Kantor CEO tidak kedap suara, terdengar suara percakapan dari dalam."CEO Han, tampaknya mereka sudah menyerah dan tidak menyelidiki kematian Han Sonia lagi. Tanpa campur tangannya, kerjasama kita akan semakin lancar. Apakah rencana CEO selanjutnya?"“Tentu saja, aku tahu apa yang kau inginkan, kau juga tahu apa yang aku inginkan!” Han Mozart berkata sambil tersenyum."Grup Calvin..."Di luar pintu, Suzy merasa agak canggung, dan melirik Asisten Sang, bertanya-tanya apakah mereka sebaiknya pergi dulu.Tapi Asisten Sang tampak acuh tak acuh, seperti sudah terbiasa.Dia hanya bisa tetap berdiri di sana, dan mendengarkan rencana perseteruan antara Grup Han dan Grup Calvin.Setelah beberapa saat, percakapan mereka akhirnya berakhir.Suzy menghela nafas lega.Pintu kantor CEO dibuka, seorang pria yang mengenakan jas dan sepatu kulit berjalan keluar dengan tenang."Tuan James." Sandy tersenyum, dan menyapanya. Suzy yang berdiri di sampingnya juga ikut menyapanya.Memikirkan kata-kata yang di
Han Mozart melanjutkan: "Grup Han dan Grup Calvin selalu berselisih. Kau telah bergabung dengan kami, jadi telah menjadi bagian dari kami, kelak jika terjadi persaingan yang tak terhindarkan di lapangan, aku harap kau dapat berpegang teguh pada pendirianmu.”Suzy mulai memahami perkataan James Calvin tadi.James Calvin berkonspirasi dengan Han Mozart, sedangkan dia bergabung dengan Grup Han, jadi mereka berada di pihak yang sama. Pantas saja, dia sengaja menekankan mereka akan sering bertemu kelak.Suzy tersenyum dan berkata, "Apakah CEO Han merasa aku akan berhubungan dengan Keluarga Calvin lagi?""Bukan itu maksudku. Aku percaya kau adalah orang yang tegas. Karena sudah memutuskan hubungan dengan Keluarga Calvin, kau pasti tidak akan melihat ke belakang," kata Han Mozart.Suzy mengangguk, sepertinya Han Mozart juga menyadari hal ini, jadi apa tujuannya mengatakan hal ini?Dia tidak ingin menebak-nebak, jadi berkata terus terang: "Tujuanku bergabung dengan Grup Han sangat jelas, un
Robert Calvin mencemooh, "Itu tergantung pada kemampuan Han Mozart."Entah apa yang dia pikirkan, wajahnya tiba-tiba menjadi suram.Wolter memberanikan diri untuk bertanya, "Tuan muda Calvin, apakah Anda mengkhawatirkan sesuatu?""Tidak." Dia menyangkal.Wolter bersiap untuk keluar, tetapi terdengar suara Robert Calvin yang bertanya dengan ragu-ragu: "Hari ini, Suzy mulai bekerja di Grup Han?"Wolter terkejut, "Aku tidak tahu."Dia tatapan dingin menimpanya.Apa dia salah menjawab?Wolter tidak tahu, jadi dia terbatuk dengan gugup, "Tuan muda, bukankah Anda mengatakan tidak perlu memperhatikan perkembangan Suzy, apalagi melapor pada Anda?""Apakah aku pernah mengatakannya?""Ya, pada saat..." Wolter ingin memulihkan ingatan tuan mudanya. Tetapi Robert Calvin sudah menyelanya dengan tidak sabar, "Suzy telah bergabung dengan Grup Han, mulai sekarang dia adalah bagian dari kelompok Han Mozart, jadi awasi dia dengan ketat! Jika ada pergerakan, harus melapor padaku.""..." Meskipun Suzy b
“Jangan senang dulu.” Karen Wang tetap waspada. Dia mengeluarkan cermin dan memeriksa riasannya, tiba-tiba menunjuk ke pipinya, dan berkata, “Tampar wajahku. "Inggrid: "Kak Karen, maksudmu?""Pukul dengan kencang," kata Karen Wang dengan tegas.Plak!Inggrid memegang telapak tangannya, "Kak Karen, kau sendiri yang menyuruhku untuk memukulmu."“Jangan khawatir, aku tidak akan menyalahkanmu.” Karen Wang tersenyum puas melihat melihat bekas tamparan yang kemerahan di separuh wajahnya.Ketika Robert Calvin datang, sedang diadakan audisi untuk pemeran pembantu "Man in White". Karena sampai sekarang pemainnya belum ditetapkan, sutradara memutuskan untuk meminta Karen Wang dan Siska Yu beradu akting. Sekarang adalah giliran Siska Yu berperan sebagai pemeran pembantu Cut!Sebuah tamparan melayang ke wajah Karen Wang, wajah Sisca Yu merona merah karena amarah."Flora Zhang, kau tidak peduli dengan nyawa dan keselamatan seorang dokter, apakah pantas menjadi seorang dokter? Kau tidak diperluka
Tapi dia merasa heran, kenapa Tuan muda Calvin datang tepat pada saat sutradara tidak ada, bahkan muncul kejadian seperti ini...Namun sutradara dan Edward sangat menyukai Siska Yu, apa harus dia lakukan?Wakil asisten merasa dilema, tetapi dia mendengar Karen Wang berkata: "Robert, kami hanya berakting sesuai naskah. Kurasa dia tidak melakukannya dengan sengaja." Robert Calvin meliriknya, dan berkata, "Kau masih ingin membelanya? Sudahlah, aku akan membawamu ke ruang tunggu dulu."Asisten Inggrid segera melangkah maju, "Kak Karen, ayo, aku bantu."Karen Wang menatapnya dalam-dalam. Asisten bodoh ini, apakah tidak bisa melihat, dia ingin Tuan muda Calvin yang membantunya?Karena asisten sudah membantunya, Robert Calvin secara spontan menarik tangannya kembali.Di ruang tunggu.Karen Wang sedang duduk di sofa.Robert Calvin berdiri di samping, menatapnya, dan berkata, "Aku setuju dengan apa yang kau katakan di telepon. Melihat keadaanmu sekarang, aku juga berpikir kau tidak perlu begit
Begitu menerima kabar ini, Edward langsung menelepon Robert Calvin.Mendengar dia akan menarik diri, Robert Calvin terkejut, dan berkata dengan ketus, "Aku tidak bisa mentolerir tindakan Siska Yu yang melukai Karen. Jika bukan karena kemurahan hati Karen yang memintaku untuk memberinya kesempatan, dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk ambil bagian dalam produksi ini.”“Benarkah?” Edward tersenyum sinis.Dengan pengalamannya selama bertahun-tahun di dunia hiburan, dia sudah melihat terlalu banyak tipu muslihat dan menyadari ada banyak hal yang tidak seperti yang terlihat di permukaan.Karena itu, dia sangat kecewa dengan keputusan Robert Calvin.Benar-benar sangat kecewa!"Alasan aku setuju untuk kembali ke China adalah untuk "Man in White". Sekarang aku merasa sangat kecewa dan sudah kehilangan minat. Aku telah memesan tiket pesawat untuk besok untuk kembali ke luar negeri." Edward berkata.“Edward!” Robert Calvin tidak menyangka keputusannya akan mendorong Edward berbuat senekad
Kemudian, dia mengetahui Edward telah menarik diri dari "Man in White" kembali ke luar negeri.Mungkin itu adalah terakhir kali dia melihatnya.Tidak, pasti akan bertemu lagi!Siska Yu menyimpan keinginan ini dalam lubuk hatinya.Orang yang paling tidak bisa menerima kepergian Edward adalah Joan Calvin.Dia telah menunggunya begitu lama, tak disangka pria itu akan pergi begitu saja karena Siska Yu"Siska Yu, wanita jalang ini, menggunakan wajah polosnya untuk memikat Edward. Sekarang Edward sudah pergi, mari kita lihat siapa yang bisa melindunginya lagi!"Joan Calvin berkata dengan marah, lalu melihat Karen Wang yang duduk di seberangnya, lalu merendahkan suaranya, "Karen, kalian akan mulai syuting besok, kau akan bertemu dengan Siska Yu saat syuting, pikirkan cara untuk mengerjainya, sebaiknya bisa menemukan kelemahannya agar bisa memastikan dia tidak bisa bergelut dalam industri hiburan lagi kelak."“Akan aku pikirkan bagaimana caranya,” kata Karen Wang.Meskipun Joan Calvin tidak me
Pada hari pertama Suzy bekerja di laboratorium, selain Ivan Zhang, ketiga anggota tim lainnya menunjukkan sikap tidak bersahabat.Mereka sudah mendengar tentang dia, tetapi masih skeptis terhadap kemampuannya. Bagaimanapun, dia adalah seorang mahasiswa kedokteran yang belum lulus, dia seharusnya magang di sini seperti Ivan Zhang.Bagaimana mungkin pantas memimpin mereka untuk menyelesaikan proyek penelitian ini?Suzy menyadari tatapan hina anggota timnya, namun tidak berkata apa-apa. Sebaliknya, dia akan bekerja keras untuk membuktikan kemampuannya.Setelah mempelajari perkembangan penelitian, dia segera menyusun rencana penelitian berikutnya dengan sangat terperinci, melakukan pembagian kerja, bahkan memimpin percobaan secara langsung.Hanya dalam waktu sehari, ketiga anggota tim yang awalnya merasa tidak puas tiba-tiba menyadari Suzy memang mampu memimpin tim, dan segera mengubah pandangannya.Setelah menyelesaikan pekerjaan, Suzy pergi untuk berganti pakaian.Seorang anggota tim mer
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny