Share

Ungkapan Cinta

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 21:07:12

Terlalu sulit untuk Nova membayangkan bahwa selama ini sang suami menaruh hati padanya. Permainan dendam yang Angga lakukan sangatlah rapi hingga tak pernah terbesit di pikiran Nova akan hal itu.

Kini, keduanya tengah berada di dalam mobil menuju sebuah tempat yang dirahasiakan oleh Nova.

"Kita mau kemana, Nova? Kenapa mataku ditutup seperti ini? Gelap sekali," kata Angga mengeluh. Selain memiliki trauma mendalam atas kehilangan keluarganya, Nova juga baru mengetahui bahwa pria itu takut akan kegelapan.

Tetapi, saat ini Nova harus sedikit tega pada sang suami demi kelancaran kejutan kecil yang sudah ia rancang sebelumnya.

"Tenang saja, mas. Aku tidak akan membawamu kemanapun. Lebih baik sekarang kamu tidur dulu. Setelah sampai di tujuan, aku akan membangunkanmu," kata Nova. Angga mengangguk, kemudian menyandar kepalanya pada bantalan kursi mobil.

Dari sisi kanan Angga, Nova bisa melihat betapa Angga berusaha keras untuk menyembunyikan kelelahannya. Pria itu bahkan tak menolak saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pria Terhebat

    Kalimat itu menggelitik telinga Angga. Deru napas Nova disusul dengan aroma sakura dari parfum yang dipakai Nova kali ini sontak membangunkan setan kecil dalam diri Angga. Menggodanya untuk terus menghirup aroma tubuh Nova yang memabukkan.Dua puncak hidung mereka saling beradu. Sesekali meninggalkan kecupan-kecupan kecil di wajah sang istri. “Jadi, sekarang kita resmi memanggil satu sama lain dengan sebutan sayang, ya?” ucap Angga dengan senyum puas.“Iya, masku sayang…” balas Nova tak kalah romantis. Keduanya terkekeh akan tingkah konyol mereka. Sedangkan Angga tertawa puas saat ia berhasil mencubit sebelah pipi Nova yang memerah.“Awh, sakit, mas,” protes Nova. Bibirnya mengerut bak karet. Melihat itu, Angga justru semakin tertantang untuk melakukan kejahilan-kejahilan lain. “Habisnya, kamu menggemaskan sekali, sayang.”“Masa? Ah, aku tidak percaya! Pria dingin sepertimu bagaimana bisa bersikap romantis? Yang ada sejak kita memutuskan untuk membangun rumah tangga berdasarkan cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kebencian Terhadap Aldo

    “Selamat pagi, Pak Angga. Kelihatannya pagi ini segar sekali.” Angga baru saja keluar dari rumah, disambut Chris yang sudah menunggunya di teras lengkap dengan setelan jas formal yang melekat di tubuhnya. “Pagi,” jawab Angga singkat. Namun itu tidak melunturkan niat Chris untuk sekedar mencairkan suasana dengan tingkat konyol pria itu. “Silahkan masuk, pak. Saya sudah siapkan mobil terbaik untuk mengantar bapak pergi ke kantor hari ini. Apalagi, melihat suasana hati Pak Angga sepertinya sedang sangat bagus. Apakah anda ingin segelas kopi sebelum sampai di kantor?” ucap Chris lagi. “Boleh, kita mampir dulu ke kafe langgananku,” balas Angga. Meski pintu mobil telah ditutup, Angga sengaja membuka jendela mobil ketika melihat sosok istrinya dan juga putri semata wayang mereka—Celva—keluar dari rumah itu.“Chris, tunggu sebentar,” ucap Angga menghentikan niat Chris yang hendak menginjak pedal gas mobil. Pria itu melirik ke arah kursi belakang mobil dan mendapati Angga keluar dari sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perdebatan Sengit

    “UNTUK APA LAGI KAU DATANG KEMARI, ALDO!?” Suara tinggi yang sangat Nova kenali itu membuat ia berjengit kaget. Nova terkejut saat suara berat dan penuh dengan emosi ditujukan pada Aldo yang tak kunjung pergi dari hadapannya.Nova menoleh ke arah sumber suara. Ekspresinya tak bisa lagi dikondisikan ketika melihat Angga yang sudah berdiri di samping mobil. Entah sejak kapan pria itu ada di sana. Jelas-jelas beberapa saat lalu, Angga sudah meninggalkan rumah bersama Chris. “Mas Angga..” Nova bergumam. Angga melangkahkan kakinya ke arah Nova, dengan kasar menarik tangan Aldo yang berkaitan dengan tangan istrinya. Emosi pria itu tak bisa dikendalikan, Nova tak ingin memperkeruh kekacauan yang sedang terjadi, sehingga ia menarik tangan Angga pelan mengajak pria itu untuk menjauh dari Aldo.“Mas, kumohon, jaga emosimu. Aldo sangat pandai mencari kelemahan. Kita tidak pernah tahu apakah dia datang sendiri atau diam-diam menyembunyikan sesuatu,” bisik Nova di telinga suaminya.“Tapi dia su

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Map Rahasia

    Hati wanita mana yang tak luluh ketika mendengar dirinya menjadi sosok yang amat berarti bagi prianya. Bolehkan Nova meneteskan air mata haru saat mendengar pengakuan yang begitu tulus dari Angga, hati Nova luluh seketika.Rona merah tipis-tipis menjadi tanda bahwa wanita itu tak bisa menahan kebahagiaan di hatinya.Angga mendesak tubuh Nova hingga tubuh Nova mematuk sandaran sofa. “Apa yang mau kamu lakukan, mas?” Bulu roma Nova berdiri ketika kulit Angga mulai bergesekan dengan kulit Nova. Pria itu bergerak menghimpit tubuh Nova hingga posisi mereka membuat Nova tak bisa bebas menggerakkan tubuhnya. “Mas..”Cup.Sebuah kecupan melandas tepat di bibir Nova. Kecupan itu memberikan efek kehut yang menggila dalam dada wanita itu. Rasanya candu, tak cukup diberikan hanya satu kali saja. “Bagaimana sekarang? Apakah sudah merasa lebih tenang?” tanya Angga. Pria itu tersenyum lebar. Namun, pertanyaannya langsung membuat Nova tersadarkan akan satu hal.Sekelumit kegelisahan yang mendera h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pendobrakan Oleh Karyawab

    Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan keheningan diantara dua pria itu. Angga sibuk dengan isi pikirannya dan hanya memfokuskan diri pada pemandangan di luar jendela sana.Chris bukan tipikal pria yang tak banyak bicara. Situasi saat ini jelas membuatnya tersiksa. Apalagi ketika melihat ruas jalan yang dipadati oleh berbagai jenis kendaraan.“Ehm!” Chris mencoba menginterupsi lamunan Angga. Namun, percobaan yang pertama tak bisa membuat Angga mengalihkan perhatiannya. “Ehm! Kulihat beberapa hari ke belakang hubungan bapak dan ibu semakin dekat. Apakah kalian tidak berniat meresmikan hubungan yang baru tumbuh ini?” ucap Chris membelah keheningan diantara keduanya. Berhasil! Kini Angga menolehkan kepala ke arahnya. Chris sadar, saat ini segala hal tentang Nova adalah pusat pergatian sang atasan. “Apa maksudmu?” Angga balik bertanya. “Maksudku, apakah kau tidak berencana untuk melakukan pernikahan atau resepsi ulang? Anggap saja sebagai bentuk keseriusanmu pada Bu Nova,” usul Chri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Menembus Batas

    Seberapa banyak pun Nova mencoba mengabaikan harta karun yang ia temukan di ruang tengah tadi, justru semakin membuat pikiran Nova dilahap rasa penasaran yang menjadi-jadi.Sudah dua jam ia duduk di kursi kebesaran Angga. Tepatnya, di ruang kerja berukuran besar itu. Satu ruangan yang sebelumnya tidak pernah Nova jamah setiap sisinyaYa, Nova memberanikan diri untuk masuk ke ruangan paling dijaga keamanannya oleh para ajudan. Ruangan dengan berbagai ornamen yang didominasi oleh warna hitam selalu menarik perhatian Nova. Bagaikan sebuah tempat rahasia yang tak bisa dijamah oleh sembarang orang. Dua jam duduk di sini tidak menunjukkan perbedaan sama sekali. Tidak ada satu hal pun yang mencurigakan.“Sepertinya aku harus menggeledah ruangan ini,” ucapnya penuh tekad. Entah apa yang sudah membutakan pikiran Nova hingga tiba-tiba menaruh kecurigaan pada ruangan yang memiliki aura gelap ini. Nova menyusuri ruang kerja suaminya. Hatinya terdorong untuk membuka setiap nakas yang ada di sana

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Komplotan Berdasi

    Prak!Beberapa lembar foto dilemparkan di atas meja. Dua orang yang tadi menantang Angga sikap intimidasinya sontak terdiam. "Apakah bukti itu cukup untuk membungkam mulut kalian?" tanya Angga. Sebelah alisnya naik dengan tatapan merendahkan. Dua pria itu saling tatap. Keangkuhan yang semula mereka pertontonkan di hadapa Angga perlahan memudar. Di depan mereka telah terpampang nyata beberapa hasil jepretan kegiatan kedunya sejak satu minggu ke belakang. "Bukankah kalian tahu, aku sangat benci pengkhianat? Apapun alasannya, aku tidak akan mentoleransi kebohongan. Jika kalian bekerja di sini hanya untuk mengintaiku, dengan tangan terbuka, aku akan menuntun kepergian kalian dengan sangat mudah," ucap Angga. Sorot mata Angga tajam menusuk satu per satu manik mata lawannya. Tak ada lagi sikap ramah, atau sepeserpun uang untuk membayar peluh mereka selama bekerja di bawah pimpinan Angga. Angga membuka nakas meja kerjanya, mengambil sebuah map lalu melemparkannya dengan sengaja ke hada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Fakta Yang Menakutkan

    “Bu Nova? Ibu sedang apa di sini?”Nova langsung mengangkat kepalanya ketika sebuah suara memanggil namanya. Tubuh Nova bergetar hebat, kedua matanya menatap nanar ke arah pria yang memergokinya tengah menggeledah isi ruang kerja Angga. “Bu Nova? Apa kamu baik-baik saja?” Chris mendekat. Pandangannya menelisik ke arah Nova dan bagi Nova pandangan Chris padanya saat ini terkesan mengulitinya. Nova menyadari. Ia belum membereskan semua kekacauan yang telah ia buat. Tumpukkan uang masih berserakan. Begitu juga emas-emas batangan yang tergeletak di lantai.“Stop! Kumohon diam di situ, Chris,” perintah Nova. Langkah kaki Chris langsung terhenti di pijakan terakhir. Kedua tangan pria itu diangkat ke udara, takut-takut jika Nova menyelundupkan benda tajam atau sejenisnya. “Baiklah, aku akan berhenti di sini. Tapi kumohon jawab pertanyaanku, bu,” ucap Chris meminta Nova untuk berkata jujur. Gelagat Nova menimbulkan kecurigaan dalam benak Chris. Ruang kerja Angga adalah area privat yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status