"Kak Senior, ini adalah ringkasan dari beberapa hasil penelitian ku sebelumnya tentang conx01. Aku harap bisa mendengarkan pendapatmu."Dia menundukkan kepalanya dengan malu, "Hm ... Kalau kau tidak sempat, lupakan saja.""Ok, aku akan mengambilnya dulu." Suzy mengambilnya."Terima kasih!" Hailey tersenyum padanya.Saat pintu lift tertutup lagi, Suzy membuka dokumen yang diberikan Hailey.Setelah melihatnya sekilas, dia tampak terkejut.Ketika tiba di laboratorium, Suzy berganti pakaian kerja dan duduk di kantornya, bersiap untuk memulai pekerjaan hari ini.Pada saat ini, James Calvin datang dan menyerahkan sebuah daftar padanya.“Ini adalah informasi karyawan pusat penelitian yang kau inginkan. Aku sudah menyaringnya terlebih dahulu. Beberapa di antaranya tidak dimasukkan karena masih ada proyek yang harus ditangani. Kau lihat dulu siapa yang kau perlukan, aku akan mengkoordinasi."Suzy mengambilnya dan tersenyum, "Ok, terima kasih."Kemudian dia membuka daftar itu di depan James Calv
Dia sangat optimis dengan gadis itu, dan ingin memberinya kesempatan.Lantai 29.Departemen Pelatihan Litbang.Hailey dan Katy sedang memegang dokumen untuk difotokopi.Ketua tim yang bertugas melatih mereka berjalan dengan tergesa-gesa arah mereka dan mendesak, "Hailey, Katy! Kalian berdua cepat bersiap-siap untuk rapat di lantai atas!"Katy terkejut, "Rapat di lantai atas? Tapi kami hanya karyawan magang, bukankah di lantai atas ..."Ketua tim segera menyela dan menjelaskan, "Departemen Litbang baru saja membentuk tim khusus, dan kalian berdua terpilih untuk bergabung dengan mereka! Karyawan magang belum pernah mendapatkan kesempatan seperti ini sebelumnya, kalian berdua harus bekerja dengan baik, ambil kesempatan ini untuk diangkat menjadi karyawan tetap, kalian bahkan mungkin bisa dipromosikan!"Katy mengangguk, "Baik."Hailey berpikir sejenak dan bertanya, "Ketua, apakah ini terkait dengan pengembangan vaksin virus conx01?"Ketua tim meliriknya, dan berkata dengan iri, "Ini adalah
Setelah bercanda sejenak, suasana kembali santai dan harmonis seperti dulu.Tapi sekarang Anna Wen dan Ivan Zhang sudah menjadi pasangan, Suzy merasa seperti sedang mengganggu mereka.Mereka bertiga memutuskan akan makan shabu-shabu.Suzy teringat dengan Welly, Robert Calvin sekarang ada luar negeri, tidak ada yang menemani putranya, jadi dia ingin mengajaknya keluar.Anna Wen segera berkata, "Ok, aku sudah lama tidak melihat putra angkatku! Aku sudah membuatkan beberapa pakaian baru, tetapi tidak sempat memberikan padanya."Ivan Zhang mengangguk setuju, "Kebetulan aku juga ingin melihat Welly, mari kita jemput dia sekarang.""Ok, kalau begitu aku akan menelpon Paman Ming dulu."Suzy mengeluarkan ponselnya.Satu jam kemudian, mereka menjemput Welly dari rumah Keluarga Calvin dan pergi ke restoran shabu-shabu yang sudah direservasi oleh Ivan Zhang sebelumnya."Mama, selama papa pergi beberapa hari ini, Welly sangat kasihan. Tidak bisa tidur di malam hari. Bolehkah aku tidur bersama Mama
Waktu berlalu dengan cepat, dan sudah akhir pekan.Ketika sedang makan shabu-shabu bersama Anna Wen dan Ivan Zhang hari itu, dia kebetulan mengungkit kasus Siska Yu, dan mereka bertiga sudah sepakat akan mengunjunginya hari ini.Siska Yu adalah teman mereka, sebenarnya mereka tidak percaya Siska Yu bisa membunuh orang.Ivan Zhang sedang mengemudi, Suzy dan Anna Wen membawa beberapa barang untuk Siska Yu, mereka mengarah ke Penjara Distrik Timur Haicheng.Mobil melaju melewati perkotaan yang ramai, menuju pinggiran kota.Penjara itu dibangun di lereng gunung di Distrik Timur.Dari dalam mobil, terlihat sebuah bangunan abu-abu gelap dari kejauhan, menjulang di antara pegunungan dan hutan belantara.Ketika menaiki gunung di sepanjang jalan raya, suasana di sekitarnya sangat tenang, bahkan jarang terdengar suara burung, terutama di akhir musim gugur, tempat ini semakin sepi."Ketika aku datang ke sini bersama Kak Ivan, kami selalu tidak diizinkan untuk bertemu dengan Siska. Entah apakah ha
Di batasi partisi kaca yang tebal, Suzy akhirnya bertemu dengan Siska Yu yang sudah lama hilang.Dia dulu gesit dan cantik, tetapi wanita yang duduk di depan Suzy, terlihat kurus dan tidak bersemangat, seolah-olah lebih tua sepuluh tahun.Yang paling mengejutkan adalah ada beberapa bekas luka yang panjang di wajahnya, tampaknya digores oleh benda tajam, meskipun sudah sembuh, bekas luka yang mengerikan dan jelek itu masih terlihat jelas di setengah pipinya.Melihat Suzy dan yang lainnya, Siska Yu ingin bangkit dan pergi.Dengan penampilannya sekarang, dia benar-benar merasa sangat malu bertemu dengan siapa pun yang pernah mengenalnya.Sebelum Suzy ingin menghentikannya, pria di sampingnya berbicara lebih dulu, "Siska!"Mendengar suara ini, Siska Yu menghentikan langkahnya, dan menoleh, dia tampak sangat terkejut.Pria itu perlahan mengangkat tangannya dan melepaskan kacamata hitam dari wajahnya, memperlihatkan wajah yang tampan.Itu adalah Edward.Siska Yu menggerakkan bibirnya, dan be
Ketika memikirkan luka yang mengerikan di wajah Siska Yu, Suzy menghela napas, "Aku khawatir dia tidak bisa masuk ke dunia hiburan lagi."Edward merapatkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.Setelah memasuki kota, Suzy langsung menyebutkan alamat villa Keluarga Wang.Tak disangka, setiba di sana, mereka melihat pintu villa sudah disegel.Tulisan di atas segel menyebutkan villa ini dimasukkan dalam lelang agunan bank.Apa yang terjadi?Suzy sangat terkejut, tetapi dia juga merasa bingung, karena dia sudah menghapus nomor ponsel Karen Wang.Tampaknya tidak mudah menemukan Karen Wang saat ini.“Seharusnya kantor manajemen memiliki kontaknya, aku akan menanyakannya dulu.” Edward berjalan menuju kantor manajemen.Suzy masih berdiri di depan villa, tiba-tiba dia teringat dengan kejadian Robert Calvin menarik Karen Wang ke dalam Ruang VIP di restoran. Apakah mungkin Robert Calvin mengetahui Karen Wang ada di mana sekarang?Dia tiba-tiba memikirkan kemungkinan ini.Tetapi dia merasa tidak
Jika bukan karena orang itu tiba-tiba mengangkat kepalanya, Suzy benar-benar tidak percaya bahwa wanita ini adalah Karen Wang yang dia cari!Bagaimana dia bisa menjadi seperti ini?Sementara Suzy tertegun, Karen Wang menundukkan kepalanya, lalu berbalik dan ingin pergi seolah-olah sengaja menghindarinya."Tunggu sebentar."Suzy bergegas mengejar dan menghalanginya.Dia tidak bisa bersembunyi lagi, jadi hanya memeluk erat-erat pakaiannya yang berantakan dengan kedua tangannya, dan menatapnya dengan marah, "Suzy, apa kau datang ke sini untuk melihat betapa menyedihkannya aku? Sekarang kau sudah merasa puas?!"Suzy mengerutkan alisnya, dan berkata dengan tenang, "Aku tadi pergi ke rumahmu dan melihat rumahmu sudah digadaikan. Apakah kau sudah bangkrut dan sangat membutuhkan uang? Tapi ada banyak cara untuk menghasilkan uang, kau bisa memilih pekerjaan lain daripada …”Dia berhenti sejenak, melirik Karen Wang, menyadari apa yang sedang terjadi, dan melanjutkan, "Karena kau sudah memutuskan
Benar, meskipun Karen Wang harus bertahan hidup dengan mengkhianati tubuhnya sekarang, dia masih belum menyerah dan berharap suatu hari bisa bangkit lagi.Suzy merasa curiga dengan jawabannya, dan bertanya, "Ketika aku akan meninggalkan Haicheng, bukankah kau menyuruh Theo membiusku dan menjualku ke pegunungan? Bagaimana mungkin kau tidak bertemu dengannya lagi setelah rencanamu gagal?”"Aku ..." Karen Wang merasa panik, tetapi dia segera menggelengkan kepalanya, "Dia tidak bisa menyelesaikan tugas, untuk apa aku bertemu dengannya? Tentu saja tidak bertemu dengannya."Suzy terkekeh, lalu bertanya, "Benarkah?"Dia menangkap poin penting dalam ucapan Karen Wang, dan berkata dengan penasaran, "Theo tidak dapat menyelesaikan tugas yang kau berikan, dan kau takut akan menimbulkan lebih banyak masalah, jadi kau membunuhnya ... Bukankah ini masuk akal? Setidaknya, kau memiliki motif pembunuhan, bukan?"Karen Wang menatap Suzy dengan ngeri, "Kau, kau omong kosong!"Suzy memanfaatkan kegelisaha
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny