Share

Ulang Tahun Angga

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 17:41:04

Pintu utama rumah besar itu tertutup rapat. Seraya Angga melangkah lesu memasuki area ruang tengah. Tak disangka, persiapan yang dianggap matang untuk menyerang lawan justru berbalik menjadi senjata makan tuan.

Raut wajah lelah Angga sudah tidak bisa dikondisikan lagi. Ia juga tidak peduli pulang dengan penampilan yang berantakan. Tubuh dan pikirannya lelah dan butuh tempat sandaran untuk melepaskan keluh kesah.

Tepat di saat kakinya menapaki anak tangga, riuh suara terompet dan sorak sorai beberapa orang yang meneriaki nama Angga membuatnya membalikkan badan.

Tepat di dekat anak tangga, Nova, para pelayan dan juga ajudannya menyambut kedatangan Angga dengan sebuah kehebohan.

“Selamat ulang tahun, Tuan Angga!!” Sorak mereka semua bersamaan. Nova yang berdiri di tengah-tengah mereka melangkah maju mendekati sang suami yang belum terlalu jauh menaiki tangga.

Di tangannya, kue berukuran sedang dengan gambar wajah Angga di atasnya membuat Nova terkekeh geli. Beberapa kali ia mengamati
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dilahap Ekspektasi

    “Bagaimana hasil pemeriksaannya, dokter? Apakah istri saya baik-baik saja?” Di ruang periksa yang didominasi oleh warna biru itu Angga tak sabar melayangkan pertanyaan yang sudah bersarang di kepalanya. Pria itu memajukan tubuhnya hingga menghimpit sisi depan meja kerja dokter. “Tidak ada masalah dengan kesehatan Bu Nova, begitu juga dengan rahimnya,” jawab Dokter. Helaan napas lega terdengar keluar dari mulut Nova. Di samping Angga, sejak selesai pemeriksaan oleh dokter kandungan, Nova tak bisa duduk diam. Ia diselimuti kegelisahan yang membuat sekujur tubuhnya panas dingin. Butuh usaha keras untuk meyakinkan diri sendiri ketika Angga mengajaknya pergi ke dokter. Pengalaman terakhir kali dirinya menginap di rumah sakit, menjadi pengalaman paling memilukan. “Lalu, bagaimana dengan rahim istri saya, dok?“ pertanyaan itu terdengar ambigu. Namun Angga tak terlalu peduli. Di pikirannya saat ini hanyalah harapan yang sempat terkubur beberapa waktu lalu. Anggap saja Angga terlalu opti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ketahuan Mesum

    Suara Nova terdengar jelas di telinga. Angga lantas menoleh ke arah sumber suara dengan gerakan terbata bak robot rusak.Tatapan Angga bertemu dengan tatapan Nova yang dipenuhi kecurigaan. “Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku, mas?” tanyanya lagi untuk kedua kalinya.Angga menelan ludahnya berat saat berhadapan langsung dengan Nova. Wanita itu masih setia di posisinya sampai Angga menjawab pertanyaan Nova.“Um, kamu hanya salah dengar. Aku tidak bicara apapun.” angga mengelak. “Bohong. Aku mendengar dengan jelas apa yang kamu katakan tadi, mas.” Ya, Angga tidak bisa berkata-kata lagi. Otaknya tidak mampu mengolah kata hingga pada akhirnya Angga tak bisa mengatakan apapun. “Baiklah aku akan mengaku,” kata Angga. Ia memasrahkan nasibnya saat ini pada Nova. Senyum penuh kemenangan Nova diiringi oleh aksinya yang memundurkan tubuhnya sendiri. “Baiklah, tolong katakan dengan sejujurnya, bapak Angga yang terhormat.” Nova sengaja menekankan panggilan khusus untuk sang suami saat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Melewati Batas

    “Maafkan aku ya, aku belum bisa mewujudkan harapan yang sudah kamu nanti-nanti.” Guratan kesedihan di wajah Nova menunjukkan betapa besar penyesalan yang sedang ia rasakan saat ini. Di depannya, wajah Angga terpampang nyata. Saat menatap pria itu, ada gejolak rasa bersalah yang membelenggu hati Nova. Apalagi ketika mengingat bagaimana reaksi Angga saat di rumah sakit tadi. Terlihat jelas raut penuh harapan dibalik emosinya yang menggebu.“Kenapa kamu meminta maaf? Ini bukan salahmu,” balas Angga. Ucapannya terdengar sangat lembut, hingga begitu nyaman saat menelusup ke telinga. Nova menurunkan pandangannya, tak berani menatap Angga karena tiap kali melihat wajah pria itu, Nova selalu teringat dengan sebuah kenyataan tentang Angga yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. “Aku tahu saat kita harus melepaskan calon anak kita kemarin, kamu pasti sangat kecewa. Seharusnya aku bisa menjaganya dengan lebih baik. Seharusnya aku bisa mengendalikan pikiranku dan seharusnya aku yang pergi bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ungkapan Cinta

    Terlalu sulit untuk Nova membayangkan bahwa selama ini sang suami menaruh hati padanya. Permainan dendam yang Angga lakukan sangatlah rapi hingga tak pernah terbesit di pikiran Nova akan hal itu. Kini, keduanya tengah berada di dalam mobil menuju sebuah tempat yang dirahasiakan oleh Nova. "Kita mau kemana, Nova? Kenapa mataku ditutup seperti ini? Gelap sekali," kata Angga mengeluh. Selain memiliki trauma mendalam atas kehilangan keluarganya, Nova juga baru mengetahui bahwa pria itu takut akan kegelapan.Tetapi, saat ini Nova harus sedikit tega pada sang suami demi kelancaran kejutan kecil yang sudah ia rancang sebelumnya. "Tenang saja, mas. Aku tidak akan membawamu kemanapun. Lebih baik sekarang kamu tidur dulu. Setelah sampai di tujuan, aku akan membangunkanmu," kata Nova. Angga mengangguk, kemudian menyandar kepalanya pada bantalan kursi mobil. Dari sisi kanan Angga, Nova bisa melihat betapa Angga berusaha keras untuk menyembunyikan kelelahannya. Pria itu bahkan tak menolak saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pria Terhebat

    Kalimat itu menggelitik telinga Angga. Deru napas Nova disusul dengan aroma sakura dari parfum yang dipakai Nova kali ini sontak membangunkan setan kecil dalam diri Angga. Menggodanya untuk terus menghirup aroma tubuh Nova yang memabukkan.Dua puncak hidung mereka saling beradu. Sesekali meninggalkan kecupan-kecupan kecil di wajah sang istri. “Jadi, sekarang kita resmi memanggil satu sama lain dengan sebutan sayang, ya?” ucap Angga dengan senyum puas.“Iya, masku sayang…” balas Nova tak kalah romantis. Keduanya terkekeh akan tingkah konyol mereka. Sedangkan Angga tertawa puas saat ia berhasil mencubit sebelah pipi Nova yang memerah.“Awh, sakit, mas,” protes Nova. Bibirnya mengerut bak karet. Melihat itu, Angga justru semakin tertantang untuk melakukan kejahilan-kejahilan lain. “Habisnya, kamu menggemaskan sekali, sayang.”“Masa? Ah, aku tidak percaya! Pria dingin sepertimu bagaimana bisa bersikap romantis? Yang ada sejak kita memutuskan untuk membangun rumah tangga berdasarkan cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kebencian Terhadap Aldo

    “Selamat pagi, Pak Angga. Kelihatannya pagi ini segar sekali.” Angga baru saja keluar dari rumah, disambut Chris yang sudah menunggunya di teras lengkap dengan setelan jas formal yang melekat di tubuhnya. “Pagi,” jawab Angga singkat. Namun itu tidak melunturkan niat Chris untuk sekedar mencairkan suasana dengan tingkat konyol pria itu. “Silahkan masuk, pak. Saya sudah siapkan mobil terbaik untuk mengantar bapak pergi ke kantor hari ini. Apalagi, melihat suasana hati Pak Angga sepertinya sedang sangat bagus. Apakah anda ingin segelas kopi sebelum sampai di kantor?” ucap Chris lagi. “Boleh, kita mampir dulu ke kafe langgananku,” balas Angga. Meski pintu mobil telah ditutup, Angga sengaja membuka jendela mobil ketika melihat sosok istrinya dan juga putri semata wayang mereka—Celva—keluar dari rumah itu.“Chris, tunggu sebentar,” ucap Angga menghentikan niat Chris yang hendak menginjak pedal gas mobil. Pria itu melirik ke arah kursi belakang mobil dan mendapati Angga keluar dari sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perdebatan Sengit

    “UNTUK APA LAGI KAU DATANG KEMARI, ALDO!?” Suara tinggi yang sangat Nova kenali itu membuat ia berjengit kaget. Nova terkejut saat suara berat dan penuh dengan emosi ditujukan pada Aldo yang tak kunjung pergi dari hadapannya.Nova menoleh ke arah sumber suara. Ekspresinya tak bisa lagi dikondisikan ketika melihat Angga yang sudah berdiri di samping mobil. Entah sejak kapan pria itu ada di sana. Jelas-jelas beberapa saat lalu, Angga sudah meninggalkan rumah bersama Chris. “Mas Angga..” Nova bergumam. Angga melangkahkan kakinya ke arah Nova, dengan kasar menarik tangan Aldo yang berkaitan dengan tangan istrinya. Emosi pria itu tak bisa dikendalikan, Nova tak ingin memperkeruh kekacauan yang sedang terjadi, sehingga ia menarik tangan Angga pelan mengajak pria itu untuk menjauh dari Aldo.“Mas, kumohon, jaga emosimu. Aldo sangat pandai mencari kelemahan. Kita tidak pernah tahu apakah dia datang sendiri atau diam-diam menyembunyikan sesuatu,” bisik Nova di telinga suaminya.“Tapi dia su

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Map Rahasia

    Hati wanita mana yang tak luluh ketika mendengar dirinya menjadi sosok yang amat berarti bagi prianya. Bolehkan Nova meneteskan air mata haru saat mendengar pengakuan yang begitu tulus dari Angga, hati Nova luluh seketika.Rona merah tipis-tipis menjadi tanda bahwa wanita itu tak bisa menahan kebahagiaan di hatinya.Angga mendesak tubuh Nova hingga tubuh Nova mematuk sandaran sofa. “Apa yang mau kamu lakukan, mas?” Bulu roma Nova berdiri ketika kulit Angga mulai bergesekan dengan kulit Nova. Pria itu bergerak menghimpit tubuh Nova hingga posisi mereka membuat Nova tak bisa bebas menggerakkan tubuhnya. “Mas..”Cup.Sebuah kecupan melandas tepat di bibir Nova. Kecupan itu memberikan efek kehut yang menggila dalam dada wanita itu. Rasanya candu, tak cukup diberikan hanya satu kali saja. “Bagaimana sekarang? Apakah sudah merasa lebih tenang?” tanya Angga. Pria itu tersenyum lebar. Namun, pertanyaannya langsung membuat Nova tersadarkan akan satu hal.Sekelumit kegelisahan yang mendera h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status