Suzy di samping menekuk bibirnya, dan ketika obrolannya tentang idola, Anna telah benar-benar berubah menjadi gadis pemburu bintang.Dia menoleh dan tiba-tiba menemukan bahwa Ivan Zhang juga menatap Anna Wen, tidak tahu apa yang dia pikirkan.Sepanjang jalan, Anna Wen berbicara dengan antusias dengan Siska Yu, tetapi mereka berbicara tentang idolanya Ah J.Setelah menghentikan mobil, Anna akhirnya menenangkan kegembiraannya, dan ketika dia melihat ke atas, sebuah gunung yang rimbun berdiri di depan matanya.“Kak Suzy, apa yang kita lakukan di sini?” dia bertanya setelah itu."Tujuan kita sore ini adalah untuk mendaki ke puncak gunung. Untuk barang lain, Ivan dan aku sudah menyiapkannya. Kita akan merayakan ulang tahunmu di gunung malam ini," ucap Suzy.Setelah mendengar ini, Anna Wen melirik perutnya tanpa sadar, "Mendaki gunung? Tapi kak Suzy, tubuhmu ..."Apa bisa mendaki gunung saat hamil?“Dia naik bus wisata.” Ivan Zhang berkata, kekhawatiran Anna Wen sudah dipikirkan ketika merek
Bagaimana bisa dia? Selain itu, masih seperti ini?Suzy tidak bisa mempercayainya, sendirian menaiki bus wisata, dia bisa bertemu pria ini di sini.Dan suasana ini tidaklah asing.Dia teringat dia pada masa helikopternya jatuh, kondisinya sama persis dengan waktu itu.Rob Calvin juga mengenali Suzy, dan berkata dengan susah payah, "Bantu aku."Suzy mengerutkan kening, dia sedang mempertimbangkan apakah akan membantunya.Memikirkan dia menutupi Karen Wang, dia merasa bahwa pria ini benar-benar penuh kebencian, dan itu benar-benar tidak layak untuk diselamatkan.Tetapi melihat darah di dadanya, tidak menyelamatkannya kemungkinan akan mengancam jiwanya. Penyembuh, selamatkan yang mati dan sembuhkan yang terluka.Motto ini telah lama tertanam di jiwanya.Selain itu, dia juga berpikir bahwa pria ini adalah ayah dari anak di perutnya. "Anggaplah sebagai terakhir kalinya aku akan menyelamatkanmu!" Suzy menggertakkan giginya dan memanggil pengemudi itu.Mereka berdua membawa Rob Calvin ke da
Darahnya mengalir terlalu banyak, kalau ini dibiarkan, yang seharusnya tidak bermasalah akan menjadi masalah.Suzy berencana untuk menjahit lukanya setelah mencapai puncak gunung.Ketika bus wisata mencapai puncak gunung, sebuah helikopter mendarat dan berhenti pada saat yang bersamaan.Ketika Wolter turun dari helikopter terlebih dahulu, dia benar-benar terkejut ketika melihat Suzy dan Rob Calvin sedang bersama.Namun, dia tidak punya waktu untuk menyapa Suzy perhatiannya tertuju pada cedera Rob Calvin, ekspresinya berubah, "Tuan Muda!"Dengan bantuan Wolter, Rob Calvin turun dari bus dan bertanya, "Pesta pertunangan sudah mulai?"“Masih ada 40 menit, semua pakaiannya sudah saya bawa.”"Jalan.” Rob Calvin mengeluarkan sepatah kata pun dengan singkat.Wajah Wolter penuh dengan ketidaksetujuan, dan dia ragu-ragu: "Luka Tuan, atau kita pergi ke rumah sakit dulu ...""Bisa menahannya." ucap Rob menggertakkan giginya.Suzy yang sedang berdiri di samping, secara tidak langsung mendengarkan
Peristiwa Rob Calvin menyelamatkannya dan jatuh dari jembatan melintas di benak Suzy.Dia segera mengalihkan pandangannya, tetapi ketika dia melihat langit yang tinggi di luar jendela, kakinya menjadi lemas, dan dia hanya menutup matanya dan tidak berani melihat.Setelah melihat ini, mata Rob bergerak sedikit, menahan rasa sakit dari lukanya, dan dia berkata dengan suara yang dalam, "Wolter, tutup tirainya."Pada saat ini, Wolter sepertinya sadar Suzy takut ketinggian, dia segera menutup tirai di kedua sisi, dan kursi belakang helikopter membentuk ruang tertutup.“Kamu bisa membuka matamu.” Suara tertahan Rob terdengar rendah.Suzy menggelengkan kepalanya, "Aku ..." "Tidak apa-apa." ia berkata pelan, tetapi ada kekuatan tak terlihat dalam suaranya.Dengan sedikit keraguan, dia dengan ragu membuka matanya perlahan.Jendela terhalang oleh tirai, jadi tidak dapat melihat bagian luar, dan kaca di depan kursi pengemudi juga terhalang oleh sandaran kursi yang tinggi.Selama tidak dapat meli
Saat Robert Calvin membuka matanya, Suzy jatuh ke arahnya.Dia segera mengulurkan tangan untuk menangkapnya, tetapi Suzy dengan sigap mencengkram sandaran kursi di kedua sisi kepalanya, dan berhasil menopang tubuhnya, dan sekarang jarak di antara mereka hanya sekitar 20 cm.Nyaris saja!Suzy menghela napas lega.Jika dia menimpa Robert Calvin, maka luka yang baru dia jahit akan robek lagi.Suzy perlahan berdiri, lalu duduk di kursi di sebelahnya.“Tuan muda Calvin, acaranya akan dimulai dua puluh menit lagi. Kita seharusnya bisa tiba tepat waktu.” Wolter yang duduk di belakang melirik kantung yang ditaruh di bawah meja, dan berkata dengan ragu-ragu, “Mau ganti pakaiannya ... sekarang?""Ya." Robert Calvin berkata.Dia melirik Suzy.Suzy berkata, "Aku tidak tertarik melihatmu berganti pakaian! Wolter, tukar tempat denganku.""Baik." Wolter segera menanggapi.Suzy pindah ke kursi belakang, Wolter berpindah tempat ke depan untuk membantu Robert Calvin berganti pakaian.Suzy memalingkan wa
Melihat hanya Karen Wang yang muncul, tebakan mereka sepertinya benar. Beberapa orang tamu bersiap keluar dari ruang perjamuan.Pada saat ini, sebuah helikopter terbang mendekat bawah sinar matahari yang hampir terbenam.Karena kedua sisi helikopter tertutup tirai, tidak ada yang bisa melihat orang di dalamnya.Ketika helikopter mendarat di platform atas kapal pesiar, pintu helikopter terbuka, seorang pria dengan setelan mewah berjalan turun.“Tuan muda Calvin!” Seseorang berseru.Ketika melihat Robert Calvin muncul, Karen Wang menghela napas lega.Dia sudah datang!Dia menyambutnya dengan antusias, tetapi samar-samar melihat seorang wanita lain di dalam helikopter, dan wajahnya cukup akrab!Suzy merasakan ada yang melihatnya, tetapi tidak menampakkan diri.Ini adalah acara pertunangan Karen Wang dan Robert Calvin, dia tidak pantas muncul di sini.“Tolong antarkan dia kembali dengan selamat.” Wolter berkata pada pilot helikopter.Setelah berbicara, dia menoleh ke Suzy: "Nona Suzy, teri
Setelah menangani luka Siska Yu, langit sudah gelap.“Tidak bisa melihat apa-apa di sini, kita tidak perlu turun lagi, bukan?” Anna Wen melihat ke sekeliling dan berkata.“Hah?” Siska Yu terkejut. Dia merasa tidak nyaman jika harus digendong turun gunung lagi.“Hari ini adalah hari ulang tahunmu, acara baru akan dimulai.” Suzy berkata, lalu menarik tangan Anna Wen, “Lihat, ada apa di sana?”Anna Wen mendongak.Seberkas cahaya meluncur ke atas langit malam dan meledak dengan kencang.Setelah itu, diikuti oleh cahaya lain, satu per satu meledak di langit malam, kembang api bermekaran.Anna Wen menahan napas, terpesona dengan festival kembang api yang tiba-tiba muncul.Matanya berkaca-kaca, "Kak Suzy, kalian ..."Ketika menoleh, dia melihat Suzy dan Ivan Zhang sedang berjalan ke arahnya sambil mendorong sebuah kereta dengan kue dan lilin yang menyala di atasnya."Anna, selamat ulang tahun!" Suzy berhenti di depannya dan tersenyum."Anna Wen, selamat ulang tahun." Ivan Zhang juga berkata.
Melihat orang yang datang adalah Joan Calvin, Karen Wang menyembunyikan emosinya.“Karen, aku mengantarkan anggur dan makanan penutup. Eh, kenapa kakak ku tidak ada di dalam kamar?” Joan Calvin memegang nampan dan melirik ke dalam."Hari ini adalah hari pertunanganmu. Bukankah sudah disepakati akan merayakannya sehari semalam di kapal pesiar? Dia meninggalkanmu sendirian di sini, dan pergi begitu saja. Sungguh keterlaluan!" Kata Joan Calvin.Karen Wang tersenyum dengan canggung, "Robert... seharusnya ada urusan mendesak jadi pergi dulu."“Baiklah, makanan ini untukmu, tadi aku melihatmu hanya makan sedikit.” Joan Calvin menyodorkan nampan ke Karen Wang lalu pergi.Karen Wang mengerutkan kening dengan curiga.Ketika Joan Calvin berjalan ke koridor, dia melihat sekeliling dan memastikan tidak ada orang lain, lalu mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor telepon.Dia berbisik: "Aku sudah memastikan, dia tidak ada di kamar. Kapan kau akan memberiku barang-barang itu?... Baik, aku akan menu
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny