Ayrin dengan lekat, seakan mencari keberanian dalam pandangannya sebelum akhirnya

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 171 Seperti putriku yang hilang

    "Selamat datang, silakan duduk," sambut Ayrin dengan senyum tulus, matanya berbinar-binar bahagia.Lily dan Frans duduk di tempat yang telah disiapkan, dan tanpa menunggu lama, mereka mulai menyantap hidangan yang telah tersedia. Suasana terasa nyaman dan akrab, seolah mereka sudah menjadi satu keluarga besar."Wah, masakan Tante memang oke juga," puji Lily dengan jujur setelah mencicipi satu suapan. "Semuanya enak, Tan."Ayrin baru akan menjawab, tetapi Rania dengan cepat menyela. "Iya, dong. Masakan Mama emang yang paling enak," ujarnya penuh kebanggaan. Pujian itu membuat semua orang di meja makan tersenyum."Kalau begitu, aku main ke sini setiap hari deh, biar bisa makan enak terus," goda Lily sambil melirik ke arah Rania.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 170 Kembali utuh 2

    Setelah semua ketegangan ini mereda, Ayrin dan Reygan kembali ke rumah mereka sambil saling bergandengan tangan, perasaan lega dan bahagia terpancar dari wajah mereka."Hai, Sayang," sapa mereka pada anak-anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. Rian dan Rania, yang sedang asyik dengan aktivitas mereka, segera menoleh bersamaan. Melihat kedua orang tuanya datang bersama dengan senyum bahagia membuat hati mereka meledak oleh kebahagiaan."Mama dan Papa nggak akan berpisah, kan?" tanya Rian dengan hati-hati setelah beberapa saat lamanya mereka duduk bersama. Ada kekhawatiran di balik tatapan matanya yang polos, kekhawatiran akan perpisahan yang mungkin terjadi lagi.Reygan tersenyum sambil menoleh ke arah Ayrin, tatapannya penuh kasih. "Bodoh kalau Papa melepaskan wanita sebaik Mama, Rian," katanya dengan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 169 Kembali utuh

    Setelah akhirnya pulih, Ayrin memutuskan untuk menemui Lily bersama Reygan.Saat mereka masuk, mata Lily menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Tidak ada lagi sorot tajam dan kebencian seperti dulu. Yang terlihat di sana hanyalah penyesalan yang mendalam. Gadis itu menundukkan kepalanya, suaranya gemetar saat berkata, "Maafkan Lily, Tante. Maafkan sikap Lily selama ini."Ayrin merasakan gelombang kesedihan mengalir di hatinya. Dia mendekati Lily dengan langkah pelan dan mendekap tubuh gadis itu dengan lembut. "Maafkan Tante juga, Lily. Maaf karena sikap Tante membuatmu salah paham. Maaf karena membuatmu tidak nyaman selama ini," balasnya dengan suara bergetar.Lily pun menangis, menumpahkan segala penyesalan dan kesedihannya di dada Ayrin. Dalam dekapan hangat itu, semua ketegangan yang selama ini a

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 168 Di ambang hidup dan mati

    Ayrin menatap wajah Lily yang pucat di ranjang rumah sakit sebelum operasi transplantasi ginjal yang sebentar lagi akan dilakukan. Hatinya serasa diremas melihat betapa rapuhnya gadis itu. Di dalam hatinya, ada perasaan yang tak terlukiskan. Entah dari mana datangnya perasaan ini, setiap kali berada di samping gadis ini, dia merasakan ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka, seolah-olah Lily adalah bagian dari dirinya sendiri.Dengan lembut, Ayrin membelai kepala Lily, sentuhan yang penuh kasih dan kelembutan, seakan gadis itu adalah anaknya sendiri. "Cepatlah sembuh, Lily. Cepatlah kembali pulih. Izinkan Tante meminta maaf padamu. Izinkan Tante menjelaskan semuanya," bisik Ayrin dengan suara yang hangat namun penuh harap. Matanya berkaca-kaca, berharap agar gadis itu segera membuka mata indahnya lagi.Jika dulu Ayrin sangat tidak menyukai tatapan Lily yan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 167 Penebusan dosa

    Reygan duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit putih yang terang. Setiap hari, ia merasa tersiksa oleh pertanyaan tak terjawab dan rasa bersalah yang membelit hatinya. Air mata sering kali tak bisa ia tahan lagi, mengalir deras ketika melihat Rania yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan, dan Lily yang masih berjuang untuk hidupnya."Kalau memang dosa-dosaku lah yang menyebabkan semua ini. Tolong limpahkan semuanya padaku, Tuhan. Jangan pada anak istriku. Mereka tidak bersalah. Akulah yang penuh dosa," gumam Reygan dengan suara gemetar, bibirnya bergetar dalam keputusasaan yang mendalam.Tidak hanya Reygan yang dihantui rasa bersalah yang mendalam, tetapi juga Frans. Setiap hari, pria itu duduk di sisi ranjang Lily, memegang tangannya yang lemah, membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kat

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

DMCA.com Protection Status