"Yasmine!"Mata Leo membelalak. Dia juga tidak menyangka Yasmine akan melompat dari tebing. Melihat tubuh Yasmine yang mungil tenggelam di dalam ombak besar, hatinya merasa sakit. Melompat dari ketinggian ini, kemungkinan besar akan mati. Apakah Yasmine benar-benar lebih memilih mempertaruhkan nyawanya dan melarikan diri darinya?"Carilah! Turun dan cari dia! Temukan dia!" teriak Leo dengan histeris.Bawahan Leo itu mengernyitkan alisnya. "Tuan Leo, mereka sudah hampir menyerang ke sini. Kita harus segera pergi, tidak ada waktu lagi."Kedua mata Leo memerah dan bergegas berlari bukit menuju tepi pantai. "Tanpa Yasmine, aku sendiri yang pergi untuk apa? Dia pasti baik-baik saja, aku pasti bisa menemukannya, aku pasti bisa!"Yasmine tidak pandai berenang. Saat jatuh ke laut, dia langsung merasa pusing dan kehilangan keseimbangan, lalu tenggelam. Dia tidak memiliki kekuatan untuk berenang ke permukaan. Namun, dia tidak takut dan panik, malah menunggu dengan tenang.Di tengah ombak, ada se
Yasmine duduk tegak dengan semangat, lalu meraih Carlos dan bertanya dengan cemas, "Benarkah? Di mana dia? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sehat-sehat saja?"Carlos tersenyum. "Kamu pernah bertemu dengannya."Yasmine tertegun mendengar dia pernah bertemu dengan putranya. Pikirannya segera mengingat semua anak laki-laki yang pernah ditemuinya, tetapi tidak satu pun yang cocok. "Siapa dia? Di mana aku pernah bertemu dengannya?""Namanya Matteo." Senyuman Carlos makin lebar.Yasmine mengernyitkan alisnya dan mendorong Carlos dengan kesal. "Kenapa kamu bercanda denganku tentang hal ini?"Yasmine mengira Carlos benar-benar sudah menemukan anaknya dan merasa sangat bahagia. Dalam sekejap, dia dipenuhi dengan perasaan kecewa.Carlos merapikan rambut Yasmine yang basah. "Aku benar-benar serius. Matteo sudah melakukan tes gen dengan ayahmu dan dia benar-benar adalah putramu."Terlihat senyuman cerah di sudut bibirnya Carlos. "Empat tahun yang lalu, pria yang bersamamu pada malam itu adala
"Carlos!" teriak Yasmine, langsung duduk di tempat tidur dengan keringat dingin membasahi kening mulusnya. Sebelum dia benar-benar bangun, dia sudah memandang sekeliling untuk mencari Carlos dengan panik. Ada sekelompok orang di ruangan itu, yaitu Edgar, Zalman, Raymond ... tapi tidak ada Carlos. Yasmine langsung gelisah saat teringat bahwa saat ledakan terjadi, Carlos memeluk dan melindunginya. Dia meraih tangan Edgar dan bertanya dengan cemas, "Kak, mana Carlos? Di mana dia?"Edgar menjawab dengan ekspresi muram, "Pantai tempat kalian berada runtuh. Kalian sama-sama jatuh ke laut, tapi baru kamu yang ditemukan. Jangan khawatir, kami tetap menyuruh orang untuk mencari Carlos. Dia orang yang sangat beruntung, jadi dia pasti baik-baik saja."Carlos belum ditemukan! Jika seseorang yang jatuh ke laut tidak ditemukan dalam waktu tertentu, akibatnya sangat fatal!"Aku mau mencarinya!" ujar Yasmine sambil bangun dari tempat tidur dengan hati cemas. Sayangnya, begitu kaki Yasmine menginjak
Wajah Raymond sedikit menegang, lalu dia berpura-pura tersenyum santai dan menjawab, "Kamu baru tidur satu jam, mana mungkin secepat itu? Jangan khawatir, Edgar dan yang lainnya sudah mengerahkan segenap upaya untuk mencarinya. Mereka pasti akan segera menemukan Carlos."Baru satu jam? Yasmine tidak percaya. Dia bisa merasakan bahwa dirinya sudah lama tidak sadarkan diri. Lantaran Raymond berbohong untuk menenangkannya, itu berarti situasi Carlos tidak baik. Sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya, Yasmine memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur.Raymond segera menahan Yasmine dan berkata, "Kamu mau ngapain? Jangan gerak-gerak dulu! Lukamu sangat parah, kamu harus tetap di tempat tidur, nggak boleh ke mana-mana.""Kamu nggak perlu mengkhawatirkan Carlos. Orang-orang dari Keluarga Handoyo, Keluarga Lingga, dan Keluarga Baskara sudah dikirim untuk mencarinya di seluruh wilayah laut ini. Ada banyak orang yang dikerahkan, kamu nggak perlu ikut cari!" tambah Raymond."Aku harus perg
Raymond mengernyit menatap tubuh Yasmine yang penuh luka berlumuran darah. Dia ragu-ragu sejenak, lalu akhirnya menggertakkan gigi dan berkata, "Boleh, tapi luka-lukamu harus dirawat dulu!""Setelah aku naik perahu motor saja," balas Yasmine. Dia sangat cemas dan tidak ingin menyia-nyiakan waktu sedetik pun.Turbulensi di perahu motor memberikan dampak negatif pada luka Yasmine. Meski lukanya terus mengeluarkan darah, dia sama sekali tidak peduli. Dia senantiasa memandang ke arah laut dan terus-menerus mencari.Waktu terus berlalu hari demi hari. Yasmine hampir selalu berada di perahu motor, mencari Carlos siang dan malam. Namun, makin lama dia makin takut. Sudah tujuh hari berlalu, peluang Carlos untuk bertahan hidup di laut makin rendah. Jika Carlos tidak segera ditemukan ....Yasmine tidak berani memikirkannya. Dia menggertakkan gigi dan terus mencari."Yasmine, kamu belum tidur selama beberapa hari ini. Kamu nggak boleh terus begini, cepat berhenti dan istirahat dulu!" ujar Edgar.
Lautan terbentang luas di depan mata, begitu besar hingga seakan-akan menelan habis semua harapan manusia. Terlalu lama tidak tidur membuat Yasmine mendapat sakit kepala menyiksa hingga dia mulai berhalusinasi. Dia melihat seseorang mengambang di permukaan laut yang disinari mentari."Itu Carlos, itu dia! Cepat, cepat ke sana!" seru Yasmine, mendesak si pengemudi perahu untuk maju.Pengemudi itu tampak kebingungan. Tidak ada apa pun di depannya. Mana ada orang yang mengambang di sana? "Nona, mungkin kamu salah lihat," ujar si pengemudi."Nggak! Itu benaran Carlos! Cepat, cepat!" desak Yasmine lagi. Dia buru-buru mendorong si pengemudi dan mengendalikan perahu itu sendiri.Perahu itu melaju dengan cepat dan tiba di tempat Yasmine melihat Carlos. Namun, tidak ada apa-apa di sana, Carlos menghilang begitu saja. Yasmine berdiri linglung di atas perahu sambil memandangi lautan yang kosong. Setelah beberapa lama, dia masih tidak ingin percaya bahwa sosok tadi adalah ilusi. Bukan Carlos. Itu
"Ya, ya! Mama nggak boleh ingkar janji ya," ujar Matteo sambil mengangguk berulang kali.Mata Matteo menatap lurus ke perban Yasmine yang berlumuran darah. Yasmine mengikuti pandangan putranya, lalu menghela napas. Dia lantas memandang Edgar yang ada di perahu seberang dan berkata, "Kak! Kemarilah, tolong obati lukaku.""Oke! Oke!" jawab Edgar hampir menangis. Yasmine telah mengabaikan luka-lukanya selama berhari-hari. Siapa pun tidak berhasil membujuknya sampai putranya sendiri yang datang.Setelah merawat luka Yasmine dengan hati-hati, Edgar berkata, "Yasmine, Tuan Paulus sudah meninggal."Mendengar ini, Yasmine sontak mengepalkan tangannya. Setelah terdiam beberapa saat, dia bertanya dengan pelan, "Apa karena Carlos menghilang?""Bisa dibilang begitu. Setelah Nyonya Maura meninggal, semangat hidup Tuan Paulus terkuras banyak. Obsesinya untuk membalas dendam pada Keluarga Cahyadi juga sudah berakhir. Ditambah dengan syok setelah mendengar tentang masalah yang menimpa Carlos, Tuan Pau
Matteo yang pengertian pun menghibur dengan nada lembut, "Mama, jangan menangis. Papa pasti akan kembali!" Saat mengatakan itu, dia menyeka air mata yang mengalir di wajah Yasmine dengan tangan kecilnya. Di tempat di mana jarinya melintas, ada aroma yang samar-samar tercium oleh Yasmine.Itu adalah aroma wewangian hipnotis. Yasmine langsung mengenalinya. Aroma ini memang tidak terlalu berpengaruh terhadap tubuhnya, tetapi melihat betapa khawatirnya Matteo, Yasmine tetap perlahan menutup mata. Kemudian, dia berkata kepada bocah itu, "Matteo, mari kita pulang dan menunggu papamu."....Di vila Keluarga Lingga.Di dalam kamar Fidela, terdengar suara batuk yang keras. Saat ini, dia duduk bersandar di ranjang dan menutup mulutnya dengan sapu tangan. Saat mengangkatnya, sapu tangan tersebut telah dinodai oleh darah."Nyonya, kenapa Anda batuk darah lagi? Jangan bergerak terlalu banyak, Anda harus berbaring dengan baik!" ucap Sarah yang mencoba untuk menghentikan Fidela. Akan tetapi, Fidela y
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe