Share

Provokasi & Godaan

last update Last Updated: 2024-03-26 15:54:40
Suara Yuna seakan tertahan di lehernya mendengar pertanyaan Cindy. Sejak awal, Cindy memang menunjukkan perangai gadis yang ekstrem dan nekat.

Namun, Yuna tak menyangka ia akan frontal menanyakan hal itu.

“Mustahil.” David ikut bersuara, “Dokter Mira selalu menjaga jarak dengan Tuan Morgan. Mana mungkin mereka melakukannya?” tutur David, “Bukan begitu, Dokter Mira?”

Yuna tidak langsung menanggapi. Ia hanya menunjukkan senyum canggung.

Mereka memang belum pernah tidur bersama. Hanya saja ia dan Morgan tinggal bersama sekarang. Cindy dan David mungkin menjadi lebih terkejut jika mengetahui jarak kamar Morgan dan Yuna kurang dari dua meter.

Cindy mendesis kecewa.

“Sayang sekali, kau sangat menyia-nyiakan kesempatan,” gumam gadis itu seraya menggelengkan kepala. “Kapan kalian akan berkencan lagi?” Dia tiba-tiba bertanya.

Iris hitam Yuna bergulir ke atas seakan berusaha mencari-cari jawaban. Masalahnya adalah mereka tinggal bersama dan bertemu setiap hari hingga Yuna tak tahu
This is Stralin

Yuna mulai oleng XD

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
puji amriani
Yuna mulai nakaaallll wkwkkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Permintaan Nekat Yuna

    Kata-kata itu meluncur tepat sebelum Yuna menyadarinya. Kini, tepat sedetik setelah ia menuntaskan kalimatnya, pipi Yuna terasa memanas. Ia pasti sudah gila. Ia benar-benar akan memprotes Cindy karena telah meracuni pikirannya. Suasana di antara mereka terasa canggung. Bahkan udara di sekitar keduanya terasa berbeda. “Maksudku, aku tiba-tiba tidak bisa tertidur.” Yuna mencoba menjelaskan, “Biasanya aku akan tidur bersama Senna atau Nara, tapi aku tidak bisa menemui mereka sekarang. Karena itu …, bagaimana jika kamu tidur di kamarku malam ini?” ucapnya dengan nada lebih berani. Morgan mengangguk samar, seakan mengerti, tetapi rahang dan lehernya masih terlihat kaku dan canggung. Tenggorokannya bergerak naik turun dengan gugup. “Kamu yakin?” tanya Morgan. Yuna berkedip cepat. “Apakah kamu merasa tidak nyaman?” Wanita itu balas bertanya. Jelas Morgan merasa nyaman. Malah, ia merasa sangat nyaman hingga Morgan tak tahu apakah ia akan sanggup menahan diri. Membayangkan mereka tid

    Last Updated : 2024-03-27
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Bertemu Ibu Mertua

    “Siapa yang datang?” Yuna bertanya seraya menyusul Morgan ke arah pintu apartemen. Jantung Yuna seakan berhenti berdetak melihat wajah Katherine pada layar monitor. “Ma—Mama …,” gumamnya dengan tertegun. Ting tongTing tongSang ibu kembali menekan bel dan raut wajahnya terlihat mulai tidak sabar. “Apakah dia tidak ada di rumah?” gumam Katherine, kemudian menekan bel di depannya. Kali ini lebih cepat dan mendesak. Morgan menelan saliva dengan berat. Ia sudah berkepala tiga, tetapi keduanya terjebak dalam situasi seakan tertangkap basah setelah melakukan hal yang tidak-tidak. “Apakah kamu mengundangnya untuk datang?” Yuna bertanya. Morgan menjawabnya dengan gelengan kepala. Sudah tentu ia tak akan melakukan itu. Ia berniat menyelesaikan seluruh kasus terlebih dahulu sebelum membawa Yuna ke hadapan ibunya. Bahu keduanya berjengit kaget saat ponsel Morgan tiba-tiba berdering. Bisa diterka, itu adalah panggilan dari sang ibu. Bunyinya terus terdengar seakan menuntut untuk dijawab.

    Last Updated : 2024-03-28
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Perseteruan

    “Di mana minumanku?” Dimas bertanya kepada Lance, sekretarisnya. Dimas baru tiba di kantornya dan langsung duduk di kursi singgasananya sebagai direktur utama maskapai penerbangan itu. Kendati demikian, Dimas tak melewatkan paginya dengan memeriksa berkas ataupun jadwal. Seperti biasa, pria itu lebih dahulu meminta anggur kesukaannya. “Hari ini, Anda tidak bisa meminum minuman itu, Tuan.” Lance memberitahu dengan nada sopan. Alis Dimas langsung mengernyit dalam, lantas memukul meja di depannya dengan keras. Begitu keras hingga suaranya berhasil membuat bahu Lance berjengit kaget. “Siapa yang berani melarangku untuk meminumnya? Apakah dia berani melawan pimpinannya sendiri?” sergah Dimas dengan wajah memerah karena geram. Lance menunduk dengan segan. “Soal itu—” “Aku yang menyuruhnya.” Satu suara menyela, disusul bunyi langkah kaki diseret dan tongkat berpadu dengan lantai marmer di ruangan. Dari arah pintu masuk di belakang punggung Lance, muncul pria tua. Kepalanya sedi

    Last Updated : 2024-03-28
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Strategi Baru

    “Bagaimana jika hal yang buruk menimpa Anda, Tuan?” Benny bertanya lagi. Meski ia sudah melakukan seluruh perintah Morgan sampai detail terkecil, tetapi kekhawatiran itu masih ada dalam benaknya. Khawatir hal yang buruk mungkin benar-benar mengancam pria itu. Bibir Morgan terkatup rapat membentuk satu garis setipis kertas. Raut wajahnya terlihat serius, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya, pria itu juga mengalami kecemasan yang sama. “Jika hal itu benar-benar terjadi,” tutur Morgan, “Maka aku akan mengandalkanmu untuk melindungi Yuna,” ucapnya. Benny tertegun. Padahal, satu-satunya orang yang terancam bahaya adalah pria itu, tetapi Morgan justru mengkhawatirkan Yuna. Hal itu membuat Benny yakin bahwa sekalipun hidup Morgan berada di ujung tanduk, ia tetap akan memprioritaskan keselamatan wanita itu. “Itu urusan besok. Kita harus fokus pada pekerjaan hari ini,” ucap Morgan lagi, kemudian kembali menatap lembaran kertas di atas mejanya. *** *** “Apa katamu?” Dimas bertany

    Last Updated : 2024-03-29
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Mobil Yang Salah

    Seluruh dunia Yuna seakan runtuh saat itu juga. Seperti deja vu, ia pernah mendengar kabar yang sama lima tahun lalu. Tepat sebelum Morgan koma dan perceraian mereka terjadi. Tak hanya kecemasan, rasa takut yang sama pun mulai menyerang Yuna. Pria itu baru saja pergi dan Yuna masih bisa mengingat halus pipi Morgan. Bagaimana mungkin kecelakaan itu bisa terjadi? Yuna tak membuang waktu lebih lama. Ia menerjang kardigan di dekatnya, kemudian langsung beranjak keluar. Ia telah sepenuhnya melupakan peringatan Morgan. Begitu membuka pintu flat apartemen, Yuna bergegas menuju lift dan tahu-tahu tangannya dicekal oleh seseorang. Refleks, Yuna menoleh dengan waspada. Matanya membelalak dan memerah karena berkaca-kaca. Bahunya menurun dengan lebih tenang saat melihat bahwa Benny-lah yang melakukannya. Yuna terisak. “Benny, Morgan—” Pria itu menggelengkan kepala. Raut wajahnya tampak amat serius. “Bukankah Tuan Morgan meminta Nyonya untuk tidak pergi ke mana pun sampai dia kembali?

    Last Updated : 2024-03-29
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kembalinya Sang Pewaris

    Seperti pangeran yang lama tidak kembali ke istananya, kini Morgan muncul di hadapan mereka dengan wajah dan perangai yang lebih berwibawa. Beberapa anggota keluarga itu seketika terlihat senang menyambut kedatangan salah satu putra emas mereka. Sementara itu, wajah Dimas dan Lina justru terlihat tegang sekaligus pucat. Seperti disambar petir di siang hari, keduanya tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Seharusnya Morgan sekarat, berdarah-darah, dan dilarikan ke rumah sakit sekarang. Mengapa pria itu justru muncul di hadapan mereka semua tanpa lecet sedikit pun? Morgan berdiri dengan tegak, kemudian menunjukkan gestur hormat kepada sang kakek dan keluarga yang lebih tua darinya. “Maaf karena saya datang terlambat. Ada gangguan kecil di perjalanan.” Morgan berkata dengan nada sopan, kemudian melirik ke arah Dimas seakan tengah menyindir pria itu yang menjadi penyebab ‘gangguan’ itu. “Tidak masalah! yang penting kamu datang,” ucap Katherine, kemudian langsung berdiri dan men

    Last Updated : 2024-03-31
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pembalasan

    “Apa katamu?” Alis Dimas menukik tajam dan wajahnya seketika dipenuhi rasa kesal yang terpendam. Morgan masih menatap lurus ke arahnya. Iris hitam pria itu terlihat sulit untuk dibaca. “Aku tidak akan merebut apa pun darimu,” Morgan bergumam lagi, “Kau sendiri yang akan menemui kehancuran, Paman,” tuturnya. Jantung Morgan sudah bertalu-talu. Tiap kali melihat wajah angkuh Dimas, ia kembali teringat akan narasi Nita dan hal itu membuat Morgan ingin menghajarnya habis-habisan sekarang juga. Akan tetapi, rencananya akan hancur berantakan jika Morgan melakukan itu sekarang juga. Mendengar itu, Dimas justru tergelak. Pria itu tergelak begitu keras hingga kesulitan bernapas. “Sepertinya, kau masih belum mengerti keadaannya,” ucap Dimas, “Sekarang, aku tidak seperti dulu, Keponakanku. Aku berada di langit, sementara kau berada di lumpur. Kini kau berusaha mengotori singgasanaku? Jangan bermimpi!” sergah Dimas dengan seringai ganas di wajahnya. Morgan tidak terpancing. Raut waja

    Last Updated : 2024-04-01
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Calon Ibu Mertua

    Beberapa saat sebelumnya …. Dewi menatap gedung rumah sakit di hadapannya dengan sorot setengah takjub.Meski memiliki anak seorang dokter, Dewi sangat jarang mendatangi rumah sakit. Selama ini, wanita itu jarang sakit dan hanya dirawat seorang diri. Dewi lebih senang menghindari rumah sakit selagi ia bisa. Namun, kali ini ia memberanikan diri untuk mendatangi rumah sakit demi menemui sang putri. Yuna belum datang berkunjung beberapa minggu ini. Sekalipun wanita itu rutin menghubunginya melalui telepon, Dewi ingin melihat sang putri secara langsung. Untuk itu, ia memutuskan untuk mengunjungi Yuna meski hanya sebentar. “Saya ingin bertemu dengan Dokter Yuna,” ucap Dewi kepada seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis. Wanita itu berkedip bingung dan menatapnya dengan sorot tak mengerti. “Dokter Yuna?” Dia bertanya, “Ah, maksud Anda Dokter Mira?” Kini, giliran Dewi yang berkedip bingung. Mira memang nama sang putri, tetapi ia ataupun Yuna sangat jarang menggunakannya. Apak

    Last Updated : 2024-04-02

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Always And Forever, Yuna

    “Apa yang terjadi padanya?” David bertanya seraya menghampiri Cindy dan Yuna. Pertanyaan itu ditujukan kepada Yuna yang sore ini terlihat begitu layu. Tak biasanya Yuna seperti ini. Bahkan setelah memeriksa puluhan pasien, wanita itu masih memiliki cukup stamina. “Sudah dua hari dia ditinggal suaminya.” Cindy menjelaskan. Menatap iba pada sahabatnya yang kini terlihat seperti zombie. “Bukankah seharusnya dia kembali kemarin?” tanya Cindy lagi. Terhitung sudah sebulan semenjak Yuna menikah dengan Morgan. Wanita itu masih diizinkan untuk bekerja. Namun, keduanya justru tidak sering bertemu. Tak seperti saat masa pendekatan dahulu, Morgan bisa memanggil Yuna sesuka hati. Kini, bahkan pria itu amat jarang terlihat di rumah sakit. Membuat Yuna hanya bisa bertemu dengannya saat malam dan pagi hari. Bahkan, kali ini terhitung sudah dua hari ia tak bertemu Morgan dan seluruh energinya seakan menghilang. Yuna tak pernah seperti ini sebelumnya. “Tiba-tiba dia harus mengadakan pertemu

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Awal Yang Baru

    Bunyi gerendel digeser menyambut masuknya seorang pria berompi dan berpakaian oranye. Kedua tangannya diborgol dan raut wajahnya terlihat lesu sekaligus tak terawat. Orang-orang yang melihatnya tak akan menyangka jika pria berpakaian tahanan penjara itu pernah menjadi direktur utama perusahaan bergengsi. Morgan sudah menunggu di kursi dan begitu sang paman mengangkat kepala untuk melihatnya, pria itu bergegas menghampiri Morgan. “Kau datang untuk melepaskanku, ‘kan? Kau datang untuk mencabut tuntutan itu, ‘kan, Morgan?” sergah Dimas dengan penuh harap. Sudah genap lima hari dia dipenjara dan penampilan Dimas terlihat jauh lebih buruk. Tak ada lagi bekas perkelahian. Kumisnya tumbuh dengan cepat, matanya sayu, dan kulit wajahnya terlihat kusam. Dari apa yang dilaporkan oleh jaksa, Dimas dituntut lima belas tahun penjara atas tuduhan penggelapan dana dan penyuapan yang dia lakukan, ditambah tiga tahun lagi atas percobaan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Yuna. Morgan sudah be

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    The First Night

    Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Wedding Days

    “Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Penyesalan Terbesar

    “Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sebuah Permintaan Terakhir

    Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Amarah dan Kasih Sayang

    Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Berengsek

    “Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kehidupan tanpa Nhonha

    Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i

DMCA.com Protection Status