“Itu juga tidak bisa terlalu lama.”Jessica Xia mengerutkan kening dan berkata, “Waktu yang diberikan bos kepada kita terbatas. Jika kita tidak bisa memasuki rumah Calvin sesegera mungkin dan mendapatkan benda itu, kita …”Dia tidak mengatakan apa-apa setelah itu, tetapi wajahnya sangat serius.Karena mereka berdua tahu bagaimana bos akan menangani orang yang tidak bisa menyelesaikan tugas.Brad Yang menatap lubang darah kecil di ujung jarinya, yang tertusuk saat tes paternitas barusan.Semua orang menyaksikan dia menusuk jarinya dan mengambil sampel darah, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana dia mengubah sampel darah yang akhirnya diuji.Ini adalah teknik rahasianya."Aku pikir Suzy masih waspada terhadap kita. Berikutnya, kita harus menemukan cara untuk menembus pertahanan psikologisnya dan memperlakukan kita sebagai orang tua kandungnya."Brad Yang berkata pelan.Setelah dia mengatakan ini, dia menoleh untuk melihat Jessica Xia di sampingnya, seolah-olah dia telah mengubah wajahnya,
"Tuan Muda Kecil mengurung dirinya di kamar setelah dia kembali dari sekolah. Bahkan Nyonya Besar dan Nyonya tidak bisa membujuknya. Saya mendengar dari TK Luis bahwa Tuan Muda Kecil berkelahi dengan temannya di sekolah hari ini."Kepala pelayan Ming selesai berbicara dan memandang Suzy, dengan sedikit kelegaan dalam nada suaranya yang bersemangat, "Nona Suzy ada baiknya tinggal di sini, Nyonya Besar menyuruh saya untuk mengundang Anda."“Aku akan melihatnya sekarang.” Suzy tidak sabar untuk menuju kamar Welly.Ketika dia mengantarkan Welly ke sekolahnya tadi pagi, dia dengan jelas melihat bahwa Welly bergaul dengan teman-temannya sangat baik. Selain itu, Welly memiliki kepribadian yang sangat baik dan tidak pernah berjuang untuk kekuatan. Bagaimana dia bisa berkelahi dengan temannya?Dia benar-benar tidak percaya.Robert Calvin juga mengambil langkah panjang dan mengikutinya.Kepala Pelayan Ming bergegas mengikuti.Ketika tiba di kediaman Nyonya Besar Calvin, di dalam kamar, Nyonya Be
Dia merasa sakit hati, setelah memikirkannya, dia menghibur putranya, "Sayang, Mama percaya padamu, Mama akan menemanimu ke sekolah besok, ok? Di sekolah pasti ada dipasang kamera pengawasan, kita akan memperlihatkan video kamera pengawasan. Pada saat itu semua orang akan tahu kau tidak memukul orang, juga tidak akan salah paham denganmu.”"Tapi, aku tidak ingin melihat mereka sama sekali."Welly menundukkan kepalanya, sangat keras kepala.Meskipun otaknya sangat cerdas, tetapi dia hanya seorang anak dengan tubuh dan pikiran usia tiga tahun.Dia merasa sangat terpukul karena dituduh oleh begitu banyak anak-anak seusianya di sekolah.Suzy menatap Welly dengan cemas, dan ingin berbicara lagi.Di sebelahnya, suara Robert Calvin terdengar, nadanya jauh lebih keras dan tegas daripada Suzy, "Jika kau tidak pergi, mereka akan berpikir kau sudah memukul orang tetapi tidak berani mengaku salah dan memilih untuk melarikan diri. Apakah kau ingin semua orang salah paham denganmu selamanya, atau ka
Memikirkan hal ini, wanita tua itu terbatuk ringan dan berpesan pada Kepala Pelayan Paman Ming, "Ming, siapkan dua hadiah untuk orang tua Suzy, aku akan mengantarnya sendiri nanti."Sebelum Paman Ming menjawab, Robert Calvin mengerutkan alisnya, dan berkata, "Nenek, aku belum memberi tahu Paman Yang dan yang lainnya bahwa kau akan pergi juga. Apakah tidak terlalu terburu-buru? Kalau kau ingin bertemu dengan mereka, aku akan mengundang mereka ke rumah lain hari.”Nenek Jenny melambaikan tangannya dengan tidak sabar dan berkata, "Betapa merepotkan kalau begitu? Kebetulan hari ini Suzy akan bertemu dengan orang tuanya, kenapa kita tidak pergi bersama dan bersenang-senang. Setelah makan malam, aku akan mengundang mereka tinggal bersama kita selama beberapa hari.”Nenek Jenny sudah sabar ingin bertemu dengan orang tua Suzy sekarang.Melihat Robert Calvin mengerutkan alisnya dan merasa keberatan, dia segera mendengus dan berkata dengan kesal, "Aku dan ibumu juga melakukan ini demi kebaikanmu
Selama makan, berbeda dengan sikap Welly yang dingin, Lucy Liu dan Nenek Jenny sangat antusias dan ramah.Setelah makan malam, Nenek Jenny mengundang Brad Yang dan istrinya untuk tinggal di Rumah Keluarga Calvin sebentar.Jessica Xia tidak sabar ingin menanggapi.Brad Yang diam-diam menendang kakinya di bawah meja makan, lalu tersenyum dengan sopan dan berkata, "Terima kasih atas kebaikan Nyonya Tua, tetapi kami baru bertemu dengan putri kami, jadi berencana untuk membawanya pulang terlebih dahulu dan memberi tahu kabar baik ini pada kerabat keluarga kami.”Nenek Jenny mengerti dan mengangguk, "Ya, tidak apa-apa."Putri yang sudah lama menghilang akhirnya bisa ditemukan, tentu harus mengembalikan identitasnya terlebih dahulu."Kami pasti akan mengunjungi Nyonya Tua lain kali." Brad Yang berkata, lalu menoleh ke Suzy dan bertanya padanya, "Suzy, apakah kau bisa pulang bersama kami beberapa hari ini?""Mungkin ... Tidak bisa."Suzy berkata dengan berat hati, "Pekerjaanku agak sibuk akhir
Suzy bertanya, "Sayang, apakah kau tidak menyukai kakek dan nenek?"Welly sadar dari pikirannya dan menoleh ke Suzy.Robert Calvin, yang sedang bekerja dengan laptop, melirik Suzy sekilas ketika mendengar pertanyaan ini, lalu menarik kembali pandangannya dan terus membalas email.Welly tampak ragu-ragu.Suzy mendorongnya untuk berbicara, "Kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja terus terang pada Mama, ok?"Mata Welly berbinar, "Hm ... Aku khawatir Mama akan tidak senang jika aku mengatakannya.""Hah?"Suzy tersenyum, "Mama bukan orang yang mudah marah."Welly menghela napas, dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Ok, kalau begitu, aku akan mengatakannya."Suzy mengangguk.Welly berkata dengan percaya diri, "Aku merasa Mama sama sekali tidak mirip dengan kakek dan nenek."Suzy terkejut, dia tidak menduga putranya akan mengucapkan kata-kata ini.Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya untuk sementara, jadi dia tersenyum dan berkata, "Tapi, nenek dan nenek buyutmu berkata kita sangat mi
Ketika sedang menunggu di kantor, ponsel Suzy berbunyi.Dia melirik ID penelepon, itu adalah panggilan dari Hailey."Kak Suzy, jam berapa datang hari ini? Aku ingin mencocokkan beberapa data denganmu."Suzy bertanya, "Mendesak?"Setelah ragu-ragu sejenak, Hailey berkata "Ya".Suzy menatap Welly dan Robert Calvin di sebelahnya, setelah berpikir sebentar, dia berkata, "Aku belum bisa kesana sekarang, begini saja, bacakan data yang di perlukan, aku akan langsung mencocokan datanya lewat telepon.""Baik."Suzy berbisik pada Robert Calvin dan putranya, "Aku akan mengambil data di mobil."Robert Calvin langsung berkata, "Mengapa tidak menyuruh Wolter mengambilkannya untukmu?""Ini mendesak, aku akan pergi sendiri." Suzy menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke ponsel di tangannya.Sambil berbicara, dia berjalan keluar dari kantor.Wolter berdiri di depan pintu dan menyerahkan kunci mobil padanya.Sambil berbicara dengan Hailey di ponsel, Suzy berjalan ke Maybach hitam di depannya.Pada saat i
Setelah itu, dia mengeluarkan setumpuk uang dari dompetnya lalu melemparnya ke tubuh Suzy dengan angkuh.Uang kertas turun satu demi satu, dia bahkan tidak melihatnya lagi, menarik tangan gadis kecil itu dan pergi dengan tergesa-gesa."Kau …"Suzy tidak bisa menghentikannya, melihat ibu dan anak itu berjalan dengan cepat, dia tidak bisa berkata-kata.Ketika jatuh tadi, pergelangan kakinya terluka jadi dia tidak bisa mengejar mereka.Dia mengerutkan alisnya saat melihat uang kertas di kakinya.Kemudian dia membungkuk dan mengambil uang di tanah satu per satu.Mengambil kunci mobil, lalu masuk ke mobil untuk mendapatkan data yang diperlukan kemudian memutar nomor Hailey.Setelah mencocokan data, dia kembali ke kantor.Sebelum tiba di kantor, Wolter berjalan mendekat.Tatapan Wolter jatuh pada kaki Suzy yang pincang, dia buru-buru melangkah maju, dan berkata dengan penuh perhatian, "Nona Suzy, kaki Anda?"Suzy merasa sangat kesal ketika memikirkan sikap wanita itu, dan berkata, "Tadi terg
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny